• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Pengertian Usaha Kecil dan Menengah

2.4.1 Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998

Pengertian Usaha Kecil Menengah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

2.4.2Berdasarkan Undang – undang Nomor 9 Tahun 1995

UKM adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional, dengan kekayaan Rp. 50 juta – 200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) dan omset tahunan ≤ Rp. 1 Miliar.

Pengertian pengelompokkan kegiatan usaha dapat ditinjau dari jumlah pekerja senagai berikut : Usaha kecil adalah unit usaha dengan jumlah tenaga kerja paling sedikit lima orang dan paling banyak 19 orang termasuk pengusaha. Sedangkan industri rumah tangga adalah unit usaha dengan jumlah tenaga kerja paling banyak empat orang termasuk pengusaha. Sedangkan industri skala menengah dan besar

adalah unit usaha dengan jumlah pekerja lebih dari 20 orang (Tambunan, 2000 : 670)

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor. 31 6/KMK.06 1/1994, usaha kecil di defenisikan sebagai perorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan/usaha yang mempunyai penjualan / omset setinggi – tingginya Rp. 600 juta (di luar tanah dan bangunan yang ditempati) terdiri dari :

a. Badan usaha (Fa, CV, PT, dan Koperasi).

b. Perorangan (pengrajin / industri rumah tangga, petani, peternak, nelayan, perambah hutan, penambang, pedagang barang, dan jasa, dan sebagainya).

2.4.3 Jenis dan Bentuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Menurut Wibowo (2003:5), kegiatan perusahaan pada prinsipnya dapat dikelompokkan dalam tiga jenis usaha yaitu :

a. Jenis usaha perdagangan distribusi

Jenis usaha ini merupakan yang terutama bergerak dalam kegiatan memindahkan barang dari produsen ke konsumen atau dari tempat yang mempunyai kebutuhan persediaan ketempat yang membutuhkan. Jenis usaha ini diantaranya bergerak di bidang pertokoan, warung, rumah makan, peragenan (filial), penyalur ( whole saler), pedagang perantara, tengkulak, dan sebagainya. Komisioner dan makelar dapat juga dimasukkan dalam kegiatan perdagangan karena kegiatannya dalam jual beli barang.

b. Jenis usaha produksi

Industri adalah jenis usaha yang terutama bergerak dalam kegiatan proses pengubahan suatu bahan / barang lain yang berbeda bentuk atau sifatnya dan mempunyai nilai tambah. Kegiatan ini dapat berupa produksi / industri pangan, pakaian, peralatan rumah tangga, kerajinan, bahan bangunan, dan sebagainya. Dalam hal ini, kegiatan dalam budidaya sektor pertanian / perikanan / peternakan / perkebunan dan kegiatan penangkapan ikan termasuk jenis usaha produksi.

c. Jenis usaha komersial

Usaha jenis komersial merupakan usaha yang bergerak dalam kegiatan pelayanan atau menjual jasa sebagai kegiatan utamanya. Contoh jenis usaha ini adalah asuransi, bank, konsultan, biro perjalanan, pariwisata, pengiriman barang (ekspedisi), bengkel, salon kecantikan, penginapan, gedung bioskop, dan sebagainya termasuk praktek dokter dan perencanaan bangunan

2.4.4 Keunggulan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Adapun yang menjadi keunggulan dari usaha kecil dan menengah adalah :

a. Tetap bertahan dan mengantisipasi kelesuan perekonomian yang diakibatkan inflasi maupun berbagai faktor penyebab lainnya. b. Tanpa subsidi dan proteksi, usaha kecil dan menengah (UKM) di

c. Usaha kecil yang informasi mampu berperan sebagai penyangga (buffer) dalam perekonomian masyarakay lapisan bawah.

d. Kemampuan menciptakan kesempatan kerja cukup banyak atau penyerapannya terhadap tenaga kerja.

e. Independen dalam menentukan harga produksi atau barang – barang atau jasa – jasa yang dihasilkannya.

f. Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang cepat berubah dengan cepat dibanding dengan perusahaan skala besar yang pada umumnya birokratis.

g. Prosedur hukum yang sederhana.

h. Pajak relatif ringan, sebab yang dikenakan pajak bukanlah perusahaannya tetapi pengusahanya.

i. Mudah dalam proses pendiriannya.

j. Mudah untuk dibubarkan pada waktu yang dikehendaki. k. Pemilik mengelola secara mandiri dan bebas waktu. l. Pemilik menerima seluruh laba.

m. Umumnya mempunyai kecenderungan untuk bertahan (survive). n. Usaha kecil dan menengah (UKM) sangat cocok untuk didirikan

oleh para pengusaha yang sama sekali belum pernah mencoba untuk mendirikan suatu usaha sehingga memiliki sedikit pesaing. o. Terbukanya peluang dengan adanya berbagai kemudahan dalam

peraturan dan kebijakan pemerintah mendukung berkembangnya usaha kecil di Indonesia.

p. Diversifikasi usaha terbuka luas sepanjang waktu dan pasar konsumen senantiasa tergali melalui kreativitas pengelola.

q. Relatif tidak membutuhka investasi yang terlalu besar, tenaga kerja yang tidak berpendidikan tinggi, serta sarana produksi lainnya yang tidak terlalu mahal.

r. Terdapatnya dinamisme manajerial dan peranan kewirausahaan.

2.4.5 Kelemahan Usaha Kecil dan Menengah

Adapun Kelemahan dari Usaha Kecil dan Menengah (UKM) adalah : a. Umumnya usaha kecil dan menengah tidak pernah melakukan studi

kelayakan, penelitian pasar, analisis perputaran uang tunai / kas serta penelitian lainnya yang diperlukan dalam suatu aktivitas bisnis.

b. Tidak memilik perencanaan sistem jangka panjang, sistem akutansi yang memadai serta alat – alat manajerial lainnya (perencanaan, pelaksanaan, serta pengendalian usaha) yang diperlukan oleh suatu perusahaan bisnis yang profit oriented.

c. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai kekurangan dalam informasi, baik itu informasi pasar, produk, dan informasi lainnya yang berhubungan dengan bisnis.

d. Kurangnya petunjuk penjelasan tekhnis operasional kegiatan dan pengawasan mutu hasil kerja dan

e. produk, serta seiring tidak konsisten dengan ketentuan order atau pesanan yang mengakibatkan klaim atau produk yang ditolak.

f. Terlalu banyak biaya – biaya yang diluar pengendalian serta hutang – hutang yang tidak bermanfaat, juga tidak dipatuhinya ketentuan – ketentuan pembukuan standar.

g. Pembagian kerja pada usaha kecil dan menengah tidak profesional, sering terjadi pengelolaan memiliki pekerjaan yang melimpah atau karyawan yang bekerja di luar batas jam kerja standar.

h. Kesulitan mengenai kebutuhan modal kerja, sebab tidak dilakukan perencanaan kas.

i. Sering terjadi kelebihan persediaan barang yang tidak laku.

j. Resiko dan hutang – hutang pihak ketiga di tanggung oleh kekayaan pribadi pemilik.

k. Sumber modal terbatas pada kemampuan pemilik dan kesempatan untuk mendapatkan kredit dan bank sangat kecil.

Dokumen terkait