• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.5 Penggolongan Kata

Menurut Soedjito (1988) dalam kaitannya dengan pilihan kata (diksi), kosa kata bahasa Indonesia dapat digolongkan sebagai berikut.

Bagan 1: Penggolongan Kata menurut Soedjito (1988)

Penggolongan kata Makna Kata Perubahan Makna

Abstrak umum Populer baku asli konkret khusus Kajian nonbaku serapan

a. Penggolongan Kata

Penggolongan kata menurut Soedjito (1988: 38) kosakata dapat digolongkan sebagai berikut.

1) Kata Abstrak dan Kata Konkret

Kata abstrak menurut Soedjito (1988: 39) adalah kata yang mempunyai rujukan berupa konsep pengertian. Kata konkret adalah kata yang mempunyai rujukan berupa objek yang dapat dicerap oleh pencaindera (dilihat, diraba, dirasakan, didengarkan, atau dicium).

Kata abstrak menurut Kunjana (2009: 35) adalah kata yang merujuk pada konsep atau gagasan. Kata –kata abstrak sering digunakan untuk mengungkapkan gagasan yang cenderung rumit dan lebih tepat digunakan untuk menyampaikan gagasan, argumentasi, persuasi, bukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan barang atau benda, sedangkan kata konkret adalah kata-kata yang menunjuk pada objek yang dapat dipilih, didengar, dirasakan, diraba, atau dicium. Kata konkret lebih mudah dipahami daripada kata abstrak. Kata konkret lebih tepat jika dipakai dalam deskripsi karena kata-kata tersebut akan dapat merangsang pencaindera. Untuk meperjelas pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri kata abstrak dan kata konkret sebagai berikut.

Tabel 1

Ciri-ciri kata abstrak dan kata konkret Ciri- ciri kata abstrak Ciri-ciri kata konkret 1.tidak mengacu kepada hal yang

konkret

1. mengacu ke barang yang spesifik di dalam pengalaman kita.

2.hal yang diwakilinya sukar digambarkan karena referennya tidak dapat diserap oleh panca indera manusia.

2. kata yang konkret dapat efektif sekali di dalam karangan pengisahan (narasi) dan pemerian (deskripsi) karena menggunakan panca indra

3.Kata-kata abstrak merupakan kata yang merujuk ke sifat (panas, dingin, baik, buruk), ke nisbah (jumlah, urutan), dan gagasan (keadilan, kesatuan) (Moeliono, 1988: 174)

3. Yang termasuk kata konkret meliputi: kata benda, kata kerja, kata ganti (Kridalaksana, 1993)

Contoh

2) Kata Umum dan Kata Khusus

Keraf (1994: 89) mengungkapkan bahwa kata umum dan kata khusus dibedakan berdasarkan luas tidaknya cakupan makna yang dikandungnya. Bila sebuah kata mengacu pada suatu hal atau kelompok yang luas bidang lingkupnya maka kata itu disebut kata umum, sedangkan bila kata itu mengacu pada hal yang khusus dan lebih konkret maka kata-kata itu disebut kata-kata khusus.

Kata umum menurut Soedjito (1988: 84) adalah kata yang luas ruang lingkupnya dan hanya mencakup banyak hal. Kata khusus adalah kata yang sempit atau terbatas ruang lingkupnya.

Kata umum menurut Kunjana (2009: 35) adalah kata-kata yang perlu dijabarkan lebih lanjut dengan kata-kata yang sifatnya khusus untuk mendapatkan perincian lebih baik. Kata-kata umum tidak tepat untuk mendeskripsikan sesuatu karena memiliki kadar akurasi yang rendah. Kata khusus merupakan kebalikan dari kata-kata umum. Kata khusus cenderung

Abstrak Konkret Kemakmuran kerajianan kemajuan demokrasi karya

sandang, pangan rumah bekerja, belajar membaca membuat rumah, membangun pabrik, membuat jalan banyak uang,

bermusyawarah, berunding membeli mobil, sawah, rumah

digunakan dalam konteks terbatas, dalam kepentingan-kepentingan yang perlu pemerincian, dan perlu ketepatan dan keakuratan konsep.

Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa kata umum adalah kata yang mempunyai ruang lingkup yang luas dan masih belum spesifik untuk menyampaikan gagasan suatu secara umum, sedangkan kata khsuus mempunyai ruang lingkup yang lebih sempit. Di dalam karya-karya ilmiah yang diperlukan akurasinya maka diperlukan kata khusus dalam mendeskripsikan dan menjelaskan kata-kata.

Contoh: Umum Khusus Melihat besar jatuh cepat memotong menonton,menatap,memandang raya, agung, akbar, makro roboh, rebah, runtuh, ambruk deras, kencang, laju, lekas menebang, memangkas, membelah

3) Kata populer dan Kata kajian

Kata populer adalah kata yang dikenal dan diapakai oleh semua lapisan masyarakat dalam komunikasi sehari-hari. Kata kajian adalah kata yang dikenal dan diapakai oleh para ilmuwan kaum terpelajar dalam karya-karya ilmiah. Kata kajian itu banyak yang diserap dari bahasa asing atau daerah (Soedjito, 1988: 43).

Contoh: Populer Kajian Mudah batas timbul kelesuan keluar contoh rancangan penilaian selaras,serasi Kemudahan batasan, definisi tibulan, relief resesi keluaran (output) sampel desain evaluasi harmonis

4) Kata Baku dan Kata Nonbaku

Kata baku adalah kata yang mengikuti kaidah atau ragam bahasa yang telah ditentukan/dilazimkan. Kata nonbaku ialah kata yang tidak mengikuti kaidah ragam bahasa yang telah ditentukan/dilazimkan (seojito, 1988:44). Contoh: Baku Nonbaku Senin Kemarin Kaidah Kamis Metode Rabu Lubang Berjuang Anggota Senen Kemaren Kaedah Kemis Metoda Rebo Lobang Berjoang Anggauta

5) Kata Asli dan Kata serapan

Kata asli adalah kata yang berasal dari bahasa kita sendiri. Kata serapan adalah kata yang berasal (diserap) dari bahasa daerah atau asing (Soedjito, 1988: 47). Dalam perkembangannya, menurut Pusat Bahasa (2005: 40) Bahasa Indonesia menyerap unsur dari bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sansekerta, Arab, Portugis, Latin, Belanda, atau Inggris.

Kata asing dan kata serapan adalah adalah kata-kata yang berasal dari bahasa asing yang masih dipertahankan bentuk aslinya karena belum menyatu dengan bahasa Indonesia, sedangkan kata serapan adalah unsur-unsur bahasa asing yang telah disesuaikan dengan wujud atau struktur bahasa Indonesia (Akhadiah dkk, 1989: 90).

Berdasarkan Keputusan Menteri pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0543a/U/1987 tanggal 9 September 1987, taraf integrasi unsur serapan kata asing dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua golongan sebagai berikut.

a) Unsur asing yang sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle cock, I’explotation de I’homme. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing dan penulisannya apabila diketik maka pengetikannya dicetak miring, atau apabila ditulis tangan, kata seperti itu digarisbawahi.

b) Unsur asing yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan dengan ejaan asing hanya diubah seperlunya sehingga bentuk bahasa indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya.

Contoh kata serapan menurut buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Pembentukan Kata Asing (2005: 40-52)

b. Makna Kata

Yang dimaksud dengan makna kata adalah hubungan antara bentuk dan barang (hal) yang diacumnya (Soejdito, 1988: 51). Ada bermacam-macam makna, antara lain.

1) Makna leksikal dan makna gramatikal 2) Makna denotatif dan makna konotatif 3) Makna lugas dan makna kiasan 4) Makna kontekstual

c. Perubahan Makna

Menurut Soedjito (1988: 64), perubahan makna dapat disebabkan oleh: 1) Peristiwa ketatabahasaan 2) Perubahan waktu 3) Perbedaan tempat 4) Perbedaan lingkungan 5) Perubahan konotas

Dokumen terkait