• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indeks nilai kemampuan akhir menulis cerpen siswa kelompok kontrol

3. Dimensi Latar

5.7.1.5 Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter

Nilai karakter yang diamati dalam cerpen siswa kelas eksperimen adalah 18 nilai karakter yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12) Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, (16) Peduli

Lingkungan, (17) Peduli Sosial, & (18) Tanggung Jawab (Pusat Kurikulum. Pengembangan dan Pendidikan Budaya & Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah. 2009:9-10). Nilai karakter tersebut akan diamati serta dianalisis dari cerpen hasil tes akhir siswa kelompok eksperimen. Cerpen siswa merupakan produk dari proses pembelajaran menulis cerpen.

Nilai-nilai karakter pada cerpen diidentifikasi secara eksplisit dan implisit. Analisis dan penentuan nilai karakter yang diungkap oleh penulis cerita didasarkan kepada hal tersebut.

1. Secara eksplisit, nilai karakter itu dinyatakan penulis pada diri tokoh. Pengungkapan nilai karakter menjadi karakter tokoh terdapat dalam cerpen berikut!

Tidak seperti yang lain. Ridwan dikenal sebagai orang yang kalem dan alim. Baju seragamnya yang rapi, rambut yang rapi, kulit sawo matang yang tidak terlalu gelap, dan mata yang kalem pantas dijadikan sebutan Ridwan sebagai Pak Ustad. (―Sepatuku Hilang!‖)

Dalam kutipan cerpen di atas, penulis secara langsung membentuk karakter tokohnya, yaitu karakter yang alim dan kalem. Penulis cerpen mempersamakan karakter itu dengan seorang ustad.

2. Pengungkapan nilai karakter dapat pula diamati secara implisit, yaitu karakter tokoh dalam tingkah laku, ucapan, dan penggambaran karakter tokoh dari tokoh lain.

―Harusnya kamu sadar Nya! Kamu terlau focus dengan perasaanmu sendiri. Coba apakah pernah kamu tanya tentang perasaanku! Enggak kan! Seharusnya kamu bersyukur punya sahabat yang bisa mengerti keegoisanmu itu!‖ (―Rio Lebih Baik‖).

Dari kutipan dialog cerpen di atas, karakter tokoh yang jujur dan lugas tidak dinyatakan oleh penulis, tetapi pembaca dapat mengetahuinya dari dialog tersebut.

Aspek Nilai-nilai Karakter

Aspek nilai karakter yang diungkap penulis dalam cerita dapat diidentifikasi sebagai berikut!

1. religius

Nilai religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Pada cerpen siswa kelas x-9, cerpen yang memuat nilai religius antara lain: ―Sepatuku Hilang‖, ―Jujur atau Aman‖, ―Ikhlas‖, ―Hampa dan Surga‖, ―Amanda‖, ―Mukjizat Mela‖, ―Ayahku Seorang Koruptor‖.

―Sepatuku Hilang‖

Tak terasa waktu berjalan cepat, adzan masjid mulai berkumandang. Ridwan bergegas menuju masjid. ―Sabd Pak Ustad kalau mau menang main kelereng harus sholat di mesjid‖ teriak salah satu anak, meski sebenarnya Ridwan tidak pernah berkata seperti itu.

―Jujur atau Aman‖

Alarm jamku bordering sangat kencang menunjukkan bahwa ini sudah jam 5 pagi. Hari ini adalah hari dimana seluruh siswa SMP se-Indonesia melaksanakan Ujian Nasional. Aku segera bergegas untuk mengambil air wudhu, aku melaksanakan shalat terlebih dahulu sebelum aku mandi. Aku memanjatkan doa dan meminta kepada Tuhan YME agar ujianku dilancarkan dan mendapat nilai yang terbaik.

―Ikhlas‖ dan ―Hampa dan Surga‖

Hari ini adalah hari ketiga Liana dalam menjalani rutinitasnya di Jepang. Langit pagi Jepang cerah dan indah. Awan bertebaran di angkasa memperlihatkan maha karya Sang Kuasa.

―Amanda‖

―Ayo bu kita masuk, bismillahirahmanirahim.‖ ―Mukjizat Mela‖

―Kak! Mama gapapa kak! Alhamdulilah.‖

Terasa asing bagi telinga Reno mendengar ucapan syukur Pamela. Sewaktu dulu, Mela jarang sekali berkata seperti itu.

Mela pun langsung melihat jam tangan yang menunjukkan pukul 12.30.

―Kak.‖

―Kenapa, Melayu?‖

―Udah siang kayanya udah dzuhur. Kita salat yuk.‖ ―Ayahku Seorang Koruptor‖

Tak terasa langit pun semakin gelap, bulan telah bertengger di singgasananya. Suara binatang malam terdengar samar. Sudah seharunya para manusia terlelap, tapi tidak dengan Nadia. Nampaknya gadis ini masih tidak bisa menutup mata. ―Ah mungkin dengan shalat bisa membuatku tertidur,‖ pikirnya dalam hati. Tanpa berpikir lagi, Nadia beranjak dari tempat tidurnya untuk ke kamar mandi dan mengambil air wudhu. Ia pun melaksanakan shalat malam dengan khusyu.

Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

Dalam cerpen siswa kelompok eksperimen, sebanyak 10 judul cerpen memuat nilai kejujuran, yaitu: ―Sepatuku Hilang!‖, ―Jujur atau Aman‖, ―Teman Sejati, ―Perilaku Terburuk dalam Hidupku‖, ―Rio Lebih Baik‖, ―Aku dan Ayah‖, ―Sebuah Pengalaman Patah Hati‖, ―Maafkan Aku‖, ―Aku adalah Aku‖, ―Ayahku Seorang Koruptor‖.

―Perilaku Terburuk dalam Hidupku‖

.. aku pun teringat dengan uang yang kutemukan beberapa hari lalu, yang kini sudah habis dipakai untuk bermain. Perasaanku jadi campur aduk. Akhirnya akupun mengakui semua hal yang telah terjadi, mulai dari melihat, mengembail, dan menghabiskan uang yang kutemukan tersebut. ―Rio lebih Baik‖

―Jangan salahkan aku karena kamu kehilangan Damar, dia bukan milikmu dan belum pernah menjadi milikmu.‖ Syifa memberikan penjelasan pahit pada Kenya.

―Aku dan ayah‖

―Maafkan Amanda Ayah, Amanda berbuat seperti itu. Tapi itu karena menurut Amanda Ayah telah berbuat kesalahan besar karena bercerai dengan ibu,‖ kata Amanda di dalam kamar sambil menangis.

―Sebuah Pengalaman Patah Hati‖

Sudah tak terasa 2 bulan berlalu dan Renata semakin penasaran akan pengirim surat itu. Aku pun akhirnya mencantumkan nama dalam surat itu. Aku ingin mengakhiri ini dan mengatakan aku cinta dia.

―Si kaya dan Si Miskin‖

Pada suatu hari, terdapat 2 orang sahabat bernama Wintang dan Sesi. Mereka sangatlah akrab. Orang tua mereka pun sudah seperti keluarga

besar. Tetapi, makin kesini jaman mulai maju dan tali persaudaraan itu hampir retak.

―Maafkan Aku‖

―Kalau tau nggak aku tuh sebenarnya udah pacaran sama Rian. Kami merahasiakan ini dari semua orang dan sekarang hanya kalian yang tahu,‖ tuturnya dan membuat kami kaget terheran-heran.

―Aku adalah Aku‖

―Aku sudah bilang, aku tidak suka, ya tidak suka. Dan kenapa sih ayah selalu membandingkan aku dengan Laody? Bakatku dan Loady berbeda. Ini kehidupanku jadi berhentilah memaksaku! Ayah tak pernah memperhatikan akul ayah hanya memperhatikan Laody,‖ kata Maurer dengan nada tinggi.

―Ayahku Seorang Koruptor‖

―Ibu saja yang menghabiskan uang itu. Nadia gak mau!‖ tolak Nadia dengan meninggikan suaranya dan pergi ke kamar. ayah dan ibunya pun saling bertatapan dengan bingung.

3. Toleransi

Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Dalam cerpen siswa kelas x-9, hanya satu judul cerpen yang memuat nilai toleransi, yaitu ―Rio Lebih Baik‖.

‖Harusnya kamu sadar Nya! Kamu terlalu fokus dengan perasaanmu sendiri. Coba, apakah pernah kamu tanya tentang perasaanku? Enggak kan? Seharusnya kamu bersyukur punya sahabat yang bisa mengerti keegoisanmu itu!‖

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Pada cerpen siswa kelas x-9, sebanyak 3 judul cerpen memuat nilai disiplin, antara lain: ‖Sepatuku Hilang!‖, ‖Jujur atau Aman‖, ‖Teman Sejati‖.

Dokumen terkait