• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Estimasi, Pertimbangan dan Asumsi Manajemen

Dalam dokumen JIHD Q1 31 Mar 2016 (Halaman 32-39)

Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang menyediakan tambahan informasi mengenai posisi keuangan konsolidasian Grup pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian (peristiwa penyesuai), jika ada, telah tercermin dalam laporan keuangan konsolidasian. Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian (peristiwa non-penyesuai), apabila jumlahnya material, telah diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian.

3. Penggunaan Estimasi, Pertimbangan dan Asumsi Manajemen

Dalam penerapan kebijakan akuntansi Grup, seperti yang diungkapkan dalam Catatan 2 pada laporan keuangan konsolidasian, manajemen harus membuat estimasi, pertimbangan, dan asumsi atas nilai tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia oleh sumber-sumber lain. Estimasi dan asumsi tersebut, berdasarkan pengalaman historis dan faktor lain yang dipertimbangkan relevan.

Manajemen berkeyakinan bahwa pengungkapan berikut telah mencakup ikhtisar estimasi, pertimbangan dan asumsi signifikan yang dibuat oleh manajemen, yang berpengaruh terhadap jumlah-jumlah yang dilaporkan serta pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian.

Pertimbangan

Pertimbangan-pertimbangan berikut dibuat oleh manajemen dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Grup yang memiliki dampak yang paling signifikan terhadap jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian:

a. Mata Uang Fungsional

Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Grup, manajemen telah menggunakan pertimbangan untuk menentukan mata uang fungsional entitas anak luar negeri.

Mata uang fungsional Perusahaan dan entitas anak adalah mata uang lingkungan ekonomi utama dimana masing-masing entitas beroperasi. Mata uang tersebut adalah yang paling mempengaruhi harga jual barang dan jasa, dan mata uang dari negara yang kekuatan persaingan dan peraturannya sebagian besar menentukan harga jual barang dan jasa entitas, dan merupakan mata uang yang mana dana dari aktivitas pendanaan dihasilkan.

b. Klasifikasi Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan

Grup menentukan klasifikasi aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan menilai apakah aset dan liabilitas tersebut memenuhi definisi yang ditetapkan dalam PSAK 55. Aset keuangan dan liabilitas keuangan dicatat sesuai dengan kebijakan akuntansi Grup sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 2.

c. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan

Cadangan kerugian penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang dipelihara pada jumlah yang menurut manajemen adalah memadai untuk menutup kemungkinan tidak tertagihnya aset keuangan. Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, Grup secara spesifik menelaah apakah telah terdapat bukti obyektif bahwa suatu aset keuangan telah mengalami penurunan nilai (tidak tertagih).

Cadangan yang dibentuk adalah berdasarkan pengalaman penagihan masa lalu dan faktor-faktor lainnya yang mungkin mempengaruhi kolektibilitas, antara lain kemungkinan kesulitan likuiditas atau kesulitan keuangan yang signifikan yang dialami oleh debitur atau penundaan pembayaran yang signifikan.

Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka saat dan besaran jumlah yang dapat ditagih diestimasi berdasarkan pengalaman kerugian masa lalu. Cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk atas akun-akun yang diidentifikasi secara spesifik telah mengalami penurunan nilai. Akun pinjaman yang diberikan dan piutang dihapusbukukan berdasarkan keputusan manajemen bahwa aset keuangan tersebut tidak dapat ditagih atau direalisasi meskipun segala cara dan tindakan telah dilaksanakan. Suatu evaluasi atas piutang, yang bertujuan untuk mengidentifikasi jumlah cadangan yang harus dibentuk, dilakukan secara berkala sepanjang tahun. Oleh karena itu, saat dan besaran jumlah cadangan kerugian penurunan nilai yang tercatat pada setiap periode dapat berbeda tergantung pada pertimbangan dan estimasi yang digunakan.

Nilai tercatat pinjaman diberikan dan piutang serta aset keuangan tersedia untuk dijual pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 sebagai berikut:

31 Maret 2016 31 Desember 2015

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Kas dan setara kas 379.115.130 451.931.088 Piutang usaha 374.594.682 375.286.916 Piutang lain-lain 3.895.490 3.706.290 Aset lain-lain

Setoran jaminan 7.898.895 8.554.595 Deposito berjangka dibatasi pencairannya 1.645.368 1.681.121 Rekening giro dibatasi pencairannya 700.820 723.581 Tersedia untuk dijual

Penyertaan saham 45.600.000 45.600.000

Jumlah 813.450.385 887.483.591

d. Komitmen Sewa

Komitmen sewa operasi - Grup sebagai penyewa

Grup telah menandatangani sejumlah perjanjian sewa ruangan. Grup menentukan bahwa sewa tersebut adalah sewa operasi karena Grup tidak menanggung secara signifikan seluruh risiko dan manfaat dan kepemilikan aset-aset tersebut.

Komitmen sewa operasi - Grup sebagai pihak yang menyewakan

Grup telah menandatangani sejumlah perjanjian sewa ruangan dan lahan. Grup menentukan bahwa sewa tersebut adalah sewa operasi karena Grup menanggung secara signifikan seluruh risiko dan manfaat dari kepemilikan aset-aset tersebut.

Estimasi dan Asumsi

Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber utama lain dalam mengestimasi ketidakpastian pada tanggal pelaporan yang mempunyai risiko signifikan yang dapat menyebabkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode berikutnya diungkapkan di bawah ini. Grup mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Kondisi yang ada dan asumsi mengenai perkembangan masa depan dapat berubah karena perubahan situasi pasar yang berada di luar kendali Grup. Perubahan tersebut tercermin dalam asumsi ketika keadaan tersebut terjadi.

a. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mensyaratkan pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajarnya, dan penyajian ini mengharuskan penggunaan estimasi. Komponen pengukuran nilai wajar yang signifikan ditentukan berdasarkan bukti-bukti obyektif yang dapat diverifikasi (seperti nilai tukar, suku bunga), sedangkan saat dan besaran perubahan nilai wajar dapat menjadi berbeda karena penggunaan metode penilaian yang berbeda.

Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan diungkapkan pada Catatan 26 atas laporan keuangan konsolidasian.

b. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Persediaan

Grup membentuk cadangan kerugian penurunan nilai persediaan berdasarkan estimasi bahwa tidak terdapat penggunaan masa depan dari persediaan tersebut atau terdapat kemungkinan persediaan tersebut menjadi usang. Manajemen berkeyakinan bahwa asumsi-asumsi yang digunakan dalam estimasi cadangan kerugian penurunan nilai persediaan dalam laporan keuangan konsolidasian adalah tepat dan wajar, namun demikian, perubahan signifikan dalam asumsi-asumsi tersebut dapat berdampak signifikan terhadap nilai tercatat persediaan dan jumlah beban kerugian penurunan nilai persediaan, yang akhirnya akan berdampak pada hasil operasi Grup.

Nilai tercatat persediaan bersih pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 masing- masing sebesar Rp 2.201.893.589 dan Rp 2.163.869.966, sedangkan jumlah cadangan kerugian penurunan nilai persediaan sebesar Rp 6.007.600.

c. Estimasi Masa Manfaat Properti Investasi dan Aset Tetap

Masa manfaat dari masing-masing properti investasi dan aset tetap Grup diestimasi berdasarkan jangka waktu aset tersebut diharapkan tersedia untuk digunakan. Estimasi tersebut didasarkan pada penilaian kolektif berdasarkan bidang usaha yang sama, evaluasi teknis internal dan pengalaman dengan aset sejenis. Estimasi masa manfaat setiap aset ditelaah secara berkala dan diperbarui jika estimasi berbeda dari perkiraan sebelumnya yang disebabkan karena pemakaian, usang secara teknis atau komersial serta keterbatasan hak atau pembatasan lainnya terhadap penggunaan aset. Dengan demikian, hasil operasi di masa mendatang mungkin dapat terpengaruh secara signifikan oleh perubahan dalam jumlah dan waktu terjadinya biaya karena perubahan yang disebabkan oleh faktor-faktor yang disebutkan di atas. Penurunan estimasi masa manfaat ekonomis setiap properti investasi dan aset tetap akan menyebabkan kenaikan beban penyusutan dan penurunan nilai tercatat aset tersebut.

Pada tahun 2015, PPJ, entitas anak, mengubah estimasi sisa umur manfaat ekonomis bangunan dari dua belas (12) tahun menjadi dua puluh (20) tahun. Perubahan estimasi diakui secara prospektif.

Nilai tercatat properti investasi dan aset tetap konsolidasian pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

31 Maret 2016 31 Desember 2015

Properti investasi 1.140.914.466 1.155.006.329 Aset tetap 1.077.445.556 1.074.920.103

Jumlah 2.218.360.022 2.229.926.432

d. Penurunan Nilai Goodwill

Uji penurunan nilai goodwill wajib dilakukan sedikitnya setahun sekali tanpa memperhatikan apakah telah terjadi indikasi penurunan nilai. Penentuan nilai pakai aset tak berwujud membutuhkan estimasi arus kas yang diharapkan akan dihasilkan dari pemakaian berkelanjutan dan pelepasan akhir atas aset tersebut (UPK) serta tingkat diskonto yang tepat untuk menghitung nilai kini.

Manajemen berkeyakinan bahwa asumsi-asumsi yang digunakan dalam estimasi nilai pakai dalam laporan keuangan konsolidasian adalah tepat dan wajar, namun demikian, perubahan signifikan dalam asumsi-asumsi tersebut dapat berdampak signifikan pada jumlah nilai terpulihkan dan jumlah kerugian penurunan nilai yang terjadi mungkin berdampak material pada hasil operasi Grup.

Nilai tercatat goodwill adalah sebesar Rp 19.255.456 pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015.

e. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

Penelaahan atas penurunan nilai dilakukan apabila terjadi indikasi penurunan nilai aset tertentu. Penentuan nilai wajar aset membutuhkan estimasi arus kas yang diharapkan akan dihasilkan dari pemakaian berkelanjutan dan pelepasan akhir atas aset tersebut. Perubahan signifikan dalam asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan nilai wajar dapat berdampak signifikan pada jumlah nilai terpulihkan dan jumlah kerugian penurunan nilai yang terjadi mungkin berdampak material pada hasil operasi Grup.

Nilai tercatat aset non-keuangan tersebut pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

31 Maret 2016 31 Desember 2015 Properti Investasi 1.140.914.466 1.155.006.329 Aset tetap 1.077.445.556 1.074.920.103 Investasi saham Metode ekuitas 5.888.668 5.888.652 Jumlah 2.224.248.690 2.235.815.084 f. Imbalan Kerja Jangka Panjang

Penentuan liabilitas imbalan kerja jangka panjang dipengaruhi oleh asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah tersebut. Asumsi-asumsi tersebut dijelaskan dalam Catatan 34 dan mencakup, antara lain, tingkat kenaikan gaji, dan tingkat diskonto yang ditentukan dengan mengacu pada imbal hasil pasar atas bunga obligasi korporasi berkualitas tinggi dalam mata uang yang sama dengan mata uang pembayaran imbalan dan memiliki jangka waktu yang mendekati estimasi jangka waktu liabilitas imbalan kerja jangka panjang tersebut. Hasil aktual yang berbeda dengan asumsi Grup dibukukan pada penghasilan komprehensif lain dan dengan demikian, berdampak pada jumlah penghasilan komprehensif lain yang diakui dan liabilitas yang tercatat pada periode-periode mendatang. Manajemen berkeyakinan bahwa asumsi-asumsi yang digunakan adalah tepat dan wajar, namun demikian, perbedaan signifikan pada hasil aktual, atau perubahan signifikan dalam asumsi-asumsi tersebut dapat berdampak signifikan pada jumlah liabilitas imbalan kerja jangka panjang.

Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, liabilitas imbalan kerja jangka panjang masing-masing sebesar Rp 100.632.961 dan Rp 99.370.906 (Catatan 34).

g. Aset Pajak Tangguhan

Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara nilai tercatat aset dan liabilitas pada laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak jika kemungkinan besar jumlah laba kena pajak akan memadai untuk pemanfaatan perbedaan temporer yang diakui. Estimasi manajemen yang signifikan diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang diakui berdasarkan kemungkinan waktu terealisasinya dan jumlah laba kena pajak pada masa mendatang serta strategi perencanaan pajak masa depan.

Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, saldo aset pajak tangguhan bruto masing- masing sebesar Rp 26.582.552 dan Rp 25.521.872.

h. Cadangan untuk Penggantian Peralatan Usaha

Grup membentuk cadangan untuk penggantian peralatan usaha berdasarkan estimasi nilai penggantian peralatan usaha yang hilang atau rusak.

Manajemen berkeyakinan bahwa asumsi-asumsi yang digunakan dalam estimasi cadangan untuk penggantian peralatan usaha dalam laporan keuangan konsolidasian adalah tepat dan wajar, namun demikian, perubahan signifikan dalam asumsi-asumsi tersebut dapat berdampak signifikan terhadap nilai cadangan untuk penggantian peralatan usaha dan jumlah cadangan penggantian peralatan usaha, yang akhirnya akan berdampak pada hasil operasi Grup.

Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, nilai tercatat cadangan untuk penggantian peralatan usaha masing-masing sebesar Rp 8.776.963 dan Rp 7.593.280.

i. Taksiran Liabilitas untuk Pembangunan Prasarana, Fasilitas Umum dan Sosial

Grup membentuk taksiran liabilitas untuk pembangunan prasarana, fasilitas umum dan sosial berdasarkan estimasi biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan liabilitas tersebut di masa mendatang.

Manajemen berkeyakinan bahwa asumsi-asumsi yang digunakan dalam taksiran liabilitas untuk pembangunan prasarana, fasilitas umum dan sosial dalam laporan keuangan konsolidasian adalah tepat dan wajar, namun demikian, perubahan signifikan dalam asumsi tersebut dapat berdampak signifikan dalam terhadap nilai taksiran liabilitas untuk pembangunan prasarana, fasilitas umum dan sosial dan jumlah taksiran liabilitas untuk pembangunan prasarana, fasilitas umum dan sosial, yang akhirnya akan berdampak pada hasil operasi Grup.

Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, nilai tercatat taksiran liabilitas untuk

pembangunan prasarana, fasilitas umum dan sosial adalah sebesar Rp 145.936.561 dan Rp 146.572.561.

31 Maret 2016 31 Desember 2015 Kas

Rupiah 973.966 1.525.096 Mata uang asing (Catatan 41) 146.917 164.237

Jumlah - Kas 1.120.883 1.689.333

Bank

Pihak berelasi (Catatan 37)

PT Bank Artha Graha Internasional Tbk

Rupiah 46.949.477 106.113.815 Dolar Amerika Serikat (Catatan 41) 46.176.942 86.891.220

Jumlah 93.126.419 193.005.035

Pihak ketiga

Rupiah

PT Bank Central Asia Tbk 24.536.073 23.200.684 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 5.520.368 4.716.076 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 233.432 230.899 PT Bank CIMB Niaga Tbk 68.439 52.901 PT Bank Negara Indonesia Tbk 14.147 14.308 PT Bank Maybank Indonesia Tbk (sebelumnya

PT Bank Internasional Indonesia Tbk) 6.052 9.020 Dolar Amerika Serikat (Catatan 41)

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 1.600.481 1.993.707 PT Bank Central Asia Tbk 1.180.355 4.542.257 PT Bank Permata Tbk 205.804 213.964 PT Bank CIMB Niaga Tbk 53.107 55.183 PT Bank Maybank Indonesia Tbk (sebelumnya

PT Bank Internasional Indonesia Tbk) 12.750 13.474

Jumlah 33.431.008 35.042.473

Jumlah - Bank 126.557.427 228.047.508

Deposito Berjangka Pihak berelasi (Catatan 37)

PT Bank Artha Graha Internasional Tbk

Rupiah 74.302.699 89.265.624 Dolar Amerika Serikat (Catatan 41) 54.724.210 63.207.135

Jumlah 129.026.909 152.472.759

Pihak ketiga

Rupiah

PT Bank Central Asia Tbk 52.530.774 52.027.662 PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 52.593.332 8.000.000 Dolar Amerika Serikat (Catatan 41)

PT Bank Central Asia Tbk 9.330.205 9.693.826 PT Bank QNB Indonesia Tbk (sebelumnya

PT Bank QNB Kesawan Tbk) 6.628.000 - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 1.327.600 -

122.409.911

69.721.488

Jumlah - Deposito Berjangka 251.436.820 222.194.247

Suku bunga rata-rata deposito per tahun:

31 Maret 2016 31 Desember 2015

Rupiah 4,00% - 9,50% 4,50% - 10,00%

Dolar Amerika Serikat 0,20% - 1,75% 0,20% - 2,75%

Dalam dokumen JIHD Q1 31 Mar 2016 (Halaman 32-39)

Dokumen terkait