• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan dan Pengukurannya

Dalam dokumen Rini Sovia S 5806004 (Halaman 27-34)

A. Landasan Teori

2. Pengetahuan dan Pengukurannya

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek atau informasi tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Notoatmodjo (2003).Selanjutnya menurut Bloom, untuk memperoleh pengetahuan dibutuhkan proses kognitif yang merupakan hal penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

Tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh sumber informasi yang didapat dalam pengalaman hidupnya. Dengan pengetahuan yang dimilikinya maka seseorang akan merubah sikap, niat, dan perilakunya dalam mencegah, menghindari atau mengatasi faktor risiko dalam kehamilan.

commit to user

11

Adanya informasi juga dapat menambah pengetahuan.

Pengetahuan dapat merubah sikap dan sikap seseorang dapat terlihat sebagai perilaku. Cara mengubah ketidaktahuan serta sikap dan perilaku itu antara lain melalui pendidikan (Suryaningrat ,2005)

Dengan pengetahuan kesehatan maka diharapkan akan tercipta perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Kesadaran masyarakat diatas disebut tingkat kesadaran atau pengetahuan masyarakat tentang kesehatan (health literacy). Lebih dari itu, pengetahuan kesehatan pada akhirnya bukan hanya mencapai health literacy pada masyarakat saja, namun yang lebih penting adalah mencapai perilaku kesehatan (healthy behaviour). Kesehatan bukan hanya diketahui atau disadari (knowledge) dan disikapi (attitude), melainkan harus dikerjakan dalam kehidupan sehari – hari.

Sesuai dengan teori Tingkah Laku Terencana (The Theory of Planned Behaviour) yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen, yang menggambarkan adanya hubungan antara pengetahuan (knowledge), keyakinan (beliefs), sikap (attitudes) dan perilaku (behaviour). Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan yang mengarah pada suatu sikap tertentu dan sikap mengarah pada suatu niat untuk mewujudkan perilaku sehingga seseorang akan berperilaku sesuai dengan keyakinan tersebut.

PENGETAHUAN SIKAP PENGARUH LAIN

Gambar 2.7 Model tentang perilaku seseorang terhadap suatu objek (Dayakisni, 2003 ; Notoatmodjo, 2003).

commit to user

12 yang termasuk pengaruh lain adalah agama, nilai – nilai yang dianut, pengalaman, lingkungan dan kondisi sosial

Sikap terdiri dari komponen perasaan, pikiran, dan dilihat melalui tindakan. Sikap dapat bersifat positif atau juga negatif. Memberikan perhatian, menyenangi, dan mendekati adalah manifestasi dari sikap positif. Sedangkan kebalikan dari hal itu seperti menghindari, memberikan jarak dan membencinya adalah sikap yang negatif (Boulay ,1999)

Menurut Notoatmodjo (2003 ), pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

1. Tahu ( Know )

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk didalamnya adalah mengingat kembali ( recall ) terhadap suatu yang bersifat spesifik dari seluruh bahan yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima oleh karena itu, “Tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami ( Comprehension )

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut dengan benar. Orang telah paham terhadap suatu obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, meyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang telah dipelajari.

3. Aplikasi ( Application )

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan

commit to user

13

hukum-hukum, rumusan metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis ( Analysis )

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan yang lain.

5. Sintesis ( Synthesis )

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi yang ada.

6. Evaluasi ( Evalution )

Evalusi ini biasanya dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek penelitian itu berdasarkan suatu kriteria yang telah ada.

2.2 Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui disesuaikan dengan tingkat – tingkat dalam kawasan kognitif (Notoatmodjo , 2003).

Skinner seperti dikutip oleh Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa bila seseorang dapat menjawab pertanyaan pertanyaan mengenai suatu bidang tertentu dengan baik secara lisan atau tulisan, maka dapat dikatakan ia mengetahui bidang itu. Sekumpulan jawaban

commit to user

14

verbal yang diberikan orang tersebut dinamakan pengetahuan (knowledge).

Berdasarkan pengertian pengetahuan yang dikemukakan oleh Bloom dan Skinner, maka pengukuran pengetahuan dapat diketahui dengan cara orang yang bersangkutan mengungkapkan apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti atau jawaban, baik lisan maupun tulisan.

Pertanyaan dapat dipergunakan untuk mengukur pengetahuan dan dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu :

a. Pertanyaan subyektif, misalnya jenis pertanyaan essay

b. Pertanyaan obyektif, misalnya pertanyaan pilihan berganda (multiplechoice), benar salah, dan pertanyaan menjodohkan.

Dari kedua jenis pertanyaan tersebut, pertanyaan obyektif khususnya pilihan berganda lebih disukai untuk dijadikan sebagai alat pengukuran karena lebih mudah disesuaikan dengan pengetahuan yang akan diukur dan lebih cepat dinilai.

Untuk mengetahui hasil pengukuran pengetahuan digunakan cara perhitungan dengan menggunakan rumus :

X = Σ ƒx

N

Keterangan : X = mean atau nilai rata – rata Σ ƒx = jumlah total nilai

N = besar sampel Baik : bila skor ≥ X Kurang : bila skor < X

commit to user

15

3. Faktor – faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan bumil mengenai kehamilan risiko tinggi (Affandi , 2000)

3.1 Jumlah anak

Pada ibu hamil bukan untuk yang pertama kali, maka ia akan lebih mempunyai pengalaman atau lebih banyak mengetahui mengenai kehamilan risiko tinggi daripada ibu yang hamil untuk pertama kali.

3.2 Jenis pekerjaan

Lingkungan kerja dapat memberi pengaruh yang cukup besar bagi ibu hamil. Pada umumnya wanita yang mempunyai pekerjaan formal akan aktif dalam kegiatan – kegiatan sosial, misalnya seperti darma wanita, arisan, olah raga, dan aktifitas di luar rumah lainnya yang merupakan lingkungannya sehingga kelompok wanita tersebut

akan mendapatkan informasi mengenai kesehatan lebih banyak (Rafigul, 1996 ; Suparman, 2004).

3.3Tempat tinggal

Penduduk yang tinggal di daerah perkotaan sering dihubungkan dengan tingkat pendidikan yang tinggi dan juga lebih baiknya sarana

untuk mendapatkan informasi mengenai kesehatan sehingga

pengetahuan ibu hamil mengenai kehamilan risiko tinggi lebih tinggi pada penduduk yang tinggal di daerah perkotaan dibandingkan penduduk yang tinggal di pedesaan.

3.4 Keterpaparan informasi

Suatu informasi dapat menambah pengetahuan, pengetahuan dapat merubah sikap, dan sikap seseorang dapat terlihat sebagai perilaku. Cara mengubah ketidaktahuan, sikap, dan perilaku antara lain melalui pendidikan (Suryaningrat , 2005).

commit to user

16

3.5 Umur

Umur adalah lamanya hidup yang dihitung sejak lahir sampai saat ini dalam satuan tahun. Umur merupakan periode penyesuaian terhadap pola kehidupan yang baru dan harapan baru, semakin bertambah umur semakin banyak seseorang menerima respon suatu objek.

3.6 Pendidikan

Lewat pendidikan manusia akan dianggap memperoleh pengetahuan dan dengan pengetahuannya manusia diharapkan dapat membangun keberadaan hidupnya dengan lebih baik. Semakin tinggi pendidikan hidup manusia akan semakin berkualitas. Jika wanita berpendidikan, mereka akan membuat keputusan yang benar dalam memperhatikan kesehatannya.

3.7 Pengalaman

Pengalaman sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informatif .

(Notoatmojo , 2003).

3.8Intelegensi

Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar.

3.9Lingkungan

Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelahal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpme

commit to user

17

Dalam dokumen Rini Sovia S 5806004 (Halaman 27-34)

Dokumen terkait