• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.3 Metodologi Penelitian

3.3.3 Pengolahan dan Analisis Data

Data primer yang telah diperoleh dari petani di wilayah BP3K Ciawi ditabulasi dan diolah dengan rumus statistika menggunakan program Microsoft Excel 2003, SPSS for Windows ver. 12.0 dan Minitab for Windows Ver. 14,0. Dalam pengolahannya, tahap pertama yang dilakukan adalah uji validitas dan uji reliabilitas kuisioner. Pengujian ini dilakukan agar kuisioner yang digunakan akurat dan layak untuk disebarkan kepada responden. Selanjutnya, dilakukan pengukuran data dengan alat pengukuran kepuasan pelanggan yaitu Importance Performance Analysis dan Customer Satisfaction Index.

a. Uji Validitas

Instumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan hasil penelitian yang valid adalah bila terdapat kesamaan antara data yang telah terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi Product Moment dengan bantuan Microsoft Excel 2003. Korelasi Product Moment digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel atau lebih adalah sama. Rumus Product Moment adalah :

 

}

)

(

}{

)

(

{

)

)(

(

2 2 2 2 i i i i i i i i xy

y

y

n

x

x

n

y

x

y

x

n

r

………..(2)

Dengan :

rxy = korelasi antara variabel x dan y

Ho = instrumen dinyatakan tidak valid Ha = instrumen dinyatakan valid

Setelah rxy didapat, kemudian dibandingkan dengan r tabel

(dengan taraf kesalahan tertentu). Jika rxy lebih besar dari nilai r tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Menurut Arikunto dalam Umar (2003) disarankan agar jumlah responden untuk uji coba, minimal 30 orang, dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 persen (=0,05). Dengan demikian, atribut dapat dinyatakan valid jika nilai rxy atau nilai r hitung lebih besar dari 0,361.

Hasil perhitungan uji validitas pada Tabel 2, menunjukkan seluruh atribut yang diuji memiliki nilai r hitung lebih besar dari r tabel pada selang kepercayaan 95 persen, yaitu 0,361. Hal ini menunjukkan seluruh atribut yang diuji adalah signifikan dan dapat dinyatakan valid, serta responden dapat mengerti maksud dari setiap pertanyaan kuisioner.

Tabel 2. Nilai Korelasi Uji Validitas Pertanyaan Kuisioner di Wilayah Kerja BP3K Ciawi

No Atribut Mutu Tingkat Nilai Korelasi Kepentingan Kepuasan Tingkat

1

1 Kerapihan dan penampilan 0,481 0,666 2 Praktek langsung di lapangan 0,388 0,423

3 Pelatihan dan kunjungan 0,399 0,671 4 Pengupayaan sarana dan prasarana 0,539 0,660

5

5 Penyusunan rencana kegiatan

usahatani 0,598 0,561

6

6 Membantu administrasi kelompok 0,398 0,450 7 Memberikan informasi teknologi baru 0,847 0,738 8 Memberikan informasi ppaassaarr 0,609 0,618 9 Memberikan informasi peluang usaha dan permodalan 0,477 0,542 10 Peningkatan hasil usaha 0,617 0,717 11 Cepat tanggap dalam menghadapi masalah yang timbul 0,718 0,645

1

122 Kecepatan menangani pengaduan petani 0,564 0,773 13 Membantu dalam pengambilan keputusan guna menjalin

kemitraan usaha 0,563 0,514

14 Keramahan 0,373 0,543

1

155 Pengetahuan dan kecakapan dalam memberikan materi 0,517 0,600 16 Pelayanan/ menyelesaikan masalah secara tuntas 0,794 0,721 17 Pengetahuan permasalahan di Lapangan 0,722 0,729 18 Mudah ditemui/ dihubungi 0,380 0,700 19 Pelayanan yang sama kepada petani 0,619 0,756 20 Perhatian khusus atas masalah tertentu 0,539 0,576

b. Uji Reliabilitas

Jika alat ukur telah dinyatakan valid, selanjutnya reliabilitas alat ukur tersebut diuji. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2003). Setelah uji validitas, maka kuisioner yang digunakan perlu diuji reliabilitasnya untuk menunjukkan

konsistensi suatu alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Kuisioner yang reliable adalah kuisioner yang apabila dicobakan berulang-ulang terhadap kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama.

Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach. Adapun rumus yang digunakan adalah :

} 1 { 1 2 2 t i i s s k k r

  ………. (3)

Nilai varian total dan varian item dapat diketahui dengan menggunakan rumus: 2 2 2 2 ( ) n x n x s t i t

………... (4) 2 2 n Jk n Jk s i s t   ……….….(5) Dengan: ri = reliabilitas instrumen

k = jumlah butir pertanyaan

2

i

s = jumlah varian item 2

t

s = varian total

Jki = jumlah kuadrat seluruh skor item

Jks = jumlah kuadrat subjek

n = jumlah responden x = nilai skor yang dipilih

Uji reliabilitas diolah dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows ver. 12.0. Berdasarkan perhitungan (Lampiran 2), hasil yang didapat untuk tingkat kepentingan diperoleh 0,876 dimana nilai tersebut termasuk kategori excellent atau sempurna. Begitu juga untuk tingkat kepuasan diperoleh alpha 0,916 dimana nilai tersebut termasuk kategori excellent atau sempurna. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan terjadinya kesalahan pengukuran dalam kuisioner rendah, sehingga penggunaannya dapat diandalkan dan mampu

memberikan hasil pengukuran yang konsisten, apabila peneliti menyebarkan kuisioner secara berulang dan dalam waktu berlainan.

c. Importance Performance Analysis (IPA)

Metode deskriptif kualitatif-kuantitatif digunakan dalam mengolah dan menganalisis data penelitian. Rangkuti (2006) menyebutkan bahwa IPA atau analisis tingkat kepentingan dan kinerja karyawan atau penyuluh digunakan untuk menjawab permasalahan mengenai sejauh mana tingkat kepuasan petani terhadap penyuluh BP3K Ciawi. Metode Importance Performance Analysis merupakan suatu teknik penerapan untuk mengukur atribut dari tingkat kepentingan dan tingkat kinerja. Tingkat kepentingan diukur dari harapan petani, sedangkan tingkat kinerja diukur dari pelaksanaannya.

Total penilaian tingkat kepentingan dan tingkat kinerja masing- masing atribut diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil perkalian skor masing-masing skala dengan jumlah responden yang memilih pada skala likert. Kisaran untuk tiap skala adalah :

. (Xib-Xik) ……….(6)

Banyaknya skala pengukuran Dimana :

Xib = skor terbesar yang mungkin diperoleh dengan asumsi bahwa semua responden memberi jawaban sangat penting atau sangat baik (skor 5) terhadap setiap unsur i mutu pelayanan. Xik = skor terkecil yang mungkin diperoleh dengan asumsi bahwa

semua responden memberi jawaban tidak penting (skor 1) terhadap setiap unsur i mutu pelayanan.

Maka besarnya kisaran untuk setiap kelas yang diteliti adalah : [(5x n)-(1x n)]

5

karena n berjumlah 100, maka kisarannya adalah: [(5x100)-(1x100)] = 80

Tabel 3. Sebaran Jumlah Nilai Tingkat Kepentingan (Harapan)

Tingkat Kepentingan Selang

Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting 100-179 180-259 260-339 340-419 420-499

Tabel 4. Sebaran Jumlah Nilai Tingkat Kinerja (Pelaksanaan)

Tingkat Kinerja Selang

Tidak Puas Kurang Puas Cukup Puas Puas Sangat Puas 100-179 180-259 260-339 340-419 420-499

Berdasarkan hasil penilaian tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dihasilkan suatu perhitungan mengenai tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat kinerja atribut kualitas Penyuluh Pertanian Lapang. Adapun rumus yang digunakan adalah :

% 100 x Yi Xi TKi  ………...………...……. (7) Dengan

Tki = tingkat kesesuaian penyuluh lapang

Xi = skor penilaian petani terhadap tingkat kinerja atribut penyuluh lapang

Yi = skor penilaian petani terhadap tingkat kepentingan atribut kualitas jasa penyuluh lapang

Tingkat kesesuaian digunakan untuk mengetahui sejauh mana kepuasan petani di wilayah kerja BP3K Ciawi. Jika Tki > 100 persen maka dapat dikatakan petani merasa sangat puas terhadap penyuluh lapang BP3K Ciawi. Sebaliknya, jika Tki < 100 persen maka kinerja penyuluh lapang di BP3K Wilayah Ciawi dianggap belum dapat

memenuhi kepuasan petani. Setelah diperoleh nilai tingkat kesesuaian, selanjutnya memetakan nilai rataan dari masing-masing atribut mutu pelayanan ke dalam diagram kartesius yang dapat dilihat pada Gambar 5.

Diagram kartesius merupakan diagram yang terbentuk dari dua sumbu. Kedua sumbu tersebut selanjutnya disebut sumbu mendatar (X) diisi oleh skor rataan tingkat kinerja atribut, sedangkan sumbu tegak (Y) diisi oleh skor rataan tingkat kepentingan atribut. Skor rata- rata sumbu mendatar (X) dan sumbu tegak (Y) diperoleh melalui rumus berikut: n Xi X_ 

……….………..…(8) n Yi Y_ 

……….……….………..(9) Dengan: _

X = skor rata-rata tingkat kinerja atribut

_

Y = skor rata-rata tingkat kepentingan atribut n = jumlah responden

Diagram kartesius merupakan bangun yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik (X,Y) dimana merupakan rataan dari skor rata-rata tingkat kinerja seluruh atribut, dan Ymerupakan rataan dari skor rata- rata tingkat kepentingan seluruh atribut yang mempengaruhi kepuasan petani. Skor ini dihitung dengan rumus :

K Xi X n i

   1 _ ………….……….... (10) K Yi Y n i

   1 _ ……….. (11) Dengan K = banyaknya atribut kualitas jasa yang dapat mempengaruhi

Tingkat Kepentingan  YX Tingkat Kinerja Gambar 5 Diagram Kartesius (Rangkuti, 2006)

Masing-masing kuadran menggambarkan keadaan yang berbeda, yaitu:

1. Kuadran A (Prioritas Utama)

Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat atribut dengan tingkat kepentingan tinggi, tetapi memiliki tingkat kinerja rendah, sehingga mengecewakan konsumen. Atribut-atribut yang masuk pada kuadran ini harus ditingkatkan kinerjanya dan menjadi prioritas perusahaan. Perusahaan harus secara terus menerus melaksanakan perbaikan.

2. Kuadran B (Pertahankan Prestasi)

Kuadran ini menunjukkan atribut-atribut yang dianggap sangat penting oleh pelanggan dan telah dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan harapan pelanggan. Atribut-atribut yang masuk pada kuadran ini harus tetap dipertahankan dan harus terus dikelola dengan baik, karena semua atribut ini menjadikan produk atau jasa tersebut unggul di mata pelanggan atau petani.

3. Kuadran C (Prioritas Rendah)

Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat atribut dengan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja rendah. Atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran ini dirasakan kurang penting oleh pelanggan atau petani dan pelaksanaannya dinilai masih kurang baik. Pihak perusahaan belum merasa terlalu perlu mengalokasikan

Prioritas Utama A Pertahankan Prestasi B Perioritas Rendah C Berlebihan D

biaya dan investasi untuk memperbaiki kinerjanya (prioritas rendah). Namun perusahaan juga tetap perlu mewaspadai, mencermati dan mengontrol setiap atribut pada kuadran ini, karena tingkat kepentingan pelanggan dapat berubah seiring meningkatnya kebutuhan.

4. Kuadran D (Berlebihan)

Kuadran ini menunjukkan atribut-atribut yang dianggap kurang penting oleh pelanggan, namun perusahaan telah melaksanakannya dengan baik, sehingga dianggap berlebihan. Atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran ini dapat dikurangi, agar perusahaan dapat menghemat sumberdaya.

d. Customer Satisfaction Index (CSI)

Pengukuran terhadap indeks kepuasan pelanggan (CSI) diperlukan karena hasil dari pengukuran dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan sasaran-sasaran di tahun-tahun mendatang.

Metode pengukuran indeks kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction Index) menurut Stramford dalam Joni (2009) meliputi tahap-tahap sebagai berikut :

1. Menghitung weighting factors, yaitu mengubah nilai rata-rata tingkat kepentingan menjadi angka persentase dari total nilai rata- rata tingkat kepentingan untuk seluruh atribut yang diuji, sehingga didapatkan total weighting factors sebesar 100 persen.

2. Menghitung weighted score, yaitu nilai perkalian antara nilai rata- rata tingkat kinerja atau kepuasan masing-masing atribut dengan weighting factors masing-masing atribut.

3. Menghitung weigted total, yaitu menjumlahkan weighted score dari semua atribut kualitas jasa.

4. Menghitung satisfaction index (indeks kepuasan), yaitu perhitungan dari weighted total dibagi skala maksimal atau highest scale yang digunakan (dalam penelitian ini skala maksimal adalah lima), kemudian dikali 100 persen.

Menurut Stramford dalam Joni (2009), Tingkat kepuasan pelanggan secara menyeluruh dapat dilihat dari kriteria tingkat kepuasan pelanggan atau konsumen, dengan kriteria sebagai berikut: a. 0,00-0,34 = tidak puas

b. 0,35-0,50 = kurang puas c. 0,51-0,65 = cukup puas d. 0,66-0,80 = puas e. 0,81-1,00 = sangat puas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait