• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengolahan gambir di Desa Toman secara umum masih menerapkan teknologi tradisional, meskipun sudah menggunakan mesin penghancur daun gambir. Teknologi pengolahan gambir yang lebih modern pernah diuji coba oleh BPPT di Desa Toman, tetapi pada saat ini peralatan yang digunakan sudah banyak yang rusak dan tidak digunakan lagi oleh petani karena keterbatasan modal yang dimiliki oleh petani sehingga menyebabkan kurangnya perawatan terhadap mesin- mesin tersebut. Gambaran pengolahan gambir yang terjadi di Desa Toman adalah sebagai berikut :

a) Proses Pengolahan/ Teknologi

Proses pengolahan gambir di Desa Toman yang dilakukan secara tradisional tersebut dilakukan dalam beberapa tahap yaitu :

1. Daun gambir yang baru dipetik dari kebun, kemudian dipotong-potong (dirajang) dengan menggunakan parang hingga berbentuk potongan-potongan kecil. Tujuannya adalah untuk mempercepat proses penggilingan daun oleh mesin penggiling.

2. Daun gambir yang telah selesai dirajang, kemudian direbus (rebusan pertama)

sampai warna daun berubah menjadi kuning, yaitu sekitar 15 menit. Setelah itu, dimasukkan ke dalam keranjang yang siap untuk digiling.

3. Daun gambir dalam keadaan panas, kemudian digiling dengan menggunakan

mesin penggiling sampai halus yaitu sekitar tiga kali penggilingan.

4. Daun gambir halus yang telah digiling, kemudian direbus kembali (rebusan

kedua) dalam kuali dan diaduk-aduk selama + 20 menit untuk menghasilkan air getah pertama.

5. Air getah pertama dialirkan ke pasu panjang yang terbuat dari kayu sebagai

penampung, sedangkan daun hasil rebusannya dimasukkan dalam keranjang rotan untuk dipress agar mengeluarkan getah.

6. Air yang mengandung getah di pasu panjang, kemudian disaring dan

dimasukkan ke dalam pasu kecil, kemudian diendapkan selama satu malam. Hasil endapan dimasukkan ke dalam karung, kemudian dipress untuk mengeluarkan kandungan airnya, sehingga dalam waktu 15 menit menghasilkan endapan beku.

7. Endapan beku tersebut, kemudian dicairkan lagi dengan cara dipanaskan

sekitar setengah jam. Cairan yang dihasilkan, kemudian dimasukkan ke dalam bak pembekuan dan didiamkan selama kurang lebih enam jam, kemudian cairan yang membeku dipotong-potong dalam bentuk irisan-irisan. Setelah

agak keras, irisan tersebut dipisah-pisah untuk dikeringkan selama dua hari (musim panas) dan apabila musim hujan bisa mencapai 3 – 4 hari. Irisan-irisan gambir tersebut disebut jaras yang siap dijual.

8. Ampas sisa daun hasil rebusan kedua yang telah dipress, kemudian direbus

kembali (rebusan ketiga) untuk menghasilkan air getah kedua. Proses pengolahan selanjutnya sama dengan proses pengolahan air getah pertama. Air sisa rebusan tersebut dipakai untuk merebus hari berikutnya. Dengan demikian dalam satu dapur pengolahan gambir setiap harinya melakukan tiga kali perebusan.

Gambar 2 Proses Pengolahan Gambir di Desa Toman

b) Bahan Baku dan Penolong

Bahan baku utama yang diolah adalah daun gambir muda yang masih basah. Kemampuan produksi satu unit pengolahan sebesar 4 – 5 kg gambir/hari,

Daun Gambir Dirajang Direbus (1) Digiling Direbus (2) Pasu Panjang Disaring KePasu Kecil Diendapkan 1 Malam Dipress Endapan Dipanaskan Sisa Daun Dipress Sisa Daun Direbus

(3) Dijual Dicetak, Dipotong, dan Dijemur Air Getah

(1)

Diproses Lagi Sama Dengan Rebusan Ke 2

sehingga kebutuhan bahan baku daun setiap harinya sekitar 40 kg – 50 kg daun basah (untuk rendemen sebesar 10 persen). Lamanya daun diproses, mulai dari pemetikan sampai menjadi gambir siap jual bisa mencapai lima hari. Sumber bahan baku daun gambir tersedia secara terus menerus, mengingat rata-rata petani memiliki luas lahan gambir antara 1 ha – 2 ha, satu unit dapur pengolahan, dan sistem panen daun gambir dilakukan tidak sekaligus, tetapi panen terus me nerus sesuai kebutuhan mengolah daun gambir selama satu hari. Kegiatan pengolahan gambir pada umumnya berlangsung setiap hari, kecuali hari libur dan hari-hari tertentu yang menghendaki harus libur, sehingga jumlah hari pengolahan rata-rata dalam satu bulan sebanyak 25 hari kerja.

Bahan penolong yang digunakan adalah air untuk merebus yang setiap harinya membutuhkan 2-3 derigen air ukuran 20 liter. Sumber air yang digunakan untuk merebus daun adalah air sumur yang tersedia sepanjang waktu. Bahan penolong lainnya adalah minyak solar untuk mesin giling daun dan kayu bakar. Minyak solar dibutuhkan bagi petani pengolah yang memiliki mesin sendiri, sedangkan bagi petani pengolah yang tidak memiliki mesin melakukan sewa dengan membayar upah sewa sebesar Rp 10.000,00 / hari pengolahan. Kayu bakar yang dibutuhkan setiap harinya rata-rata sebanyak delapan potong.

c) Tenaga Kerja

Satu unit dapur pengolahan gambir rata-rata membutuhkan tenaga kerja sebanyak tiga orang. Seluruh tenaga kerja tersebut berasal dari tenaga kerja keluarga (suami, isteri, dan anak), sehingga tidak ada tenaga kerja yang diupah. Tugas tenaga kerja tersebut adalah memanen daun gambir, mengangkut daun ke

tempat pengolahan gambir, merajang daun, merebus daun, menjadi operator mesin penggiling daun, mempress daun, me ncetak, memotong, dan menjemur gambir serta membersihkan sisa daun di tempat pengolahan gambir. Waktu kerja dimulai pukul enam pagi sampai pukul dua siang atau dalam satu hari bekerja selama delapan jam.

d) Fasilitas Produksi

Fasilitas produksi yang dibutuhkan dalam satu unit pengolah gambir cukup banyak. Sumber peralatan dapat berasal dari pembelian, sewa, dan dibuat sendiri. Adapun peralatan yang diperlukan secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14 Fasilitas Produksi yang Diperlukan oleh Satu Unit Pengolahan Gambir

No. Nama Fasilitas/Peralatan Jumlah (unit)

1. Bangsal ukuran 4 m x 4 m 1

2. Tungku (dapur) dari tanah 1

3. Kawah/Kuali 1

4. Pasu panjang 1

5. Pasu pendek 10

6. Saringan untuk air getah 1

7. Kandil untuk mengangkat 1

8. Lampiung (saringan) untuk kuali 1

9. Keranjang angkut daun 3

10. Pressan dan lesung 1

11. Bak cetakan 1

12. Irap (wadah untuk jemur) 1

13. Pisau pengambil daun 3

14. Mistar pengiris 1

15. Pisau iris 1

16. Pengaduk kuali 2

17. Mesin giling daun 1

Dokumen terkait