• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih

2009 2008

Rp Rp

Penghasilan Bunga 19.189.201.495 11.446.177.467

Penerimaan Klaim Asuransi 5.402.847.791

--Keuntungan (Kerugian) Penjualan Aktiva Tetap 249.330.316 (111.634.471)

Beban Keuangan (15.460.869.624) (12.255.147.576)

Bagian Laba (Rugi) Bersih Perusahaan Asosiasi (443.397.538) 483.495.426

Beban Amortisasi Emisi Obligasi (430.717.152) (430.717.152)

Lain-lain - Bersih (3.723.015.228) (3.136.906.819)

Jumlah 4.783.380.060 (4.004.733.125)

30. Pajak Penghasilan

Penghasilan (beban) pajak Perusahaan dan Perusahaan Anak terdiri dari:

2009 2008

Rp Rp

Pajak Kini

Pajak atas Pendapatan Final (3.873.908.328) (1.848.979.328)

Pajak atas Pendapatan Bukan Final (25.988.695.039) (29.921.907.600)

Jumlah Pajak Kini (29.862.603.367) (31.770.886.928)

Pajak Tangguhan 4.807.005.229 2.615.020.584

Jumlah Beban Pajak (25.055.598.138) (29.155.866.344)

Pajak Kini Pajak Final

Perhitungan beban dan hutang pajak penghasilan final untuk periode yang berakhir pada 30 September 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:

2009 2008

Rp Rp

Pendapatan yang dikenakan Pajak Final

Perusahaan 7.930.438.692 8.409.670.347

Perusahaan yang Sudah Dieliminasi dengan PT TIJA 3.075.000.000 3.000.000.000

Perusahaan Anak PT TIJA 8.273.081.618 5.973.422.566 PT SI 1.547.526.293 1.106.700.368 Jumlah 20.826.046.603 18.489.793.281 Pendapatan Properti 36.010.336.552 --Jumlah 56.836.383.155 18.489.793.281

Beban Pajak Final 3.873.908.328 1.848.979.328

Hutang Pajak Tahun Sebelumnya 1.239.726.664 968.276.100

Pembayaran Pajak Final Periode Berjalan (1.721.972.521) (1.108.856.229)

Penyesuaian Pajak (54.433.777) --

Pajak Bukan Final

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi konsolidasi dengan laba kena pajak (rugi fiskal) adalah sebagai berikut:

2009 2008

Rp Rp

Laba Sebelum Pajak Menurut Laporan Laba Rugi Konsolidasi 97.923.367.729 105.440.737.772

Laba Sebelum Pajak Perusahaan Anak (130.753.579.652) (59.654.113.035)

Bagian Rugi (Laba) yang Telah Diperhitungkan

Pajak Penghasilan Final 14.883.056.398 (7.749.146.892)

Laba (Rugi) Sebelum Pajak Perusahaan (17.947.155.525) 38.037.477.845

Perbedaan Temporer

Perbedaan Penyusutan dan Amortisasi 784.257.256 (115.728.984)

Manfaat Karyawan 914.335.362 1.043.867.993

Jumlah 1.698.592.618 928.139.009

Perbedaan yang Tidak Dapat Diperhitungkan Menurut Fiskal

Representasi 963.462.636 2.258.032.064

Bagian Rugi (Laba) Bersih Perusahaan Asosiasi 443.397.538 (483.495.426)

Bonus Karyawan dan Tantiem (7.530.912.108) (2.472.697.254)

Penghasilan Bunga (5.957.533.558) (4.597.760.540)

Lain-lain 769.970.833 3.140.342.302

Jumlah (11.311.614.659) (2.155.578.854)

Laba Kena Pajak (Rugi Fiskal) (27.560.177.566) 36.810.038.000

Perhitungan beban dan hutang pajak kini adalah sebagai berikut:

2009 2008

Rp Rp

Tarif Pajak yang Berlaku

10% x Rp 50.000.000 -- 5.000.000

15% x Rp 50.000.000 -- 7.500.000

30% xRp 36.710.038.000 -- 11.013.011.400

Beban Pajak Kini

Perusahaan -- 11.025.511.400

Perusahaan Anak 25.988.695.039 18.896.396.200

Jumlah 25.988.695.039 29.921.907.600

Dikurangi: Pajak Dibayar di Muka

Pajak Penghasilan

Pasal 22 17.611.397 43.136.720

Pasal 23 -- 30.711.658

Pasal 25 17.087.838.000 44.509.051.019

Jumlah 17.105.449.397 44.582.899.397

Kurang (Lebih) Bayar Pajak Kini (Catatan 9 dan 17) 8.883.245.642 (14.660.991.797) Rincian Perusahaan -- (14.745.486.875) Perusahaan Anak TIJA 8.883.245.642 604.951.830 SBI -- (520.456.752) Jumlah 8.883.245.642 (14.660.991.797)

Pajak Tangguhan

Pajak tangguhan dihitung berdasarkan pengaruh dari perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Pada tahun 2009, perhitungan pajak tangguhan digunakan tarif pajak sebesar 28% menggantikan tarif pajak sebelumnya sebesar 30%.

Rincian dari aset (kewajiban) pajak tangguhan Perusahaan dan Perusahaan Anak adalah sebagai berikut:

1 Jan 2009 Dikreditkan Koreksi Total Dikreditkan 30 Sep 2009

( Dibebankan ) Tidak ( Dibebankan )

Ke Laporan Terpulihkan Ke Laporan

Laba Rugi Laba Rugi

Rp Rp Rp Rp Rp

Aktiva (Kewajiban) Pajak Tangguhan Perusahaan

Penyusutan dan Amortisasi 304.457.669 219.592.032 (900.295.498) (680.703.466) (376.245.797) Rugi Fiskal -- 7.716.849.560 -- 7.716.849.560 7.716.849.560 Manfaat Karyawan 5.237.696.552 256.013.901 18.157.321 274.171.222 5.511.867.774 Jumlah 5.542.154.221 8.192.455.493 (882.138.177) 7.310.317.316 12.852.471.537 Perusahaan Anak PT TIJA 6.361.559.428 (2.582.083.214) 14.541.802 (2.567.541.412) 3.794.018.016 PT SI 49.624.513 64.229.325 -- 64.229.325 113.853.838 Jumlah 6.411.183.941 (2.517.853.889) 14.541.802 (2.503.312.087) 3.907.871.854 Jumlah 11.953.338.162 5.674.601.604 (867.596.375) 4.807.005.229 16.760.343.391

Aktiva Pajak Tangguhan 11.953.338.162 16.760.343.391

1 Jan 2008 Dikreditkan Koreksi Total Dikreditkan 30 Sep 2008

( Dibebankan ) Tidak ( Dibebankan )

Ke Laporan Terpulihkan Ke Laporan

Laba Rugi Laba Rugi

Rp Rp Rp Rp Rp

Aktiva Pajak Tangguhan Perusahaan

Penyusutan dan Amortisasi 298.019.598 (34.718.695) (13.777.670) (48.496.365) 249.523.233 Manfaat Karyawan 5.485.447.747 313.160.398 (62.539.534) 250.620.864 5.736.068.611 Jumlah 5.783.467.345 278.441.703 (76.317.204) 202.124.499 5.985.591.844 Perusahaan Anak PT TIJA 4.879.608.152 1.969.057.771 397.801.573 2.366.859.344 7.246.467.496 PT SI 34.385.297 46.036.742 -- 46.036.742 80.422.039 Jumlah 4.913.993.449 2.015.094.513 397.801.573 2.412.896.086 7.326.889.535 Jumlah 10.697.460.794 2.293.536.215 321.484.369 2.615.020.584 13.312.481.378

Rekonsiliasi antara beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut :

2009 2008

Rp Rp

Laba Sebelum Pajak Penghasilan Menurut Laporan 97.923.367.729 105.440.737.772

Laba Rugi Konsolidasi

Laba Sebelum Pajak Perusahaan Anak (130.753.579.652) (59.654.113.035)

Bagian Rugi (Laba) yang Telah Diperhitungkan Pajak

Penghasilan Final 14.883.056.398 (7.749.146.892)

Laba (Rugi) Sebelum Pajak Perusahaan (17.947.155.525) 38.037.477.845

Penghasilan (Beban) Pajak pada Tarif Pajak yang Berlaku 5.025.203.547 (11.393.743.354)

Pengaruh Pajak atas Beban yang Tidak Dapat

Diperhitungkan Menurut Fiskal 3.167.251.946 646.673.655

Koreksi Tidak Terpulihkan (882.138.177) (76.317.204)

Jumlah Penghasilan (Beban) Pajak 7.310.317.316 (10.823.386.902)

Pajak Penghasilan Final Perusahaan (2.901.060.696) (1.140.967.035)

Jumlah Penghasilan (Beban) Pajak Perusahaan 4.409.256.620 (11.964.353.937)

Beban Pajak Perusahaan Anak (29.464.854.758) (17.191.512.407)

Jumlah Konsolidasi (25.055.598.138) (29.155.866.344)

31. Laba Per Saham

Berikut ini adalah data yang digunakan untuk perhitungan laba per saham dasar:

2009 2008

Rp Rp

Laba Bersih 72.823.222.453 76.196.442.532

Rata-rata Saham Beredar (Catatan 2.t) 1.599.999.996 1.599.999.996

Laba per Saham 46 48

32. Dividen dan Cadangan Umum

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tanggal 20 Mei 2009 sebagaimana tercantum dalam Akta No. 6 tertanggal 20 Mei 2009 dari Notaris Wahyu Nurani, S.H, pemegang saham menyetujui pembagian dividen untuk tahun buku 2008 sebesar 45,2% dari laba bersih tahun buku 2008 atau sebesar Rp 37,35 per lembar saham; atau seluruhnya sebesar Rp 59.759.999.925 dan menetapkan tambahan cadangan umum sebesar Rp 1.322.350.000.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tanggal 10 Juni 2008 sebagaimana tercantum dalam Akta No. 76 tertanggal 10 Juni 2008 dari Notaris Sutjipto, S.H., M.Kn., pemegang saham menyetujui pembagian dividen untuk tahun buku 2007 sebesar 40% dari laba bersih tahun buku 2007 atau sebesar Rp 35,20 per lembar saham; atau seluruhnya sebesar Rp 56.319.859.328 dan menetapkan tambahan cadangan umum sebesar Rp 1.408.671.183.

Jadual pembayaran dividen dan tata caranya diserahkan kepada Direksi dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

33. Kewajiban Manfaat Karyawan

Program Pensiun Imbalan Pasti

Perusahaan dan Perusahaan Anak menyelenggarakan program pensiun imbalan pasti untuk semua karyawan tetapnya. Program ini memberikan imbalan manfaat karyawan berdasarkan penghasilan dasar pensiun dan masa kerja karyawan.

Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan kewajiban manfaat karyawan adalah sebagai berikut: 2009 dan 2008

Tingkat Kematian : Mengikuti The 1949 Annuity Mortality Table (Modified) Umur Pensiun Normal : 55 Tahun

Tingkat Cacat : 1% Setahun Kenaikan Gaji : 8% Setahun Tingkat Bunga Aktuaria : 10% Setahun Tingkat Hasil Investasi yang Diharapkan : 10% Setahun Perhitungan Manfaat Pensiun : Projected Unit Credit

Tingkat Pengunduran Diri : 1% pada usia 20 tahun dan menurun secara linier sampaii dengan usia 54 tahun

Beban pensiun untuk periode enam bulan yang berakhir 30 September 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 7.872.591.319 dan Rp 5.958.183.059 dan jumlah kewajiban imbalan pasca kerja pada tanggal 30 September 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 303.108.373 dan Rp 5.080.358.158.

Imbalan Manfaat Karyawan Lainnya

Perusahaan dan Perusahaan Anak membukukan manfaat karyawan lainnya untuk karyawan sesuai dengan peraturan Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan manfaat karyawan tersebut adalah 1.013 dan 1.033 karyawan pada periode 2009 dan 2008.

Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan penilaian beban manfaat karyawan dan kewajiban manfaat karyawan lainnya adalah sebagai berikut:

2009 dan 2008

Tingkat Kematian : Mengikuti Tabel Mortalita Indonesia II Tahun 2000 Umur Pensiun Normal : 55 Tahun

Tingkat Cacat : 10% Setahun

Kenaikan Gaji : 10% dan 8% Setahun Tingkat Bunga Aktuaria : 12,051% dan 10% Setahun Tingkat Hasil Investasi yang Diharapkan : 10% Setahun

Perhitungan Manfaat Pensiun : Projected Unit Credit

Tingkat Pengunduran Diri : 1% pada usia 20 tahun dan menurun secara linier sampai dengan usia 54 Tahun

Beban manfaat karyawan untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 7.817.758.481 dan Rp 7.845.284.926 dan jumlah kewajiban manfaat karyawan

pada tanggal 30 September 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 47.195.833.538 dan Rp 47.588.275.520.

34. Sifat dan Transaksi Hubungan Istimewa

Sifat Hubungan Istimewa

ƒ PT Pembangunan Jaya dan Pemerintah Daerah DKI Jakarta adalah pemegang saham Perusahaan. ƒ PT Bank DKI (Bank DKI) adalah perusahaan yang pemegang sahamnya sama dengan pemegang

saham Perusahaan, yaitu Pemda DKI Jakarta.

ƒ PT Philindo Sporting Amusement and Tourism Corporation (PT Philindo) merupakan perusahaan asosiasi.

ƒ PT Jaya CM, PT Jaya Teknik Indonesia, PT Mitsubishi Jaya Elevator and Escalator, PT Arkonin dan PT Jaya Gas Indonesia adalah perusahaan yang pemegang sahamnya sama dengan pemegang saham Perusahaan, yaitu PT Pembangunan Jaya.

Transaksi-transaksi Hubunqan Istimewa

Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan dan Perusahaan Anak melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, meliputi antara lain:

a. Perusahaan mengadakan transaksi dengan PT Jaya CM sehubungan konsultasi proyek pembangunan infrastruktur reklamasi Ancol Barat sebesar Rp 111.520.497 dan Rp 2.520.096.349 masing-masing untuk periode 2009 dan 2008.

b. Pada tahun 2009 dan 2008, hutang kepada PT Jaya Teknik Indonesia berasal dari transaksi yang dilakukan oleh Perusahaan atas pekerjaan perbaikan kebocoran AC Chiller 3 Sys 1 dan penambahan Freon R 22 Genetron serta penggantian oli Chiller 1 Sys AC Chiller gedung Cordova Tower dan PT TIJA atas pekerjaan pembersihan kolam dan instalasi Gelanggang Samudera Ancol dengan nilai transaksi masing-masing sebesar Rp 252.737.844 dan Rp 197.869.548. Pada tanggal neraca, hutang atas transaksi ini meliputi 0,014% dan 0,005% dari jumlah kewajiban konsolidasi masing-masing pada periode 2009 dan 2008.

c. Pada tahun 2009, hutang kepada PT Jaya Gas Indonesia berasal dari transaksi pembelian bahan bakar gas yang dilakukan oleh PT TIJA untuk keperluan restoran di Putri Duyung Ancol. Pada tanggal neraca, hutang atas transaksi ini meliputi 0,002% dari jumlah kewajiban konsolidasi.

d. Pada tahun 2009 hutang kepada PT Mitsubishi Jaya Elevator and Escalator berasal dari transaksi yang dilakukan oleh Perusahaan untuk pekerjaan pemeliharaan dan perawatan 3 unit Elevator di Cordova Tower sebesar Rp 30.458.780. Pada tanggal neraca, hutang atas transaksi ini meliputi 0,0004 % dari jumlah hutang konsolidasi.

e. Pada tahun 2009, Perusahaan dan Perusahaan Anak mengadakan transaksi dengan PT Arkonin untuk pekerjaan jasa detail engineering Marina dan perencanaan arsitektur, struktur serta MEP

(Mechanical, Electrical and Planning) Proyek Banquette Hall Putri Duyung Ancol sebesar

Rp 447.500.000. Pada tahun 2008 Perusahaan mengadakan transaksi dengan PT Arkonin untuk pekerjaan perancangan arsitektur water treatment sebesar Rp 502.400.000. Pada tanggal neraca, hutang atas transaksi ini meliputi 0,057% dan 0,051% dari jumlah kewajiban konsolidasi masing-masing pada periode 2009 dan 2008.

f. Beban pokok penjualan dan beban langsung sampai dengan 30 September 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 1.886.178.420 dan Rp 1.701.860.400 atau sebesar 0,63% dan 0,53%

yang dilakukan PT TIJA dengan PT Philindo untuk sewa lahan parkir di wahana Dufan. Pada tanggal 30 September 2009, PT TIJA membukukan biaya masih harus dibayar sebesar Rp 1.047.286.800 dan sebesar Rp 1.047.286.800 dibukukan sebagai biaya dibayar dimuka pada

g. Pada tahun 2009 dan 2008 Bank DKI bekerjasama dengan TIJA untuk mempromosikan perusahaannya di kawasan Ancol dan membuka Kantor Cabang Pembantu serta Anjungan Tunai Mandiri. Atas kerjasama ini PT TIJA mengakui pendapatan sponsor sebesar Rp 750.000.000 untuk periode 2009 dan 2008 atau sebesar 0,14% dan 0,13% dari jumlah pendapatan usaha konsolidasi.

35. Informasi Segmen Usaha

Untuk tujuan pelaporan manajemen, saat ini Perusahaan dan Perusahaan Anak membagi segmen usaha sesuai dengan kegiatan usahanya yaitu: pariwisata, real estat serta perdagangan dan jasa. Kelompok-kelompok tersebut menjadi dasar pelaporan informasi segmen Perusahaan dan Perusahaan Anak. Kegiatan utama kelompok tersebut terdiri dari:

Pariwisata : Mengelola kawasan wisata dan penginapan wisata Real Estat : Pembangunan, penjualan dan penyewaan properti Perdagangan dan Jasa : Penjualan barang dagangan, jasa sarana transportasi laut Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan segmen usaha:

Perdagangan

Tahun 2009 Pariwisata Real Estat dan Jasa Eliminasi Jumlah

PENDAPATAN 412.771.025.988 51.303.780.339 49.359.282.633 (4.718.281.196) 508.715.807.764

HASIL

Hasil Segmen 113.864.062.649 18.599.608.902 15.897.227.672 4.718.281.196 153.079.180.419 Beban Langsung dan Usaha Tidak dapat Dialokasikan (59.939.192.749) Laba Usaha 93.139.987.669 Penghasilan Bunga 19.189.201.495 Keuntungan Penjualan Aktiva Tetap 249.330.316 Beban Keuangan (15.460.869.624) Bagian Rugi Bersih Perusahaan Asosiasi (443.397.538) Lain-lain - Bersih 1.249.115.411 Laba Sebelum Pajak 97.923.367.729 Beban Pajak (25.055.598.138) Laba Sebelum Hak Minoritas 72.867.769.591 Hak Minoritas atas Laba Bersih Perusahaan Anak (44.547.138)

Laba Bersih 72.823.222.453

Aktiva

Aktiva Segmen 360.044.762.718 506.292.342.054 28.075.292.778 (366.649.709.929) 527.762.687.622 Aktiva yang Tidak Dapat Dialokasi 791.051.353.760

Total Aktiva 1.318.814.041.382

Kewajiban

Kewajiban Segmen 57.924.545.873 37.828.678.776 14.057.576.636 (25.836.580.496) 83.974.220.789 Kewajiban yang Tidak Dapat Dialokasi 331.063.246.818

Total Kewajiban 415.037.467.607

Pengeluaran Modal 47.854.755.584 Penyusutan dan Amortisasi 58.655.993.679 Beban Non-Kas selain Penyusutan dan Amortisasi Tidak Dapat Dialokasikan 7.817.758.481

Perdagangan

Tahun 2008 Pariwisata Real Estat dan Jasa Eliminasi Jumlah

PENDAPATAN 359.849.188.969 187.265.096.245 22.918.914.329 (4.568.329.322) 565.464.870.221

HASIL

Hasil Segmen 57.418.433.047 105.508.752.162 10.519.032.099 4.589.889.322 178.036.106.630 Beban Langsung dan Beban Usaha tidak dapat Dialokasikan (68.590.635.733) Laba Usaha 109.445.470.897 Penghasilan Bunga 11.446.177.467 Bagian Laba Bersih Perusahaan Asosiasi 483.495.426 Beban Keuangan (12.255.147.576) Kerugian Penjualan Aktiva Tetap (111.634.471) Lain-lain - Bersih (3.567.623.971) Laba Sebelum Pajak 105.440.737.772 Beban Pajak (29.155.866.344) Laba Sebelum Hak Minoritas 76.284.871.428 Hak Minoritas atas Laba Bersih Perusahaan Anak (88.428.896)

Laba Bersih 76.196.442.532

Aktiva

Aktiva Segmen 352.965.467.443 550.450.387.753 12.563.332.159 (330.312.167.285) 585.667.020.070 Aktiva yang Tidak Dapat Dialokasi 642.967.938.760

Total Aktiva 1.228.634.958.830

Kewajiban

Kewajiban Segmen 58.324.764.367 37.502.663.339 4.983.841.407 (3.966.488.585) 96.844.780.528 Kewajiban yang Tidak Dapat Dialokasi 303.604.913.303

Total Kewajiban 400.449.693.831

Pengeluaran Modal 53.913.458.475 Penyusutan dan Amortisasi 54.577.425.221 Beban Non-Kas selain Penyusutan dan Amortisasi Tidak Dapat Dialokasikan 7.845.284.926

Perusahaan dan Perusahaan Anak tidak menyajikan segmen geografis karena seluruh usaha Perusahaan dan Perusahaan Anak terkonsentrasi pada satu lokasi di Ancol, Jakarta Utara.

36. Ikatan

a. Pada tanggal 21 September 1992, Perusahaan mengadakan perjanjian kerja sama dengan PT Laras Tropika Nusantara (LTN) untuk membangun, mengelola serta mengalihkan hak atas sarana hiburan ”Undersea World Indonesia” di Taman Impian Jaya Ancol. Proyek tersebut dilaksanakan di atas lahan Hak Pengelolaan dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta seluas 30.000 m2 yang disediakan Perusahaan. LTN memiliki hak pengelolaan atas proyek tersebut selama 20 tahun terhitung sejak pengoperasian atau berakhir tanggal 3 Juni 2014. Setelah masa perjanjian berakhir, LTN akan mengembalikan tanah dan bangunan beserta sarana penunjangnya kepada Perusahaan, namun LTN memiliki hak opsi untuk memperpanjang masa pengelolaan maksimal 20 tahun. Atas kerja sama tersebut, Perusahaan berhak mendapatkan imbalan sebesar 5% dari seluruh hasil penjualan tiket masuk dan 6% dari seluruh pendapatan dari penjualan makanan dan minuman serta barang dagang

atau jasa lainnya (Catatan 14). Pendapatan pada periode 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 1.969.364.262 dan Rp 1.474.547.990 diakui sebagai pendapatan PT TIJA.

Sampai dengan tanggal laporan ini, perjanjian tersebut di atas sedang dalam proses pengalihan nama dari pihak Perusahaan menjadi pihak PT TIJA.

b. Berdasarkan Memorandum Kesepakatan tanggal 18 Maret 1993 dan Perjanjian Mengenai Alokasi dan Perolehan (Akuisisi) Tanah tanggal 2 September 1993 antara Perusahaan dengan PT City Island Utama (CIU) telah disepakati untuk melakukan jual beli tanah milik Perusahaan yang luasnya diperkirakan 22.697,5 m2 yang terletak di Ancol Barat dan termasuk dalam Hak Pengelolaan Lahan (HPL) No. 1 dengan harga sebesar USD 375 per meter persegi, sehingga harga keseluruhan adalah USD 8.511.562,5. Kedua pihak sepakat, bahwa untuk penentuan Iuas dari tanah yang diperjualbelikan akan digunakan hasil pengukuran dari Badan Pertanahan Nasional (BPN), dan jika hasil pengukuran menunjukkan kelebihan atau kekurangan dari luas yang tercantum dalam perjanjian, maka masing-masing pihak harus membayar kelebihan atau kekurangannya dengan harga yang telah disepakati dalam waktu dua minggu sejak CIU menerima Sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) dari BPN. Sampai dengan tanggal laporan ini, BPN belum mengeluarkan hasil pengukuran akhir atas tanah tersebut.

c. Berdasarkan Ketetapan Walikotamadya Jakarta Utara selaku Ketua Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum Wilayah Kotamadya Jakarta Utara No. 02/PPT/JU/111/95 tanggal 16 Maret 1995, tanah yang digunakan untuk jalan tol yang termasuk dalam HPL No. 1 milik Perusahaan adalah seluas 143.574 m2 dengan nilai ganti rugi sebesar Rp 92.841.556.850. Selisih perhitungan nilai antara Ketetapan Walikotamadya Jakarta Utara tersebut dengan dana ganti rugi yang diterima Perusahaan yaitu sebesar Rp 16.581.734.350 belum dicatat sebagai pendapatan Perusahaan, karena menurut manajemen Perusahaan:

1. Secara yuridis formal, sisa tagihan belum dapat dikategorikan sebagai piutang Perusahaan karena penentuan jumlah nilai seluruh ganti rugi dilakukan secara sepihak oleh Panitia Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum Jalan Tol Pluit - Cilincing (Harbour Road) Kotamadya Jakarta Utara. Tidak ada perjanjian kesepakatan jumlah ganti rugi yang melibatkan Perusahaan selaku entitas usaha berbadan hukum, sehingga secara validitas, tidak ada dasar bagi Perusahaan untuk mengakui sisa tagihan ganti rugi sebagai piutang maupun pendapatan;

2. Ditjen Binamarga dengan suratnya No. T.10.100.06.06/729 tanggal 22 September 1999 yang ditujukan kepada Gubernur DKI Jakarta, memohon untuk mempertimbangkan agar sisa kekurangan pembayaran ganti rugi dapat diselesaikan tanpa ganti rugi, mengingat hal-hal berikut: ƒ Kondisi keuangan negara saat ini dan ketersediaan dana Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) yang cenderung semakin terbatas, dan

ƒ Prasarana publik yang dibangun di atas tanah Perusahaan juga memberikan manfaat yang sangat besar terhadap pengembangan proyek Perusahaan.

Berdasarkan surat Perusahaan No. 048/DIR-PJA/II/2002 tanggal 5 Pebruari 2002 kepada Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah, Perusahaan telah meminta realisasi atas kekurangan ganti rugi yang belum diterima. Sampai dengan tanggal laporan ini, penyelesaian selisih tersebut masih dalam proses.

d. Pada tanggal 19 September 2003, PT TIJA mengadakan perjanjian kerja sama dengan PT Karsa Surya Indonusa (KSI) untuk pembangunan, pengoperasian dan pengalihan sarana kereta gantung (cable car) di wilayah Taman Impian Jaya Ancol dengan sistem BOT (Built Operate and Transfer). Proyek tersebut dilaksanakan di atas lokasi seluas 3.638 m2 yang disediakan oleh PT TIJA. KSI memiliki hak pengelolaan atas proyek tersebut selama 25 (dua puluh lima) tahun. Setelah masa perjanjian berakhir, KSI akan mengalihkan aset tetap yang berupa bangunan dan mesin-mesin serta prasarana pendukung lainnya yang telah dibangun dan disediakan/ditempatkan oleh KSI. Apabila KSI terlambat melaksanakan penyerahan atas pembagian hasil transaksi penjualan maka dikenakan

tahun dari 3 (tiga) bank pemerintah terkemuka. Atas kerja sama tersebut, PT TIJA berhak mendapatkan imbalan sebesar 6% dari pendapatan pengelolaan barang dagangan, makanan dan minuman, sebesar 40% dari pendapatan sponsorship dan sebesar 3% - 15% dari pendapatan penjualan tiket. Total pendapatan yang diterima PT TIJA pada periode 2009 dan 2008 masing-masing adalah sebesar Rp 430.424.613 dan Rp 307.545.705 (Catatan 14).

e. Pada tanggal 26 Maret 2004, Perusahaan dan PT Dipa Jaya Minitta (DJM) menandatangani perjanjian kerja sama pembangunan residence. Perusahaan menyediakan tanah untuk pembangunan residence seluas kurang Iebih 24.653 m2 di kawasan Puri Jimbaran II, Ancol Timur, Jakarta Utara. Di atas tanah tersebut, DJM akan membangun 93 unit residence. Atas hasil penjualan unit residence, Perusahaan memperoleh bagian sebesar 38,5% dari harga jual, sisanya merupakan bagian DJM (Catatan 14). Jangka waktu perjanjian ini adalah 4 tahun yang akan berakhir pada tanggal 25 Maret 2008. Apabila DJM terlambat melaksanakan penyerahan atas pembagian hasil transaksi penjualan maka dikenakan denda keterlambatan 2 (dua) permil per hari dari besarnya nilai yang wajib dibayar dengan maksimum keterlambatan 21 (dua puluh satu) hari. Pada tanggal 24 Maret 2005, Perusahaan menandatangani perjanjian baru dengan DJM untuk mengubah jaminan akan yang diserahkan menjadi sebagai berikut: 1) Sertifikat hak tanggungan senilai Rp 4.000.000.000;

2) Surety bond senilai Rp 6.000.000.000;

3) Cek tunai yang jumlahnya ditentukan oleh Perusahaan dan DJM dari waktu ke waktu. Pada tahun 2008 perjanjian kerjasama tersebut telah berakhir.

f. Pada tanggal 10 Agustus 2004, Perusahaan mengadakan perjanjian kerja sama dengan PT Paramitha Bangun Cipta Sarana (PBCS) untuk membangun, mengelola serta mengalihkan hak atas sarana musik stadium di area Perusahaan seluas 39.000 m2. PBCS memiliki hak pengelolaan atas proyek tersebut selama 25 tahun yang akan berakhir pada 10 Agustus 2029. Setelah masa perjanjian berakhir, PBCS akan mengembalikan tanah dan bangunan beserta sarana penunjangnya kepada Perusahaan, namun PBCS memiliki hak opsi untuk memperpanjang masa pengelolaan maksimal 25 tahun. Atas kerja sama tersebut, Perusahaan berhak mendapatkan imbalan sebesar 5% sampai 6% dari pendapatan kotor setiap tahunnya. Apabila PBCS terlambat melaksanakan penyerahan atas pembagian hasil transaksi penjualan maka dikenakan denda keterlambatan yang besarnya denda ditentukan berdasarkan rata-rata bunga deposito 1 (satu) tahun dari 3 (tiga) bank pemerintah terkemuka.

Pada tanggal 26 April 2007, melalui Akta Notaris No. 208 dari Sutjipto S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, Perusahaan telah memberikan persetujuan kepada PBCS untuk mengalihkan kerja sama kepada PT Wahana Agung Indonesia (WAI), sebagai perusahaan afiliasi PBCS, yang berlaku sejak tanggal ditandatanganinya perjanjian pengalihan (Catatan 14).

Berdasarkan perjanjian tersebut, jangka waktu WAI untuk membangun sampai dengan selesai selambat-lambatnya tanggal 31 Agustus 2009, sedangkan jangka waktu pengoperasian yaitu selama 25 (dua puluh lima) tahun terhitung sejak tanggal ”Berita Acara Serah Terima Proyek/Pengalihan Proyek”. WAI mempunyai opsi untuk memperpanjang jangka waktu pengoperasian selama paling lama 25 (dua puluh lima) tahun atas persetujuan tertulis dari Perusahaan.

.

Pembagian pendapatan yang disetujui berdasarkan perjanjian adalah:

ƒ Pendapatan yang bersumber dari sewa jangka panjang pihak ketiga yaitu sebesar 5% (lima persen) dari pendapatan bruto;

ƒ Pendapatan yang bersumber dari sewa jangka pendek dari pihak ketiga yaitu 6% (enam persen) dari pendapatan bruto, dan

ƒ WAI wajib melakukan pembayaran minimal ke Perusahaan sebesar Rp 3.250.000.000 pada tahun pertama pengoperasian dan untuk tahun berikutnya dengan kenaikan minimal 5% (lima persen) per tahun.

Pada bulan September 2009, Perusahaan menerima uang jaminan sebesar Rp. 10.000.000.000 yang dicatat pada akun uang jaminan (Catatan 22).

g. Pada tanggal 3 September 2004, Perusahaan menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT Manggala Krida Yudha (MKY) untuk melakukan reklamasi di areal perairan Ancol Timur seluas 85 ha. Berdasarkan perjanjian tersebut Perusahaan akan mengurus perijinan yang diperlukan untuk pelaksanaan reklamasi tersebut, sedangkan MKY bertanggung jawab sepenuhnya atas pendanaan dan pelaksanaan seluruh reklamasi tersebut. Perusahaan dan MKY sepakat untuk menggunakan pola kompensasi bagi hasil dimana MKY akan memiliki lahan seluas + 63 ha dan Perusahaan memiliki lahan seluas + 22 ha. Masa berlaku kerja sama adalah selama 10 (sepuluh) tahun sejak perjanjian ditandatangani dan dapat diperpanjang atas kesepakatan kedua pihak. Sampai dengan tanggal laporan ini, pembangunan fisik atas proyek tersebut belum dimulai sehubungan dengan perijinan Reklamasi yang belum terealisasi sepenuhnya.

h. Pada tanggal 29 April 2005, Perusahaan menandatangani perjanjian penyewaan lahan dengan PT Excelcomindo Pratama seluas 1.247,5 m2 yang terletak di perumahan dan kawasan industri Ancol Barat dalam rangka perluasan jaringan telekomunikasi. Nilai sewa adalah sebesar Rp 1.794.312.000 dengan jangka waktu perjanjian adalah 20 (dua puluh) tahun sampai dengan tanggal 30 April 2025 sejak perjanjian ditandatangani dan dapat diperpanjang atas kesepakatan kedua belah pihak.

i. Pada tanggal 14 April 2009, PT TIJA mengadakan perjanjian dengan Wave Pictures, Brussels atas penggunaan lisensi film 4 (empat) Dimensi (4D) yang diputar di Gelanggang Samudra Ancol. Atas penggunaan lisensi tersebut PT TIJA dikenakan pembayaran sebesar EUR 285.000 yang dibayarkan dalam 3 (tiga) tahap. Lisensi tersebut berlaku dari 1 Juni 2009 hingga 31 Mei 2012.

j. Pada bulan September 2005, PT TIJA mengadakan perjanjian dengan CKN Worldwide Sdn. Bhd., untuk mengadakan pameran internasional bangunan es di atas lahan Perusahaan seluas 1.500 m2 di Pantai Carnaval untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun. PT TIJA akan memperoleh bagian hasil dengan persentase tertentu yang dipersyaratkan dalam perjanjian sebagai berikut:

ƒ 8% untuk PT TIJA untuk periode 1 Desember 2005 – 1 Desember 2006 dari pendapatan penjualan tiket setelah dipotong pajak;

ƒ 9% untuk PT TIJA untuk periode 2 Desember 2006 – 1 Desember 2007 dari pendapatan penjualan tiket setelah dipotong pajak, dan

ƒ 10% untuk PT TIJA untuk periode 2 Desember 2007 – 1 Desember 2008 dari pendapatan penjualan tiket setelah dipotong pajak.

Jumlah bagi hasil yang telah diterima oleh PT TIJA pada periode 2008 adalah sebesar Rp 221.040.974.

k. Pada tanggal 2 Desember 2005, PT TIJA mengadakan perjanjian dengan I Nyoman Surjana untuk mengelola restoran seafood “Jimbaran Resto” di Pantai Carnaval. Perjanjian ini efektif sejak tanggal 20 Desember 2005 dan berakhir pada tanggal 19 Desember 2010. Atas kerja sama tersebut, PT TIJA

Dokumen terkait