• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengisian Daftar VIMK14-DS1

BAB II METODOLOGI

2.9 Pengisian Daftar VIMK14-DS1

Pengisian Daftar VIMK14-DS1 dilakukan setelah selesainya seluruh tahapan pemilihan sampel industri mikro maupun pemberian tanda lingkaran pada seluruh industri kecil. Tahapan pemindahan informasi industri mikro dan kecil dari Daftar VIMK14-L1 ke Daftar VIMK14-DS1 dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Salin nomor urut segmen, bangunan fisik, dan bangunan sensus yang diberi lingkaran pada Daftar VIMK14-L1 Blok III Kol (1), (2), dan (3) ke Daftar VIMK14-DS1 Blok V Kolom (2), (3), dan (4) mulai dari nomor urut bangunan fisik terkecil.

b. Salin pula nama perusahaan/usaha atau pengusaha/pemilik pada Blok

III Daftar VIMK14-L1 Kolom (13) ke dalam Daftar VIMK14-DS1 Blok V Kol. (6), yang nomor urut bangunan fisik, bangunan sensus, dan nomor urut tanda cek ()-nya diberi lingkaran.

c. Salin pula alamat lengkap dan KBLI pada VIMK14-L1 Blok III Kol.(19) s.d Kol (42) yang nomor urut tanda cek ()-nya diberi lingkaran, ke Daftar VIMK14-DS1 Blok V kol. (7) dan kol (8).

2.10 Contoh Penarikan Sampel

a. Hasil listing (VIMK14-L1) blok sensus 003B Desa Pringgodani Kecamatan Bantur Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur, sebagai berikut:

Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan 27  Jumlah indutri kecil sebanyak 3 usaha (jumlah kode 1 pada Daftar

VIMK14-L1 Blok III Kolom (18) halaman terakhir = 3).

 Jumlah industri mikro sebanyak 72 usaha (penjumlahan nomor urut terakhir pada Daftar VIMK14-L1 Blok III Kolom (19) s.d (42) = 72).  Jumlah industri mikro kode KBLI 19 (industri kulit, barang dari

kulit, dan alas kaki) sebanyak 26.

 Angka random pemilihan sampel yang tercantum dalam DSBS TRW

adalah 0,53.

b. Hasil penghitungan alokasi sampel, dan interval sebagai berikut:  Target sampel industri mikro pada blok sensus 003B ini sebanyak

17.

 Target sampel industri mikro KBLI 19 berjumlah 10 industri.  Interval untuk industri mikro KBLI 19 adalah 26/10 = 2,6. c. Penentuan R1, serta penghitungan R2 ...Rn

 R1 = AR × I = 0,53 × 2,6 = 1,38  1.

 Setelah didapat R1 selanjutnya menghitung R2 hingga R10 dengan cara: R2 = R1 + I = 1,38 + 2,6 = 3,98  4 R3 = R2 + I = 3,98 + 2,6 = 6,58  7 R4 = R3 + I = 6,58 + 2,6 = 9,18  9 R5 = R4 + I = 9,18 + 2,6 = 11,78  12 R6 = R5 + I = 11,78 + 2,6 = 14,38  14 R7 = R6 + I = 14,38 + 2,6 = 16,98  17 R8 = R7 + I = 16,98 + 2,6 = 19,58  20 R9 = R8 + I = 19,58 + 2,6 = 22,78  23 R10 = R9 + I = 22,78 + 2,6 = 24,78  25 d. Pemilihan Sampel Industri Mikro

 Berikan lingkaran di kolom KBLI 19, yaitu Kolom (28) pada nomor-nomor tanda cek yang sesuai dengan angka random

terpilih. Kemudian lingkari pula pada nomor urut segmen,

bangunan fisik, bangunan sensus, dan nomor urut

perusahaan/usaha Kolom (12), serta Kolom (17) yang bersesuaian dengan tanda cek yang dilingkari.

 Dengan cara yang sama, lakukan penghitungan interval dan melingkari nomor urut tanda cek untuk KBLI yang lain.

Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan 29

BAB III

ORGANISASI LAPANGAN

3.1 Organisasi Lapangan

Untuk memperlancar pelaksanaan lapangan kegiatan VIMK14 Triwulanan, struktur organisasi lapangan telah ditetapkan sebagai berikut:

3.1.1 Penanggung Jawab Pelaksanaan VIMK14 Triwulanan di

Daerah

Seperti survei-survei lainnya yang dilakukan oleh BPS, penanggung jawab pelaksanaan VIMK14 Triwulanan di daerah baik teknis maupun administrasi adalah Kepala BPS Provinsi dibantu oleh Kepala BPS

BPS Provinsi Bidang Statistik Produksi BPS Kabupaten/Kota PMS Staf BPS PCS Mantis/Staf BPS

Kabupaten/Kota. Dengan demikian BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota mengatur segala hal mulai dari rekruitmen petugas sampai dengan terkumpulnya seluruh dokumen hasil survei.

Tugas masing-masing unsur, yaitu BPS Provinsi, BPS Kabupaten/Kota, Pengawas (PMS), dan pencacah (PCS) adalah sebagai berikut :

a. BPS Provinsi

1. Merekrut calon petugas VIMK (PCS) yang berasal dari staf BPS Provinsi menurut kebutuhan.

2. Mengkoordinasikan semua kegiatan yang berhubungan dengan pencacahan perusahaan/usaha, mengecek Daftar Sampel Blok Sensus dan perusahaan/usaha terpilih yang lewat cacah.

3. Membuat petunjuk rinci tentang pengerahan petugas sesuai dengan aturan yang telah ditentukan.

4. Mengatur pengiriman dokumen ke dan dari setiap BPS Kabupaten/Kota sesuai dengan jadual yang telah ditentukan.

5. Mengkoordinasikan tugas BPS Kabupaten/Kota sesuai dengan beban tugas baik yang menyangkut bidang teknis maupun administrasi.

6. Membuat laporan secara lengkap pelaksanaan kegiatan VIMK14 Triwulanan, mengenai bidang teknis dan ditujukan ke BPS (Direktur Statistik Industri).

7. BPS Provinsi secara berkala mengadakan pertemuan dengan aparat pelaksana wilayahnya dalam rangka koordinasi untuk mengevaluasi perkembangan kegiatan dan pemecahan permasalahan yang timbul.

8. Membuat Early Warning System (Sistem Peringatan Dini) untuk memantau pelaksanaan kegiatan VIMK14 Triwulanan, baik kualitas

Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan 31 data dan jumlah kuesioner yang telah didaftar oleh petugas maupun ketepatan waktu penyampaian dokumen.

b. BPS Kabupaten/Kota

1. Seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan dikoordinir oleh kepala BPS Kabupaten/Kota.

2. Merekrut calon petugas PMS/PCS survei IMK yang berasal dari staf BPS Kabupaten/Kota.

3. Melakukan pengawasan lapangan secara langsung pada waktu petugas melakukan pencacahan perusahaan/usaha, dan memeriksa secara sampel hasil pencacahan perusahaan/usaha tersebut.

4. Pemilihan sampel usaha dilakukan oleh pengawas di setiap BPS Kabupaten/Kota dengan dikoordinir oleh kasie produksi.

5. Pertemuan secara berkala dengan para pelaksana survei harus dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan pemecahan masalah lapangan.

6. Pelaksanaan administrasi dan pengolahan keuangan di BPS Kabupaten/Kota harus sesuai prosedur yang telah ditetapkan.

7. Pembuatan laporan akuntabilitas tentang penyelengaraan survei harus dibuat oleh setiap BPS Kabupaten/Kota dan dikirim ke BPS Provinsi.

8. Pengiriman dokumen hasil pencacahan yang telah diperiksa harus sesuai dengan jadual yang telah ditentukan.

c. Tugas Pengawas

1. Menyiapkan sketsa peta blok sensus hasil scanning, Daftar VIMK14-L1, VIMK14-S1 untuk diteruskan kepada pencacah yang menjadi tanggung jawabnya, serta Daftar VIMK14-DSBS TRW, VIMK14-DS1 dan VIMK14-RB1.

2. Bersama-sama pencacah yang menjadi tanggung jawabnya,

melakukan pengamatan dan penelitian lapangan terhadap ketepatan sasaran wilayah pencacahan dan mengenali batas-batas blok sensus yang menjadi tanggung jawab setiap pencacah, dengan berpedoman Daftar VIMK14-DSBS TRW.

3. Mendampingi dan membimbing pencacah pada awal pencacahan,

sehingga pencacah mampu melaksanakan pencacahan dengan benar.

4. Memantau aktivitas pencacah di lapangan, untuk menjamin

pekerjaan pencacah dapat selesai tepat waktu dan membantu memecahkan masalah jika pencacah menghadapi kesulitan di lapangan.

5. Melakukan pertemuan dengan pencacah yang menjadi tanggung

jawabnya secara periodik, untuk mengidentifikasi berbagai masalah yang mungkin dijumpai di lapangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi permasalahan tersebut.

6. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan, kebenaran dan

konsistensi isian Daftar VIMK14-L1, dan menanyakan kepada pencacah apabila ditemui isian yang meragukan untuk dilakukan pembetulan dan pendaftaran ulang ke lapangan, kalau perlu bersama-sama dengan pencacah.

Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan 33 7. Apabila setiap pencacah telah selesai melakukan pendaftaran

bangunan/rumah tangga, maka pengawas harus segera memeriksa

tanda cek √ Daftar VIMK14-L1 Blok III untuk usaha industri mikro pada kolom (17 dan tanda cek √ pada salah satu kolom 19) s.d kolom (42) sesuai jenis produksi utama kode 2 digit kolom (16).

8. Selanjutnya pengawas memeriksa Daftar VIMK14-L1 Blok III

banyaknya usaha ke dalam baris jumlah dari halaman 1 s.d halaman terakhir.

9. Mengisi Daftar VIMK14-L1 Blok II Ringkasan.

10. Mengisi rekapitulasi jumlah Industri Mikro dan Kecil per Blok Sensus (VIMK14-RB1) dari VIMK14-L1 Blok II rincian 2 populasi industri, yaitu: 2a (industri mikro) dan 2b (industri kecil).

11. Berdasarkan target sampel usaha dari BPS Kabupaten/Kota,

selanjutnya pengawas bertugas untuk melakukan pemilihan sampel dengan menggunakan Daftar VIMK14-L1 Blok III Keterangan Penarikan Sampel Utama menurut masing-masing kategori lapangan usaha.

12. Pengawas harus segera menyalin sampel usaha dari hasil listing ke dalam Daftar VIMK14-DS1 di setiap blok sensus terpilih.

d. Tugas Pencacah

1. Mengamati wilayah kerjanya sebelum melakukan pencacahan dengan acuan sketsa peta blok sensus terpilih hasil scanning. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi lewat cacah atau ganda cacah.

2. Memberitahukan dan minta ijin aparat desa/lurah, RW dan RT sebelum melakukan pencacahan pada wilayah tersebut.

3. Melakukan pendaftaran setiap bangunan sensus dan rumah tangga dalam blok sensus terpilih yang menjadi wilayah kerjanya dengan Daftar VIMK14-L1, dan menggambar bangunan pada sketsa peta blok sensus terpilih hasil scanning sesuai dengan letaknya, dan memberi nomor urut bangunan fisik pada simbol bangunan tersebut sesuai dengan nomor urut yang dicatat pada Daftar VIMK14-L1. 4. Melakukan pencacahan usaha terpilih dengan Daftar VIMK14-S1

yang berpedoman pada Daftar VIMK14-DS1 (Daftar Sampel).

5. Mengikuti pertemuan dengan pengawas untuk membahas berbagai

temuan/masalah yang ditemukan di lapangan, dan cara

mengatasinya.

6. Melakukan pencacahan ulang responden yang bermasalah dengan disertai pengawas.

7. Menyerahkan dokumen yang telah selesai kepada pengawas.

8. Menepati jadual pelaksanaan lapangan sesuai dengan jadual yang telah ditentukan.

Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan 35

BAB IV

TATA CARA PENYUSUNAN

DAN

PENGIRIMAN DOKUMEN

Untuk memudahkan pelaksanaan pencacahan di BPS

Provinsi/Kabupaten/Kota serta kompilasi hasil entri dan tabel evaluasi di BPS, maka perlu diatur mekanisme pengiriman dokumen baik dari BPS RI ke BPS Provinsi, BPS Provinsi ke BPS Kabupaten/Kota. Begitu sebaliknya BPS Kabupaten/Kota ke BPS Provinsi kemudian dari BPS Provinsi ke BPS RI. Adapun mekanismenya adalah sebagai berikut :

4.1 Pengiriman Dokumen dari BPS-RI ke BPS Provinsi

a. Seluruh dokumen survei IMK14 Triwulanan akan dikirim melalui ekspedisi.

b. Surat pengantar dilampiri daftar isi dari setiap box/koli yang dikirim secara rinci.

c. Surat pengantar pengiriman dokumen dikirim pada box/koli

pertama pada setiap pengiriman.

d. Pada salah satu sisi box/koli dibagian kanan atas dicantumkan nomor box/koli dan banyaknya box/koli, contoh:

Bila pada pengiriman ada sebanyak 3 (tiga) box/koli dokumen yang dikirimkan ke Daerah, maka cara penomoran untuk masing-masing

box/koli adalah:

Box pertama : [1] [3]

Box kedua : [2] [3]

4.2 Pengiriman Dokumen dari BPS Kabupaten/Kota ke BPS

Provinsi

Adapun tata cara pengiriman dokumen dari BPS Kab/Kota ke BPS Provinsi, sebagai berikut:

a. Pengemasan dokumen survei IMK tidak boleh dicampur dengan

dokumen lain.

b. Pengiriman dokumen tidak perlu menunggu seluruh pencacahan

selesai. Pengiriman minimal satu blok sensus selesai.

c. Susunan dokumen harus diurut berdasarkan nomor urut sampel

dalam satu blok sensus dan dibendel menjadi satu. Kemudian urutkan masing-masing blok sensus di setiap Desa/Kelurahan. Dokumen yang akan dikirim ke BPS Provinsi harus diurutkan berdasarkan Desa/Kelurahan.

d.

Surat pengantar harus dilampiri daftar isi setiap box/koli yang dikirim secara rinci

4.3 Pengiriman File Hasil Entry dan Tabel Evaluasi dari BPS

Provinsi ke BPS RI

Adapun tata cara pengiriman hasil entri dari BPS Provinsi ke BPS RI, sebagai berikut:

a. Tabel Evaluasi dalam bentuk hard copy dan CD (softcopy).

b. Hasil Entri yang sudah clean berupa file VIMK14_pp.krm dikirim ke Direktorat Sistem Informasi Statistik (SIS).

c. Pengiriman Hasil Entri dan Tabel Evaluasi Survei IMK2014 Triwulanan ditujukan kepada :

Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan 37

1. Mengirimkan CD ke alamat dibawah ini :

2. Atau melalui email dengan alamat ipd@bps.go.id

Subdirektorat Statistik Integrasi Pengolahan Data

Direktorat Statistik Sistem Informasi Statistik

Badan Pusat Statistik (BPS)

Jl. Dr. Sutomo No. 6-8

Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan 39

Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan 41 Tabel 1. Banyaknya Blok Sensus dan Sampel Survei IMK Triwulanan per Provinsi,

Tahun 2014

No Kode dan Nama Provinsi Blok

Sensus

Sampel IMK

Triw I Triw II Triw III Triw IV Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 11 Aceh 104 560 560 560 560 2.240 2 12 Sumatera Utara 187 620 620 620 620 2.480 3 13 Sumatera Barat 117 540 540 540 540 2.160 4 14 Riau 99 330 330 330 330 1.320 5 15 Jambi 88 290 290 290 290 1.160 6 16 Sumatera Selatan 155 510 510 510 510 2.040 7 17 Bengkulu 75 250 250 250 250 1.000 8 18 Lampung 144 670 670 670 670 2.680 9 19 Kep. Bangka Belitung 68 180 180 180 180 720 10 21 Kepulauan Riau 49 200 200 200 200 800 11 31 DKI Jakarta 209 420 420 420 420 1.680 12 32 Jawa Barat 327 1.510 1.510 1.510 1.510 6.040 13 33 Jawa Tengah 371 2.050 2.050 2.050 2.050 8.200 14 34 D.I. Yogyakarta 115 620 620 620 620 2.480 15 35 Jawa Timur 341 1.830 1.830 1.830 1.830 7.320 16 36 Banten 136 630 630 630 630 2.520 17 51 Bali 117 650 650 650 650 2.600 18 52 Nusa Tenggara Barat 141 790 790 790 790 3.160 19 53 Nusa Tenggara Timur 108 600 600 600 600 2.400 20 61 Kalimantan Barat 97 450 450 450 450 1.800 21 62 Kalimantan Tengah 76 300 300 300 300 1.200 22 63 Kalimantan Selatan 92 490 490 490 490 1.960 23 64 Kalimantan Timur 101 270 270 270 270 1.080 24 71 Sulawesi Utara 76 400 400 400 400 1.600 25 72 Sulawesi Tengah 88 350 350 350 350 1.400 26 73 Sulawesi Selatan 141 740 740 740 740 2.960 27 74 Sulawesi Tenggara 82 280 280 280 280 1.120 28 75 Gorontalo 52 260 260 260 260 1.040 29 76 Sulawesi Barat 49 450 450 450 450 1.800 30 81 Maluku 51 270 270 270 270 1.080 31 82 Maluku Utara 44 200 200 200 200 800 32 91 Papua Barat 36 120 120 120 120 480 33 94 Papua 64 170 170 170 170 680 JUMLAH 4.000 18.000 18.000 18.000 18.000 72.000

Dokumen terkait