• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Informasi Akuntansi Dalam Pembuatan Keputusan Investasi Investasi

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.5 Penggunaan Informasi Akuntansi Dalam Pembuatan Keputusan Investasi Investasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012), arti kata penggunaan adalah proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu. Informasi dalam bisnis berkaitan dengan pengambilan keputusan. Informasi usaha membantu memilih jalan keluar sekarang atau yang akan datang untuk mencapai tujuan perusahaan (Astuti, 2007). Informasi merupakan data yang diproses atau data yang mempunyai arti (McLeod, 1998). Dari definisi tersebut dapat disimpulkan penggunaan informasi akuntansi merupakan proses, cara, pembuatan informasi akuntansi untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan-pilihan diantara alternatif-alternatif tindakan.

Akuntansi menghasilkan informasi yang dituangkan dalam bentuk laporan keuangan. Informasi merupakan data yang disajikan dengan cara tertentu sehingga mempunyai makna bagi pemakainya. Suatu informasi akan bermakna apabila memiliki kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keyakinan pemakai dalam pengambilan keputusan. Jadi, suatu informasi harus memenuhi syarat sebagai berikut:

1) Menambah pengetahuan pengambil keputusan (masa sekarang dan masa mendatang).

20

2) Menambah keyakinan pemakai informasi mengenai probabilitas terealisasinya suatu harapan dalam kondisi ketidak pastian.

3) Dapat mengubah keputusan atau menyebabkan perubahan perilaku (tindakan).

Informasi dikatakan memiliki kualitas jika berkaitan dengan intensitas informasi dalam memenuhi nilai informasi diatas. Kualitas yang tinggi akan memberi kepuasan (utility) yang tinggi pula bagi pemakainya. Relevansi dan realibilitas merupakan unsur utama pembentuk kualitas informasi. Relevansi ditentukan oleh nilai prediktif (predictive value), nilai balikan (feedback value), dan ketersediaan informasi pada waktunya (timelines). Reliabilitas informasi ditentukan oleh keterujian (verifiability), kenetralan (neutrality), dan ketepatan penyimbolan makna ekonomik yang ingin diungkapkan (representational faithfulness). Komparabilitas (comparability) atas penyajian informasi merupakan kualitas kedua, dan menjadikan informasi lebih bermakna karena tendensinya dapat diinterpretasikan oleh para pemakai. Agar komparabilitas dapat dijalankan, perlakuan akuntansi untuk setiap periode harus konsisten (Astika, 2010:25).

Belkaoui (2006) mendefinisikan informasi akuntansi sebagai informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan-pilihan diantara alternatif-alternatif tindakan. Agar data keuangan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pihak eksternal maupun internal perusahaan, maka data tersebut harus disusun dalam bentuk-bentuk yang sesuai. Informasi akuntansi digolongkan menjadi tiga

21

jenis yaitu informasi operasi, informasi akuntansi manajemen, dan informasi akuntansi keuangan.

1) Informasi Operasi

Informasi ini menyediakan data mentah bagi informasi keuangan dan informasi akuntansi manajemen. Informasi operasi yang terdapat pada perusahaan manufaktur antara lain : informasi produksi, informasi pembelian dan pemakaian bahan baku, informasi penggajian, informasi penjualan, dan lain-lain (Mulyadi, 2005:15).

2) Informasi Akuntansi Manajemen

Informasi akuntansi yang dibuat untuk kepentingan manajemen disebut informasi akuntansi manajemen. Informasi ini digunakan dalam tiga fungsi manajemen, yaitu : (1) perencanaan, (2) implementasi, (3) pengendalian. Informasi akuntansi manajemen ini dihasilkan oleh sistem pengolahan informasi keuangan yang disebut akuntansi manajemen (Hansen & Mowen, 2009:7). Informasi akuntansi manajemen ini disajikan kepada manajemen perusahaan dalam berbagai laporan, seperti anggaran, laporan penjualan, laporan biaya produksi, laporan biaya melalui pusat pertanggungjawaban, laporan biaya menurut aktivitas dan lain-lain.

3) Informasi Akuntansi Keuangan

Informasi akuntansi keuangan digunakan baik oleh manajer maupun pihak eksternal perusahaan, dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan keuangan suatu

22

perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambil keputusan ekonomi (IAI, 2009).

Informasi akuntansi yang dihasilkan oleh pihak manajemen perusahaan mempunyai beberapa karakteristik kualitatif yang harus dimiliki. Karakteristik-karakteristik kualitatif tersebut akan membedakan informasi yang bermanfaat dengan informasi yang kurang bermanfaat bagi penggunanya. Dalam pemilihan metode akuntansi yang akan digunakan perusahaan, karakteristik-karakteristik tersebut haruslah menjadi salah satu dasar pertimbangan pemilihan metode akuntansi yang akan digunakan. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SAFC) No. 2 (Astika, 2011:148) karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi adalah sebagai berikut :

1) Relevan maksudnya adalah kapasitas informasi yang dapat mendorong suatu keputusan apabila dimanfaatkan oleh pemakai untuk kepentingan memprediksi hasil di masa depan yang berdasarkan kejadian waktu lalu dan sekarang. Ada tiga karakteristik utama yaitu:

a. Ketepatan waktu (timeliness), yaitu informasi yang siap digunakan para pemakai sebelum kehilangan makna dan kapasitas dalam pengambilan keputusan;

b. Nilai prediktif (predictive value), yaitu informasi dapat membantu pemakai dalam membuat prediksi tentang hasil akhir dari kejadian yang lalu, sekarang dan masa depan;

23

c. Umpan balik (feedback value), yaitu kualitas informasi yang memngkinkan pemakai dapat mengkonfirmasikan ekspektasinya yang telah terjadi di masa lalu.

2) Reliabel, maksudnya adalah kualitas informasi yang dijamin bebas dari kesalahan dan penyimpangan atau bias serta telah dinilai dan disajikan secara layak sesuai dengan tujuannya. Reliabel mempunyai tiga karakteristik utama yaitu:

a. Dapat diperiksa (veriviability), yaitu konsensus dalam pilihan pengukuran akuntansi yang dapat dinilai melalui kemampuannya untuk meyakinkan bahwa apakah informasi yang disajikan berdasarkan metode tertentu memberikan hasil yang sama apabila diverivikasi dengan metode yang sama oleh pihak independen;

b. Kejujuran penyajian (representation faithfulness), yaitu adanya kecocokan antara angka dan diskripsi akunatnsi serta sumber-sumbernya; c. Netralitas (neutrality), informasi akuntansi yang netral diperuntukkan bagi kebutuhan umum para pemakai dan terlepas dari anggapan mengenai kebutuhan tertentu dan keinginan tertrentu para pemakai khusus informasi.

3) Daya Banding (comparability), informasi akuntansi yang dapat dibandingkan menyajikan kesamaan dan perbedaan yang timbul dari kesamaan dasar dan perbedaan dasar dalam perusahaan dan transaksinya dan tidak semata-mata dari perbedaan perlakuan akuntansinya.

24

4) Konsistensi (consistency), yaitu keseragaman dalam penetapan kebijaksanaan dan prosedur akuntansi yang tidak berubah dari periode ke periode.

Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu : investasi pada aset-aset finansial (financial assets) dan investasi pada aset-aset riil (real assets). Investasi pada aset-aset finansial dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lain-lain. Sedangkan investasi pada aset-aset riil dapat berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya (Halim, 2005:4).

Investasi merupakan pengorbanan dari beberapa nilai sekarang (certain present value), untuk nilai masa datang (future value) yang belum bisa dijamin kepastiannya (possibly uncertain). Investasi juga dapat didefinisikan sebagai aktivitas penanaman dana saat ini yang diharapkan pengembaliannya di masa datang, untuk mengkompensasi dana yang telah ditanamkan tersebut untuk periode tertentu Aprianto (2014). Menurut Putra (2003:1) dalam Hamonangan (2007) investasi didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang menunda konsumsi atau penggunaan sejumlah dana pada masa sekarang dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang.

Pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi disebut investor. Investor pada umumnya bisa digolongkan menjadi dua, yaitu investor indvidual

25

(individual/retail investors) dan investor institusional (institutional investors). Investor individual terdiri dari individu-individu yang melakukan aktivitas investasi. Sedangkan investor institusional biasanya terdiri dari perusahaan-perusahaan asuransi, lembaga penyimpan dana (bank dan lembaga simpan pinjam), lembaga dana pensiun, maupun perusahaan investasi Krisanti (2012).

Tujuan investasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter, yang bisa diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah nilai saat ini pendapatan masa dating, sehingga investor bisa mendapatkan hasil dari kegiatan investasi yang dijalankan. Sumber dana untuk investasi bisa berasal dari aset-aset yang dimiliki saat ini, pinjaman dari pihak lain, ataupun dari tabungan.

Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan investasi : 1) Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang.

Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada saat ini agar tidak berkurang di masa yang akan datang.

2) Mengurangi tekanan inflasi

Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari resiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat pengaruh inflasi.

26

3) Dorongan untuk menghemat pajak

Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.

Dari pengertian diatas, dapat diketahui bahwa investasi menyangkut dua dimensi waktu, yakni masa sekarang dan masa yang akan datang. Pengertian yang dimaksud didasari oleh konsep nilai waktu dari uang (the time value for money concept) dimana uang yang dimiliki oleh seseorang sekarang tidak akan sama nilainya dengan satu tahun yang akan datang (Sartono, 2001:45), yang melibatkan unsur ketidakpastian. Investasi selalu berhubungan dengan tingkat pengembalian berupa keuntungan yang merupakan tujuan dari kegiatan investasi tersebut.

Jawabreh & Alrabei (2012) menyatakan bahwa Informasi akuntansi dapat digunakan untuk menerjemahkan dimensi-dimensi umum yang berbeda menjadi dimensi keuangan. Informasi akuntansi menggunakan kategori formal untuk mengumpulkan dan melaporkan informasi yang menciptakan bahasa yang sama untuk dapat berkomunikasi. Formalisasi memungkinkan transmisi informasi kepada fungsi-fungsi yang berbeda dalam organisasi agar dapat memberikan masukan kepada proses pengambilan keputusan. Informasi akuntansi juga representasi sempurna yang mendasari masalah pembuatan keputusan, karena tidak semua aspek yang terlibat dapat diukur dengan sempurna dalam jumlah keuangan (Galbraith,1973). Informasi akuntansi dapat membantu manajer untuk

27

memahami tugas-tugas mereka lebih jelas dan mengurangi ketidakpastian sebelum membuat keputusan mereka (Chong, 1996).

2.1.6 Usia

Usia merupakan faktor yang dapat membedakan prilaku seseorang dalam mengambil suatu tindakan. Ada empat tahap dasar kehidupan seseorang menurut Bardwick yang ditulis kembali oleh Kusmawati (2011). Tahapan tersebut adalah tahap transisi awal kedewasaan (17-28 tahun), tahap kemapanan (30-40 tahun), pertengahan kedewasaan (40-45 tahun) dan tahap usia 50 tahun atau lebih. Perbedaan tahapan transisi tersebut akan mempengaruhi emosi dan cara berfikir dalam pengambilan keputusan terutama keputusan yang terkait dengan investasi. Hal ini terkait dengan orientasi kepentingan yang dimiliki di masing-masing tahapan tersebut.

Pada saat usia muda seseorang cenderung akan lebih bersemangat, memiliki rasa ingin tahu yang lebih besar dan lebih berani mengambil risiko, sedangkan pada usia yang semakin tua, seseorang akan lebih memperhatikan resiko dan lebih berhati-hati dalam mengambil suatu tindakan atau keputusan. Dari segi kebutuhan, dengan bertambahnya usia maka kebutuhan hidupnya pun semakin meningkat sehingga mendorong seseorang untuk melakukan usaha yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya ketika sudah mencapai umur tertentu usaha yang dilakukan justru akan menurun seiring berkurangnya kebutuhan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sinha (1996) di India, menunjukkan bahwa sebagian besar wirausaha yang sukses adalah mereka yang berusia muda. Hal senada juga dibuktikan oleh Dalton dan Holloway (1989),

28

bahwa banyak calon wirausaha yang telah mendapat tanggung jawab besar pada saat berusia muda.

2.2 Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suhairi, dkk (2009) tentang pengaruh pengetahuan akuntansi dan kepribadian wirausaha terhadap penggunaan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan investasi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa lokus pengawasan, keinginan berprestasi, dan pengetahuan akuntansi memberikan pengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi dalam keputusan investasi. Ketidakpastian lingkungan yang juga dapat mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi dalam membuat keputusan belum mampu menjelaskan hubungan diantara variabel yang dianalisis. Hal ini diduga karena penilaian yang diberikan oleh wirausaha yang bergerak dalam sektor manufaktur skala menengah terhadap kondisi lingkungan yang dihadapi mereka adalah netral sehingga belum mampu memberikan tantangan bagi wirausaha tersebut.

Indarti dan Rostiani (2008) meneliti intensi kewirausahaan mahasiswa (studi perbandingan antara Indonesia, Jepang dan Norwegia). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel yang terkait yaitu kepribadian, instrumen dan demografi bersama- sama secara signifikan menentukan intensi kewirausahaan. Sedangkan kebutuhan akan prestasi, umur, dan gender tidak terbukti secara signifikan sebagai prediktor intensi kewirausahaan.

29

Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Shonhadji (2009) yang meneliti pengaruh pengetahuan akuntansi, wirausaha (Locus of Control) dan ketidak pastian lingkungan terhadap penggunaan informasi dalam pengambilan keputusan investasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel pengetahuan akuntansi dan jiwa kewirauhasaan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial, secara parsial variabel pengetahuan akuntansi berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial, sedangkan variabel kepribadian wirausaha tidak berpengaruh signifikan, pengetahuan akuntansi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan kinerja manajerial, kepribadian wirausaha berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap keberhasilan kinerja manajerial.

Roudah (2008) meneliti tentang pengaruh pengetahuan akuntansi dan kepribadian wirausaha terhadap penggunaan informasi akuntansi dalam keputusan investasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan akuntansi dan kepribadian wirausaha tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi dalam keputusan investasi dan variabel ketidakpastian lingkungan tidak memoderasi hubungan antara kepribadian wirausaha dengan penggunaan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan investasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2009) tentang pengerauh pengetahuan akuntansi dan kepribadian wirausaha terhadap kinerja manajerial pada perusahaan jasa di kota Medan. Hasilnya penelitiannya menunjukkan bahwa pengetahuan akuntansi dan kepribadian wirausaha tidak berpengaruh secara

30

parsial terhadap kinerja manajerial, sedangkan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial.

Rahman dan McCosh (1976) dalam penelitiannya menyatakan bahwa seseorang yang mempunyai pengetahuan dan keinginan berprestasi yang tinggi akan lebih sedikit dalam menggunakan informasi akuntansi, khususnya dalam penilaian prestasi bawahan. Hal ini disebabkan karena seseorang yang memiliki keinginan berprestasi yang tinggi selalu berupaya untuk mencari cara baru dan lebih baik. Mereka tidak hanya ingin menggunakan informasi akuntansi saja tetapi juga informasi bukan akuntansi, karena kombinasi kedua ukuran ini dapat memberikan hasil penilaian prestasi yang lebih baik.

Kuntowicaksono (2012) meneliti pengaruh pengetahuan wirausaha dan kemampuan memecahkan masalah terhadap minat berwirausaha siswa sekolah menengah kejuruan. Hasilnya menunjukkan bahwa Secara simultan ada pengaruh pengetahuan kewirausahaan untuk memecahkan masalah terhadap minat kewirausahaan siswa. Secara parsial tidak ada pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap minat kewirausahaan siswa. Sedangkan kemampuan untuk memecahkan masalah kewirausahaan berpengaruh secara partial terhadap minat kewirausahaan siswa.

Anaglo, et al (2014) di dalam penelitiannya tentang pengaruh wirausaha dan karakteristik perusahaan pada skala kecil perusahaan ikan di Asuogyaman dan Dayi Districts Selatan, Ghana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia petani ikan memiliki hubungan yang signifikan dengan kepuasan pelanggan. Pelanggan mendapatkan kepuasan lebih dari petani yang berusia tua. Tidak ada hubungan

31

yang signifikan antara tingkat pendidikan dari para pengusaha dan keberhasilan perusahaan, menyiratkan bahwa pencapaian pendidikan tidak berdampak terhadap keberhasilan perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Aminul, et al (2011) tentang pengaruh karakteristik wirausaha dan karakteristik perusahaan pada keberhasilan usaha kecil dan menengah di Bangladesh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik wirausaha menjadi faktor yang signifikan bagi keberhasilan bisnis UKM di Bangladesh. Namun karakteristik perusahaan ditemukan tidak menjadi faktor yang signifikan pada keberhasilan bisnis UKM di Bangladesh.

Aprianto (2014) meneliti tentang pengaruh pengetahuan akuntansi dan jiwa kewirausahaan terhadap penggunaan informasi akuntansi dalam pembuatan keputusan investasi bagi mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan akuntansi berpengaruh positif dan signifikan secara parsial dan jiwa kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan pada penggunaan informasi akuntansi.

Akintoye (2008) meneliti tentang mengoptimalkan keputusan investasi melalui informatif akuntansi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Nigeria (NSE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kebutuhan untuk badan pengatur yang relevan untuk mengingatkan investor pada sejauh mana mereka dapat mengandalkan informasi akuntansi yang disediakan dalam laporan keuangan / perusahaan, sebagai dasar untuk membuat keputusan investasi mereka.

32

Penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Dwirandra (2015) tentang pengaruh kepribadian wirausaha dan pengetahuan akuntansi pada penggunaan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan investasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Variabel kepribadian wirausaha dan pengetahuan akuntansi memiliki pengaruh positif dan signifikan pada penggunaan informasi akuntansi dalam pembuatan keputusan investasi.

Wahyudi (2009) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi pada usaha kecil dan menengah (UKM) di Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan, pendidikan manajer/pemilik, skala usaha, berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UKM di Yogyakarta. Masa memimpin perusahaan, umur perusahaan dan pelatihan akuntansi manajer/pemilik tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UKM di Yogyakarta.

Krisanti (2012) meneliti tentang pengaruh pengetahuan akuntansi dan jiwa kewirausahaan terhadap penggunaan informasi akuntansi dalam pembuatan keputusan investasi bagi mahasiswa wirausaha Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial pengetahuan akuntansi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi dalam pembuatan keputusan investasi Jika seorang wirausaha memiliki pengetahuan tentang akuntansi yang baik maka wirausaha ini akan dapat menggunakan informasi akuntansi dengan baik untuk membuat keputusan investasi. Variabel jiwa kewirausahaan secara parsial juga menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan informasi

33

akuntansi dalam pembuatan keputusan investasi. Seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi cendrung akan selalu berusaha untuk mengembangkan usaha yang dimiliki dan akan menggunakan informasi akuntansi untuk melihat bagaimana perkembangan usaha yang dijalankan dan untuk membuat suatu keputusan investasi. Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa pengetahuan akuntansi dan jiwa kewirusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi dalam pembuatan keputusan investasi.

Ullah, et al (2014) meneliti tentang peran informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan strategis pada industri manufaktur di Bangladesh. Hasil penelitian membuktikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara informasi akuntansi dengan pengambilan keputusan strategis di semua bidang yang dipilih. Keputusan strategis di semua bidang yang dipilih secara signifikan tergantung pada informasi akuntansi yang digunakan. Dari analisis pendapat responden sebesar 44,44% responden selalu menggunakan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan strategis dalam industri manufaktur di Bangladesh. Tidak ada masalah besar yang dihadapi oleh manajemen pada perusahaan manufaktur di Bangladesh dalam menggunakan sistem akuntansi. Mereka semua menggunakan sistem akuntansi yang diperbarui.

Penelitian yang dilakukan oleh Onaolapo dan Odetayo (2012) tentang pengaruh sistem informasi akuntansi efektivitas organisasi perusahaan konstruksi terpilih di Ibadan, Nigeria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi memiliki dampak yang signifikan terhadap efektivitas organisasi antara perusahaan konstruksi yang dipilih. Studi ini menemukan bahwa informasi

34

akuntansi yang baik meningkatkan efektivitas administrasi. Studi ini juga menemukan bahwa sistem informasi akuntansi mengarah ke laporan keuangan yang baik dan juga menyebabkan pengambilan keputusan yang lebih baik.

Jawabreh dan Alrabei (2012) melakukan penelitian tentang dampak sistem informasi akuntansi dalam perencanaan, pengendalian dan proses pengambilan keputusan di Hotel Jodhpur India. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara sistem informasi akuntansi dan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan dalam hotel bintang empat dan hotel bintang lima di Jodhpur India. Hal ini disebabkan karena hotel di Jodhpur tidak menggunakan metode sistem informasi akuntansi dalam perencanaan, pengendalian, dan proses pengambilan keputusan dalam menjalankan aktivitas hotel.

Nnenna (2012) dalam penelitiannya tentang penggunaan informasi akuntansi sebagai sebuah bantuan untuk manajemen dalam pengambilan keputusan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan informasi akuntansi meningkatkan pengambilan keputusan dalam organisasi. Terdapat hubungan yang kuat antara penggunaan informasi akuntansi dan efisiensi akuntansi manajerial. Ada juga tingkat kesadaran yang tinggi berkaitan peran sistem informasi akuntansi. Kesadaran ini tidak terbatas pada senior dan staf manajemen saja tetapi juga staf menengah dan junior yang operasinya juga diatur oleh sistem informasi akuntansi. Jelaslah bahwa faktor informasi akuntansi tampak besar antara faktor-faktor yang berkontribusi terhadap efisiensi perusahaan secara keseluruhan.

Holmes dan Nicholls (1988), meneliti tentang faktor yang mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil yang dilakukan di

35

Australia pada 928 perusahaan kecil. Hasil penelitiannya menemukan bahwa pendidikan manajer, skala usaha, masa memimpin, sektor industri dan umur perusahaan berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM.

Penelitian Linawati dan Restuti (2015) tentang pengetahuan akuntansi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) atas penggunaan informasi akuntansi. Hasil penelitian mnenunjukkan bahwa pengetahuan akuntansi berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Pengetahuan akuntansi sangat diperlukan oleh pemilik UMKM konveksi di Kecamatan Tingkir Kota Salatiga dalam menjalankan operasi perusahaan. Motivasi untuk mempelajari tentang pengetahuan akuntansi akan meningkatkan pemahaman pemilik dalam menerapkan akuntansi dalam perusahaan. Jika seorang wirausaha memiliki pengetahuan tentang akuntansi yang baik maka wirausaha ini akan dapat menggunakan dan memahami informasi-informasi akutansi yang digunakan dalam pembuatan keputusan investasi. Begitu pula sebaliknya jika seorang wirausaha tidak memiliki pengetahuan akuntansi yang baik maka wirausaha ini tidak akan dapat memahami dan menggunakan informasi yang baik.

Dokumen terkait