• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pengetahuan Responden Tentang Kontrasepsi

Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sebelum seseorang mengadopsi perilaku, ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya (Notoadmodjo, 2003). Sebelum memilih dan memakai kontrasepsi sebaiknya akseptor mempunyai pengetahuan terlebih dahulu mengenai kontrasepsi, manfaatnya, dan segala macam problemnya, sehingga akseptor dapat menentukan kontrasepsi mana yang kira-kira cocok untuknya dan dapat mengatasi masalah yang terjadi berkaitan dengan kontrasepsi yang dipakainya. Pengetahuan yang dimiliki oleh akseptor tentang kontrasepsi berkaitan dengan seberapa lengkap, dan jelas informasi yang didapat oleh akseptor.

Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengetahuan akseptor KB di Kecamatan Sleman tentang kontrasepsi, yang meliputi pengetahuan tentang KB, pengetahuan tentang jenis kontrasepsi, pengetahuan tentang pemakaian kontrasepsi, pengetahuan tentang kontrasepsi yang menimbulkan efek samping, pengetahuan tentang efektivitas kontrasepsi, pengetahuan tentang kontraindikasi pemakaian kontrasepsi, dan pengetahuan tentang pemberian informasi. Berikut ini gambaran pengetahuan akseptor KB di Kecamatan Sleman tentang kontrasepsi.

Tabel I. Pengetahuan responden tentang kontrasepsi Kecenderungan (%) NO Pernyataan Setuju (SS+S) Ragu-ragu Tidak setuju (TS+STS)

1 KB adalah tindakan untuk mengatur

jumlah anak dan jarak lahir 100 - - 2 Pil, suntik, implant, IUD, dan tubektomi

termasuk jenis kontrasepsi untuk wanita 100 - - 3 Kondom dan vasektomi bukan termasuk

jenis kontrasepsi untuk pria 2 9 89 4 Senggama terputus dan pantang berkala

tidak termasuk metode kontrasepsi 30 50 20 5 Kontrasepsi suntik dipakai tiap 1 atau 3

bulan sekali 71 - 29

6 Kontrasepsi implant dipakai untuk masa 3

atau 5 tahun sekali 91 9 -

7 Kontrasepsi IUD dipakai di dalam rongga

rahim 64 30 6

8 Pada tubektomi (steril) tidak perlu

dilakukan operasi pada saluran rahim 20 30 50 9 Pada vasektomi (steril) dilakukan operasi

pada saluran mani - 50 50

10 Sebelum memakai kontrasepsi, kita tidak perlu mengetahui efek samping dari kontrasepsi yang ada

- 4 96

11 Pil KB tidak menyebabkan flek-flek pada

kulit,perdarahan 11 30 59

12 Kontrasepsi suntik tidak menyebabkan

perubahan berat badan. 20 10 70

13 Kontrasepsi implant menyebabkan

keputihan 41 30 29

14 IUD tidak menyebabkan perdarahan dan

keputihan 20 10 70

15 Vasektomi (steril) tidak dapat menyebabkan impotensi dan infeksi pada bekas luka

20 40 40

16 Pil KB tetap efektif biarpun tidak

diminum tiap hari 15 10 75

17 Tubektomi (steril) tidak efektif karena

masih sering terjadi kegagalan 47 26 27 18 Pil KB kombinasi dapat digunakan oleh

ibu yang sedang menyusui 40 40 20

19 Akseptor yang mempunyai kelainan jantung dan tekanan darah tinggi tidak dapat menggunakan kontrasepsi jenis pil, suntik dan implant

50 40 10 20 Akseptor yang mengalami kelainan

bawaan rahim boleh menggunakan IUD sebagai alat kontrasepsi

20 40 40

21 Tenaga kesehatan tidak perlu memberikan informasi mengenai bagaimana memilih kontrasepsi yang sesuai

1. Pengetahuan responden tentang KB

Sebelum mengikuti program KB sebaiknya akseptor harus mengetahui terlebih dahulu apa arti dari KB itu sendiri. Dari hasil penelitian semua responden setuju bahwa KB adalah tindakan untuk mengatur jumlah anak dan jarak lahir.

100%

0% 0%

0% 50% 100%

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

Gambar 16. Pengetahuan responden tentang definisi KB 2. Pengetahuan responden tentang jenis kontrasepsi

Tidak semua akseptor mengetahui macam-macam dari metode kontrasepsi yang ada. Dari hasil penelitian pada pernyataan kedua diperoleh hasil semua responden setuju bahwa pil, suntik, implant, IUD, dan tubektomi, termasuk jenis kontrasepsi untuk wanita. Hal ini berarti bahwa responden mengetahui jenis-jenis kontrasepsi untuk wanita.

100%

0% 0%

0% 50% 100%

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

Gambar 17. Pengetahuan responden tentang jenis kontrasepsi untuk wanita

Pada pernyataan ketiga yaitu kondom dan vasektomi bukan termasuk jenis kontrasepsi untuk pria diperoleh hasil sebanyak 2% responden setuju, sebanyak

9% responden ragu-ragu, sebanyak 89% responden tidak setuju. Sebagian besar responden mengetahui jenis kontrasepsi untuk pria.

2% 9%

89%

0% 50% 100%

Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju

Gambar 18. pengetahuan responden tentang jenis kontrasepsi untuk pria

Pada pernyataan keempat yaitu senggama terputus dan pantang berkala tidak termasuk metode kontrasepsi diperoleh hasil sebanyak 30% responden setuju, sebanyak 50% responden ragu-ragu, sebanyak 20% responden tidak setuju. Responden (50%) kurang mengetahui tentang metode kontrasepsi sederhana, walaupun sebenarnya mereka melakukan cara kontrasepsi seperti yang disebutkan diatas. 30% 50% 20% 0% 20% 40% 60%

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

Gambar 19. Pengetahuan responden tentang jenis kontrasepsi alami 3. Pengetahuan responden tentang pemakaian kontrasepsi

Pada peryataan kelima yaitu kontrasepsi suntik dipakai tiap 1 atau 3 bulan sekali diperoleh hasil sebanyak 71% responden setuju, sebanyak 29% responden tidak setuju. Sebagian besar responden mengetahui bahwa kontrasepsi suntik bisa dipakai dalam jangka waktu 1 bulan sekali atau 3 bulan sekali.

71% 0% 29% 0% 50% 100%

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

Gambar 20. Pengetahuan responden tentang pemakaian kontrasepsi suntik

Pada pernyataan keenam yaitu kontrasepsi implant dipakai untuk masa 3 atau 5 tahun sekali diperoleh hasil sebanyak 91% responden setuju, dan sisanya sebanyak 9% ragu-ragu. Sebagian besar responden (91%) mengetahui kalau kontrasepsi implant dipakai dalam jangka waktu 3 tahun sekali atau 5 tahun sekali. 91% 9% 0% 0% 50% 100%

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

Gambar 21.Pengetahuan responden tentang pemakaian kontrasepsi implant

Pada pernyataan ketujuh yaitu kontrasepsi IUD dipakai di dalam rongga rahim diperoleh hasil sebanyak 64% responden setuju, sebanyak 30% responden ragu-ragu, sebanyak 6% responden tidak setuju. Sebagian besar responden mengetahui kalau kontrasepsi IUD dipakai di dalam rongga rahim.

64% 30% 6% 0% 20% 40% 60% 80%

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

Pada pernyataan kedelapan yaitu pada tubektomi (steril) tidak perlu dilakukan operasi pada saluran rahim diperoleh hasil sebanyak 20% setuju, 30% ragu-ragu, 50% tidak setuju. Hal ini berati responden mengetahui (50%) kalau pada kontrasepsi tubektomi perlu dilakukan operasi pada saluran rahim.

20% 30% 50% 0% 20% 40% 60%

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

Gambar 23. Pengetahuan responden tentang pemakaian kontrasepsi: pada tubektomi tidak perlu dilakukan operasi pada saluran rahim

Pada pernyataan kesembilan yaitu pada vasektomi (steril) dilakukan operasi pada saluran mani diperoleh hasil sebanyak 50% responden ragu-ragu, 50% responden tidak setuju. Jumlah responden yang tidak tahu kalau pada vasektomi (steril) dilakukan operasi pada saluran mani (50%) dan responden yang kurang mengetahui sebanyak (50%).

0% 50% 50% 0% 20% 40% 60%

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

Gambar 24. Pengetahuan responden tentang pemakaian kontrasepsi: pada vasektomi dilakukan operasi pada saluran mani

Pengetahuan responden tentang metode kontrasepsi mantap perlu ditingkatkan, oleh karena itu peran tenaga kesehatan sebagai salah satu sumber infomasi juga perlu ditingkatkan dan informasi yang diberikan kepada akseptor harus lengkap dan jelas.

4. Pengetahuan responden tentang efek samping kontrasepsi

Pada pernyataan kesepuluh yaitu sebelum memakai kontrasepsi, kita tidak perlu mengetahui efek samping dari kontrasepsi yang ada diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden (96%) tahu kalau sebelum memakai kontrasepsi harus mengetahui efek samping yang ada pada kontrasepsi.

Pengetahuan tentang efek samping dari kontrasepsi perlu untuk diketahui akseptor sebelum mereka menentukan pilihan kontrasepsi yang akan dipakai, karena salah satu pertimbangan akseptor dalam memilih kontrasepsi adalah efek samping yang ditimbulkan dari kontrasepsi.

0% 4%

96%

0% 50% 100%

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

Gambar 25. Sebelum memakai kontrasepsi, akseptor tidak perlu mengetahui efek samping dari kontrasepsi yang ada

Pada pernyataan kesebelas yaitu pil KB tidak menyebabkan flek-flek pada kulit, perdarahan diperoleh hasil sebanyak 11% responden setuju, 30% responden ragu-ragu, 59% responden tidak setuju. Hal ini berarti responden mengetahui bahwa pemakaian pil KB dapat menimbulkan efek samping seperti flek-flek pada kulit dan perdarahan.

11% 30% 59% 0% 20% 40% 60%

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

Gambar 26. Pengetahuan responden tentang efek samping kontrasepsi oral

Pada pernyataan keduabelas yaitu kontrasepsi suntik tidak menyebabkan perubahan berat badan diperoleh hasil sebanyak 20% responden setuju,10% responden ragu-ragu, 70% responden tidak setuju. Hal ini berarti sebagian besar responden mengetahui bahwa kontrasepsi suntik dapat menyebabkan perubahan berat badan. 20% 10% 70% 0% 20% 40% 60% 80%

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

Gambar 27. Pengetahuan responden tentang efek samping kontrasepsi suntik

Pada pernyataan ketigabelas yaitu kontrasepsi implant menyebabkan keputihan diperoleh hasil sebanyak 41% responden setuju, 30% responden ragu-ragu, 29% responden tidak setuju. Pengetahuan responden tentang efek samping kontrasepsi implant kurang.

41% 30% 29% 0% 20% 40% 60%

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

Gambar 28. Pengetahuan responden tentang efek samping kontrasepsi implant

Pada pernyataan keempatbelas yaitu IUD tidak menyebabkan perdarahan dan keputihan diperoleh hasil sebanyak 20% responden setuju, 10% responden ragu-ragu, 70% responden tidak setuju. Sebagian besar responden mengetahui kalau kontrasepsi IUD dapat menyebabkan perdarahan dan keputihan.

20% 10%

70%

0% 50% 100%

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

Gambar 29. Pengetahuan responden tentang efek samping kontrasepsi IUD

Pada pernyataan kelimabelas yaitu vasektomi (steril) tidak dapat menyebabkan impotensi dan infeksi pada bekas luka diperoleh hasil sebanyak 20% responden setuju, 40% responden ragu-ragu, 40% responden tidak setuju. Dilihat dari hasil penelitian, pengetahuan responden tentang efek samping dari kontrasepsi vasektomi kurang.

20%

40% 40%

0% 20% 40%

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

Gambar 30. Pengetahuan responden tentang efek samping kontrasepsi vasektomi

5. Pengetahuan responden tentang efektivitas dari kontrasepsi

Pada pernyataan keenambelas yaitu pil KB tetap efektif biarpun tidak diminum tiap hari diperoleh hasil sebanyak 15% responden setuju,10% responden ragu-ragu, 75% responden tidak setuju. Hal ini berarti sebagian besar responden mengetahui kalau pil KB harus diminum tiap hari, dan efektivitasnya tinggi bila diminum tiap hari.

Pil oral harus diminum tiap hari agar efektif karena mereka dimetabolisir dalam 24 jam. Bila akseptor lupa minum 1 atau 2 tablet, maka kemungkinan akan terjadi peningkatan hormon alamiah yang selanjutnya akan menyebabkan ovum menjadi matang lalu dilepaskan (hartanto, 2004).

15% 10%

75%

0% 50% 100%

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

Gambar 31. Pengetahuan responden tentang efektivitas kontrasepsi oral

Pada pernyataan ketujuhbelas yaitu tubektomi (steril) tidak efektif karena masih sering terjadi kegagalan sebanyak 47% responden setuju, sebanyak 26%

responden ragu-ragu, sebanyak 27% tidak setuju. Efektivitas tubektomi secara teoritis hampir 100%. 47% 26% 27% 0% 20% 40% 60%

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

Gambar 32. Pengetahuan responden tentang efektivitas kontrasepsi tubektomi

6. Pengetahuan responden tentang kontraindikasi kontrasepsi

Pada pernyataan kedelapanbelas yaitu pil KB kombinasi dapat digunakan oleh ibu yang sedang menyusui diperoleh hasil sebanyak 40% responden setuju, 40% responden ragu-ragu, 20% responden tidak setuju. Dilihat dari hasil penelitian, pengetahuan responden tentang kontraindikasi dari pil KB kurang.

Pil KB kombinasi tidak dianjurkan untuk akseptor yang sedang menyusui, karena pil KB kombinasi dapat menyebabkan berkurangnya jumlah ASI atau memperpendek masa menyusui (Hartanto, 2004).

40% 40% 20% 0% 10% 20% 30% 40%

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

Gambar 33. Pengetahuan responden tentang kontraindikasi kontrasepsi: pil KB kombinasi dapat digunakan oleh ibu yang sedang menyusui

Pada pernyataan kesembilanbelas yaitu akseptor yang mempunyai kelainan jantung dan tekanan darah tinggi tidak dapat menggunakan kontrasepsi jenis pil, suntik dan implant diperoleh hasil sebanyak 50% responden setuju, 40% responden ragu-ragu, sebanyak 10% responden tidak setuju. Dilihat dari hasil penelitian pengetahuan responden kurang tentang kontraindikasi pemakaian kontrasepsi untuk akseptor yang mempunyai riwayat kelainan jantung dan tekanan darah tinggi.

50% 40% 10% 0% 20% 40% 60%

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

Gambar 34. Pengetahuan responden tentang kontraindikasi kontrasepsi: akseptor yang mempunyai kelainan jantung dan tekanan darah tinggi tidak

dapat menggunakan kontrasepsi jenis pil, suntik dan implant

Pada pernyataan keduapuluh yaitu akseptor yang mengalami kelainan bawaan rahim boleh menggunakan IUD sebagai alat kontrasepsi diperoleh hasil sebanyak 20% responden setuju, 40% responden ragu-ragu, 40% responden tidak setuju. Dilihat dari hasil penelitian pengetahuan responden kurang tentang kontraindikasi IUD yaitu IUD tidak dapat digunakan untuk akseptor yang mengalami kelainan bawaan rahim.

20% 40% 40% 0% 10% 20% 30% 40%

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

Gambar 35. Pengetahuan responden tentang kontraindikasi kontrasepsi: akseptor yang mengalami kelainan bawaan rahim boleh menggunakan IUD

sebagai alat kontrasepsi

Pada pernyataan keduapuluhsatu yaitu tenaga kesehatan tidak perlu memberikan informasi mengenai bagaimana memilih kontrasepsi yang sesuai diperoleh hasil sebanyak 9% responden ragu-ragu, 91% responden tidak setuju. Dilihat dari hasil penelitian responden menyetujui kalau tenaga kesehatan perlu memberikan informasi mengenai bagaimana memilih kontrasepsi yang sesuai.

0% 9%

91%

0% 50% 100%

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

Gambar 36. Tenaga kesehatan tidak perlu memberikan informasi mengenai bagaimana memilih kontrasepsi yang sesuai

Dokumen terkait