• Tidak ada hasil yang ditemukan

PADA UPACARA NCAYUR NTUA DALAM BUDAYA PAKPAK

4.3 Penggunaan Gendang Mengkerboi

Melihat fakta-fakta di lapangan dan kemudian mencoba mnafsirkan dan membangun pemikiran yang berakar dari kebudayaan Pakpak, maka menurut penulis, penggunaan Gendang Mengkerboi di dalam kerja njahat ncayur ntua pada masyarakat Pakpak adalah sebagai berikut.

4.3.1 Untuk Mengiringi Upacara Adat Kerja Njahat Ncayur Ntua

Gendang Mengkerboi sebagai repertoar yang terdiri dari tiga gendang (dalam pengertian lagu), terdiri dari: Gendang Gajah Mangiring, Gendang Mangiring Gajah, dan Gendang Raja. Menurut pengamatan dan pengalaman penulis adalah selalu digunakan dalam upacara kerja njahat ncayur ntua, di samping kerja njahat yang lain.

Dengan keberadaan Gendang Mengkerboi yang seperti ini, maka penggunannya di dalam upacara ncayur ntua, adalah untuk mengiringi salah satu aktivitas dari serangkaian aktivitas upacara ini. Kata mengiringi dalam hal ini bermaksud adalah menjadi salah satu bahagian yang tidak terpisahkan dari upacara. Kalau tidak ada Gendang Mengkerbaoi dalam upacara tersebut, maka tidak akan lengkaplah suasana dan keberadaan upacara secara keseluruhannya.

Menurut pengalaman penulis, sebahagian besar upacara kerja njahat ncayur ntua di dalam kebudayaan masyarakat Pakpak, baik yang berada di wilayah budayanya di Kabupaten Dairi dan Pakpak Bharat maupun di wilayah-wilayah perantauan mereka, selalu menyertakan penyembelihan hewan kerbau atau lembu, dan menggunakan Gendang Mengkerboi yang disajikan melalui ensambel genderrang ditambah gung sada rabaan. Dengan demikian guna mengiringi upacara ini sangatlah penting dilihat dari sisi kebudayaan dan nilai-nilai pelestariannya.

96

4.3.2 Memeriahkan Jalannya Upacara

Selanjutnya, dalam hubungannya Gendang Mengkerboi dengan upacara kerja njahat ncayur ntua ini, maka guna musik ini adalah untuk memeriahkan jalannya upacara, terutama upacara mengkerboi, salah satu dari sekian rangkaian dalam upacara ncayur ntua. Kata memeriahkan di dalam konteks ini adalah merujuk kepada jenis kematian ncayur ntua, yaitu setiap orang yang terlibat dalam konsep budaya Pakpak adalah bergembira walaupun sekaligus adalah bersedih juga.

Pesta adat yang bersifat kemeriahan ini adalah sebagai ekspresi dari rasa senang, karena sang jenazah telah mencapai kematian sempurna, kematian yang ideal, yang dicita-citakan oleh semua orang Pakpak di dalam mengisi kehidupannya dengan berdasar kepada ajaran Tuhan Yang Maha Kuasa. Kemeriahan itu tampak dengan jelas melalui kegiatan upacara, kemudian semua orang baik dari pihak sukut (tuan rumah penyelenggara pesta), sulang silima yang terdiri dari dengan sibeltek, kula-kula, anak berru (situaan, siditengah, siampun-ampun), dan masyarakat luas. Jadi guna mengiringi dan memeriahkan jalannya upacara ini menjadi bahagian yang menyatu. Kemeriahan tersebut memiliki nilai dan kearifannya sendiri, yaitu kemeriahan yang berakar dari budaya Pakpak, gembira karena jenazah mati secara ncayur ntua (juga bersedih karena ditinggalkan jenazah), kemudian semua orang dapat belajar banyak mengenai semua kebaikan jenazah semasa hidupnya.

4.3.3 Sarana Memberitahu Penyembelihan Hewan untuk Sulang

Guna lainnya Gendang Mengkerboi dalam upacara adat kerja njahat ncayur ntua di dalam kebudayaan masyarakat Pakpak adalah untuk memberitahu semua orang yang hadir di dalam upacara tersebut, bahwa akan segera dilaksanakan penyembelihan hewan (terutama kerbau, sesuai dengan judul repertoarnya). Guna memberitahu ini sangatlah penting dalam konteks komunikasi secara budaya.

Dalam prosesnya tiga repertoar digunakan di dalam konteks menyembelih kerbau ini, yaitu Gendang Raja Mengiring, Gendang Mangiring Gajah, dan Gendang Raja. Ketiga gendang tersebut penuh dengan makna-makna komunikasi yang memberitahukan dan mengajak partisipasi semua yang hadir dalam rangka menyelembelih hewan untuk sulang.

Sulang ini sendiri memiliki fungsi untuk memperkuat integrasi sosial di antara kerabat dan juga masyarakat secara luas. Secara adat telah ditentukan siapa memperoleh daging (sulang) bahagian yang mana. Jadi di dalamnya juga terdapat nilai dan kearifan lokal, berupa menjaga keutuhan klen, kegiatan yang memiliki nilai meningkatkan gizi melalui kuliner, serta sifat selalu ingin berbagi dan tidak egosentris.

Selain itu, penyembelihan kerbau untuk kerabat dan masyarakat luas ini juga adalah memberikan tanda prestise adat sukut. Bahwa dalam realitas sosial, sukut dan keluarganya adalah orang yang mampu secara ekonomis, yang juga telah diberikan karunia oleh Tuhan, yaitu salah seorang kerabatnya meninggal dalam keadaan ncayur ntua, kematian ideal dalam konteks kebudayaan Pakpak. Namun demikian penyembelihan hewan untuk sulang ini bukan untuk menjadikan sukut

98

bangga diri dan sombong, sebaliknya adalah untuk merendah hati sesuai dengan tuntutan dalam norma-norma adat Pakpak.

4.4 Fungsi

4.4.1 Untuk Mengabsahkan Upacara Adat Kerja Njahat Ncayur Ntua

Salah satu fungsi repertoar Gendang Mengkerboi (Gendang Gajah Mangiring, Gendang Mangiring Gajah, dan Gendang Raja) adalah untuk mengbsahkan upacara adat kerja njahat ncayur ntua secara umum, dan secara khusus adalah mengabsahkan subupacara mengkerboi di dalam keseluruhan rangkaian upacara tersebut. Menurut penulis, jika gendang ini tidak dipertunjukkan dalam upacara tersebut, maka menurut pendapat para informan tidak sahlah upacara dimaksud.

Selanjutnya menurut pendapat para informan, baik itu pemuka adat, budayawan, dan pergotci, tidak pernah dijumpai di dalam upacara adat kerja njahat ncayur ntua, yang tidak disertai dengan pertunjukan gendang dan tatak sesuai dengan perannya masing-masing. Sebuah upacara ncayur ntua akan sah secara budaya dan adat, apabila disertai dengan penggunaan gendang. Jadi pemungsian gendang terhadap jalannya upacara ncayur ntua ini adalah hal yang wajib. Upacara ncayur ntua tidak akan dapat dilaksanakan tanpa adanya gendang dalam konsep kebudayaan Pakpak.

Demikian pentingnya pertunjukan gendang, yang terdiri dari alat-alat musik dan pemain genderrang (silima), ditambah gung sada rabaan, maka dapatlah dikatakan bahwa gendang adalah mengabsahkan upacara ncayur ntua di dalam kebudayaan masyarakat Pakpak. Secara lebih khusus lagi, yaitu repertoar Gendang

Mengkerboi adalah mengabsahkan upacara penyembelihan hewan kerbau (mengkerboi), dalam konteks rangkaian upacara adat kerja njahat ncayur ntua.

4.4.2 Sebagai Sarana Integrasi Sosial

Fungsi lainnya dari Gendang Mengkerboi dalam konteks upacara adat kerja njahat ncayur ntua di dalam kehidupan masyarakat Pakpak adalah sebagai sarana integrasi sosial. Seperti diketahui bahwa orang Pakpak secara kekerabatan berdasar kepada konsep daliken sitelu dan sulang silima, yang berdasar kepada garis keturunan dari pihak ayah (patrilineal). Konsep tersebut berdasarkan kepada hubungan darah dan perkawinan. Kemudian perkawinan di dalam kebudayaan Pakpak adalah berdasar kepada klen eksogamus (eksogami), artinya seseorang dilarang kawin dengan orang satu marga atau satu induk marga secara patrilineal. Ia diarahkan untuk kawin dengan orang di luar marganya.

Seperti telah diuraikan sebelumnya orang-orang Pakpak ini membagi kelompok kerabatnya ke dalam daliken sitelu, yaitu: (a) dengan sibeltek atau sinina, yaitu saudara satu marga, baik itu dalam satu keluarga inti maupun keluarga luas (batih); (b) kula-kula, yakni pihak keluarga luas pemberi istri kepada pihak kita, yang keberadaannya sangat dihormati secara adat; dan (c) anak berru (situaan, siditengah, dan siampun-ampun), yaitu pihak keluarga luas yang menerima istri dari pihak kita.

Gendang Mengkerboi yang dipertunjukkan di dalam upacara kerja njahat ncayur ntua, menurut penulis fungsinya adalah sebagai sarana untuk integrasi sosial kekerabatan ini. Integrasi tersebut lebih terungkap ketika semua pihak melakukan tatak (diiringi gendang) tertentu dalam rangkaian upacara ini, dan semuanya

100

menuju kepada bagaimana integrasi sosial harus diutamakan di atas kepentingan setiap individu dan kelompok di dalam sistem kekerabatan tersebut. Bahkan karena pentingnya integrasi sosial dalam kekerabatan ini, tatak yang dipersembahkan juga mengikutkan semua unsur kerabat ini. Di antara tatak tersebut adalah sebagai berikut ini.

1. Tatak Puang Benna yang disambut oleh Tatak Berru Takal Peggu dari sukut, 2. Tatak Puang Pengamaki yang disambut oleh Tatak Berru Ekur Peggu, 3.Tatak Benna Niari,

4.Tatak Puang Penumpak, 5.Tatak Sukut,

6.Tatak Dengan Sibeltek, 7.Tatak Perlebbuh-lebbuh, 8.Tatak Dengan Sibeltek Marga, 9.Tatak Sipemerre,

10.Tatak Sinina, 11.Tatak Berru, 12.Tatak Kempu, 13.Tatak Sukut Nitalun, 14.Tatak Cibal Baleng, 15.Tatak Pulung-pulungen, 16.Tatak Pergemgem, 17.Tatak Perkebbas

Judul repertoar dan sekaligus pelaku tatak tersebut adalah mengekspresikan setiap unsur dalam sistem kekerabatan dengan sibeltek atau sulang silima dalam kebudayaan Pakpak. Dengan demikian, nilai dan kearifan lokal yang terkandung di

dalam Gendang Mengkerboi (termasuk tatak) di dalam rangkaian upacara kerja njahat ncayur ntua adalah pentingnya mewujudkan integrasi sosial di kalangan kerabat dan juga masyarakat luas. Jadi nilai-nilai persatuan dan kesatuan ini sangat penting dilakukan bagi setiap orang Pakpak di manapun dan kapanpun ia berada dan bersosialisasi. Integrasi sosial ini akan menumbuhkan keadaan budaya dan sosiologis damai, tenteram, saling percaya, saling membantu dan menolong, dan peka terhadap kondisi sosial. Demikian yang diajarkan melalui norma-norma adat Pakpak, terutama yang dapat dikaji dari Gendang Mengkerboi ini.

4.4.3 Sebagai Ekspresi Emosi Gembira dan Sekaligus Sedih

Kemudian salah satu fungsi Gendang Mengkerboi di dalam rangkaian upacara adat kerja njahat ncayur ntua di dalam masyarakat Pakpak adalah sebagai ekspresi emosi gembira dan sedih sekligus. Ini merupakan salah satu keunikan atau keeksotikan budaya Pakpak.

Khusus di dalam kematian ncayur ntua, masyarakat Pakpak pada umumnya memandang kematian tersebut sebagai kematian yang sempurna, kematian yang ideal, dan menjadi cita-cita setiap orang. Kondisi kematian ncayur ntua adalah seorang jenazah itu semasa hidupnya bekeluarga, memiliki anak, cucu (atau juga cicit), yang keturunannya telah berhasil secara sosioekonomis atau juga sosiopolitis, dan anak-anaknya semua telah berkeluarga. Kondisi kematian seperti inilah yang dipandang sebagai kematian sempurna di dalam kebudayaan masyarakat Pakpak.

Dengan kematian seperti itu, maka segenap kerabatnya bergembira. Kemudian kegembiraan tersebut diekspresikan melalui gendang dan tatak.

102

Repertoar Gendang Mengkerboi juga adalah ekspresi dari emosi gembira para kerabat dari sang jenazah. Hal ini tergambar dari ekspresi wajah mereka yang gembira, bersemangat, dan penuh energi ketika melakukan tatak. Mereka bangga secara sosial atas pencapaian kematian ncayur ntua salah seorang kerabatnya yang dipanggil Tuhan Yang Maha Kuasa. Demikian pula Gendang Mengkerboi aalah sebagai sarana bergembira ketika pihak sukut dan kerabat luasnya memotong hewan kerbau untuk menjadi sulang, yang memiliki niali-nilai integrasi dan prestise sosial baik di kalangan mereka sendiri atau masyarakat luas.

Gendang Mengkerboi ini juga sekaligus menjadi ekspresi emosi kesedihan bagi segenap kerabat yang ditinggalkan oleh jenazah. Artinya di dalam pelaksanaan upacara ini, emosi gembira dan sedih berbaur menjadi satu di dalam diri setiap orang. Selain emosi gembira mereka juga sedih, karena mereka yang hidup terutama keluarga yang ditinggalkan akan berpisah dengan almarhum (almarhumah). Kesedihan itu, terutama diekspresikan oleh orang-orang terdekat jenazah semasa hidupnya, seperti istri atau suami, anak-anaknya, orang-orang yang secara sosial sehari-hari dekat dengannya. Kesedihan itu dilatarbelakangi oleh alasan berpisahlah ia dengan jenazah, terputuslah komunikasi sosial yang terajut selama ini, betapa kebaikan-kebaikan sang jenazah tak mungkin ia lupakan, dan faktor-faktor sosial dan budaya yang lain. Dengan demikian salah satu fungsi Gendang Mengkerboi dalam upacara adat kerja njahat ncayur ntua masyarakat Pakpak adalah sebagai ekspresi kegembiraan dan kesedihan sekaligus.

4.4.4 Sebagai Sarana Doa kepada Tuhan

Fungsi lainnya dari Gendang Mengkerboi dalam konteks rangakaian upacara kerja njahat ncayur ntua dalam budaya Pakpak adalah sebagai sarana doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, agar yang meninggal diterima di sisi Tuhan dengan keadaan yang baik. Kemudian diberikan tempat yang baik yaitu surga, diterima segala amal baiknya semasa hidup di dunia, dan diampunkan Tuhan segala dosa-dosanya selama hidup di dunia.

Setiap orang Pakpak baik itu yang beragama Kristen (Protestan atau Katolik) dan Islam, pastilah berdoa kepada kerabatnya yang dipanggil Tuhan di sisi-Nya. Doa tersebut adalah pengharapan semoga almarhum (almarhumah) di alam akhirat ditempatkan Tuhan dalam tempat yang sebaik-baiknya. Dalam hal ini, maka sebagai salah satu sarana doa, selain doa yang diajarkan oleh agama Kristen dan Islam, masyarakat Pakpak juga berdoa melalui aktivitas gendang dan tari. Jadi mekanisme berdoa di dalam masyarakat Pakpak, selain melalui doa verbal dalam sistem religi, juga doa dari hati langsung kepada Tuhan melalui mekanisme tatak dan gendang. Dengan demikian gendang memiliki perannya sendiri sebagai sarana komunikasi berdoa kepada Tuhan. Dalam hal ini, isi dan tema doa adalah tentang harapan agar Tuhan menerima sang jenazah di alam akhirat nanti dan ditempatkan di dalam tempat yang sebaik-baiknya yaitu surga. Demikian kira-kira tafsiran penulis terhadap fungsi gendang ini dalam konteks upacara ncayur ntua sebagai sarana doa kepada Tuhan.

104

4.4.5 Sebagai Sarana Hiburan

Fungsi lainnya dari Gendang mengkerboi dalam konteks rangkaian upacara adat kerja njahat ncayur ntua di dalam kebudayaan masyarajat Pakpak adalah sebagai sarana hiburan. Fungsi hiburan ini berlaku kepada semua yang hadir di dalam upacara kematian tersebut baik pihak sukut, sulang silima, pargotci, dan masyarakat yang hadir dalam aktivitas ini.

Hiburan yang dimaksud di sini bukanlah hiburan yang sifatnya keduniawian (sekuler) tetapi lebih bersifat hiburan cultural, baik untuk kelompok, pribadi, religi, adat, dan lainnya. Hiburan tersebut semakin kental suasananya ketika mereka mengekspresikan kegembiraan karena salah satu orang, yaiotu kerabat atau sahabat mereka dipanggil Tuhan dalam kematian ideal ncayur ntua.

Sebagai sarana hiburan, maka mereka yang melakukan upacara ini terhibur dengan melihat dan mempersaksikan pertunjukan gendang, yang terdiri dari genderrang silima dan gung sada rabaan. Aspek ritmis, melodis, gerak jasmani, menjadi hiburan bagi semua mereka yang terlibat dalam upacara ncayur ntua ini.

Begitu pula mereka masing-masing diperkenankan untuk melakukan tatak dalam sesinya masing-masing dalam keseluruhan rangkaian upacara adat kematian ncayur ntua tersebut. Pihak yang tertlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pascapelaksanaan akan mendapatkan hiburan melalui tampilan berupa dimensi audiovisual maupun audio melalui gendang ini. Mereka semua akan merilekskan penat kerj selama dilakukannya upacara kerja njahat ncayur ntua di dalam kebudayaan masyarakat Pakpak, yang penuh dengan norma-norma, nilai-nilai, dan estetika kebudayaan ini.

4.4.6 Sebagai Upaya Memelihara Budaya

Dalam perspektif yang lebih luas lagi, pertunjukan Gendang Mengkerboi dalam serangkaian upacara adat kerja njahat ncayur ntua di dalam kebudayaan masyarakat Pakpak ini berfungsi sebagai upaya memelihara budaya Pakpak. Artinya orang-orang Pakpak sangat mencintai kebudayannya, dalam hal ini mencakup: upacara adat, gendang, tatak, bahasa, peralatan upacara, dan lain-lainnya.

Secara umum, sampai sekarang ini, masyarakat Pakpak menurut penulis sangat mencintai kebudayaan mereka dalam konteks perubahan zaman. Bagaimanapun masyarakat adat Pakpak berusaha mengekalkan kebudayaan mereka sebagai sumber mengisi kehidupan yang diamanatkan Tuhan kepada mereka. Mereka menyadari bahwa dalam konteks globalisasi yang terjadi sekarang ini, kebudayaan yang tidak kuat akan tergerus oleh budaya global. Untuk itu diperlukan usaha-usaha mempertahankan kebudayaan etnik, sebagai jatidiri mereka. Salah satu sarana mempertahankan dan memelihara kebudayaan Pakpak itu adalah pada Gendang Mengkerboi, termasuk juga upacara adat kerja njahat ncayur ntua dengan berbagai pernik subupacaranya yang sangat eksotik dan penuh dengan nilai dan kearifan lokal.

Demikian kajian penulis terhadap guna dan fungsi Gendang Mengkerboi dalam upacara kerja njahat ncayur ntua pada kebudayaan masyarakat Pakpak, dengan perhatian penelitian di Desa Natam Jehe, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat. Tentu saja perspektif penulis bisa saja berbeda dengan para peneliti lain, yang tergantung dari latar belakang keilmuan dan pengalaman hidupnya

106

terutama ketika melakukan ujicoba ilmu yang diperolehnya di tengah-tengah masyarakat Pakpak yang menjadi lingkup kajian.

BAB V

TRANSKRIPSI DAN ANALISIS STRUKTUR RITME

Dokumen terkait