• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 4

2.6. Pengolahan Inti Sawit Menjadi Minyak Inti Sawit (CPKO) 13

Adapun tahap – tahap proses pengolahan minyak inti sawit yaitu : 1. Sampling tower

Sebelum truck yang berisi PK masuk ke tower , terlebih dahulu ditimbang dijembatan penimbang untuk mengetahui berat PK yang dibawa oleh truck tersebut. Kemudian truck yang berisi PK masuk ke tower untuk dilakukan pengambilan sampel atas. Setelah itu, sampel dibawa ke laboratorium QA untuk dianalisa.

2. Quality Check (Pengecekan kualitas PK di laboratorium)

Dalam menganalisa PK ditinjau berdasarkan kadar kotoran dan kadar air (Moisture). Apabila PK untuk sampel atas inspect sesuai dengan kontrak yang telah disepakati, maka bagian QA membuat tiket bongkar dan diserahkan ke petugas Ware House kemudian truck akan menuju loading ramp untuk dilakukan pembongkaran dan dicek sampel curahnya. Untuk pengambilan sampel curah ada tiga bagian yaitu: belakang, tengah dan depan kemudian sampel diantar ke laboratorium QA untuk dianalisa dengan perlakuan yang sama pada pengambilan sampel atas.

3. Loading Ramp

Untuk truck muatan PK yang telah mendapatkan tiket bongkar maka pembongkaran terus berlanjut. PK yang telah di bongkar akan masuk ke loading ramp dan jatuh ke

conveyor dan di bawa menuju elevator melalui elevator tersebut PK diangkat menuju

conveyor menuju silo untuk disimpan sementara waktu.

4. Silo

Silo berfungsi sebagai tempat penyimpanan PK sementara. Setiap silo dilengkapi dengan blower yang berfungsi untuk menghisap uap air yang terdapat didalam silo. Selain itu, blower juga berfungsi menjaga suhu di dalam silo agar stabil. Pengisian silo berdasarkan sistem FIFO yaitu dimana PK yang terlebih dahulu dibongkar akan langsung ditransfer ke silo dan begitu seterusnya.

5. Gudang PKM

Gudang PKM adalah proses akhir dari produksi yang bahan bakunya yaitu PK (Palm Kernel). Jumlah gudang di palm kernel crushing plant ada empat unit yang masing masing berbeda kapasitasnya antara lain :

 Gudang I berkapasitas 5000 ton  Gudang II berkapasitas 5000 ton  Gudang III berkapasitas 4000 ton  Gudang IV berkapasitas 7000 ton

Maka total kapasitas dari keempat gudang PKM adalah 21.000 ton.

6. Hopper

Pada bagian produksi terdapat enam buah hopper yang memiliki kapasitas yang berbeda dalam 2 plant yaitu :

 Hopper Plant I : 900 MT untuk 3 hopper  Hopper Plant II : 1200 MT untuk 3 hopper

Jadi, jumlah kapasitas inti yang dapat tertampung didalam Hopper Plant I dan Plant II adalah sebanyak 2100 MT.

7. Mesin First Press

PK yang berada dalam silo akan di transfer ke hopper dengan menggunakan conveyor

dan elevator. Setelah itu akan masuk kedalam mesin press I untuk memisahkan minyak dengan ampas yang keluar secara terpisah. Minyak yang keluar dari mesin press I akan

dibawa oleh conveyor menuju Bak oil Pit kemudian akan menuju ke vibrating screen

(penyaring getar) kemudian dialirkan ke Bak Vibrating, selanjutnya akan dipompa ke Niagara filter untuk disaring. Setelah itu akan dialirkan ke Buffer Tank lalu ke Daily Tank. Sedangkan ampas dari mesin dibawa conveyor menuju hopper untuk masuk dalam tahap proses kedua.

8. Mesin Second Press

Ampas yang berasal dari mesin press I akan dibawa oleh conveyor menuju mesin press II agar dihasilkan minyak yang masih terkandung didalamnya. Minyak yang keluar dari mesin press II akan dibawa oleh conveyor menuju Bak Oil Pit kemudian akan menuju ke vibrating screen (penyaring getar) kemudian di alirkan ke Bak Vibrating, selanjutnya akan dipompa ke Niagara filter untuk disaring. Setelah itu akan dialirkan ke Buffer Tank

lalu ke Daily Tank. Sedangkan Ampas yang keluar dari mesin press II akan dibawa oleh

conveyor melewati bar magnet kemudian dibawa oleh elevator menuju Hummer Mill

untuk dihaluskan. Setelah itu, ampas akan dibawa oleh conveyor dan di iringi dengan penambahan air agar suhu ampas menurun dengan kadar airnya max 10% pada saat menuju gudang, hal ini disebut dengan AAW (After Adding Water). Setelah itu PKM masuk ke dalam gudang penyimpanan dengan temperature 50º C max.

9. Niagara Filter

Niagara Filter berfungsi sebagai tempat proses penyaringan . Tekanan yang digunakan harus pada 4 Bar max. . Minyak yang sudah jernih akan masuk ke Buffer Tank

sedangkan ampas minyak (cake) tersebut akan tertinggal didalam filter press. Cake pada Niagara filter juga di analisa dengan oil content 25% max. Konsentrasi oil content dari

cake Niagara filter diharapkan semakin kecil dari standart yang ditentukan dengan demikian PKM hasil produksi di gudang tidak terkontaminasi.

10.Daily Tank

Berfungsi sebagai tempat penyimpanan minyak CPKO sebelum dikirim ke Pabrik lainnya untuk diolah atau dieksport ke luar negeri. Selain itu, di Daily Tank dilakukan pengukuran (Sounding), sounding tangki dilakukan setiap pagi guna mengetahui berapa hasil produksi, baik itu untuk plant I maupun plant II. Untuk mencari hasil produksi kita harus mengetahui rumus – rumus dan segala sesuatu yang berhubungan dengan cara pencarian hasil produksi tersebut.

TOWER LOADING RAMP SILO HOPPER MESIN PRESS I

PKO PKM MESIN PRESS

II

PKO PKM

BAK OIL FIT

NIAGARA FILTER CPKO PKM PKM STORE BUFFER TANK BAG FILTER DAILY TANK

2.7Manfaat Kelapa Sawit dan Inti Sawit

Kelapa sawit merupakan tanaman tropis penghasil minyak nabati yang hingga saat ini diakui paling produktif dan ekonomis dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya, misalnya kacang kedelai, kacang tanah, kelapa, bunga matahari, dan lain – lain.

Kegunaan dari kelapa sawit tersebut adalah :

 Minyak kelapa sawit merupakan bahan baku untuk kebutuhan pangan (minyak goreng, margarin, vanaspati, lemak, dan lain-lain) tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan non pangan (gliserin, sabun, deterjen, BBM, dan lain-lain).

 Inti sawit yang menghasilkan minyak inti sawit digunakan sebagai bahan sabun, minyak goreng, kosmetik, dan sebagainya.

 Cangkang atau tempurungnya dapat digunakan sebagai bahan bakar/sumber energi.

 Tandan kosong untuk bahan bakar ketel uap, mulsa dan abu sebagai pupuk kalium.

 Ampas lumatan daging buah untuk bahan bakar ketel uap. (Hadi, M.M., 2004)

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan

Cake (Ampas Minyak)  N-Heksan

3.2 Alat

 Timbangan Analitis  Oven

Tissue

Statif dan klem

Hot Plate  Labu Alas  Timbel Soklet Kondensor Desikator

3.3 Prosedur Kerja

 Sampel yang berupa cake (ampas minyak) ditimbang sebanyak 10 gr  Di timbang labu alas kosong

 Kemudian N-heksan dimasukkan kedalam labu alas sebanyak 150 ml  Dirangkai alat soklet

 Sampel dimasukkan kedalam timbel dan ditutup dengan tissue

Timbel dimasukkan kedalam alat soklet dan dirangkai alat soklet

 Dialirkan air pada kondensor di alat soklet

 Sampel dipanaskan dengan suhu 70-80 0C  Diekstraksi selama 4 jam

 Setelah diekstraksi, minyak akan turun pada labu alas ,

 Kemudian labu alas dipanaskan dalam oven dengan suhu 130 0C selama 30 menit

 Kemudian didinginkan didalam desikator selama 30 menit  Setelah dingin dilakukan penimbangan

BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Data

Tabel 4.1.1. Data Hasil Pengamatan Pada Penentuan Oil Content dari Cake (Ampas Minyak) di Niagara Filter

No Tanggal Jam A (gr) B (gr) C (gr) Oil Content (%) 1 07 Feb’ 12 07.45 100,9004 98,3648 10,6358 23,84 15.23 100,8759 98,3598 10,6233 23,68 23.04 100,8090 98,3644 10,5985 23,13 2 08 Feb’ 12 07.45 100,8034 98,3673 10,6229 23,59 15.23 100,8707 98,3679 10,6223 23,56 23.04 100,8548 98,3597 10,6310 23,47 3 09 Feb’ 12 07.45 100,9214 98,3598 10,6382 24,08 15.23 100,8731 98,3597 10,6233 23,66 23.04 100,8953 98,3642 10,5994 23,88 4 10 Feb’ 12 07.45 100,9252 98,3656 10,6297 24,08 15.23 100,8161 98,3674 10,6190 23,06 23.04 100,8872 98,3648 10,6344 23,72 5 11 feb’ 12 07.45 100,8876 98,3697 10,6378 23,67 15.23 100,8150 98,3651 10,5828 23,15 23.04 100,8630 98,3575 10,7076 23,40 4.2. Perhitungan

Labu alas diekstraksi (A) – Labu alas kosong (B)

% Oil Content = x 100 %

Berat sampel (C)

Keterangan : A = Berat Labu Alas + Sampel Setelah diekstraksi B = Berat Labu Alas Kosong

Contoh Perhitungan : Berat A = 100,9004 g Berat B = 98,3648 g Berat C = 10,6368 g

Labu alas diekstraksi (A) – Labu alas kosong (B)

% Oil Content = x 100 % Berat sampel (C) 100,900498,3648 = x 100 % 10,6368 = 23,84 % 4.3. Pembahasan

Pada proses penyaringan di Niagara Filter dimana minyak yang kotor akan di saring sehingga menghasilkan minyak yang jernih sesuai dengan standarisasi pabrik. Dalam proses penyaringan tersebut, minyak yang masih kotor akan dipompa menuju Niagara Filter, dimana pada Niagara Filter terdapat alat penyaring (Mesh) yang berfungsi sebagai penyaring. Hasil dari penyaringan yang berupa minyak jernih akan ditransfer ke Buffer Tank untuk dianalisa, sedangkan ampas (cake) akan melekat pada dinding alat penyaring (mesh) tersebut.

Dalam pengambilan ampas (cake) dilakukan dengan cara pengeblowan (pengeringan) dimana proses tersebut menggunakan udara bertekanan tinggi, sehingga ampas (cake) yang terdapat di dinding mesh akan jatuh ke bawah. Setelah itu cake akan dianalisa oil content nya dengan menggunakan metode ekstraksi.

Berdasarkan data hasil pengamatan yang telah didapat, maka oil content pada

cake adalah rata – rata 23,06 – 24,08 %. Presentase oil content pada cake tersebut sesuai dengan standart pabrik yaitu diantara 23 – 25 %. Namun persentase oil content

pada cake diharapkan lebih kecil lagi, sehingga dalam proses pencampuran (blending) dengan PKM (Palm Kernel Meal) tidak menghasilkan oil content yang tinggi karena dapat merugikan perusahaan. Dalam menentukan oil content pada cake dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tekanan dalam penyaringan dan waktu dalam pengeblowan

cake.

Standart tekanan yang digunakan dalam penyaringan cake adalah 4 – 5 bar. Apabila tekanan dibawah 4 bar maka minyak yang terkandung didalam cake bisa diatas 25 %. Jika tekanan diatas 5 bar maka Niagara Filter akan terjadi kerusakan.

Waktu juga mempengaruhi persentase oil content pada cake. Pengambilan cake

dilakukan tiga kali dalam sehari. Pengambilan cake dilakukan dengan cara pengeblowan. Dalam pengeblowan dibutuhkan waktu sekitar 30 – 45 menit. Pengeblowan dilakukan dengan menggunakan tekanan angin. Besarnya tekanan angin juga berpengaruh dalam kualitas oil content yang ada pada cake.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

 Waktu pengambilan cake dilakukan sebanyak tiga kali dalam satu hari, dimana waktu pengambilannya dilakukan pada pukul 07.45, 15.23, 23.07

 Tekanan yang digunakan dalam penyaringan cake adalah 4 – 5 bar. Apabila tekanan dibawah 4 bar maka minyak yang terkandung didalam cake bisa diatas 25 %. Jika tekanan diatas 5 bar maka Niagara Filter akan terjadi kerusakan

5.2. Saran

Presentase oil content pada cake tersebut sesuai dengan standart pabrik yaitu diantara 23 – 25 %. Namun persentase oil content pada cake diharapkan lebih kecil lagi, sehingga dalam proses pencampuran (blending) dengan PKM (Palm Kernel Meal) tidak menghasilkan oil content yang tinggi. Untuk mencapai hal tersebut harus diperhatikan hal – hal seperti tekanan dalam penyaringan dan waktu dalam pengeblowan cake.

DAFTAR PUSTAKA

Hadi, M.M. 2004. Teknik Berkebun Kelapa Sawit. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan Pertama. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Mangoensoekarjo, S. 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Press.

Risza, S. 1994. Kelapa Sawit. Yogyakarta: Penerbit Konisius

Sitinjak, K. 1983. Pengolahan Hasil Perkebunan : Pengolahan Kelapa Sawit Fakultas Pertanian. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Tim Penulis PS. 1998. Kelapa Sawit Usaha Budi Daya Pemanfaatan Hasil dan Aspek Pemasaran. Jakarta: Penerbit Swadaya.

Tim Penulis. 2000. Kelapa Sawit. Jakarta: Penebar Swadaya.

Winarno, F.G, 1997, Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. Yan Fauzi. 2004. Kelapa Sawit. Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Swadaya

Dokumen terkait