• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 PENGOLAHAN DATA

Persentase minyak yang terikut dalam air rebusan (lossis) dapat dihitung dengan rumus : Berat minyak (g)

% minyak = x 100 % Berat sampel (g)

Contoh perhitungan :

Untuk tekanan 2,8 kg/cm2, waktu 90 menit dan suhu 130oC, maka diperoleh peresentase minyak sebesar :

Berat cawan kosong + contoh = 33,4936 g

Berat cawan kosong = 15,6820 g ( - )

Berat contoh = 17, 8116 g

Setelah penguapan dalam oven selama 3 jam dengan suhu 105oC : Berat cawan kosong + contoh = 16,4486 g

Henni Harisandi : Pengaruh Waktu, Temperatur Dan Tekanan Terhadap Kehilangan Minyak Pada Air Kondensat Dengan

Berat contoh = 0,7666 g

Berat yang hilang

Sisa uapan = x 100 % Berat contoh 0,7666 = x 100 % 7,8116 = 4,30 %

Kadar air = 100 % - sisa uapan = 100 % - 4,30 % = 95,7 %

Berat minyak dalam air setelah diekstrsksi : Berat labu + contoh = 107,4022 g Berat labu kosong = 107,2425 g (-) Berat minyak = 0,1597 g

Maka, persentase minyak yang terikut pada air rebusan adalah : Berat minyak (g) % minyak = x 100 % Berat sampel (g) 0,1597 = x 100 % 17,8116 = 0,89 % 4.3 PEMBAHASAN

Berdasarkan sistem jaminan mutu ISO 9000 pada pabrik kelapa sawit, toleransi kehilangan minyak dalam air rebusan adalah maksimum 0,7 % dari kapasitas oleh tandan buah segar per harinya. Dengan kondisi kerja atau proses :

Tekanan = 2,8 – 3 kg/cm2

Masa rebus tiga puncak = 90 – 110 menit

Temperatur = 110 oC – 130 oC

Dari data yang diperoleh, kehilangan minyak yang paling rendah adalah pada kondisi 1,5 kg/cm2 waktu 70 menit pada suhu 130 oC. Namun pada kondisi kerja seperti ini perebusan tandan buah segar belum mencapai hasil yang optimal, karena semua brondolan buah belum matang terutama bagian dalamnya sehingga akan mengganggu proses pengolahan selanjutnya. Seperti, buah tidak dapat terpipil di stasiun stripper dan proses pengempaan di screw press tidaklah sempurna. Selain itu, pemisahan cangkang dan kernel sangat susah, sehingga mengakibatkan kerugian pada inti sawit karena masih banyak inti yang melekat pada cangkang.

Hal demikian juga terjadi pada kondisi kerja dengan tekanan sebesar 2 dan 2,5 kg/cm2 .

Kehilangan minyak yang terbesar terjadi pada kondisi kerja dengan tekanan 3,5 kg/cm2 , waktu 110 menit dan suhu 130 oC. pada kondisi kerja yang seperti ini, minyak banyak terserap dalam janjangan kosong dan umlah minyak yang terikut ke fat pit sangatlah besar. Selain itu, minyak menjadi gosong dan sulit untuk dipucatkan (bleached) pada proses berikutnya sehingga akan menurunkan mutu minyak yang dapat dilihat dengan adanya penurunan indeks DOBI (Deterioration Of Bleachability Index).

Henni Harisandi : Pengaruh Waktu, Temperatur Dan Tekanan Terhadap Kehilangan Minyak Pada Air Kondensat Dengan

Pada kondisi kerja dengan tekanan 3 kg/cm2 , suhu 130 oC dan waktu 90 menit, untuk proses perebusan dengan system tiga puncak, kehilangan minyak telah melewati batas yang normal yaitu sebesar 0,7 %, namun perebusan telah mencapai hasil yang optimum dan sempurna yaitu berondolan sudah dilepas dari tandannya. Hal ini dapat dilihat pada proses selanjutnya dimana buah akan mudah terpipil, pengmpaan pada screw press sempurna sehingga kehilangan minyak pada stasiun ini semakin kecil. Selain itu minyak dapat mudah dipucatkan dan menghasilkan minyak yang kandungan ALB rendah sehingga dapat menghasilkan meningkatnya rendemen minyak. Pada proses pemisahan cangkang dan kernel pada conveyor juga semakin mudah. Dengan demikian keuntungan pada perusahaan semakin besar. Inilah sebabnya pabrik pengolahan kelapa sawit menggunakan tekanan 2,8 – 3 kg/cm2 , waktu 90 – 110 menit pada suhu antara 110 – 130

o

C untuk merebus tandan buah segar.

Penyimpangan dalam pencapaian kondisi kerja yang terjadi pada proses perebusan buah akan menyebabkan kehilangan minyak yang besar pada air rebusan. Penyimpangan ini dapat diakibatkan oleh faktor pemasukan buah mentah ke dalam rebusan dan kurang waspadanya operator terhadap bahaya yang mungkin terjadi dalam bekerja, seperti jumlah lori dan isian rebusan kurang diperhatikan sehingga rebusan sering dioperasikan tidak efektif, pemasukan uap kedalam rebusan terlambat sehingga mengakibatkan kapasitas oleh pabrik menurun, kebersihan rebusan kurang diperhatikan sehingga stasiun perebusan cepat mengalami proses pengkaratan logam atau korosi, kurangnya kerja sama antar karyawan sehingga organisasi kerja tidak terkordinir dan tidak terarah yang mengakibatkan negatif terhadap mutu dan kapasitas olah pabrik.

Faktor kerusakan peralatan-peralatan juga termasuk dalam penyimpangan seperti rusaknya pintu rebusan sehingga kebocoran uap terjadi dan dapat memperpanjang masa perebusan yang mengakibatkan buah terendam lama dalam lori dan minyak yang terikut di dalam air kondensat semakin banyak. Selain itu, kerusakan roda lori yang disebabkan oleh tersisanya air kondensat di dalam rebusan membuat buah terisolasi oleh air kondensat,sedangkan faktor teknis yang menyebabkan penyimpangan ini terjadi adalah konsumsi uap dari BPV (Back Preassure Level) tidak memenuhi standar yang diinginkan yang diakibatkan oleh dropnya uap di stasiun loading, kerja sama yang kurang terkoordinir antara stasiun loading ramp dan sterilizer serta perbaikan dan penggantian peralatan yang rusak kurang mendapatkan perhatian dari bengkel.

Upaya pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu pemasukan lori buah mentah dan pengeluaran buah masak harus diperhitungkan dengan cermat, perlu diadakan penyuluhan kepada operator dan karyawan pabrik berupa pengolahan sebelum pelaksanaan kerja terutama dalam penanggulangan kecelakaan kerja dan diusahakan agar tekanan uap di boiler tetap yaitu 19 – 20 kg/cm2

Selain itu, peralatan harus sering dibersihkan minimal sekali dalam seminggu, bagian dalam rebusan telah dibersihkan sebaiknya dilumuri dengan minyak untuk mencegah terjadinya keropos, pintu rebusan harus dalam keadaaan yang baik dan tidak bocor, kran air kondensat harus bagus agar proses pembuangan air kondensat berlangsung sempurna dan kerenggangan antara sistem rel dalam rebusan harus sering diperiksa agar tidak menjadi penyebab lori jatuh dan menyebabkan kesulitan yang lain.

Henni Harisandi : Pengaruh Waktu, Temperatur Dan Tekanan Terhadap Kehilangan Minyak Pada Air Kondensat Dengan

Maka dengan perencanaan yang baik, adanya keterpaduan transpor buah ke pabrik dan penerimaan buah di pabrik, sumber daya manusia yang berkualitas dan peralatan-peralatn dalam kondisi baik akan memberikan manfaat dan keuntungan bagi pabrik yaitu meningkatkan rendemen minyak yang diperoleh.

BAB 5

Dokumen terkait