• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengolahan Hasil Ujian

Dalam dokumen POS UJIAN NASIONAL TAHUN 2015 (Halaman 34-53)

a. Menerima LJUN SMA/MA/SMAK/SMTK, dan SMK/MAK dari Panitia UN Tingkat Kabupaten/Kota.

b. Memindai dan memvalidasi LJUN SMA/MA/SMAK/SMTK, dan SMK/MAK.

c. Menyampaikan hasil pemindaian LJUN SMA/MA/SMAK/SMTK, SMK/MAK ke Panitia UN Tingkat Pusat Cq. Pusat Penilaian Pendidikan.

d. Proses pemindaian harus bebas dari kepentingan pribadi atau kelompok terhadap hasil UN.

e. Perguruan Tinggi memindai LJUN sesuai dengan penetapan Panitia UN Tingkat Pusat.

2. Dinas Pendidikan Provinsi

a. Menerima LJUN SMP/MTs, SMPLB, SMALB, Program Paket B/Wustha dan Program Paket C dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

b. Memindai dan memvalidasi LJUN SMP/MTs, SMPLB, SMALB, Paket B/Wustha, dan Program Paket C serta menyampaikan hasilnya ke Panitia UN Tingkat Pusat.

1) Menerima LJUN Teori Kejuruan dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;

2) Memindai LJUN Teori Kejuruan, melakukan validasi dan penskoran; dan

3) Menyampaikan hasil penskoran ujian Teori Kejuruan ke Panitia UN Tingkat Pusat.

d. Mencetak DKHUN dan SHUN.

e. Mengirim DKHUN dan SHUN ke sekolah/madrasah/PKBM/SKB melalui Panitia Tingkat Kabupaten/Kota disertai dengan berita acara.

3. Panitia UN Tingkat Pusat

a. Menerima dan memindai LJUN dari sekolah Indonesia di luar negeri.

b. Menskor hasil pemindaian.

c. Mencetak dan mengirimkan DKHUN dan blanko ijazah ke Sekolah Indonesia di luar negeri.

4. Direktorat Pembinaan SMK Membentuk Tim Khusus untuk:

a. Percepatan proses pemindaian LJUN Teori Kejuruan;

b. Melakukan supervisi dan pengawasan terhadap pelaksanaan pemindaian serta penskoran LJUN Teori Kejuruan.

VII. KELULUSAN

1. Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan setelah: a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

b. memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik; dan c. lulus Ujian S/M/PK.

2. Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan formal ditentukan oleh satuan pendidikan berdasarkan rapat Dewan Guru.

3. Kelulusan peserta didik dari pendidikan kesetaraan untuk Program Paket B/Wustha dan Program Paket C ditetapkan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melalui rapat pleno dengan melibatkan perwakilan dari satuan pendidikan nonformal.

4. Kelulusan peserta didik ditetapkan setelah satuan pendidikan menerima hasil UN peserta didik yang bersangkutan.

5. Peserta didik dinyatakan lulus Ujian S/M, SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, dan SMK/MAK apabila peserta didik telah memenuhi kriteria kelulusan yang ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan perolehan Nilai S/M.

6. Kriteria kelulusan perserta didik dari Ujian PK untuk semua mata pelajaran ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi melalui rapat bersama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

a. Gabungan antara nilai Ujian S/M dan nilai rata-rata rapor semester I, II, III, IV, dan V untuk SMP/MTs dan SMPLB dengan pembobotan 30% sampai dengan 50% untuk nilai Ujian S/M dan pembobotan 50% sampai dengan 70% untuk nilai rata-rata rapor.

b. Gabungan antara nilai Ujian S/M dan nilai rata-rata rapor semester III, IV, dan V untuk SMA/MA/SMAK/SMTK, dan SMALB dengan pembobotan 30% sampai dengan 50% untuk nilai Ujian S/M dan pembobotan 50% sampai dengan 70% untuk nilai rata-rata rapor. c. Gabungan antara nilai Ujian S/M dan nilai rata-rata rapor semester I,

II, dan III untuk peserta yang menggunakan sistem kredit semester (SKS) dan dapat menyelesaikan program kurang dari tiga tahun. d. Gabungan antara nilai Ujian S/M dan nilai rata-rata rapor semester I

sampai semester V untuk SMK/MAK dengan pembobotan 30% sampai dengan 50% untuk nilai Ujian S/M dan pembobotan 50% sampai dengan 70% untuk nilai rata-rata rapor.

e. Nilai S/M yang dikirimkan ke Panitia UN Tingkat Pusat harus diverifikasi oleh Panitia UN Tingkat Kabupaten/Kota dan Tingkat Provinsi, dan tidak dapat diubah setelah diterima oleh Panitia UN Pusat.

8. Nilai Kompetensi Keahlian Kejuruan adalah:

a. Gabungan antara nilai Ujian Praktik Keahlian Kejuruan dan nilai Ujian Teori Kejuruan dengan pembobotan 70% untuk nilai Ujian Praktik Keahlian Kejuruan dan 30% untuk nilai Ujian Teori Keahlian Kejuruan;

b. Kriteria Kelulusan Kompetensi Keahliah Kejuruan ditetapkan oleh Direktorat Pembinaan SMK.

9. Pembulatan Nilai S/M yang merupakan gabungan dari nilai Ujian S/M dan nilai rata-rata rapor dinyatakan dalam rentang 0 sampai dengan 100 dengan ketelitian satu angka di belakang koma.

VIII. PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN

Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan dilakukan oleh Panitia UN Tingkat Pusat, Panitia UN Tingkat Provinsi, Panitia UN Tingkat Kabupaten/Kota, perguruan tinggi, LPMP, PP Paudni dan BP-Paudni, serta Panitia UN Tingkat Satuan Pendidikan sesuai dengan tugas dan kewenangannya.

IX. BIAYA PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL

1. Komponen biaya untuk pelaksanaan UN meliputi biaya pelaksanaan di tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, dan satuan pendidikan.

2. Biaya pelaksanaan UN menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

3. Biaya pelaksanaan UN Tingkat Pusat mencakup komponen-komponen sebagai berikut:

a. Penyiapan Permendikbud dan POS UN;

b. Rapat koordinasi dan sosialisasi kebijakan UN; c. Sosialisasi UN ke daerah;

d. Koordinasi dengan Panitia Pengadaan Provinsi, Panitia UN Tingkat Provinsi, Panitia UN Tingkat Kabupaten/Kota;

e. Penyusunan soal dan pembuatan master copy;

f. Penggandaan master copy bahan UN dan kaset listening comprehension;

g. Pemantauan kesiapan pelaksanaan UN; h. Pengumpulan nilai ujian sekolah;

i. Pemantauan pelaksanaan UN; j. Penskoran hasil UN;

k. Analisis hasil UN, pelaporan, dan penyusunan rekomendasi; l. Publikasi hasil UN; dan

m. Penerbitan SK bentuk blanko ijazah.

4. Pelaksanaan UN Tingkat Provinsi dibiayai oleh dana dari Pusat yang ditransfer melalui PPK Satker Balitbang di setiap provinsi dan APBD Provinsi, mencakup komponen-komponen sebagai berikut:

a. Pelaksanaan pengadaan bahan UN;

b. Verifikasi dan Pemantauan percetakan bahan UN; c. Pendistribusian bahan UN;

d. Pencetakan dan pendistribusian blanko pendataan calon peserta UN ke kabupaten/kota;

e. Pengelolaan data peserta UN dan penerbitan kartu peserta UN;

f. Penggandaan dan pendistribusian Permendikbud UN dan POS UN ke Panitia UN tingkat kabupaten/kota;

g. Pelaksanaan sosialisasi, koordinasi dan kerja sama dengan instansi terkait di provinsi yang bersangkutan dalam rangka persiapan pelaksanaan UN;

h. Pemindaian LJUN oleh Panitia tingkat provinsi;

i. Pencetakan dan pendistribusian DKHUN ke satuan pendidikan Panitia melalui Panitia UN Tingkat Kabupaten/Kota;

j. Mencetak blanko SHUN;

k. Pencetakan blanko, pengisian dan pendistribusian SHUN ke satuan pendidikan Panitia melalui Panitia UN Tingkat Kabupaten/Kota; l. Pencetakan dan pendistribusian blanko ijazah ke satuan

pendidikan;

m. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan UN; dan n. Penyusunan dan pengiriman laporan UN.

5. Pelaksanaan UN Tingkat Kabupaten/Kota dibiayai oleh Pusat dan APBD Kabupaten/Kota, mencakup komponen-komponen sebagai berikut: a. Pencetakan dan pendistribusian blanko pendataan calon pengawas

UN ke satuan pendidikan;

b. Pengelolaan data pengawas ruang UN; c. Penerbitan kartu pengawas UN;

d. Penggandaan dan pendistribusian Permendikbud UN dan POS UN ke satuan pendidikan Panitia UN;

e. Pelaksanaan sosialisasi, koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait di Kabupaten/Kota setempat dalam rangka persiapan pelaksanaan UN;

f. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan UN; dan g. Penyusunan dan pengiriman laporan.

6. Biaya pelaksanaan UN Tingkat Satuan Pendidikan mencakup komponen-komponen sebagai berikut:

a. Pengisian dan pengiriman data calon peserta UN ke Panitia UN Tingkat Kabupaten/Kota;

b. Pengisian kartu peserta UN;

c. Pengambilan bahan UN dari tempat penyimpanan yang ditetapkan oleh Panitia UN Tingkat Kabupaten/Kota;

d. Pengiriman LJUN ke kabupaten/kota;

e. Pelaksanaan sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan UN; f. Pengadaan bahan pendukung UN;

g. Pengawasan pelaksanaan UN di satuan pendidikan Panitia UN; dan h. Penyusunan dan pengiriman laporan.

X. PROSEDUR TINDAK LANJUT

Langkah-langkah dan prosedur tindak lanjut pengaduan dugaan pelanggaran dalam pelaksanaan Ujian Nasional tahun pelajaran 2014/2015 sebagai berikut.

1. Laporan tertulis

Pelapor harus menyampaikan laporan secara tertulis dan/atau lisan yang memuat:

a. identitas diri pelapor; b. bentuk pelanggaran; c. tempat pelanggaran; d. waktu pelanggaran; e. pelaku pelanggaran; f. bukti pelanggaran; dan g. saksi pelanggaran.

2. Laporan tertulis disampaikan ke Panitia UN Tingkat Satuan Pendidikan. 3. Jenis pelanggaran oleh peserta ujian:

a. Pelanggaran ringanmeliputi:

1) meminjam alat tulis dari peserta ujian 2) tidak membawa kartu ujian

b. Pelanggaransedang meliputi:

1) membuat kegaduhan di dalam ruang ujian; atau 2) membawa HP ke dalam ruang ujian

c. Pelanggaranberat meliputi:

1) membawa contekan ke ruang ujian; 2) kerjasama dengan peserta ujian; atau

3) menyontek atau menggunakan kunci jawaban. 4. Jenis pelanggaran oleh pengawas ruang ujian

a. Pelanggaranringan meliputi:

1) lalai, tertidur, merokok, dan berbicara yang dapat mengganggu konsentrasi peserta ujian;

2) menggunakan alat komunikasi (HP), perangkat elektronik, membaca bahan yang tidak terkait UN; atau

3) lalai membantu peserta ujian mengisi identitas diri sesuai dengan kartu identitas.

b. Pelanggaran sedang meliputi:

1) Tidak mengelem amplop LJUN di ruang ujian

2) Memeriksa dan menyusun LJUN tidak di ruang ujian c. Pelanggaran berat meliputi:

1) memberi contekan;

2) membantu peserta ujian dalam menjawab soal;

3) menyebarkan/membacakan kunci jawaban kepada peserta ujian; atau

4) mengganti dan mengisi LJUN. 5. Investigasi

Investigasi dilakukan secara sendiri-sendiri atau bersama oleh: a. Inspektorat Jenderal Kemdikbud/Kemenag

b. Badan Standar Nasional Pendidikan c. Pusat Penilaian Pendidikan Kemdikbud 6. Bentuk investigasi

a. Peninjauan ke tempat kejadian perkara

b. Analisis pola jawaban per daerah (Kabupaten/Kota). 7. Hasil investigasi

Hasil investigasi dibahas dalam rapat Panitia UN Tingkat Pusat untuk ditindaklanjuti

8. Rekomendasi

Rekomendasi tindak lanjut pelanggaran berat disampaikan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

9. Hasil Rekomendasi

Menteri menetapkan keputusan hasil rekomendasi. 10. Pelaksanaan Keputusan

Panitia UN Tingkat Pusat melaksanakan keputusan Menteri.

XI. SANKSI

1. Peserta UN yang melanggar tata tertib seperti dalam Bab XI ayat 2 akan diberi sanksi oleh pengawas ruang UN sebagai berikut:

a. Pelanggaran ringan yang dilakukan oleh peserta ujian dengan sanksi diberi peringatan tertulis.

b. Pelanggaran sedang yang dilakukan oleh peserta ujian dengan sanksi pembatalan ujian pada mata pelajaran bersangkutan.

c. Pelanggaran berat yang dilakukan oleh peserta ujian dengan sanksi dikeluarkan dari ruang ujian dan dinyatakan tidak lulus.

2. Pengawas ruang UN yang melanggar tata tertib akan diberikan peringatan oleh Panitia UN Tingkat Satuan Pendidikan dan/atau Panitia UN Tingkat Kabupaten/Kota. Apabila pengawas ruang UN tidak mengindahkan peringatan tersebut, maka yang bersangkutan akan dikenakan sanksi sebagai berikut:

a. Pelanggaran ringan yang dilakukan oleh pengawas ruang dengan sanksi dibebastugaskan sebagai pengawas ruang ujian.

b. Pelanggaran sedang dan berat yang dilakukan oleh pengawas ruang dengan sanksi dibebastugaskan sebagai pengawas ruang ujian dan diberi sanksi sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan.

3. Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan Pelaksana UN yang melanggar ketentuan POS diberi sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

4. Semua jenis pelanggaran harus dituangkan dalam berita acara.

XII. KEJADIAN LUAR BIASA

1. Jika terjadi peristiwa luar biasa yang berpotensi gagalnya pelaksanaan UN, maka Penyelenggara dan Panitia UN Tingkat Pusat menyatakan kondisi darurat atau krisis.

2. Dalam kondisi darurat atau krisis sebagaimana dimaksud pada nomor 1, Menteri membentuk tim khusus untuk menangani peristiwa tersebut. 3. Peristiwa luar biasa yang dimaksud pada nomor 1 di atas meliputi

bencana alam, huru-hara, perang, dan peristiwa lain di luar kendali penyelenggara UN.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal 13 Maret 2015 Ketua

LAMPIRAN 1

:

Tanggal Penting Pelaksanaan UN Tahun Pelajaran 2014/2015

A. PENGUMPULAN DATA PESERTA UN

SMA Sederajat SMP Sederajat Pengumpulan dan Entri 1 Nov 2014 – 14 Feb

2015

1 Nov 2014 - 14 Feb 2015 Pencetakan Daftar Calon Peserta (DCP) 1 Nov 2014- 21 Feb

2015

1 Nov 2014 – 21 Feb 2015 Pengiriman data peserta dari Sekolah

Indonesia Luar Negeri ke Panitia UN Tingkat Pusat.

Cetak, Validasi dan Verfikasi Daftar

Nominasi Sementara (DNS) 1 – 28 Feb 2015 1 – 28 Feb 2015 Cetak & Distribusi Daftar Nominasi

Tetap (DNT)

Paling lambat 8 Mar 2015

Paling lambat 15 Mar 2015 Cetak & Distribusi Kartu Peserta Ujian Paling lambat 8 Mar

2015

Paling lambat 15 Mar 2015 B. BAHAN UN

Serah Terima Master Soal ke Percetakan 27 Feb 2015 4 Mar 2015 Distribusi Bahan UN dari Percetakan ke

Provinsi untuk daerah terluar, tertinggal, dan terdepan (3T).

23 – 29 Mar 2015 19-23 April 2015

Distribusi Bahan UN dari Percetakan ke Provinsi (di luar daerah 3T)

29-31 Mar 2015 23 April-2 Mei 2015

C. JADWAL PENGUMPULAN NILAI SEKOLAH DAN PRAKTEK KOMPETENSI SMK

KEGIATAN SMA Sederajat SMP Sederajat

1. Pengiriman Nilai Sekolah (gabungan Nilai Rapor dan Nilai Ujian S/M/PK) Sekolah ke Kab/Kota 16 Mar – 1 Apr 3 Apr – 17 Apr Kab/Kota ke Provinsi 23 Mar – 3 Apr 5 Apr – 23 Apr Provinsi ke Pusat 3 Apr – 7 Apr 21 Apr– 27 Apr 2. Pengiriman Nilai Praktek Kompetensi SMK

Sekolah ke Kab/Kota 16 Mar – 1 Apr

-Kab/Kota ke Provinsi 23 Mar – 3 Apr

-D.JADWAL UN DAN PENGOLAHAN LJUN 2015

KEGIATAN SMA Sederajat SMP Sederajat

UN Utama SMA: 13 - 15 Apr 2015

SMK: 13 -16 Apr 2015

4 – 7 Mei 2015

UN Susulan SMA: 20 - 22 Apr 2015

SMK: 20-23 Apr 2015

11 - 15 Mei 2015

Pemindaian 14 - 25 Apr 2015 6 - 23 Mei 2015

Batas akhir pengiriman hasil

pemindaian SMA/MA/SMAK/SMTK, dan SMK dari PTN ke Panitia UN Pusat

26 April 2015

-Batas akhir pengiriman hasil pemindaian dari Provinsi ke Pusat

SMALB & Program Paket C: 26 April 2015

24 Mei 2015

Skoring 27 Apr – 2 Mei 2015 25 Mei -4 Jun 2015 Pengiriman Data Hasil UN ke Panitia

SNMPTN

2 Mei 2015

-Pengiriman Data Hasil UN ke Provinsi 6 Mei 2015 5 Jun 2015 Pengumuman Kelulusan dari Satuan

Pendidikan

LAMPIRAN 2

Petunjuk Pelaksanaan UN-CBT

PETUNJUK PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL DENGAN MENGGUNAKAN

COMPUTER BASED TEST (CBT)

BAB I

KETENTUAN UMUM

Dalam petunjuk teknis ini yang dimaksud dengan:

1. Ujian Nasional Berbasis Kertas (Paper Based Test, PBT) yang selanjutnya disebut UN-PBT adalah sistem ujian yang digunakan dalam UN dengan menggunakan naskah soal dan Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN) berbasis kertas.

2. Ujian Nasional Berbasis Komputer (Computer Based Test, CBT) yang selanjutnya disebut UN-CBT adalah sistem ujian yang digunakan dalam UN dengan menggunakan sistem komputer.

3. Proktor adalah petugas yang diberi kewenangan sebagai pengawas pelaksanaan UN-CBT di sekolah/madrasah

4. Teknisi adalah petugas pengelola laboratorium komputer (pranata komputer) di sekolah/madrasah yang melaksanakan UN-CBT

5. Peserta UN-CBT adalah peserta Ujian Nasional pada sekolah/madrasah yang menyelenggarakan UN-CBT

BAB II

PELAKSANA UN-CBT

A. BIDANG PELAKSANAAN UN-CBT TINGKAT PUSAT

1. Bidang Pelaksanaan UN-CBT Tingkat Pusat merupakan salah satu bidang dalam Panitia Pelaksana UN Tingkat Pusat yang memiliki tugas, kewenangan, dan tanggungjawab atas pelaksanaan UN-CBT dari tingkat pusat sampai dengan satuan pendidikan.

2. Bidang Pelaksanaan UN-CBT Tingkat Pusat terdiri dari unsur-unsur: BSNP, Puspendik, Pustekkom, direktorat pembinaan teknis, dan unit-unit terkait lainnya.

B. BIDANG PELAKSANAAN UN-CBT TINGKAT PROVINSI

1. Bidang Pelaksanaan UN-CBT Tingkat Provinsi merupakan salah satu bidang dalam Panitia Pelaksana UN Tingkat Provinsi yang memiliki tugas, kewenangan, dan tanggungjawab atas pelaksanaan UN-CBT di provinsi masing-masing.

2. Bidang Pelaksanaan UN-CBT Tingkat Provinsi terdiri dari unsur-unsur: Dinas Pendidikan Provinsi, LPMP, Perguruan Tinggi, dan unit-unit terkait lainnya.

C. BIDANG PELAKSANAAN UN-CBT TINGKAT KABUPATEN/KOTA 1. Bidang Pelaksanaan UN-CBT Tingkat Kabupaten/Kota merupakan

salah satu bidang dalam Panitia Pelaksana UN Tingkat Kabupaten/Kota yang memiliki tugas, kewenangan, dan

tanggungjawab atas pelaksanaan UN-CBT kabupaten/kota masing-masing.

2. Bidang Pelaksanaan UN-CBT Tingkat Kabupaten/Kota terdiri dari unsur-unsur: Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Perguruan Tinggi, dan unit-unit terkait lainnya.

BAB III

PROSEDUR PELAKSANAAN UN-CBT

A. TAHAP PERSIAPAN

1. Penyiapan Sistem UN-CBT

a. Bidang Pelaksanaan UN-CBT Tingkat Pusat mengembangkan sistem yang mencakup desain, program aplikasi, dan infrastruktur untuk mendukung pelaksanaan UN-CBT.

b. Bidang Pelaksanaan UN-CBT Tingkat Pusat berkoordinasi dengan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) dan lembaga lain yang relevan untuk melakukan evaluasi program aplikasi dan sistem UN-CBT.

c. Bidang Pelaksanaan UN-CBT Tingkat Pusat menyusun petunjuk teknis penggunaan (user manual) dan bahan pelatihan bagi proktor, teknisi, dan peserta UN-CBT.

d. Bidang Pelaksanaan UN-CBT Tingkat Pusat menyusun materi sosialisasi bagi pemangku kepentingan di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, sekolah/madrasah, dan peserta UN-CBT.

2. Penetapan Sekolah/Madrasah Pelaksana UN-CBT a. Bidang Pelaksanaan UN-CBT Tingkat Pusat:

1) berkoordinasi dengan direktorat pembinaan teknis, Dinas Pendidikan Provinsi, LPMP, dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, serta unit terkait lainnya untuk mengidentifikasi sekolah/madrasah yang akan melaksanakan UN-CBT;

2) menetapkan kriteria sekolah/madrasah yang akan menjadi pelaksana UN-CBT sebagai berikut:

a) tersedia sarana dan prasarana sebagai berikut:

i. komputer personal (PC) atau laptop sebagai client dengan rasio jumlah client dibanding jumlah peserta UN minimal 1 : 3 sertaclientcadangan minimal 10%; ii. server yang memadai dilengkapi dengan UPS;

iii. jaringan lokal (LAN) dengan media kabel;

iv. koneksi internet dengan kecepatan yang memadai; v. asupan listrik yang memadai (diutamakan memiliki

genset dengan kapasitas yang memadai ); vi. ruangan ujian yang memadai;

b) diutamakan sekolah/madrasah terakreditasi A;

3) melakukan verifikasi dan menetapkan sekolah/madrasah yang layak untuk menjadi pelaksana UN CBT.

b. Mekanisme penetapan sekolah pelaksana UN-CBT adalah sebagai berikut:

1) Bidang Pelaksanaan UN-CBT Tingkat Pusat bersama Direktorat pembinaan teknis menyusun daftar sementara sekolah/madrasah calon pelaksana UN-CBT;

2) Dinas pendidikan provinsi berkoordinasi dengan dinas pendidikan kabupaten/kota melakukan verifikasi daftar sementara calon pelaksana UN-CBT;

3) Bidang Pelaksanaan UN-CBT Tingkat Pusat melakukan verifikasi akhir sekolah/madrasah calon pelaksana UN-CBT; dan

4) Bidang Pelaksanaan UN-CBT Tingkat Pusat menetapkan sekolah/madrasah pelaksana UN-CBT.

c. Sekolah/Madrasah yang telah ditetapkan sebagai pelaksana UN-CBT memastikan bahwa seluruh peserta ujian mengikuti UN-UN-CBT. d. Sekolah/Madrasah yang telah ditetapkan melaksanakan UN-CBT

menandatangani pakta integritas pelaksanaan UN-CBT. 3. Penetapan Proktor dan Teknisi

a. Kriteria dan Persyaratan

1) Kriteria dan persyaratan proktor adalah sebagai berikut:

a) guru, dosen, atau widyaiswara yang memiliki kompetensi bidang teknologi informasi komunikasi (TIK);

b) mengikuti dan lulus pelatihan sebagai proktor UN-CBT; c) bersedia ditugaskan sebagai proktor di sekolah/ madrasah

pelaksana UN-CBT;

d) menandatangani pakta integritas;

2) Kriteria dan persyaratan teknisi adalah sebagai berikut:

a) guru atau staf sekolah/madrasah yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dalam mengelola LAN sekolah/madrasah;

b) mengikutipembekalan sebagai teknisi UN-CBT; dan c) menandatangani pakta integritas.

b. Mekanisme penetapan proktor dan teknisi 1) Penetapan Proktor

a) Sekolah/madrasah mengirimkan usulan satu orang calon proktor ke kabupaten/kota.

b) Bidang Pelaksana UN-CBT Tingkat Kabupaten/Kota bekerja sama dengan LPMP atau Perguruan Tinggi untuk merekrut calon proktor.

d) Bidang Pelaksanaan UN-CBT Tingkat Kabupaten/Kota menetapkan proktor yang telah memenuhi kriteria dan persyaratan.

e) Bidang Pelaksanaan UN-CBT Tingkat Kabupaten/Kota menyampaikan surat penetapan kepada Bidang Pelaksanaan UN-CBT Tingkat Provinsi untuk diteruskan ke Bidang Pelaksanaan UN-CBT Tingkat Pusat.

2) Penetapan Teknisi

a) Sekolah/madrasah mengirimkan usulan dua orang calon teknisi ke kabupaten/kota.

b) Sekolah/madrasah pelaksana UN-CBT menetapkan teknisi yang telah memenuhi kriteria dan persyaratan.

c) Sekolah/madrasah pelaksana UN-CBT menyampaikan surat penetapan tersebut kepada Bidang Pelaksanaan UN-CBT Tingkat Kabupaten/Kota untuk diteruskan ke Bidang Pelaksanaan UN-CBT Tingkat Provinsi dan Bidang Pelaksanaan UN-CBT Tingkat Pusat.

4. Sosialisasi dan Pelatihan Sistem UN-CBT

a. Bidang Pelaksanaan UN-CBT Tingkat Pusat bekerjasama dengan pemangku kepentingan (stakeholder) terkait melakukan sosialisasi sistem UN-CBT pada tingkat provinsi, kabupaten, dan sekolah/ madrasah penyelenggara UN-CBT.

b. Bidang Pelaksanaan UN-CBT Tingkat Pusat melakukan sosialisasi dan pelatihan untuk proktor dan teknisi.

c. Sekolah/madrasah pelaksana UN-CBT melakukan sosialisasi penggunaan program aplikasi UN-CBT kepada calon peserta ujian di sekolah/madrasah masing-masing.

5. Penyiapan Sistem CBT di Sekolah/Madrasah Pelaksana UN-CBT

a. Penyiapan server lokal, client dan jaringan LAN dan WAN H-15 sampai dengan H-10

b. Instalasi sistem dan aplikasi serta ujicoba (try-out) H-10 sampai dengan H-2

B. TAHAP PELAKSANAAN 1. Jadwal Ujian

Jadwal UN-CBT Utama dan Susulan dapat dilihat pada Lampiran-1 sampai dengan Lampiran-3.

2. Prosedur Umum Pelaksanaan Ujian

a. Satuan pendidikan pelaksana UN-CBT menetapkan pembagian sesi untuk setiap peserta ujian beserta komputer client yang akan digunakan selama ujian.

b. Proktor mengunduh password untuk setiap peserta dari server pusat.

c. Proktor mengunduh token untuk satu sesi ujian.

d. Peserta memasuki ruangan sesuai dengan sesi dan menempati tempat duduk yang telah ditentukan.

e. Proktor memastikan peserta ujian adalah peserta yang terdaftar dan menempati tempat masing-masing.

f. Proktor membagikan password kepada setiap peserta pada awal sesi ujian.

g. Peserta masuk ke dalam (login) sistem menggunakan username nomor peserta dan passwordyang dibagikan sebelumnya.

h. Proktor mengumumkan token yang akan digunakan untuk sesi ujian setelah semua peserta berhasillogin ke dalam sistem.

i. Peserta melaksanakan ujian sesuai dengan waktu yang ditentukan.

j. Peserta meninggalkan ruangan secara bersama-sama setelah ujian berakhir.

k. Proktor melaporkan/mensikronisasikan hasil ujian ke server pusat.

l. Proktor mencatat hal-hal yang tidak sesuai dengan POS dalam berita acara pelaksanaan UN-CBT.

m. Proktor membuat dan mengirimkan berita acara pelaksanaan ke pusat.

C. TAHAP PENGOLAHAN DAN PENGUMUMAN HASIL UJIAN Laporan Hasil Ujian

a. Laporan hasil UN-CBT untuk setiap individu pada setiap sesi dilakukan oleh proktor dengan menggunakan fasilitas sinkronisasi yang telah disediakan.

BAB IV

PROSEDUR PENANGANAN MASALAH

1. Bidang Pelaksana UN-CBT tingkat pusat dan provinsi membentuk unit layanan bantuan (helpdesk).

2. Dalam hal kondisi khusus atau terjadi hambatan/gangguan teknis

Dalam dokumen POS UJIAN NASIONAL TAHUN 2015 (Halaman 34-53)

Dokumen terkait