• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian Tahap 2

2. Pengolahan Data Disposisi Matematis

Angket disposisi matematis yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan skala likert. Pada angket tersebut responden diminta untuk memberikan penilaian yang berkaitan dengan disposisi matematis siswa. Angket ini berisikan pilihan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS) yang harus diisikan oleh responden dengan cara

membubuhkan tanda cek (√) pada kolom yang tersedia. Angket ini terdiri dari

dua bagian pernyataan, yaitu pertanyaan positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable).

Untuk analisis angket dengan skala Likert sistem penilaian yang diberikan adalah sebagai berikut (Suherman dan Kusumah, 1990:236):

Tabel 3.9

Sistem Penilaian Angket

Setelah angket terkumpul kemudian diolah dengan menghitung rata-rata setiap indikator disposisi matematis dan rata-rata total untuk setiap siswanya. Kriteria yang digunakan untuk penilaian pencapaian sikap siswa dalam angket disposisi matematis ini adalah jika rata-ratanya lebih dari 3, maka siswa memperoleh sikap positif, sebaliknya jika rata-ratanya kurang dari 3, maka siswa memperoleh sikap negatif (Suherman dan Kusumah, 1990:237).

Selanjutnya adalah menghitung persentase banyaknya siswa yang memperoleh sikap positif dari setiap indikator disposisi matematis siswa

Pernyataan Sikap SS S TS STS

Pernyataan Positif 5 4 2 1

dengan menggunakan rumus menurut Putra (Hasanah, 2012:36) sebagai berikut:

P = f

n× 100% Dengan : P = presentase jawaban

f = frekuensi jawaban

n = banyaknya siswa (responden)

Penafsiran atau interpretasi menggunakan kategori persentase seperti yang dikemukakan Rochmat (Hasanah, 2012: 36) adalah sebagai berikut:

0% = tidak ada 1% - 24% = sebagian kecil 25% - 49% = hampir setengahnya 50% = setengahnya 51% - 74% = sebagian besar 75% - 99% = hampir seluruhnya 100% = seluruhnya

a. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata

Uji perbedaan dua rata-rata angket disposisi siswa dilakukan menggunakan uji Mann-Whitney pada uji Two Independent Sample Test, karena hasil disposisi matematis siswa termasuk kedalam data berskala ordinal yang tidak mensyaratkan data berdistribusi normal (Priyatno, 2009:190). Hipotesis untuk pengujian perbedaan disposisi matematis siswa adalah sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat perbedaan rata-rata angket disposisi matematis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

H1 : Rata-rata angket disposisi matematis kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata angket disposisi matematis siswa kelas kontrol.

Dengan taraf signifikansi sebesar 5%, kriteria pengujian hipotesis di atas yaitu:

 Jika signifikansi (sig.) ≥ 0,05 maka H0 diterima

3. Pengolahan Data Hasil Lembar Observasi

Data hasil lembar observasi merupakan data pendukung dalam penelitian ini yang bernaksud untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan selama penelitian. Data tersebut diolah dan dianalisis secara deskriptif.

G. Prosedur Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bahan ajar matematika berkarakter pada materi dimensi tiga terhadap peningkatan kemampuan pemahaman dan disposisi matematis siswa SMA. Untuk itulah dalam implementasinya, penelitian ini dilakukan dalam dua tahapan, yakni:

Tahap 1. Penelitian dalam tahap satu diawali dengan penelitian pendahuluan untuk mengkaji learning obstacle (kendala pembelajaran) siswa di SMAN 2 Bandung. Kajian dalam learning obstacle ini dilakukan melalui pendekatan teoritis dan empirik. Pendekatan teoritis dilakukan melalui teori-teori yang mendukung pengembangan bahan ajar matematika berkarakter. Pendekatan empirik dilakukan melalui observasi terhadap jawaban siswa kelas XI IPA 4 SMAN 2 Bandung berdasarkan hasil uji instrumen. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan kesulitan-kesulitan siswa dalam pembelajaran matematika. Pada tahap satu ini diperoleh pengembangan bahan ajar matematika berkarakter yang didasarkan pada hasil kajian terhadap toeri-teori pendukung dan hasil observasi terhadap kesulitan siswa dalam pembelajaran matematika, dan internalisasi nilai-nilai karakter yang bisa diterapkan dalam pembelajaran matematika.

Tahap 2. Tahap ini merupakan tahap eksperimen untuk menguji bahan ajar yang dikembangkan, terhadap peningkatan kemampuan pemahaman dan perbedaan disposisi matematika yang dapat berkembang melalui bahan ajar yang telah diberikan.

Secara lengkap tahapan-tahapan penelitian yang dijabarkan di atas dapat terlihat pada tabel berikut:

Tabel 3.10

Tahap-Tahap Penelitian

Tahap Tahap Penelitian

1

2

Implementasi dari tahap-tahap penelitian di atas diuraikan secara lengkap sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan Penelitian

Penetapan Masalah Penelitian

Identifikasi Learning Obstacle Siswa

Observasi

Penyusunan Bahan Ajar Matematika Berkarakter

Pengkajian dan ExpertJudgment

Implementasi Bahan Ajar Matematika Berkarakter

Observasi Tes

Pemahaman Angket

Tahap persiapan yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi masalah yang akan diteliti dilanjutkan dengan seminar 2. Perizinan melakukan penelitian

3. Melakukan observasi ke tempat penelitian

4. Memilih materi yang akan digunakan dalam penelitian

5. Mendesain instrumen tes kemampuan pemahaman matematis siswa 6. Menguji coba instrumen penelitian dan menganalisis learning obstcle

(kesulitan) siswa dari hasil tes uji instrumen

7. Merevisi tes kemampuan pemahaman matematis siswa 8. Pemilihan kelas eksperimen dan kontrol secara acak kelas b. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap pelaksanaan yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengadakan pretes kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan awal pemahaman matematis siswa.

2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan yang berbeda pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan jumlah jam pelajaran, pengajar, dan pokok bahasan yang sama. Pada kelas eksperimen pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan bahan ajar matematika berkarakter, sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran yang dilakukan menggunakan bahan ajar biasa.

3. Mengadakan postes kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai evaluasi hasil pembelajaran serta pengisian angket.

c. Tahap Analisis Data

Tahap analisis data yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan hasil data pretes, postes, dan angket disposisi dari kedua kelas.

3. Melakukan analisis data pretes, postes, dan angket disposisi dari kedua kelas.

4. Melakukan analisis hasil lembar observasi pada kelas eksperimen

d. Tahap Pembuatan Kesimpulan

Tahap pembuatan kesimpulan yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Membuat kesimpulan dari data kualitatif yang diperoleh, yaitu mengenai model bahan ajar matematika berkarakter yang dikembangkan berdasarkan learning obsticle siswa dan karakter yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran matematika.

2. Membuat kesimpulan dari data kuantatif yang diperoleh, yaitu mengenai peningkatan kemampuan pemahaman dan disposisi matematis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model bahan ajar matematika berkarakter yang dikembangkan berdasarkan learning obstacle siswa dan karakter yang dapat dikembangkan dalam pelajaran matematika, serta mengetahui pengaruh bahan ajar tersebut terhadap peningkatan kemampuan pemahaman dan disposisi matematis siswa SMA pada kelas yang mendapatkan model bahan ajar matematika berkarakter dan kelas yang mendapatkan bahan ajar biasa. Selanjutnya peneliti menyebutnya kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahap, tahap 1 merupakan tahap pengkajian learning obstacle siswa. Tahap 2 merupakan tahap eksperimen atau pengujian pengaruh bahan ajar matematika berkarakter terhadap peningkatan kemampuan pemahaman dan disposisi matematis siswa SMA.

Penelitian tahap 1 dilakukan pada bulan April 2013 di SMAN 2 Bandung. Pada tahap 1 ini terlebih dahulu dilakukan uji instrumen tes kemampuan pemahaman matematis yang dilakukan pada tanggal 28 April 2013 di kelas XI IPA 4 SMAN 2 Bandung, serta pengkajian learning obstacle melalui observasi terhadap jawaban siswa pada hasil uji instrumen. Tahap 2 dilakukan pada tanggal 9 Mei – 24 Mei 2013 yang merupakan tahap implementasi pembelajaran matematika menggunakan bahan ajar matematika berkarakter yang telah dirancang.

A. Hasil Penelitian Tahap 1

1. Learning Obstacle (LO) pada Materi Dimensi Tiga Sub Bab Jarak pada

Bidang Ruang.

Analisis terhadap learning obstacle diperoleh dari hasil jawaban siswa melalui uji instrumen terhadap kelas XI IPA 4 yang dilaksanakan pada tanggal 28 April 2013 di SMAN 2 Bandung. Learning obstacle yang diamati oleh peneliti dalam hal ini hanya hambatan epistemologisnya saja.

Menurut Duroux (Suryadi, 2010:12), hambatan epistemologis pada hakekatnya merupakan pengetahuan seseorang yang hanya terbatas pada konteks tertentu saja. Jika orang tersebut dihadapkan pada konteks yang berbeda, pengetahuan yang dimiliki tidak bisa digunakan atau dia mengalami kesulitan untuk menggunakannya (Suryadi, 2010:12). Hambatan epistemologis dapat ditemukan pada jawaban siswa pada saat uji instrumen, karena pada dasarnya tes yang telah dilakukan bertujuan untuk mengetahui dan menguji sejauh mana siswa memahami materi yang telah mereka pelajari. Jika siswa menjawab tes dengan konsep yang salah maka siswa tersebut dikatakan memiliki hambatan epistemologis. Hambatan epistimologi ini yang akan dikaji dalam penelitian tahap 1, dan akan menjadi acuan untuk menentukan bahan ajar yang diusulkan dan digunakan dalam penelitian tahap 2.

Adapun hasil analisis learning obstacle berupa hambatan epistemologis yang terindikasi pada setiap butir soal adalah sebagai berikut.

2. Analisis Kemampuan dan Kesulitan Siswa pada Materi Dimensi Tiga Sub Materi Jarak pada Bidang Ruang.

a. Analisis soal nomor 1

Sebuah balok ABCD.EFGH memiliki panjang 10 cm, lebar 6 cm, dan tinggi 8 cm. Terdapat titik P dan Q dimana P merupakan titik tengah AB dan Q titik tengah HG.

a. Lukislah balok ABCD.EFGH, titik P dan Q! b. Lukislah jarak titik P ke titik Q!

c. Konsep apa saja yang digunakan untuk menghitung jarak dari titik P ke Q! Hitunglah jarak dari titik P ke Q!

Soal nomor 1 terdiri dari soal 1.a, 1.b, dan 1.c adalah soal dengan tingkat kesulitan sedang. Soal tersebut berkaitan erat dengan melukis bangun ruang yaitu balok, penggunaan konsep Phytagoras, proyeksi, dan konsep jarak pada bidang ruang untuk menghitung jarak dari titik P ke titik Q. Indikator kemampuan pemahaman yang digunakan dalam soal no.1 ini dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1

Indikator Kemampuan Pemahaman Matematis Soal 1

No. Soal Indikator

1.a Lukislah balok ABCD.EFGH, titik P dan Q!

Kemampuan menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari. 1.b Lukislah jarak titik P ke titik Q! Kemampuan menyajikan konsep

dalam berbagai bentuk representasi matematika.

1.c - Konsep apa saja yang digunakan untuk menghitung jarak dari titik P ke Q!

- Hitunglah jarak dari titik P ke Q!

- Kemampuan mengaitkan berbagai konsep (internal dan eksternal matematika)

- Kemampuan menerapkan konsep secara algoritma.

Pada nomor 1.a, siswa diperintahkan untuk melukiskan balok ABCD.EFGH, titik P dan Q dengan petunjuk yang telah diberikan. Dalam hal melukis balok beberapa siswa menjawab salah karena mereka melukiskan sebuah kubus.

Pada nomor 1.b siswa diperintahkan untuk melukiskan jarak dari titik P ke titik Q pada balok ABCD.EFGH. Dalam melukis jarak dari titik P ke titik Q semua menjawab benar, tetapi saat menggambarkan balok beberapa siswa salah karena mereka melukiskan kubus.

Pada no. 1.c siswa diperintahkan untuk menyebutkan konsep apa saja yang digunakan untuk menghitung jarak dari titik P ke titik Q dan menghitung jarak tersebut. Untuk soal nomor 1.c ini dalam menentukan konsep yang digunakan dalam menentukan jarak dari titik P ke titik Q beberapa siswa menjawab tidak lengkap hanya menjawab konsep phytagoras saja. Konsep yang digunakan antara lain konsep phytagoras, konsep proyeksi, dan konsep jarak dari titik ke titik pada bidang ruang. Sedangkan dalam menghitung jarak dari titik P ke titik Q semua siswa menjawab benar, tetapi beberapa siswa menjawab hanya jawabannya saja tanpa mencantumkan caranya dengan jelas. Hal ini tidak salah, tetapi indikator siswa dalam menerapkan konsep secara algoritma tidak terukur.

Secara keseluruhan, jawaban siswa untuk nomor 1 ini dapat dikategorikan dalam beberapa jenis yaitu:

1) Jawaban Benar

Tabel 4.2

Distribusi Banyaknya Siswa yang Menjawab Benar pada Soal Nomor 1

No. Deskripsi Jawaban Banyak

Siswa

Persentase Siswa 1.a Melukiskan balok ABCD.EFGH

dengan benar 17 62.96%

1.b Melukiskan jarak dari titik P ke Q

dengan benar 16 59.26%

1.c Menentukan konsep secara lengkap dan menghitung panjang jarak P ke Q dengan benar

18 66.67%

2) Jawaban Salah

Tabel 4.3

Distribusi Banyaknya Siswa yang Menjawab Salah pada Soal Nomor 1

No. Deskripsi Jawaban Banyak

Siswa

Persentase Siswa 1.a Menggambarkan sebuah kubus 10 37.04% 1.b Melukiskan jarak dari titik P ke Q

tidak tepat 11 40.74%

1.c Menentukan konsep dan menghitung jarak P ke Q tidak lengkap.

9 33.33%

Catatan: 27 siswa kelas XI

Secara keseluruhan hambatan yang teridentifikasi dari nomor 1 adalah kesalahan siswa yang masih melukiskan kubus untuk melukiskan sebuah balok dan kurangnya pemahaman siswa mengenai konsep yang dgunakan untuk menentukan jarak dalam bidang ruang. Hal tersebut menunjukkan bahwa melukis bidang ruang dan konsep jarak pada bidang ruang masih kurang dipahami siswa. b. Analisis soal nomor 2

a. Tentukan gambar mana saja yang menunjukkan konsep jarak dari titik sudut ke titik sudut, berikan alasannya! Dan ruas garis apa yang mewakili jarak antar titik tersebut?

b. Berikan sebuah contoh gambar yang menunjukkan konsep jarak dari titik sudut ke garis dalam bidang ruang!

c. Tentukan gambar mana saja yang menunjukkan konsep jarak dari titik sudut ke bidang, berikan alasannya! Dan ruas garis apa yang mewakili jarak antara titik sudut dan bidang tersebut?

Soal nomor 2 terdiri dari soal 2.a, 2.b, dan 2.c adalah soal dengan tingkat kesulitan sedang. Soal-soal tersebut berkaitan dengan konsep jarak dari titik sudut ke titik sudut, titik sudut ke garis, dan titik sudut ke bidang dalam bidang ruang. Indikator kemampuan pemahaman yang digunakan dalam soal nomor 2 ini dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

Indikator Kemampuan Pemahaman Matematis Soal 2

No. Soal Indikator

2.a Tentukan gambar mana saja yang menunjukkan konsep jarak dari titik sudut ke titik sudut, berikan alasannya! Dan ruas garis apa yang mewakili jarak antar titik tersebut?

Kemampuan mengklasifikaikan objek-objek berdasarkan dipenuhi atau tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut.

2.b Berikan sebuah contoh gambar yang menunjukkan konsep jarak dari titik sudut ke garis dalam bidang ruang!

Kemampuan memberikan contoh dari konsep yang dipelajari.

2.c Tentukan gambar mana saja yang menunjukkan konsep jarak dari titik sudut ke bidang, berikan alasannya! Dan ruas garis apa yang mewakili jarak antara titik sudut dan bidang tersebut?

Kemampuan mengklasifikaikan objek-objek berdasarkan dipenuhi atau tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut.

Pada nomor 2.a, siswa diperintahkan untuk menentukan gambar yang menunjukkan konsep jarak dari titik sudut ke titik sudut dari 5 gambar yang telah disediakan. Hampir semua menjawab benar, tetapi beberapa siswa tidak memberikan jawaban ruas garis yang mewakili jarak titik sudut ke titik sudut tersebut. Jadi mereka menjawab benar tanpa memberikan alasan yang jelas.

Pada nomor 2.b siswa diperintahkan untuk memberikan contoh gambar yang menunjukkan konsep jarak dari titik sudut ke garis dalam bidang ruang. Beberapa siswa yang menjawab dengan benar dengan menggambarkan kembali gambar yang ada pada soal, dan beberapa siswa menjawab salah karena hanya mencantumkan nomor gambar pada soal tanpa menggambarkannya.

Pada no. 2.c siswa diperintahkan untuk menentukan gambar yang menunjukkan konsep jarak dari titik sudut ke bidang. Beberapa siswa menjawab dengan benar dengan menjawab pula ruas garis yang mewakili jarak dari titik sudut ke bidang, dan beberapa siswa menjawab salah dengan menentukan gambar yang benar tetapi jawaban ruas garis yang mewakili jarak dari titik sudut ke bidang salah dan menentukan gambar yang salah.

Secara keseluruhan, jawaban siswa untuk nomor 2 ini dapat dikategorikan dalam beberapa jenis yaitu:

1) Jawaban Benar

Tabel 4.5

Distribusi Banyaknya Siswa yang Menjawab Benar pada Soal Nomor 2

No. Deskripsi Jawaban Banyak

Siswa

Persentase Siswa 2.a Menunjukkan Gambar II dengan ruas

garis yang mewakili jarak yaitu ruas garis AG, dan Gambar III dengan ruas garis yang mewakili jarak yaitu ruas garis AF.

19 70.37%

2.b Melukiskan jarak dari titik sudut ke garis

dalam bidang ruang dengan benar. 17 62.96% 2.c Menunjukkan Gambar IV dengan ruas

garis yang mewakili jarak yaitu ruas garis AO.

7 25.92%

2) Jawaban Salah

Distribusi Banyaknya Siswa yang Menjawab Salah pada Soal Nomor 2

No. Deskripsi Jawaban Banyak

Siswa

Persentase Siswa

2.a Menunjukkan gambar yang salah 8 29.63%

2.b Tidak melukiskan jarak dari titik sudut ke garis dalam bidang ruang dengan benar, tetapi menyebutkan gambar pada soal.

10 37.04%

2.c Menunjukkan gambar yang salah 20 74.08% Catatan: 27 siswa kelas XI

Secara keseluruhan hambatan yang teridentifikasi dari nomor 2 adalah kesalahan siswa dalam menentukan gambar yang termasuk konsep jarak dari titik sudut ke titik sudut, titik sudut ke garis, dan titik sudut ke bidang dalam bidang ruang, serta menentukan ruas garis yang mewakili jarak dari konsep-konsep tersebut.

c. Analisis soal nomor 3

Perhatikan gambar kubus di bawah ini:

Jika luas permukaan kubus tersebut 150 cm2, tentukan: a. Panjang rusuk kubus tersebut!

b. Lukislah ruas garis yang menggambarkan jarak dari titik E ke garis HK, lalu tentukan panjang jarak tersebut!

c. Lukislah ruas garis yang menggambarkan jarak dari ruas garis KG ke bidang EHLI, lalu tentukan panjang jarak tersebut!

Soal nomor 3 terdiri dari soal 3.a, 3.b, dan 3.c adalah soal dengan tingkat kesulitan sedang. Pada soal tersebut berkaitan dengan konsep luas permukaan kubus yang telah dipelajari siswa sebelumnya untuk menentukan panjang rusuk kubus, penggunaan konsep Phytagoras, proyeksi, konsep jarak dari titik ke garis, dan konsep jarak antara garis ke bidang. Indikator kemampuan pemahaman yang digunakan pada nomor 3 dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut.

Indikator Kemampuan Pemahaman Matematis Soal 3

No. Soal Indikator

3.a. Panjang rusuk kubus tersebut! Kemampuan menerapkan konsep secara algoritma.

3.b - Lukislah ruas garis yang menggambarkan jarak dari titik E ke garis HK!

- lalu tentukan panjang jarak tersebut!

- Kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk

representasi matematika.

- Kemampuan menerapkan konsep secara algoritma.

No. Soal Indikator

3.c - Lukislah ruas garis yang

menggambarkan jarak dari ruas garis KG ke bidang EHLI! - lalu tentukan panjang jarak

tersebut!

- Kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk

representasi matematika.

- Kemampuan menerapkan konsep secara algoritma.

Pada nomor 3.a, siswa diperintahkan untuk menentukan panjang rusuk kubus yang telah diketahui luas permukaannya. Pada soal ini semua siswa menjawab benar, tetapi beberapa siswa ada yang menjawab tidak sesuai dengan langkah-langkah yang benar dan tidak menuliskan rumus luas permukaan kubus terlebih dahulu.

Pada nomor 3.b siswa diperintahkan untuk melukiskan jarak dari titik E ke garis HK pada kubus yang terdapat pada soal dan menghitung panjang jarak tersebut. Pada soal ini beberapa siswa menggambarkan dan menentukan panjang jaraknya dengan benar dan beberapa siswa menjawab salah. Kesalahan yang ditemukan banyak siswa yang salah menggunakan konsep phytagoras dalam menghitung jarak dan menggambarkan jarak dari titik E ke garis HK.

Pada nomor 3.c siswa diperintahkan melukiskan jarak dari garis KG ke bidang EHLI pada kubus yang terdapat pada soal dan menghitung panjang jarak tersebut. Pada soal ini beberapa siswa menggambarkan dan menentukan panjang jaraknya dengan benar dan beberapa siswa menjawab salah. Kesalahan yang ditemukan banyak siswa yang salah menggunakan konsep phytagoras dalam menghitung jarak dan menggambarkan jarak dari garis KG ke bidang EHLI.

Secara keseluruhan, jawaban siswa untuk nomor 3 ini dapat dikategorikan dalam beberapa jenis yaitu:

Tabel 4.8

Distribusi Banyaknya Siswa yang Menjawab Benar pada Soal Nomor 3

No. Deskripsi Jawaban Banyak

Siswa

Persentase Siswa 3.a Menghitung panjang rusuk kubus

dengan benar menggunakan konsep luas permukaan kubus dengan cara yang lengkap

10 37.04%

No. Deskripsi Jawaban Banyak

Siswa

Persentase Siswa 3.a Menghitung panjang rusuk kubus

dengan benar tanpa menggunakan konsep luas permukaan kubus dengan cara yang lengkap

17 62.96%

3.b Melukiskan dengan benar dan

menghitung jarak dari titik E ke garis HK menggunakan konsep phytagoras dengan benar

8 29.64%

3.c Melukiskan dengan benar dan menghitung jarak dari titik KG ke bidang EHLI menggunakan konsep phytagoras dengan benar

4 14.81%

2) Jawaban Salah

Tabel 4.9

Distribusi Banyaknya Siswa yang Menjawab Salah pada Soal Nomor 3

No. Deskripsi Jawaban Banyak

Siswa

Persentase Siswa 3.b Melukiskan dengan benar dan keliru

menghitung jarak dari titik E ke garis HK menggunakan konsep phytagoras yang salah.

6 22.22%

Tidak melukiskan jaraknya dan menghitung jarak dari titik E ke garis HK menggunakan konsep phytagoras dengan benar.

4 14.81%

Salah melukiskan jarak dan tidak

menghitung panjang jarak dari titik E ke garis HK

6 22.22%

Mengkosongkan jawaban 3 11.11%

3.c Melukiskan dengan benar dan keliru menghitung jarak dari titik KG ke bidang EHLI menggunakan konsep

phytagoras yang salah.

Tidak melukiskan jaraknya dan menghitung jarak dari titik KG ke bidang EHLI menggunakan konsep phytagoras dengan benar.

9 33.33%

Salah dalam melukiskan dan menghitung jarak dari titik KG ke bidang EHLI

4 14.81%

Mengkosongkan jawaban 6 22.22%

Catatan: 27 siswa kelas XI

Secara keseluruhan hambatan yang teridentifikasi dari nomor 3 adalah kesalahan siswa dalam menggambarkan ruas garis yang mewakili jarak dari konsep titik ke garis dan konsep jarak dari garis ke bidang, serta menentukan konsep phytagoras yang digunakan untuk menentukan panjang jarak tersebut. d. Analisis Soal Nomor 4.

Sebuah piramida berbentuk limas memiliki alas sebuah persegi dengan luas daerahnya 144 m2, dan luas daerah setiap segitiga yang merupakan selimut piramida tersebut adalah 48 m2.

a. Sketsa piramida tersebut!

b. Tuliskan langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan jarak dari puncak piramida ke bidang alas piramida! Lalu hitunglah jarak dari puncak piramida ke bidang alas piramida tersebut!

Soal nomor 4 terdiri dari soal 4.a dan 4.b adalah soal dengan tingkat kesulitan sedang. Soal ini berkaitan dengan melukis sebuah limas segiempat beraturan, penggunaan konsep Phytagoras, proyeksi, dan konsep jarak titik ke bidang dalam bidang ruang. Indikator kemampuan pemahaman yang digunakan pada nomor 4 dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut.

Tabel 4.10

Dokumen terkait