• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSISTENSI DAN PERKEMBANGAN SURDAM PUNTUNG DALAM MASYARAKAT KARO

3.4 Penggunaan dan Fungsi Surdam

ditunjang oleh masyarakat Karo secara keseluruhan yaitu pembuat alat musik, penyaji alat musik dan penikmat alat musik tersebut

3.4 Penggunaan dan Fungsi Surdam

Dalam kehidupan masyarakat Karo, musik memiliki peran yang sangat penting. Adapun penggunaan dan fungsi seperti yang dikemukakan oleh Merriam (1964-2010) yaitu :

“use than refers to the situation on in which music is employed in human action; “Function” concerns the reason for it employement and particularly the broader purpose which it serves.

Terjemahan bebas sebagai berikut :

Penggunaan, berkenan terhadap suatu keadaan bagaimana musik tersebut dipakai dalam kegiatan manusia; fungsi, meliputi alasan pemakaian dan terutama dalam lingkup yang luas, sejauh mana musik itu dapat memenuhi kebutuhan manusia tersebut.

Penggunaan dan fungsi di dalam musik merupakan suatu pembahasan yang sangat penting. Hal tersebut dikarenakan musik memiliki aspek-aspek di dalam kehidupan manusia dan efeknya terhadap suatu masyarakat. Dengan kata lain, penggunaan menyangkut konteks pemakainan musik, sementara fungsi menyangkut kepada bagaimana dan untuk apa musik itu disajikan. Dalam hal ini penulis akan melihat penggunaan dan fungsi dari hasil kultur kesenian masyarakat Karo dengan fokus objek penelitian penulis surdam puntung.

40 3.4.1 Penggunaan

Menurut Herskovits (1964 : 217-218) dalam Merriam, penggunaan musik dapat dibagi menjadi lima katagori unsur-unsur budaya, yaitu : Kebudayaan Material, Kelembagaan Sosial, Hubungan Manusia dengan Alam, Estetika dan Bahasa. Berdasarkan kelima katagori tersebut di atas, penggunaan surdam dalam konteks unsur-unsur budaya dapat diuraikan dalam tiga kategori diatas yaitu, Kebudayaaan Matrial, Hubungan Manusia dengan Alam dan Estetika.

Kebudayaan material dalam hal ini dapat dilihat dari aspek fisik alat musik yang memperhatikan hal spesifik dalam instrumen tersebut yang dihasilkan dari hasil kebudayaan masyarakat itu sendiri. Sama seperti alat musik surdam yang digunakan oleh masyarakat Karo, di mana dilihat dari segi materialnya bahwa instrumen ini terbuat dari bambu. Adapun bambu dalam hal ini merupakan hasil kebudayaan material yang digunakan oleh masyarakat Karo pada umumnya dengan berbagai kegunaan untuk kegiatan mereka sehari-hari. Misalnya dalam masyarakat Karo yang pada umumnya mayoritas petani menggunakan bambu sebagai ajek-ajek untuk tanaman-tanaman yang menjalar seperti tomat, buncis, retis, dll. Melihat hal ini penulis menyimpulkan bagaimana sebuah kebudayaan material digunakan dalam tradisi di masyarakat itu sendiri disebabkan oleh aspek kebutuhan masyarakat itu sendiri untuk keperluan masyarakat itu sendiri. Sehingga adapun kegunaan alat musik surdam puntung ini dalam masyarakat Karo disediakan untuk kebutuhan masyarakat tersebut dalam menyajikan upacara tertentu seperti upacara erpangir ku lau dan mengingat kebudayaan materialnya

41

yang terbuat dari bambu yang merupakan sebuah alat atau material yang sudah lama dikenal dan digunakan oleh masyarakat Karo untuk kebutuhannya.

3.4.1.1 Penggunaan Surdam Pada Upacara Erpangir Ku Lau

Erpangir ku lau berasal dari kata “pangir” yang berarti “langir” dan “ku lau” yang berarti “ke air”. Jadi secara harafiah erpangir ku lau adalah berlangir ke air. Erpangir ku lau merupakan upacara ritual yang bertujuan untuk membersihkan diri agar terhindar dari penyakit, bahaya ataupun roh-roh jahat dan agar cita-cita atau keinginan tercapai. Dalam upacara erpangir ku lau kehadiran musik memiliki peran penting dalam berlangsungnya upacara ini. Adapun ensambel yang digunakan untuk mengiringi upacara erpangir ku lau adalah gendang lima sedalanen dan gendang telu sedalanen. Gendang lima sendalanen yang dimainkan pada upacara yang bersifat ritual berguna untuk mengubah suasana upacara menjadi sakral dan sedikit magis, dan sekaligus juga akan mempengaruhi (alam bawah sadar) guru sibaso menjadi kesurupan (trance) (Tarigan, 2004:121).

permainan alat musik surdam pada upacara Erpangir ku lau ini juga memiliki peranan tersendiri. Yakni ada kalanya dimainkan secara tunggal untuk mengiringi jalannya upacara tersebut.

42 3.4.2 Fungsi

Menurut Alan P.Merriam (1964:219-226) fungsi musik dapat dibagi dalam 10 kategori yaitu :

1. Fungsi pengungkapan emosional 2. Fungsi penghayatan estetis 3. Fungsi hiburan

4. Fungsi komunikasi 5. Fungsi perlambangan 6. Fungsi reaksi jasmani

7. Fungsi yang berkaitan dengan norma sosial

8. Fungsi pengesahan lembaga sosial dan upacara keagamaan 9. Fungsi kesinambungan budaya

10. Fungsi pengintegrasian masyarakat

Dalam penyajian surdam puntung dalam upacara erpangir ku lau dapat dikategorikan kedalam beberapa fungsi diatas yaitu, fungsi pengungkapan emosional, fungsi hiburan, fungsi komunikasi, fungsi reaksi jasmani.

3.4.2.1 Fungsi pengungkapan emosional

Musik mempunyai daya yang besar sebagai sarana untuk mengungkapkan rasa atau emosi (misalnya rasa sedih, rindu, bangga, tenang, rasa kagum pada dunia hasil ciptaan Tuhan) bagi para pendengarnya (Merriam, 1964:223). Reaksi-reaksi tersebut dapat berupa ekspresi langsung seperti menyanyi mengikuti lagu

43

yang dimainkan atau mendengarkan secara tenang dan seksama tanpa banyak pengungkapan suasana hati yang terlihat secara langsung.

Dalam penyajian surdam puntung dapat dimainkan secara ensambel maupun secara tunggal. Dalam pengungkapan emosional surdam puntung dimainkan secara tunggal. Pemainan surdam puntung dapat merasakan sesuatu perasaan di dalam dirinya, sebab pemain surdam puntung seolah-olah ikut masuk ke dalam melodi yang dimainkannya tersebut. Sehingga dalam hal ini musik dapat ditunjukkan untuk mewujudkan kehidupan emosional.

A Musical work is therefore a presentational symbol. But if it a symbol it must poses a structure analogous to the structure of the phenomenon it symbolises it must share a common logical form with its object. And the way in which a musical work can resemble some segment of emotional life is by it possesing the same temporal structure as that segment. The dinamic structure the mode of development, of a must if calw work and the for min which emotion isexper•zen ced can resemble each other in their patterns of motion and rest, of tention and release, of agreement and disagreement, preparation, ullfilrnent, excitation, sudden change etc. Music is a presentation of symbol of emotional life (Budd, 1985: 109).

Dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Budd yang melihat sisi kemasyarakatan yang dibangun dari emosional manusianya dengan suatu bentuk aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri. Untuk itu energi musikal yang dihasilkan dari hasil permainan surdam puntung ini memberikan pengaruh terhadap sisi penghayatan oleh si penyaji dan si penikmat seni.

3.4.2.2 Fungsi hiburan

Pada setiap masyarakat di dunia, musik berfungsi sebagai alat hiburan karena musik dapat memberikan ketenangan, kebahagiaan, dan kepuasan tertentu kepada yang mendengar (Merriam 1964:224).

44

Ketika surdam puntung dimainkan dipadang rumput maupun dipersawahan maka orang yang mendengarkan alunan tersebut dapat menimbulkan suatu efek menghibur dan dapat menghilangkan rasa lelah bagi yang mendengarkan alunan surdam puntung tersebut. Surdam puntung juga memiliki fungsi hiburan ketika alat tersebut dimainkan dapat menghibur orang-orang yang berada di sekitarnya. Dengan melihat musik yang dimainkan dalam bentuk upacara akan menghasilkan sebuah pertunjukan seni yang bersifat keduniawian tanpa ada unsur spiritual yang terdapat di dalamnya. Pada saat surdam dimainkan dalan bentuk pertunjukan seni profan maka hasil kenikmatan yang dihasilkan berasal dari karakter permainan surdam yang sudah peka didengar sehingga menghibur pribadi penikmat seni tersebut.

3.4.2.3 Fungsi komunikasi

Musik mampu menyampaikan suatu (pesan) kepada siapa yang akan dituju yang dilatarbelakangi oleh kebudayaan yang membentuk musik tersebut (Merriam, 1964:224). Merriam berpendapat bahwa kemungkinan yang paling jelas ialah komunikasi dihadirkan dengan cara menanamkan makna-makna simbolis ke dalam musik yang secara tidak disadari diakui oleh para warga komunitas tersebut. Penanaman makna-makna simbolis dapat terjadi dalam salah satu dari kedua macam cara berikut: secara sadar atau secara bawah sadar.

Dalam upacara erpangir ku lau, surdam puntung menjadi media dalam melaksanakan upacara tersebut. Maksud dan tujuan masyarakat Karo adalah untuk mengembalikan roh yang dibawa mahkluk halus kembali ke tubuh asal roh

45

tersebut. Maksud dan tujuan masyarakat tersebut disampaikan melalui lagu-lagu yang dihasilkan dari surdam puntung tersebut.

.s rnusicis significant form, and its significance is that symbol, a higly

articu. r:. sensous object, which by virtue of its dinamic structure can expresss the

--

journal of vital experience which language is peculiarly unfit to convey" (Langer, 1953:32).

Berdasarkan penjelasan Langer yang menyatakan bahwa bahasa maupun hasil ekspresi manusia menghasilkan suatu sistem komunikasi yang dilakukan melalui simbol tertentu. Sama seperti pada musik yang digunakan pada alat musik surdam ini yang memberikan suatu media komunikasi dalam bentuk keyakinannya kepada para leluhur mereka. Alunan lagu yang dimainkan surdam tersebut memberikan sebuah percakapan dalam arti komunikasi dalam roh untuk menyatakan maksud dan tujuan dilakukannya upacara tersebut, sehingga dengan terjadinya percakapan tersebut dapat membantu proses jalannya upacara.

3.4.2.4 Fungsi reaksi jasmani

Fungsi musikal surdam sebagai reaksi jasmani sejalan dengan fungsinya sebagai pengungkapan emosional dan fungsinya sebagai penghayatan estetis. Sebab reaksi jasmani muncul ketika adanya penghayatan yang menghasilkan emosional, dan emosional itupun kemudian diungkapkan melalui reaksi jasmani. Sebagai wujud dari fungsi reaksi jasmani dapat kita lihat di dalam pertunjukan erpangir ku lau yang mana pada saat surdam dimainkan semua orang yang terlibat dalam upacara tersebut dapat mengalami kerasukan roh-roh yang datang karena mendengar suara surdam yang dimainkan.

46

3.4.3 Fungsi Surdam Puntung Dalam Konteks erpangir ku lau 3.4.3.1 Fungsi Pembawa Melodi

Surdam awalnya hanya merupakan sejenis instrument tunggal. Namun tidak diketahui secara pasti kapan sejarah awal penggunaan surdam tersebut digunakan sebagai instrumen tunggal. Surdam puntung dalam upacara erpangir ku lau bisa dimainkan secara improvisasi yang mana melodi yang dimainkan berulang-ulang. Adapun lagu yang dimainkan dalam upacara erpangir ku lau adalah : mari-mari, odak-odak, dan peseluken.

3.4.3.2 Fungsi dalam Ensambel

Dalam upacara erpangir ku lau ensambel yang digunakan adalah ensambel gendang keteng-keteng, gendang keteng-keteng memiliki empat buah alat musik yaitu : 1. Kulcapi/surdam/belobat

2. keteng-keteng (2buah) 3. mangkok putih

Dalam upacara erpangir ku lau keteng-keteng dan mangkok putih berperan sebagai pengiring, dan surdam sebagai pembawa melodi.

47 BAB IV

Dokumen terkait