• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN

ESTIMATES AND ASSUMPTIONS

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN

ASUMSI OLEH MANAJEMEN (lanjutan) 3. MANAGEMENT’S USE OF JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)

a. Pertimbangan (lanjutan) a. Judgments (continued)

Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan Classification of financial assets and liabilities Kelompok Usaha menetapkan klasifikasi atas

aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan pertimbangan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 terpenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha seperti diungkapkan dalam Catatan 2t.

The Group determines the classifications of certain assets and liabilities as financial assets and financial liabilities by judging if they meet the definition set forth in PSAK No. 55. Accordingly, the financial assets and financial liabilities are accounted for in accordance with the Group’s accounting policies disclosed in Note 2t.

Penyisihan atas penurunan nilai piutang Allowance for impairment of receivables Apabila terdapat bukti objektif bahwa rugi

penurunan nilai telah terjadi atas piutang usaha, Kelompok Usaha mengestimasi penyisihan untuk kerugian penurunan nilai atas piutang usaha yang secara khusus diidentifikasi sebagai piutang yang kemungkinan tidak dapat ditagih.

If there is objective evidence that an impairment loss has been incurred on trade accounts receivable, the Group recognizes an allowance for impairment related to the trade accounts receivable that are specifically identified as doubtful for collection.

Sebagai tambahan atas penyisihan terhadap piutang yang secara individual signifikan, Kelompok Usaha juga meneliti penyisihan penurunan nilai secara kolektif terhadap risiko kredit debitur mereka yang dikelompokkan berdasarkan karakteristik kredit yang sama, dan meskipun tidak diidentifikasi secara spesifik yang memerlukan penyisihan tertentu, memiliki risiko tidak tertagih yang lebih besar dibandingkan dengan saat awal piutang diberikan kepada debitur.

In addition to specific allowance against individually significant accounts receivable, the Group also recognizes collective impairment allowances against credit exposure of its debtors which are grouped based on common credit characteristics, and although not specifically identified as requiring a specific allowance, have a greater risk of default than when the accounts receivable were originally granted to the debtors.

Penentuan Pengendalian Determination of Control

Kelompok Usaha mengevaluasi adanya kekuasaan ketika memiliki eksposur, atau memiliki hak atas imbal hasil dari keterlibatannya dengan investee dan

kemampuan untuk menggunakan

kekuasaannya untuk mempengaruhi jumlah imbal hasil tersebut. Kelompok Usaha mengendalikan investee jika dan hanya jika Kelompok Usaha memiliki seluruh hal berikut ini:

a) Kekuasaan atas investee;

b) Eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee; dan,

c) Kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi jumlah imbal hasil.

The Group determines control when it is exposed, or has rights, to variable returns from its involvement with an investee and has the ability to affect those returns through its power over the investee. The Group controls an investee if and only if the Group has all of the following:

a) Power over the investee;

b) Exposure, or rights, to variable returns from its involvement with the investee; and c) The ability to use its power over the

a. Pertimbangan (lanjutan) a. Judgments (continued)

Perpajakan Taxes

Ketidakpastian atas interpretasi dari peraturan pajak yang kompleks, perubahan peraturan pajak dan jumlah dan timbulnya penghasilan kena pajak di masa depan, dapat menyebabkan penyesuaian di masa depan atas penghasilan dan beban pajak yang telah dicatat.

Uncertainties exist with respect to the interpretation of complex tax regulations, changes in tax laws, and the amount and timing of future taxable income, could necessitate future adjustments to tax income and expense already recorded.

Pertimbangan juga dilakukan dalam menentukan penyisihan atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal.

Judgment is also involved in determining the provision for corporate income tax. There are certain transactions and computation for which the ultimate tax determination is uncertain during the ordinary course of business.

b. Estimasi dan Asumsi b. Estimates and Assumptions

Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber utama lainnya untuk estimasi ketidakpastian pada akhir periode pelaporan yang memiliki risiko signifikan yang menyebabkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijabarkan sebagai berikut:

The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the end of the reporting period that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial period are discussed below:

Penentuan nilai wajar dari aset dan liabilitas

keuangan Determination of fair value of financial assets and liabilities Ketika nilai wajar dari aset keuangan dan

liabilitas keuangan dicatat dalam laporan posisi keuangan konsolidasian tidak dapat diambil dari pasar yang aktif, maka nilai wajarnya ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian termasuk model discounted cash flow. Masukan untuk model tersebut dapat diambil dari pasar yang dapat diobservasi, tetapi apabila hal ini tidak dimungkinkan, sebuah tingkat pertimbangan disyaratkan dalam menetapkan nilai wajar.

When the fair value of financial assets and financial liabilities recorded in the consolidated statement of financial position cannot be derived from active markets, their fair value is determined using valuation techniques including the discounted cash flow model. The inputs to these models are taken from observable markets where possible, but where this is not feasible, a degree of judgment is required in establishing fair value.

Pertimbangan tersebut mencakup penggunaan masukan seperti risiko likuiditas, risiko kredit dan volatilitas. Perubahan dalam asumsi mengenai faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi nilai wajar dari instrumen keuangan yang dilaporkan.

The judgment includes consideration of inputs such as liquidity risk, credit risk and volatility. Changes in assumptions about these factors could affect the reported fair value of financial instruments.

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN

ASUMSI OLEH MANAJEMEN (lanjutan) 3. MANAGEMENT’S USE OF JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)

b. Estimasi dan Asumsi (lanjutan) b. Estimates and Assumptions (continued)

Penyisihan atas penurunan nilai persediaan Allowance for inventory losses Penyisihan penurunan nilai persediaan

diestimasi berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk menjual persediaan tersebut. Penyisihan dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 2f dan 9.

Allowance for inventory losses is estimated based on available facts and circumstances, including but not limited to, the inventories’ own physical conditions, their market selling prices, estimated costs of completion and estimated costs to be incurred to sell them. The allowance is re-evaluated and adjusted as additional information received affects the amount estimated. Further details are disclosed in Notes 2f and 9.

Penyisihan atas penurunan nilai piutang Estimating allowance for impairment of receivables

Tingkat penyisihan yang spesifik dievaluasi oleh manajemen dengan dasar faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat tertagihnya piutang tersebut. Dalam hal ini, Kelompok Usaha menggunakan pertimbangan berdasarkan fakta dan situasi terbaik yang tersedia, termasuk tetapi tidak terbatas pada jangka waktu hubungan Kelompok Usaha dengan pelanggan dan status kredit pelanggan berdasarkan laporan dari pihak ketiga dan faktor-faktor pasar yang telah diketahui, untuk mengakui penyisihan spesifik untuk pelanggan terhadap jumlah yang jatuh tempo untuk menurunkan piutang Kelompok Usaha ke jumlah yang diharapkan dapat ditagih. Penyisihan secara spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat informasi tambahan yang diterima

yang mempengaruhi jumlah yang

diestimasikan.

The level of a specific allowance is evaluated by management on the basis of factors that affect the collectibility of the accounts. Management uses judgment based on the best available facts and circumstances, including but not limited to, the length of the Group’s relationship with the customers and the customers’ credit status based on third-party credit reports and known market factors, to record specific allowance for customers against amounts due in order to reduce the Group’s accounts receivable to amounts that it expects to collect. This specific allowance is re-evaluated and adjusted as additional information received affects the amounts estimated.

Penyisihan secara kolektif dihitung berdasarkan pengalaman kerugian historis dengan menggunakan faktor yang bervariasi seperti kinerja historis dari debitur dalam grup kolektif, dan pertimbangan atas penurunan kinerja pasar di mana debitur beroperasi, dan kelemahan struktural yang diidentifikasi atau penurunan kinerja arus kas dari debitur.

Any collective allowance recognized is based on historical loss experience using various factors such as historical performance of the debtors within the collective group and judgments on the effect of deterioration in the markets in which the debtors operate and identified structural weaknesses or deterioration in the cash flows of debtors.

b. Estimasi dan Asumsi (lanjutan) b. Estimates and Assumptions (continued)

Estimasi masa manfaat aset tetap Estimating useful lives of fixed assets Kelompok Usaha mengestimasi masa manfaat

dari aset tetap berdasarkan utilisasi dari aset yang diharapkan dapat didukung dengan rencana dan strategi usaha yang juga mempertimbangkan perkembangan teknologi di masa depan dan perilaku pasar. Estimasi dari masa manfaat aset tetap adalah berdasarkan penelaahan Kelompok Usaha secara kolektif terhadap praktek industri, evaluasi teknis internal dan pengalaman untuk aset yang sejenis.

The Group estimates the useful lives of its fixed assets based on expected asset utilization as anchored on business plans and strategies that also consider expected future technological developments and market behavior. The estimation of the useful lives of property and equipment is based on the Group’s collective assessment of industry practice, internal technical evaluation and experience with similar assets.

Estimasi masa manfaat ditelaah paling sedikit setiap akhir tahun pelaporan dan diperbarui jika ekspektasi berbeda dari estimasi sebelumnya dikarenakan pemakaian dan kerusakan fisik, keusangan secara teknis atau komersial dan hukum atau pembatasan lain atas penggunaan dari aset tetap. Tetapi, adalah mungkin, hasil di masa depan dari operasi dapat dipengaruhi secara material oleh perubahan-perubahan dalam estimasi yang diakibatkan oleh perubahan faktor-faktor yang disebutkan di atas. Jumlah dan saat beban dicatat setiap tahun akan terpengaruh oleh perubahan atas faktor-faktor dan situasi tersebut. Pengurangan dalam estimasi masa manfaat dari aset tetap Kelompok Usaha akan meningkatkan beban usaha dan menurunkan aset tidak lancar yang dicatat.

The estimated useful lives are reviewed at least each financial year end and are updated if expectations differ from previous estimates due to physical wear and tear, technical or commercial obsolescence and legal or other limitations on the use of the fixed assets. It is possible, however, that future results of operations could be materially affected by changes in the estimates brought about by changes in the factors mentioned above. The amounts and timing of recorded expenses for any year will be affected by changes in these factors and circumstances. A reduction in the estimated useful lives of the Group’s fixed assets will increase the recorded operating expenses and decrease non-current assets.

Realisasi dari aset pajak tangguhan Realizability of deferred tax assets Kelompok Usaha melakukan penelaahan atas

nilai tercatat aset pajak tangguhan pada setiap akhir periode pelaporan dan mengurangi nilai tersebut sampai sebesar kemungkinan aset tersebut tidak dapat direalisasikan, dimana penghasilan kena pajak yang tersedia memungkinkan untuk penggunaan seluruh atau sebagian dari aset pajak tangguhan tersebut. Penelaahan Kelompok Usaha atas pengakuan aset pajak tangguhan untuk beda temporer yang dapat dikurangkan didasarkan atas tingkat dan waktu dari penghasilan kena pajak yang diestimasi untuk periode pelaporan berikutnya.

The Group reviews the carrying amounts of deferred tax assets at the end of each reporting period and reduces these to the extent that it is no longer probable that sufficient taxable income will be available to allow all or part of the deferred tax assets to be utilized. The Group’s assessment on the recognition of deferred tax assets on deductible temporary differences is based on the level and timing of forecasted taxable income of the subsequent reporting periods.

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN

ASUMSI OLEH MANAJEMEN (lanjutan) 3. MANAGEMENT’S USE OF JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)

b. Estimasi dan Asumsi (lanjutan) b. Estimates and Assumptions (continued)

Realisasi dari aset pajak tangguhan (lanjutan) Realizability of deferred tax assets (continued) Estimasi ini berdasarkan hasil pencapaian

Kelompok Usaha di masa lalu dan ekspektasi di masa depan terhadap pendapatan dan beban, sebagaimana juga dengan strategi perencanaan perpajakan di masa depan. Tetapi tidak terdapat kepastian bahwa Kelompok Usaha dapat menghasilkan penghasilan kena pajak yang cukup untuk memungkinkan penggunaan sebagian atau seluruh bagian dari aset pajak tangguhan tersebut.

This forecast is based on the Group’s past results and future expectations on revenues and expenses as well as future tax planning strategies. However, there is no assurance that the Group will generate sufficient taxable income to allow all or part of the deferred tax assets to be utilized.

Penurunan nilai aset non-keuangan Impairment of non-financial assets Penurunan nilai terjadi ketika nilai tercatat suatu

aset atau unit penghasil kas melebihi nilai terpulihkan, yaitu jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual dihitung berdasarkan data yang tersedia dari transaksi penjualan yang mengikat dan dilakukan secara arm’s length atas aset sejenis atau harga pasar yang dapat diobservasi dikurangi tambahan biaya untuk melepaskan aset tersebut.

An impairment exists when the carrying value of an asset or its cash-generating unit exceeds its recoverable amount, which is the higher of its fair value less costs to sell and its value in use. The fair value less costs to sell calculation is based on available data from binding sales transactions in arm’s length transactions of similar assets or observable market prices less incremental costs for disposing of the asset.

Perhitungan nilai pakai didasarkan pada model arus kas yang didiskontokan. Dalam model arus kas yang didiskontokan, nilai yang terpulihkan sangat sensitif terhadap tarif diskonto yang digunakan, termasuk juga arus kas masuk di masa yang akan datang dan tarif pertumbuhan yang digunakan untuk tujuan ekstrapolasi. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak diperlukan pencatatan kerugian penurunan nilai pada tanggal 30 September 2020 dan 31 Desember 2019.

The value-in-use calculation is based on a discounted cash flow model. The recoverable amount is most sensitive to the discount rate used for the discounted cash flow model as well as the expected future cash inflows and the growth rate used for extrapolation purposes. Management believes that no impairment loss is required as of September 30, 2020 and December 31, 2019.

b. Estimasi dan Asumsi (lanjutan) b. Estimates and Assumptions (continued)

Imbalan kerja Employee benefits

Beban dari program pensiun manfaat pasti dan nilai kini dari kewajiban pensiun ditentukan dengan menggunakan metode penilaian aktuarial. Penilaian aktuarial termasuk membuat variasi asumsi yang dapat berbeda dari pengembangan aktual di masa mendatang. Hal ini meliputi penentuan tingkat diskonto, tingkat kenaikan kompensasi dan tingkat kematian. Dikarenakan kompleksitas dari penilaian dan karakteristik jangka panjangnya, kewajiban manfaat pasti sangat sensitif terhadap perubahan asumsi tersebut. Semua asumsi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan.

The cost of the defined benefit pension plan and the present value of the pension obligation are determined using actuarial valuations. An actuarial valuation involves making various assumptions that may differ from actual developments in the future. These include the determination of the discount rate, salary growth rate and mortality rates. Due to the complexities involved in the valuation and its long-term nature, a defined benefit obligation is highly sensitive to changes in these assumptions. All assumptions are reviewed at each reporting date.

Kelompok Usaha berkeyakinan bahwa asumsi mereka adalah memadai dan tepat, perbedaan signifikan dalam pengalaman aktual Kelompok Usaha atau perubahan signifikan dalam asumsi dapat mempengaruhi secara material beban dan liabilitas pensiun dan imbalan kerja jangka panjang lainnya. Semua asumsi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 2k dan 21.

While the Group believes that its assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in the Group’s actual experience or significant changes in its assumptions may materially affect the costs of and obligations for pension and other long-term employee benefits. All assumptions are reviewed at each reporting date. Further details are disclosed in Notes 2k and 21.

Ketidakpastian liabilitas perpajakan Uncertain tax exposure Dalam situasi tertentu, Kelompok Usaha tidak

dapat menentukan secara pasti jumlah liabilitas pajak mereka pada saat ini atau masa depan karena proses keberatan, dan pemeriksaan dari otoritas perpajakan. Ketidakpastian timbul terkait dengan interpretasi dari peraturan perpajakan yang kompleks dan jumlah dan waktu dari penghasilan kena pajak di masa depan. Dalam menilai apakah dan bagaimana dampak perlakuan pajak tidak pasti, Kelompok Usaha menggunakan asumsi bahwa otoritas perpajakan akan memeriksa jumlah yang berhak untuk diperiksa dan otoritas tersebut memiliki pengetahuan penuh atas seluruh informasi terkait ketika melakukan pemeriksaan tersebut. Kelompok Usaha akan menilai kembali pertimbangan atau estimasi jika fakta dan keadaan yang dijadikan dasar dalam membuat pertimbangan atau estimasi berubah atau sebagai akibat dari informasi baru yang mempengaruhi pertimbangan atau estimasi tersebut.

In certain circumstances, the Group may not be able to determine the exact amount of its current or future tax liabilities due to ongoing objections and investigations by the taxation authority. Uncertainties exist with respect to the interpretation of complex tax regulations and the amount and timing of future taxable income. In assessing whether and how the effects of an uncertain tax liability, the Group used the assumption that the tax authority will examine the amount entitled to be examine and that the authority has full knowledge of all relevant information when conducting the inspection. The Group will reassess the judgements or estimates if the facts and circumstances that are used as the basis for making the judgements or estimates change or as a result of new information that affects the judgements or estimates.