• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

C. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).

22

2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

a. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun oramg lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.

b. Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.

c. Keyakinan

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun menurun dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif.

d. Fasilitas

Fasilitas – fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran, dan buku.

23 3. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, antara lain:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali atau recall terhadap suatu hal yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau ransangan yang diterima.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk mengungkapkan materi yang telah dipelajari pada suatu atau kondisi sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau suatu lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

24 e. Sintesis (synthesis)

Sintesis merujuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan. f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini di dasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang sudah lama.

Menurut Suriassumantri dan Jujun (2005), ada dua cara pada manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar yaitu melalui rasio dan pengalaman. Rasio adalah pengetahuan yang bersifat abstrak dan pra pengetahuan yang di dapatkan melalui penalaran manusia tidak memerlukan pengamatan fakta yang ada. Sedangkan pengalaman adalah jenis pengetahuan yang didapat dari indra manusia berdasarkan pengalaman pribadi berupa fakta dan informasi yang konkret dan memerlukan pembuktian lebih lanjut.

Menurut Arikunto (2010) tingkat pengetahuan dikategorikan menjadi 3 yaitu:

a. Kategori baik : menjawab benar 76% - 100% b. Kategori Cukup : menjawab benar 56% - 75% c. Kategori Kurang: menjawab benar < 56%

25 D. Perilaku

1. Definisi Perilaku

Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Perilaku manusia hakekatnya adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup; berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan lain sebagainya. Perilaku dapat dikatakan apa yang dikerjakan secara langsung atau secara tidak langsung (Notoatmodjo, 2011).

Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan. Hal yang paling penting dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan atau promosi kesehatan sebagai penunjang program kesehatan yang lainnya. (Notoatmodjo, 2010)

Menurut Skiner (1938) dalam Notoatmodjo (2010) berdasarkan teori “S-O-R”, perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :

a. Perilaku Tertutup (covert behavior)

Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain secara jelas. Respons seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan. Bentuk

26

“unobservable behavior” atau “covert behavior” yang dapat diukur adalah pengetahuan dan sikap.

b. Perilaku Terbuka (overt behavior)

Perilaku terbuka ini terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau “observable behavior”.

Menurut Notoatmodjo (2007) ada beberapa tahapan yang terjadi pada manusia sebelum berperilaku berdasarkan pengetahuan, yaitu :

a. Awarness (kesadaran), orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

b. Interest, yaitu orang mulai tertarik terhadap stimulus.

c. Evaluation, yaitu menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

d. Tria, yaitu orang sudah mulai mencoba perilaku baru.

e. Adoption, yaitu subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2003), perilaku diperilaku oleh 3 faktor utama, yaitu:

a. Faktor Predisposisi (predisposing factors)

Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap

hal-27

hal yang berkaitan dengan kesehatan,sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, pekerjaan, dan sebagainya.

b. Faktor pendukung (enabling factors)

Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya: air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan bergizi, dsb. Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta, dsb. Termasuk juga dukungan sosial, baik dukungan suami maupun keluarga.

c. Faktor penguat (reinforcing factors)

Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toma), sikap dan perilaku pada petugas kesehatan. Termasuk juga disini undang-undang peraturan-peraturan baik dari pusat maupun dari pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan.

3. Pengukuran Perilaku

Pengukuran atau cara mengamati perilaku dapat dilakukan melalui dua cara, secara langsung, yakni dengan pengamatan (obsevasi), yaitu mengamati tindakan dari subyek dalam rangka memelihara kesehatannya. Sedangkan secara tidak langsung menggunakan metode mengingat

28

kembali (recall). Metode ini dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan terhadap subyek tentang apa yang telah dilakukan berhubungan dengan obyek tertentu (Notoatmodjo, 2005).

4. Tujuan Perilaku Kesehatan Pasien DM

Menurut Notoatmodjo (2003), perilaku kesehatan adalah suatu respon (organisme) terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku pemeliharaan kesehatan ini terjadi 3 aspek, yaitu :

a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan bila sakit, serta pemeliharaan kesehatan jika sudah sembuh dari sakit.

b. Perilaku peningkatan kesehatan, apapbila seseorang dalam keadaan sehat.

c. Perilaku gizi (makanan) dan minuman.

Menurut hasil Konsesus PERKENI tahun 2011 perilaku pasien DM yang diharapkan meliputi :

a. Mengikuti pola makan sehat. b. Meningkatkan kegiatan jasmani.

c. Menggunakan obat diabetes dan obat-obatan dalam keadaan khusus secara aman dan teratur.

d. Melakukan pemantauan gula darah mandiri dan memanfaatkan data yang ada.

29

e. Melakukan perawatan kaki secara berkala.

f. Memiliki kemampuan untuk mengenal dan memahami keadaan sakit akut dengan tepat.

g. Mempunyai keterampilan mengatasi masalah yang sederhana, dan mau bergabung dengan kelompok penyandang diabetes mellitus serta mengajak keluarga untuk mengerti pengelolaan diabetes.

30 E. Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian

(sumber : PERKENI 2006, 2011; Waspadji, 2009 ; Notoatmodjo 2003, 2007) Diabetes Mellitus

Penatalaksanaan DM 1. Edukasi DM

2. Diet

3. Exercise / Latihan Fisik 4. Terapi Obat

5. Pemantauan Kadar Gula Darah dan mencegah komplikasi (perawatan kaki) Pengetahuan Perilaku 1. Pengalaman 2. Tingkat Pendidikan 3. Keyakinan 4. Fasilitas Faktor Predisposisi 1 Pengetahuan 2 Sikap 3 Pendidikan 4 Pekerjaan 5 Tradisi dan kepercayaan Faktor Pendukung 1. Sarana Prasarana 2. Lingkungan Faktor Penguat

Sikap dan perilaku tokoh masyarakat, agama dan petugas kesehatan.

31 F. Penelitian Terkait

1. Penelitian Gultom pada tahun 2012 dengan judul “ tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitua tentang manajemen diabetes mellitus di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta”, di dapatkan hasil tingakt pengetahuan manajemen DM tentangn diet, latihan jasmani dinilai sedang, dan monitoring gula darah, obat-obat DM dinilai rendah. Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan desaincross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Pengumpulan data dilakukan selama 2 minggu.

2. Penelitian yang dilakukan Mahmudin tahun 2012 dengan judul “ evaluasi manajemen mandiri karyawan penyandang diabetes mellitus tipe 2 setelah menjdapatkan edukasi kesehatan di PT Indocement Tunggal Prakarsa Plantsite Citereup” didapatkan hasil bahwa tingkat manajemen mandiri responden baik pada aspek nutrisi (80,3%) dan terapi obat (91,8%), namun tidak baik pada aspek latihan fisik (52,5%) dan monitor KGD (50,8%). Desain penelitian ini deskriptif crossectional dengan mengambil sampel 61 karyawan PT ITP.

32 BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL

DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal khusus. Konsep hanya dapat langsung diamati atau diukur melalui konstruksi atau yang disebut variabel (Satroasmoro et.al, 2010). Kerangka konsep merupakan rangkuman dari kerangka teori yang dibuat dalam bentuk diagram yang menghubungkan antara variabel yang diteliti dan variabel lain yang terkait (Sastroasmoro et. Al, 2010).

Variabel adalah simbol atau lambang yang menunjukkan nilai atau bilangan dari konsep. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas (independen). Variabel bebas adalah variabel yang bila ia berubah akan mengakibatkan perubahan variabel lain (variabel dependen, variabel predictor, variabel resiko atau kausa) (Sastroasmoro et.al, 2010). Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah Variabel Bebas (Independen) yaitu pengetahuan dan perilaku.

33

Bagan 3.1. Kerangka konsep penelitian tentang gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku tentang penatalaksanaan DM pada pasien DM di Puskesmas Ciputat

Timur

Pengetahuan dan Perilaku Pasien DM di Puskesmas Ciputat Timur

1. Edukasi 2. Diet DM 3. Latihan Fisik 4. Terapi Obat

5. Pemantauan Kadar Gula Darah 6. Perawatan Kaki

B. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan, atau mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang diamati yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain (Dahlan, 2008).

34

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Pengetahuan Hasil “tahu” setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. (Notoatmodjo, 2003) Menggunakan skala Guttman dengan 20 pertanyaan Kuesioner B tentang tingkat pengetahuan. Baik = skor 15 – 20 (76% - 100%) Cukup = skor 11 – 14 (56% - 75%) Kurang = skor < 11 (< 56%) (Arikunto, 2006) Ordinal Perilaku Perilaku Edukasi Perilaku Diet

Suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. (Notoatmodjo, 2011)

Kegiatan mencari tahu dan mengikuti penyuluhan berkaitan dengan penyakit DM untuk meningkatkan pengetahuan. (PERKENI,2006)

Suatu kegiatan untuk memenuhi kebutuhan untuk aktifitas guna mempertahankan berat Menggunakan kuesioner Menggunakan kuesioner dengan 2 pertanyaan menggunakan skala guttman Menggunakan kuesioner dengan 5 pertanyaan Kuisioner C tentang perilaku pasien. Kuesioner C, perilaku edukasi Kuesioner C perilaku Diet Presentase jawaban Ya dan Tidak

Rata-rata berapa kali dalam satu minggu. (1-7 hari)

Nominal

35 Perilaku Exercise/latih an fisik Perilaku Kepatuhan obat Perilaku Pemantauan Kadar Gula Darah badan mendekati normal (PERKENI, 2006)

Suatu kegiatan sehari-hari seperti jalan kaki, lari pagi, senam, dll.

Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengobati suatu keadaan sakit.

Suatu kegiatan untuk mengontrol gula darah dalam keadaan normal. dalam rentang satu minggu Menggunakan kuesioner dengan 3 pernyataan dalam rentang satu minggu. Menggunakan kuesioner dengan 3 pernyataan dalam rentang satu minggu. Menggunakan kuesioner dengan 2 pertanyaan menggunakan skala Guttman Kuesioner C perilaku Exercise/latih an fisik Kuesioner C perilaku kepatuhan obat Kuesioner C perilaku pemantauan kadar gula darah

Rata-rata berapa hari dalam satu minggu. 1-7 hari

Rata-rata berapa hari dalam satu minggu (1-7 hari) Persentase jawaban Ya dan Tidak Nominal Nominal Nominal

36 Perilaku

Perawatan Kaki

Suatu kegiatan untuk merawat kebersihan kaki untuk mencegah komplikasi DM Menggunakan kuesioner dengan 5 pertanyaan menggunakan skala guttman Kuesioner C perilaku perawatan kaki

Baik: skor >Median Kurang Baik: Skor < Median Berdasarkan uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Z Ordinal Usia Jenis Kelamin Penyakit Penyerta Lama Menderita DM

Jumlah tahun sejak lahir hingga ulang tahun terakhir.

Gender yang dibawa sejak lahir pada pasien DM yang dibedakan antara jenis kelamin laki-laki dan

perempuan. Penyakit yang ada pada penderita DM yangn disebabkan oleh DM.

Lama terdiagnosa DM yang dialami pasien

Melihatdata responden Melihat data responden Melihat data responden Melihat Data responden Kuesioner A tentang data demografi Kuesioner A tentang data demografi Kuesioner A data demografi Kuesioner A data demografi < 45 tahu >45 tahun (Hadibroto et al, 2010) 1. Laki-laki 2. Perempuan 1. Tidak Ada 2. Ada Dalam tahun Rasio Nominal Nominal Rasio

37 Pendidikan

Pekerjaan

Pendidikan formal yang telah diikuti oleh responden (SD, SMP, SMA, dan PT)

Suatu kegiatan untuk menghasilkan uang. Melihat data responden Melihat data demografi Kuesioner A data Demografi Kuesioner A data demografi Tidak tamat SD SD SMP SMA PT PNS Wiraswasta Petani Pedagang Lain-lain Nominal Nominal

38 BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian diartikan sebagai suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi suatu masalah (Sugiyono, 2012).

A. Desain Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang terjadi atau dengan kata lain, rancangan ini mendeskripsikan seperangkat peristiwa atau kondisi populasi saat itu (Hidayat, 2008). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Dalam metodologi penelitian, populasi digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sarana penelitian. Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian (Bungin, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur.

39

Prevalensi penderita DM di puskesmas Ciputat Timur adalah 3,9% dari seluruh penduduk di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2006). Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Penghitungan sampel pada penelitian ini menggunakan rumus besar sampel deskriptif kategorik (Dahlan, 2010).

Keterangan :

Zα = deviat baku alfa

P = proporsi kategori variabel yang di teliti Q = 1 – P

d = presisi

Kriteria Inklusi Sampel :

a. Pasien dengan DM tipe 1 dan DM tipe 2. b. Bersedia secara suka rela menjadi responden.

C. Tehnik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Nonprobability Sampling yaitu purposive sampling cara pengambilan sampel untuk tujuan tertentu (Hidayat, 2008). Dengan jumlah sampel yang telah ditentukan yaitu :

40

n =

=

= = 57,6 = 58 orang

Jadi sampel yang didapatkan pada penelitian ini adalah 58 orang.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juni tahun 2014 di Puskesmas Ciputat Timur. Alasan peneliti memilih Puskesmas Ciputat Timur sebagai lokasi penelitian karena di Puskesmas Ciputat Timur banyak pasien penderita Diabetes Melitus yang perlu dilakukan pendidikan kesehatan tentang penatalaksanaan dalam mencegah tingkat keparahan penyakit dengan tujuan merubah perilaku pasien di Puskesmas Ciputat Timur.

E. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan instrumen penelitian yaitu kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti sesuai dengan tinjauan pustaka. Kuesioner merupakan alat ukur dengan beberapa pertanyaan, dan alat ukur ini digunakan bila responden jumlahnya besar dan tidak buta huruf (Hidayat, 2008). Kuesioner di penelitian ini menggunakan jenis kuesioner checklist atau daftar cek yang merupakan daftar yang berisi pernyataan atau pertanyaan yang akan diamati dan responden memberikan jawaban dengan tanda cek () sesuai dengan hasilnya yang diinginkan.

41 1. Kuesioner A

Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui gambaran data demografi responden yang terdiri dari inisial responden, umur, jenis kelamin, penyakit penyerta, lama menderita, pendidikan, dan pekerjaan responden. 2. Kuesioner B

Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan responden tentang diabetes mellitus dan penatalaksanaan diabetes mellitus. Kuesioner terdiri dari 20 pertanyaan dengan 15 pertanyaan positif dan 5 pertanyaan negatif. Caranya responden memilih salah satu jawaban benar (1), salah (0) pengukuran menggunakan skala Guttman (Hidayat, 2008) dan pengkategorian nilai dibagi menjadi 3 yaitu baik, cukup dan kurang (Arikunto,2006).

3. Kuesioner C

Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui perilaku atau pola hidup sehari-hari pasien dalam penatalaksanaan diabetes mellitus, dengan 22 pernyataan terdiri dari 2 pertanyaan perilaku edukasi, 5 pertanyaan perilaku diet, 2 pertanyaan perilaku latihan fisik, 3 pertanyaan kepatuhan obat, 3 pertanyaan pemantauan KGD dan 7 pertanyaan perilaku perawatan kaki.

F. Mengukur Validitas dan Reabilitas 1. Uji Validitas

Validitas Instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga

42

instrumen ini akan mempunyai kevalidan dengan taraf yang baik. Untuk mengetahui validitas suatu instrumen penelitian dilakukan pengujian. Sugiyono (2012), menyatakan bahwa hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti, atau dengan kata lain instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas yang dilakukan meliputi uji validitas terhadap kuesioner pengetahuan yang terdiri dari 20 pertanyaan dan kuesioner perilaku yang terdiri dari 12 pertanyaan. Untuk uji validitas kuesioner dilakukan dengan menggunakan Corrected Item-Total Correlation dengan nilai signifikan 0,3. Bila nilai r hitung lebih besar dari 0,3 berarti valid, dan bila nilai r hitung kurang dari 0,3 berarti tidak valid. Dari uji validitas kuesioner Pengetahuan di dapatkan hasil jumlah pertanyaan yang valid ada 15 dari 20 pertanyaan yait pertanyaan no 1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19. Hasil uji validitas kuesioner perilaku edukasi dari 2 pertanyaan valid semua, kuesioner perilaku pemantauan KGD ada 3 pertanyaan yang valid 2 yaitu pertanyaan no 1 dan 2. Kuesioner perilaku perawatan kaki dari 7 pertanyaan yang valid 5 yaitu pertanyaan no 1, 3, 5, 6, 7. Kuesioner Perilaku diet, Kepatuhan obat dan exercise/latihan fisik tidak di uji valid karena pertanyaan tersebut dilihat menggunakan observasi sebagaimana kebiasaan responden melakukan dalam satu minggu.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas yang dilakukan meliputi uji reliabel terhadap kuesioner tingkat pengetahuan dan perilaku. Suatu instrumen cukup dapat

43

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010). Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji coba sekali. Kemudian hasilnya dianalisis dengan menggunakan rumus Spearman Brown dengan nilai reliabel >0,60 . Spearman brown digunakan umtuk menguji reliabilitas kuesioner dengan skala Guttman yang berjumlah genap. Pengujian ini diuji cobakan ke 30 orang lalu diukur dengan SPSS versi 20. Hasil uji reliabilitas kuesioner pengetahuan di dapatkan nilai alpha 0,84 berarti reliabel. Uji valid kuesioner perilaku edukasi didapatkan hasil reliabilitas 0,95, hasil reliabilitas kuesioner perilaku pemantauan KGD 0,86 dan kuesioner perawatan kaki 0,98.

G. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode (cara atau teknik) menunjukkan suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilakukan penggunaannya melalui : angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi dan lainnya (Ridwan, 2005). Ada beberapa tahap yang dilakukan peneliti dalam pengambilan data, yaitu : 1. Perijinan

Peneliti mengajukan surat ijin penelitian ke Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (FKIK UIN) yang berikutnya diproses di kantor Kepala Dinas Kesehatan Tangerang Selatan. Surat selanjutnya diteruskan ke Puskesmas Ciputat

44

Timur. Langkah selanjutnya yaitu melakukan koordinasi dengan Ketua Tata Usaha di Puskesmas Ciputat Timur untuk mengidentifikasi penderita DM yang sesuai dengan kriteria inklusi untuk langsung menjadi responden penelitian.

2. Penentuan Responden

Penentuan responden peneliti menunggu di ruang poli dewasa apabila ada pasien DM diberikan inform consent. Diberikan penjelaskan tujuan dan manfaat dari penelitian ini, setelah bersedia menjadi responden, dimohon untuk menandatangani surat berpartisipasi dalam penelitian. 3. Prosedur pengambilan data

Responden diberikan 3 kuesioner yaitu kuesioner data demografi, pengetahuan dan perilaku. Setelah responden mengisi dengan benar dan telah di koreksi kelengkapannya oleh peneliti, data dikumpulkan untuk di olah.

H. Pengolahan Data

Langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan peneliti, menurut Hastono (2007), yaitu :

1. Editing

Editing merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian kuesioner dan lembar observasi apakah jawaban yang ada sudah lengkap, jelas, relevan dan konsisten. Data yang terkumpul terkait data demografi responden, kuesioner pengetahuan dan kuesioner perilaku dilakukan pengecekan kelengkapan isinya.

45 2. Coding

Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka/bilangan (memberi kode). Kegiatan ini bertujuan untuk mempermudah dalam pengolahan data menggunakan komputer. 3. Processing

Setelah lembar observasi dan semua kuesioner terisi penuh dan benar, serta sudah melewati pengkodean, maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar data yang sudah di-entry dapat dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan cara meng-entry data dari kuesioner ke paket program komputer yaitu program SPSS.

4. Cleanning

Cleanning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak, yaitu dengan cara mengetahui data yang hilang, variasi data, dan konsistensi data. Memastikan pengecekan data di komputer terhadap dat-data yang diperoleh, memastikan tidak ada data yang missing. Setelah data dinyatakan tidak ada permasalahn dilakukan proses analisa data yaitu analisis univariat.

I. Teknik Analisa Data 1. Analisa Univariat

Analisa univariat digunakan untuk mendeskripsikan setiap variabel yang diteliti dalam penelitian, yaitu dengan melihat distribusi data pada semua variabel (Sabri & Hastono, 2006). Analisis univariat dalam

46

penelitian ini adalah variabel independen yaitu pengetahuan dan perilaku, serta data demografi responden. Analisis data numerik disajikan dalam

Dokumen terkait