• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokas

PENGETAHUAN KESEHATAN

Pemberian imunisasi 53 67,1 26 32,9 79 100 Kebiasaan mencuci tangan 79 100 - - 79 100 Pertolongan tenaga persalinan 78 98,7 1 1,3 79 100 Ciri-ciri tahu berformalin 53 67,1 26 32,9 79 100 Pada aspek definisi, sumber dan jenis zat gizi yang paling sedikit (41,8%) dijawab benar adalah pertanyaan tentang sumber karbohidrat. Lebih dari separuh responden menjawab dengan benar pertanyaan tentang sumber protein hewani, sumber vitamin dan mineral, menu 3B dan makanan yang paling bagus untuk bayi.

Aspek manfaat dan akibat kekurangan zat gizi paling banyak dijawab benar adalah pertanyaan tentang akibat dari kekurangan yodium dan pentingnya konsumsi zat gizi (manfaat pemberian ikan) masing-masing sebesar 94,9% dan 78,5%. Sedangkan persentase terendah pada aspek tersebut terdapat pada jawaban pertanyaan pentingnya konsumsi buah dan sayur sebesar 55,7%.

Pengetahuan tentang pemberian ASI dan MPASI dijawab dengan benar oleh lebih dari separuh responden. persentase tertinggi pada pertanyaan mengenai pemberian cairan kolostrum (83,5%), sedangkan untuk persentase terendah pada pertanyaan tentang pemberian MPASI (82,3%).

Pada aspek pengetahuan kesehatan responden menjawab dengan benar pertanyaan tentang manfaat mencuci tangan (100%) dan tenaga pembantu persalinan (98,7%). Sedangkan untuk pertanyaan tentang ciri-ciri tahu yang

mengandung formalin dan pemberian imunisasi lebih dari separuh responden menjawab dengan benar masing-masing 67,1%.

Secara keseluruhan responden banyak menjawab benar pada pertanyaan tentang kesehatan. Sedangkan untuk pertanyaan tentang manfaat dan akibat kekurangan zat gizi paling rendah dijawab benar oleh responden. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 persentase contoh berdasarkan jawaban pertanyaan pengetahuan gizi dan kesehatan ibu

Pola Asuh

Menurut Soekirman (2000) pola asuh berhubungan dengan keadaan ibu dalam hal kesehatan (fisik dan mental), status gizi, pendidikan umum, pengetahuan tentang pengasuhan anak yang baik, peran dalam keluarga dimasyarakat, sifat pekerjaan sehari-hari, adat kebiasaan keluarga dan masyarkat dari ibu atau pengasuh. Pola asuh mencakup pola asuh makan, pola asuh kesehatan, pola asuh akademik, pola asuh sosial emosi, serta pola asuh moral dan disiplin (Hastuti 2008). Pada penelitian ini, hanya dibahas mengenai pola asuh makan dan pola asuh kesehatan.

Pola asuh makan

Tabel 10 menunjukkan sebaran contoh berdasarkan pola asuh makan. Sebagian besar responden memiliki pola asuh makan yang sedang (41,8%), namun masih terdapat responden yang memiliki pola asuh rendah (18,9%). Pemberian makanan bergizi mutlak dianjurkan untuk anak melalui peran ibu atau pengasuhnya. Pertumbuhan anak balita dipengaruhi oleh kualitas makannya

72,4 79,7 82,9 83,2 27,6 20,3 17,1 16,8 0 20 40 60 80 100

Manfaat dan akibat kekurangan zat gizi Definisi, sumber dan jenis zat

gizi

ASI dan MPASI Pengetahuan kesehatan

Salah Benar

sementara itu kualitas makannya sangat tergantung pada pola asuh makan anak yang diterapkan oleh keluarga (Khomsan et al 1999).

Tabel 10 Sebaran contoh berdasarkan pola asuh makan Pola asuh makan n %

Baik 31 39,2

Sedang 33 41,8

Rendah 15 18,9

Total 79 100

Rata-rata ± SD 75,6 ± 14,6

Ibu memiliki peran penting dalam hal pengasuhan anak, begitu pula dalam pola asuh makan. Pada penelitian ini terdapat beberapa balita yang diasuh oleh anggota keluarga yang lain, hal tersebut terjadi karena ibu dari balita tersebut sibuk bekerja, sehingga pola asuh makan tidak hanya didapatkan dari seorang ibu saja. Menurut Hastuti (2008), pemberian makan bergizi harus diberikan kepada anak melalui peran ibu dan pengasuhnya. Kebiasaan makan yang beragam, beragam, dan berimbang harus dibiasakan dari usia dini agar anak memiliki kebiasaan makan yang baik.

Pola asuh makan diukur dengan tiga aspek yaitu pemberian ASI, kebiasaan makan, dan pola konsumsi pangan. 1) Aspek pemberian ASI meliputi pemberian kolostrum, pemberian ASI eklsusif, pemberian makanan lain ketika usia <6 bulan, pemberian MPASI, dan pemberian ASI sampai anak usia 2 tahun. 2) Aspek kebiasaan makan meliputi anak makan 3 kali sehari, frekuensi anak makan teratur, dan ibu membujuk anak yang tidak nafsu makan. 3) Aspek pola konsumsi pangan meliputi anak mengkonsumsi sumber protein pada menu hariannya, anak mengkonsumsi sayuran sejak disapih, dan konsumsi buah anak.

Pada aspek pemberian ASI lebih dari sebagian responden memberikan cairan kolostrum dan memberikan ASI sampai anak berusia 2 tahun masing- masing sebesar 87,3% dan 68,4%. Hal yang harus diperhatikan adalah pemberian makanan lain pada saat usia anak <6 bulan (51,9%), artinya masih terdapat lebih dari sebagian besar responden (51,9%) tidak memberikan ASI ekslusif. Menurut Gibney (2008), alasan umum tidak memberikan ASI eklsusif adalah rasa takut ASI tidak mencukupi kebutuhan atau bermutu rendah, keterlambatan pemberian ASI, teknik pemberian ASI yang salah, kepercayaan bahwa bayi memerlukan cairan tambahan karena haus, kurang dukungan pelayanan kesehatan, dan maraknya pemasaran susu formula.

Aspek kebiasaan makan yang memiliki skor terendah adalah frekuensi makan anak 3 kali sehari (39,2%). Sebanyak 41,8% anak memiliki waktu makan yang sudah teratur, namun ada beberapa anak yang kadang teratur (32,9%), dan masih terdapat anak yang makannya tidak teratur sama sekali (25,3%). Pada umumnya anak yang memiliki pola makan tidak teratur biasanya mengalami gangguan nafsu makan. Anak yang susah makan perlu mendapatkan perhatian khusus, oleh karena itu peran pengasuh anak sangat dibutuhkan untuk membujuk anak yang susah makan. Sebagian besar responden (94,9%) sudah membujuk anak yang tidak memiliki nafsu makan atau anak yang susah makan. Jika anak tidak mau makan maka kebutuhan gizinya tidak akan tercukupi, hal tersebut akan berpengaruh terhadap status gizi anak.

Pada aspek pola konsumsi pangan sebagian besar anak (58,2%) selalu mengkonsumsi sumber protein seperti ikan, tahu, telur, dan tempe pada menu hariannya. Sebagian besar anak menyukai buah (92,4%), dan sebagian besar ibu sudah memperkenalkan sayur semenjak anak disapih (87,3%). Tabel 11 menunjukkan sebaran contoh berdasarkan jawaban pada pertanyaan pola asuh makan.

Tabel 11 Sebaran contoh berdasarkan jawaban pada pertanyaan pola asuh makan

Pertanyaan

Jawaban

Total Sering Kadang Jarang

N % n % n % n %

PEMBERIAN ASI

Pemberian Kolostrum 69 87,3 - - 10 12,7 79 100 Pemberian ASI ekslusif 38 48,1 - - 41 51,9 79 100 Pemberian makanan lain ketika

usia <6 bulan

41 51,9 - - 38 48,1 79 100 Pemberian MPASI setelah usia

>6 bulan

77 97,5 - - 2 2,5 79 100 Memberikan ASI sampai usia 2

tahun

54 68,4 - - 25 31,6 79 100

Dokumen terkait