• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penghianatan atas Umat Islam, akan Terjadi Sepanjang Zaman

Dalam dokumen Mengenal Dunia Jin Dari Perspektif Syari (Halaman 47-68)

Hari itu, hari Jumat. Seharusnya menjadi hari yang baik bagi muslimin. Tepatnya tanggal 7 Shafar 656 H. Kota Baghdad, pusat peradaban dunia terbesar masa itu. Ibukota Khilafah Abbasiyyah yang telah 5 abad memakmurkan bumi ini dengan peradaban dan ilmu. Hari Jumat itu justru puncak kehancuran wilayah khilafah dan akhir dari keseluruhan kebesaran. Untuk selamanya. Hulaghu Khan pemimpin pasukan Mongolia hari itu datang masuk ke dalam istana Khilafah terakhir Abbasiyyah, Mustashim billah. Dia datang beserta istrinya dan para pengawalnya. Seluruh elemen kekhilafahan telah lumpuh. Khalifah sudah menyerah. Hulaghu meminta Mustashim menunjukkan semua simpanan kekayaan di istananya. Dengan sangat hina, Mustashim menunjukkan semua kekayaannya dalam istana. Kemudian Hulaghu membagikan perhiasan dan kekayaan itu kepada istrinya dan para pengawal dekatnya.

Sudah satu minggu, Kota Baghdad dihancurkan dari berbagai sudutnya. Musibah kemanusiaan yang tidak mengenal satu kecap pun kata kasihan. Begitulah kekejaman pasukan Mongolia. Tembok kota dihancurkan. Setiap yang datang dibunuh. Setiap yang menyerah pun dibunuh. Pembunuhan besar-besar itu disaksikan oleh Sungai Dijlah. 3 hari Sungai Dijlah berwarna merah darah. Juga jalanan Kota Baghdad. Banjir darah.

Anak-anak dan wanita memohon belas kasihan di bawah kuda-kuda pasukan Mongolia untuk dimaafkan dan agar tidak dibunuh, dengan al-Quran di tangan-tangan mereka. Tetapi kuda-kuda Mongol menginjak-injak semuanya. Diinjak-injak tanpa secuil pun rasa kasihan. Sebelum akhirnya pedang-pedang pun, mereka ayunkan kepada setiap anak dan

wanita.

Mereka yang sakit terbaring di rumah sakit tidak luput merasakan kekejaman yang belum pernah disaksikan oleh kekejaman bangsa manapun. Tidak ada satupun yang selamat. Semuanya harus mengakhiri ajalnya di ujung pedang Mongolia.

Satu minggu itu, setidaknya 400.000 nyawa melayang. Termasuk khalifah Mustashim dan seluruh anak serta kerabatnya.

Bukan hanya pembantaian muslimin. Peradaban yang dibangun berabad-abad, ilmu yang menerangi dunia juga ikut dihancurkan. Lagi-lagi Sungai Dijlah menjadi saksi bisu. Pasukan Mongolia menyeberang sungai Dijlah dengan menggunakan tumpukan buku. Kuda-kuda Mongol menginjak-injak buku-buku ilmu.

Masjid-masjid diruntuhkan. Rendah sekali syahwat Mongolia, yaitu mengambili pernik-pernik masjid yang terbuat dari emas di kubah-kubahnya. Istana-istana juga dihancurkan untuk dirampas semua kekayaan berupa harta benda dan perhiasan.

Kota dibakar. Gedung, masjid, perpustakaan, istana, rumah sakit. Kehancuran total.

Hulaghu Khan akhirnya menghentikan pembunuhan. Penghentian itu dikarenakan bau anyir darah dan bekas puing-puing penghancuran dan pembakaran menyebabkan polusi dan penyebaran wabah penyakit. Hulaghu mengkhawatirkan kesehatan pasukannya, sehingga dia memerintahkan penguburan mayat manusia dan binatang.

Dan Baghdad pun hancur lebur. Pusat kebesaran Islam itu. Ibukota Khilafah Abbasiyyah itu. Khilafah Abbasiyyah diakhiri dengan cara yang sangat mengiris-iris hati. Baghdad dihabisi dengan cara yang sangat mudah. Kebesaran itu runtuh dengan begitu sederhana. Tidak ada kota sebegitu mudah diruntuhkan, semudah Baghdad.

La haula wa quwwata illa billah…

Innalillah wa inna ilahi raji’ un…

Penghianatan

Seharusnya Baghad tidak runtuh. Semestinya Khilafah Abbasiyyah tidak hilang. Kalau tidak muncul pengkhianat besar di tubuh kekhilafahan. Kalau saja tidak ada pengkhianat umat. Muayyaduddin Ibnul Alqami. Nama pengkhianat yang hingga akhir zaman akan selalu disebut dalam sejarah Islam sebagai pengkhianat peradaban, pengkhianat umat. Ibnul Alqami bukan sembarang orang. Dia adalah perdana menteri di kekhilafahan Abbasiyyah. Sebelum pengkhianatan Ibnul Alqami, sesungguhnya para amir wilayah sekitar Baghdad telah lebih dahulu menjadi pengkhianat umat. Mereka bersatu dan bersedia bahkan ada yang berangkat sendiri untuk membantu pasukan Mongolia menghancurkan muslimin sendiri. Tetapi puncak semua pengkhianatan itu adalah tokoh terdekat dengan pusat. Di Kota Baghdad yang dikenal kuat. Ibnul Alqami diam-diam membangun hubungan haram dengan Hulaghu. Pengkhianat umat itu menjual Baghdad dengan tukaran di antaranya adalah jabatan jika Hulaghu berhasil menguasai Baghdad. Rencana demi rencana jahat dilakukannya. Sementara khalifah asyik menikmati goyangan artis dan berpesta pora. Begitulah. Dan sejarah pun mengulang dirinya. Andalus mempunyai kisah yang mirip. Karena memang sejarah selalu sama di zaman manapun. Kota terakhir yang masih kuat berdiri saat seluruh kota-kota wilayah Andalus telah menyerah di tangan negara-negara Kristen adalah Granada. Kota itu masih sangat kuat bertahan, gagah dan terus membangun.

Tetapi akhirnya Granada pun menyerah. Khilafah Islamiyyah di Eropa selatan tutup hingga hari ini (semoga Allah memberi kita kesempatan untuk melihat kembalinya Eropa ke tangan muslimin  –  amin).

Dan sejarah terulang lagi. Granada runtuh karena pengkhianat peradaban ada dalam tubuh muslimin. Mereka bukan sembarang orang. Mereka adalah pemimpin muslimin, tetapi merangkap pengkhianat umat.

Tiga nama yang diabadikan sejarah hingga hari akhir nanti sebagai pengkhianat umat. Catatan itu tidak akan pernah bisa dihapus. Dua orang menteri: Yusuf bin Kamasyah dan Abul Qasim al-Malih, serta satu tokoh agama: al-Baqini.

Umat dijual. Negeri muslim digadaikan. Diserahkan kepada negara Kristen. Ditukar dengan sampah dunia.

Raja Fernando 3 dan Ratu Isabella memasang salib besar dari perak di pasang di atas Istana al-Hamra  dan diumumkan bahwa hari itu adalah akhir dari kekuasaan muslim di Andalus. Tahun 1499 M, masjid-masjid resmi ditutup.

Sesungguhnya ini bukan akhir dari perjalanan muslimin di Andalus. Perjuangan sekelompok mujahidin muslimin terus digelorakan, mencoba mengambil alih Granada. Perjuangan itu ada pasang surutnya.

Perjuangan itu bukan tidak ada hasilnya. Beberapa wilayah di sekitar Andalus sempat berhasil dikuasai muslimin.

Ibnu Abbu adalah pemimpin terakhir kelompok mujahidin yang terus dikejar-kejar oleh pasukan Kristen. Tetapi mereka tidak pernah

berhasil menyentuh Ibnu Abbu.

Lagi, sejarah terulang. Pengkhianat internal penyebabnya. Ibnu Abbu syahid bukan di tangan pasukan Kristen. Tetapi dibunuh oleh seorang muslim yang bernama Syurais, yang anak dan istrinya ditawan oleh pasukan Kristen. Syurais dijanjikan bahwa anak istrinya akan dibebaskan jika ia berhasil membunuh Ibnu Abbu. Dan pengkhianat itupun melakukannya.

Ibnu Abbu telah syahid. Dan akhirnya semuanya terhenti. Semua perjuangan muslimin berakhir. Muslimin harus mati atau menjadi budak. Akhir seluruh perjalanan muslimin di Andalus. Maha benar Allah dalam firman-Nya, “Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap

Khawwan lagi Kafur.”  (Qs. Al-Hajj: 38)

Khawwan adalah pengkhianat besar. Kafur adalah orang dengan kekafiran besar atau pengingkar nikmat.

Setidaknya ada 2 pelajaran besar dari ayat agung tersebut:

1. Hanya Allah yang menjaga jamaah orang-orang beriman. Bukti penjagaan Allah, dengan tidak menyelinapnya khawwan  dan kafur . Jika telah hadir dua kelompok tersebut, berarti jamaah mukminin tersebut sudah ditinggal Allah. Sekaligus bukti bahwa Allah sudah tidak ridha, sehingga tidak lagi ada penjagaan-Nya.

2. Khawwan lebih dahulu disebut sebelum kafur. Dan selalu begitu. Para pengkhianat selalu menjadi mukaddimah untuk kehancuran jamaah orang-orang beriman yang berakhir di tangan orang-orang kafir.

Ibnul Alqami, Yusuf bin Kamasyah, Abul Qasim al-Malih, al-Baqini, Syurais. Nama-nama para pengkhianat peradaban.

Nama-nama yang berbeda akan terus bermunculan sepanjang zaman. Hingga hari ini. Di tubuh muslimin. Para tokohnya

Sebagai pengkhianat peradaban! Sebagai pengkhianat umat!

Dan kini Semua pun mengetahui siapa mereka kejadian tragedi Suriah, kerusuhan Mesir, menunjukkan hal itu dengan terang berderang

Link Terkait...

Israel Akan Hancur Jika Kudeta Militer di Mesir Gagal

Militer Mesir Ledakkan Sejumlah Terowongan di Perbatasan Gaza Diposkeun ku - n/a - ping 8/21/2013 0 komentar

Label: Al Islam, Astaghfirullah, Genosida, Intelijen, Jejak Iblis?, Jejak Yahudi?, kotak nasionalisme, War on Islam, War On Terrorism

8/12/13

Kado Idul Fitri bernama Bom Vihara Ekayana

Rabu, 7 Agustus 2013 - 22:46 WIB

Oleh: Abu Fikri*

BELUM reda kasus penembakan terduga terorisme, “fatal atraction”  dari Densus 88 yang salah tangkap 2 orang (Mugi dan Safari) di Tulungagung dan extra judicial killing terhadap 2 orang lainnya (Rizal alias Eko-Klaten dan Dayat-Paciran Lamongan), kita dikejutkan oleh manuver Bom Vihara Ekayana. Meletusnya bom itu seperti menjadi kado lebaran. Peristiwa itu seolah membenarkan aktualisasi solidaritas muslim Indonesia terhadap saudara muslim Rohingya yang tengah menghadapi kekejaman rezim Budhis di Myanmar. Bom berdaya rendah itu meledak 3 kali. Ledakan benda yang diduga bom terjadi pada ahad malam kemarin (4/8/2013) di Jalan Mangga, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Dua ledakan berkekuatan rendah terjadi sekitar pukul 19.00 WIB. Seorang pengunjung

vihara terluka di lengannya. Polisi meledakkan satu benda lain pukul 22.00 WIB.

Berkembang beragam statement  seputar meledaknya bom tersebut. Di antaranya dari Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin menyatakan "Saya menduga bahwa peledakan itu mengandung rekayasa untuk mengganggu umat beragama," kata Din di Kantor PP Mumammdiyah, Jl Cikini Raya, Jakarta, Selasa (6/8/2013).

Lebih lanjut Din meminta kepada masyarakat tidak terpancing oleh

provokasi bom tersebut.

Juga lebih tajam lagi statement yang disampaikan oleh Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah: "Kalau bom sudah meledak, yang pertama sekali dimintai pertanggungjawabannya, ya tentu pihak intelijen. Mengapa mereka sampai kecolongan? Mengapa para pelaku peledakan sepertinya lebih pintar dari aparat intelijen? Aneh rasanya jika aparat intelijen kita tidak berdaya menghadapi kelompok-kelompok kecil seperti ini," cetus Saleh Partaonan Daulay, di Jakarta, Selasa (6/8).

Selain 2 tokoh Muhammadiyah itu statement juga disampaikan oleh Politikus PDI-Perjuangan anggota Komisi III DPR RI yang sering sangat vokal pada akhir-akhir ini. Eva Sundari mengatakan: "Walau ada dugaan dengan kasus Rohingya tapi terlalu prematur untuk disimpulkan. Meski tindakan itu bisa dikategorikan terorisme tapi sebaiknya semua kesimpulan berbasis data dari penyidikan. Karena siapapun bisa bikin bom akibat situs-situs kelompok teroris untuk pembuatan bom bisa diakses publik termasuk oleh mereka yang tidak masuk dalam jaringan terorisme," ucap Eva (5/8/2013). Selain Eva seperti biasanya yang vokal lainnya adalah politisi FP Demokrat Ruhut Sitompul mengatakan: "Masyarakat hendaknya tidak berspekulasi atas ledakan di Vihara malam itu. Biar polisi saja, kita hormati (penyelidikan) kepolisian."

(5/8/2013).

Sementara itu Mabes Polri menyatakan bahwa meski mengaku kesulitan mengungkap motif, alasan dan tujuan bom Vihara tersebut tetapi menegaskan bahwa "kendati ledakan diduga bom itu berdaya ledak rendah tetapi menimbulkan "efek teror optimal". Itu sebabnya, walaupun bom itu tak menimbulkan korban jiwa tetapi pelakunya diduga gembong teroris, ucap Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Ronny F. Sompie, Senin (5/8/2013).

Pernyataan juga disampaikan oleh Wamenag representasi Kemenag. Wamenag Nasaruddin Umar, Senin (05/08) tidak sependapat kejadian di Vihara Ekayana yang terletak di Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat itu dikatakan mempunyai kaitan dengan kasus pembantaian umat muslim Rohingya di Myanmar. “Tidak bisa. Tidak ada hubungan Islam dengan  persoalan local Myanmar. Kasus di sana adalah persoalan lokal,  jelas

Wamenag.

Terlepas dari penafsiran yang berbeda-beda atas opini yang berkembang dari berbagai statement yang diungkap. Pointnya bahwa perjalanan "war on terrorism" masih bersifat  long term  (jangka panjang). Perburuan terorisme menjadi sebuah kegiatan yang wajib dilakukan terutama oleh dua badan pemerintah yang lahir atas amanah UU. BNPT dan Densus 88 adalah dua institusi terdepan dalam kegiatan ini. UU Terorisme dan UU Pendanaan Terorisme adalah legal of frame  aktivitas perburuan tersebut. Apalagi Indonesia dianggap sebagai negara yang paling sukses memberantas terorisme tanpa menggunakan pendekatan militeristik.

Apresiasi terhadap Indonesia itu disampaikan di forum APEC beberapa waktu yang lalu. Apresiasi itu seolah menutupi banyak terjadinya pelanggaran kemanusiaan akibat ekstra judicial action  maupun ekstra

judicial killing  yang dilakukan oleh Densus 88. Bahkan tidak mengenal dan menghormati bulan Ramadhan sebagai bulan suci kaum muslimin. Seperti sengaja ada upaya labelling   bahwa ada sebagian kaum muslimin yang dianggap terduga terorisme tidak mengindahkan etika bulan Ramadhan. Semacam menjadi  prejudice  melekat bahwa karakter seorang teroris tetaplah seorang teroris. Terbangun sebuah formulasi opini bahwa ada hubungan yang kuat antara "Islam dan Terorisme". Demi sebuah

breakdown di negeri yang mayoritas muslimnya terbesar di dunia follow up  dipropagandakannya war on terrorism oleh AS pasca peristiwa WTC 9/11. Di mana kemudian negara-negara di berbagai belahan dunia ini dicluster oleh AS dalam konteks war on terrorim "with us" or "with terrorist". Statement George W Bush yang menyesatkan itu kemudian diamini oleh berbagai negeri muslim menjadi sebuah proyek yang sarat dengan dukungan politik dan dana yang mengalir dari negara-negara

donor.

Poin Penting

Ada beberapa  point  penting dari statement-statement  yang disampaikan oleh berbagai kalangan berkaitan dengan bom vihara Ekayana antara lain: Pertama, Mabes Polri sudah membuat kesimpulan sementara bahwa bom itu dilakukan oleh gembong teroris karena memiliki ekses teror yang optimal meski masih belum jelas motif, sasaran dan tujuannya. Kedua, bagaimana mungkin rencana pengeboman dengan bom berdaya rendah mirip "mercon" yang dilakukan oleh sekelompok kecil yang dianggap gembong teroris tidak terdeteksi oleh intelijen. Ketiga, ekses teror yang meluas dari peledakan bom tersebut dikesankan seolah-olah sebagai bentuk solidaritas atas penindasan kaum muslim Rohingya Myanmar.

Keempat, ekses teror lainnya adalah berisi propaganda untuk memecah kerukunan antar umat beragama dengan memanfaatkan psikologi kaum muslimin atas kasus Rohingya. Kelima, bom vihara sebagai momentum yang sarat akan  prejudice  terhadap jejaring terorisme yang dilakukan oleh para mujahidin. Seolah sudah dipastikan bahwa setiap kejadian terorisme pasti berkaitan dengan jaringan mujahidin yang lama.

Yang menarik dipertanyakan lagi adalah bagaimana cara aparat keamanan dalam hal ini Densus 88 memburu dan menangani pelaku "pemboman ala mercon" di vihara Ekayana. Pola penanganan yang selama ini dilakukan adalah penembakan mati. Dan pola seperti itu menjadikan pelaku sekaligus saksi tidak bisa dikonfirmasi bagaimana yang sebenarnya aksi pengeboman itu dilakukan.

Pada akhirnya masyarakat dipaksa mau tidak mau menerima keterangan informasi dari Mabes Polri bagaimana dan apa motiv, sasaran dan tujuan pengeboman tersebut. Biasanya penyampaian informasi itu akan di blow up  oleh berbagai media secara intens dan masif.

Terasa kuat ada kesan sindikasi yang masif dan sistematik yang dilakukan oleh Mabes Polri (Tokoh-tokoh tertentu), Media Langganan, Pengamat, dan Anggota DPR RI yang vokal (sebut saja Eva Sundari dan Ruhut Sitompul) demi sebuah target opini kesinambungan sebuah proyek "war on terrorism".

Bom vihara Ekayana yang terjadi menjelang Idul Fithri 1434 H menyentak nurani kaum muslimin. Menyisakan pertanyaan besar untuk siapa dan oleh siapa kado bom ini ditujukan. Setelah selesai menuai panen amal ibadah yang penuh dengan kemuliaan selama 1 bulan di bulan Ramadhan nampaknya kaum muslimin di negeri ini disadarkan terus tentang hakekat sebuah makar yang senantiasa dilakukan oleh kaum kafir muharibban fi'lan melalui perpanjangan tangan para antek-anteknya di negeri ini. Seperti yang digambarkan oleh Allah  Subhanahu Wa Ta'alla  dalam surat Al

Baqoroh ayat 120, dimana Yahudi dan Nasrani tidak akan senang sehingga umat Islam mengikuti agama mereka. Kemudian pada ayat lain dikatakan: “Mereka telah memuntahkan kebencian lewat mulut dan tangan mereka, sedangkan yang ada di dalam hatinya lebih besar lagi”. Inilah basic yang ada pada musuh-musuh Islam, sampai kapanpun mereka akan tetap seperti itu.

Wallahu a'lam bis shawab.

*Penulis aktivis Gerakan Revivalis Indonesia

Diposkeun ku - n/a - ping 8/12/2013 0 komentar

Label: Astaghfirullah, Bom Boston, Intelijen, Islamphobia, Jejak Iblis?, kotak nasionalisme, MetroTV, War on Islam, War On Terrorism

7/23/13

Babi: Dari Haram menjadi Halal dalam "Injil"

http://beritamuslimshohih.wordpress.com/2010/02/17/injilpun-mengharamkan-babi/

Revisi dari kata BABI menjadi kata BABI HUTAN!

 Alkitab cetakan tahun 1941 Imamat 11:7-8 

Dan lagi babi, karena soenggoehpoen koekoenja terbelah doewa, ija itoe bersiratan koekoenja, tetapi tiada ija memamah bijak, maka haramlah ija kapadamoe. Djangan kamoe makan daripada dagingnja dan djangan poela kamoe mendjamah bangkainja, maka haramlah ija kapadamoe.

 Alkitab cetakan tahun 1968 Imamat 11:7 

Demikian juga  babi, meskipun berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang tetapi tidak memamah biak, haram bagimu.

 Alkitab cetakan tahun 1979 Imamat 11:7

Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak, haram itu bagimu.

 Alkitab cetakan tahun 1991-... Imamat 11:7-8 

Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan bangkainya janganlah

kamu sentuh; haram semuanya itu bagimu.

Ulangan 14:8

Juga  babi hutan, karena memang berkuku belah, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan janganlah kamu terkena bangkainya.

Revisi Alkitab di atas bisa saja berdasar kepada Surat Karangan Paulus -sang oknum -sang pengrusak firman Allah- yang dikirim kepada jemaatnya di daerah Korintus:

1. Korintus 6:12 

Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun.

Dengan demikian maka hanya babi hutan-lah yang HARAM sedangkan babi-babi lain selain babi-babi hutan adalah HALAL!

Kalimat “Dilarang Merokok!“ akan berubah maknanya jika direvisi menjadi kalimat "Dilarang Merokok Cerutu!"

5 PERINTAH INJIL LAINNYA YANG DILANGGAR/DIABAIKAN/DIREVISI!

1. Injil melarang minum   khamer 

Dalam salah satu kegiatan peribadatan orang Kristen ada yang namanya perjamuan suci/perjamuan kudus. Kegiatan ini dilakukan dengan meminum secawan anggur (berwarna merah) yang katanya melambangkan darah Yesus, kemudian memakan sepotong kecil roti yang melambangkan daging Tuhan Yesus. Lalu bagaimanakah pandangan Injil mereka tentang minum khamer 

sendiri?

Hal ini bisa dilihat pada kitab Imamat 10:9 . Dan juga ada dalil lain yang menguatkan bahwa minum minuman yang memabukkan itu haram dan sangat dilarang bagi orang yang mengimani Injil.

Hakim-hakim 13:4

Oleh sebab itu, peliharalah dirimu, jangan minum anggur atau minuman yang memabukkan dan jangan makan sesuatu yang haram.

2. Injil mensyari'atkan Sunat bagi laki-laki

Perintah sunat bukan perintah baru, melainkan sudah ditetapkan Allah lama dan jauh sebelum Yesus lahir ke dunia.

Kejadian 17:10-11

(10)Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang perjanjian antara aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat. (11) haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara kamu dan Aku.

Lukas 2:21

”Dan ketika genap delapan hari dan Ia (Yesus) harus disunat, ia diberi nama Yesus…”

Pauluslah yang menghilangkan syari'at sunat Galatia 5:2, Galatia 6:15  dan 1 Korentus 7:19 .

Dan ternyata orang Kristen sampai sekarang lebih mentaati perintah Paulus ketimbang perintah Tuhan mereka sendiri yang disampaikan oleh

Yesus???

3. Injil mengajarkan berdo'a dengan menengadahkan tangan

Inilah salah satu bukti persamaan ajaran Injil (orig.) dengan Quran, yaitu kalau berdoa harus menengadahkan tangan.

1 Timotius 2:8

Oleh karena itu Aku ingin, supaya dimana orang laki-laki berdoa dengan menengadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan. Kalau ditanya kenapa orang Kristen sekarang berdo'a dengan melempit tangan? Tentu mereka menjawab ini adalah ajaran yang telah kami terima dari orang-orang tua serta pemuka agama kami dari dulu hingga sekarang. Maka kalau mereka memang benar, suruh mereka menunjukkan mana dalil dalam Injil yang mengajarkan bahwa kalau orang Kristen berdo'a hanya melempit tangan mereka? Ajaran ini berasal dari manusia, dan hanya hasil rekayasa dan tipu daya para pendeta agar cara beribadah orang Kristen tidak sama dengan orang Islam.

4. Injil mengajarkan kalau orang nasrani mati harus dikafani

Syariat yang ada dalam Injil (orig.) menyebutkan bahwa kalau orang nasrani itu mati, seharusnya mereka dikafani.

Lukas 23:53 

Dan sesudah ia menurunkan mayat itu, ia mengafaninya dengan kain lenan, lalu membaringkannya di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu, dimana belum pernah dibaringkan mayat.

Yohanes 11:44

Orang yang telah mati itu datang keluar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kafan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi."

5. Kalimat syahadat dalam Injil

 Allah yang satu dan Yesus adalah utusan Allah. Yohanes 17:3

Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau

utus.

Yohanes 7:16 

Jawab Yesus kepada mereka: “Ajaranku tidak berasal dari diriku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku”

Orang Kristen mengatakan bahwa Yesus (Isa alaihisalam) adalah Tuhan (Allah)?

Dari manakah orang Kristen mendapatkan ajaran bahwa Yesus itu Tuhan? Jawabnya sederhana, dari mana lagi kalau bukan dari Paulus. Dengan

Dalam dokumen Mengenal Dunia Jin Dari Perspektif Syari (Halaman 47-68)