• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengolahan data kalibrasi sensor strain gage, sensor suhu, sensor kedalaman dan hubungan antara sensor suhu dengan sensor kedalaman yaitu dengan menggunakan metode persamaan regresi. Dalam bentuk yang paling sederhana yaitu satu peubah bebas (X) dengan satu peubah tak bebas (Y) mempunyai persamaan :

Y=a+bx (12)

Disini a disebut intersep dan b koefisien arah. Dalam pengertian fungsi persamaan garis Y = a +bx hanya ada satu yang dapat dibentuk dari dua buah titik denagn koordinat yang berbeda yaitu (X1, Y1) . Hal ini

berarti kita bisa membuat banyak sekali persamaan garis dalam bentuk lain melalui dua buat titik yang berbeda koordinatnya/tidak berimpit. Persamaan garis melalui dua buah titik dirumuskan sebagai berikut :

(13)

Hubungan antara nilai massa dengan tegangan yang keluar akan menjadi acuan dasar dari persamaan untuk pemrograman di mikrokontroler.

Data yang terolah dengan persamaan regresi kemudian menentukan nilai R maka data tersebut layak untuk dijadikan acuan. Selain itu, hubungan antara suhu dengan sensor kedalaman akan dibandingkan karena berdasarkan teori tentang kecepatan suara, keceptan suara pada udara dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain. Yang cukup diperhitungkan adalah perubahan suhu dari udara karena sensor kedalaman akan ditempatkan di ruangan terbuka yang terkena panas matahari langsung.

1. Pengolahan data kalibrasi gaya.

Pengkalibrasian cincin tranduser dilakukan dengan memberikan taraf beban mati, yaitu pada beban mati 3 kg, 6 kg, 9 kg, 12 kg, 15 kg, 18 kg, 21 kg, 24 kg, 27 kg, dan 30 kg. Dengan memberikan beban mati tersebut cincin tranduser akan memperoleh nilai tegangan yang kemudian akan dibentuk suatu persamaan regresi dan korelasi data data dengan menggunakan MS Exel. Persamaan regresi tersebut akan menjadikan acuan pada pembentukan program yang akan diolah oleh mikrokontroler menjadi nilai penetrasi tanah. 2. Pengolahan data kalibrasi sensor ultrasoanik ranger

Pengukuran kalibrasi sensor kedalaman dengan menggunakan sensor ultrasonik ranger sangat sederhana yaitu dengan mengukur jarak sensor dengan menggunakan penggaris. Taraf jarak yang

30 digunakan yaitu: 60 cm, 55 cm, 50 cm, 45 cm, 40 cm, 35 cm, 30 cm, 25 cm, 20 cm, 15 cm, 10 cm dan 5 cm. Keluaran dari data kalibrasi keluaran jarak dengan satuan centimeter. Pengukuran sensor jarak dilakukan pada waktu yang berbeda-beda untuk mendapatkan pengaruh suhu dengan dengan kecepatan rambat dari sensor ultrasonik ranger.

3. Pengolahan data kalibrasi sensor suhu IC LM35

Pengukuran sensor suhu dengan menggunakan IC LM35 yang persamaan kalibrasinya sudah ada di internet. Pengkalibrasian suhu yaitu dengan membandingkan alat suhu yang sudah ada dengan sensor suhu pengkalibrasian dengan menggunakan taraf suhu yaitu: 29 oC, 30 oC, 31oC, 32 oC, 33 oC, 34 oC dan 35 oC. Pengukuaran yang dihasilkan nilai keluaran ADC dan suhu pada layar digital.

31

IV.ANALISIS PERANCANGAN

Penggunaan alat pertanian yang erat hubungannya dengan faktor mekanis tanah akan sangat menentukan tindakan pengolahan tanah. Selain itu sifat mekanis yang dimiliki tanah berbeda-beda karena tanah di setiap lokasi memilki jenis tanah yang berbeda sehingga pangukuran kekuatan tanah sangat diperlukan. Analisis rancangan penetrometer digital yang digunakan terbagi menjadi analisi fungsional dan struktural. Untuk mengukur kekuatan tanah dapat menggunakan penetrometer.

A.

ANALISIS KOMPONEN ELEKTRONIKA PADA PENETROMETER

Perancangan penetrometer digital harus memperhatikan aspek keteknikan agar pembuatan alat tersebut sesuai dengan hasil rancangan. Analisis fungsional perancangan penetrometer digital terdiri dari analisis pengukuran gaya penetrasi tanah, analisis pengukuran kedalaman tanah, dan analisis pengukuran suhu.

A.1.

Analisis Fungsional Pengukuran Gaya Penetrasi

Pengukuran gaya penetrasi merupakan salah satu syarat yang dibutuhkan untuk mengetahui

cone indeks dari penetrasi tanah. Untuk mengetahui penetrasi tanah harus memberikan gaya luar sehingga tanah akan memberikan reaksi berupa penetrasi tanah.

Menurut Wesley (1977), dengan menekan atau memukul berbagai macam alat ke dalam tanah, dan mengukur besarnya gaya atau jumlah pukulan yang diperlukan dapat menentukan dalamnya berbagai lapisan yang berbeda, dan mendapatkan indikasi mengenai kekuatannya. Dari dua alternatif tersebut, untuk mendapatkan nilai penetrasi tanah yang dipilih adalah menekan tanah karena menekan tanah tidak menimbulkan diharapkan tidak menimbulkan deformasi pada alat. Selain itu, dengan menggunakan proses menekan tanah tidak menimbulkan getaran yang lebih besar dari pada proses memukul untuk memperoleh kekuatan tanah.

A.1.1. Analisis fungsional menekan tanah

Menekan alat ke tanah adalah memberikan tenaga tekan ke dalam tanah sehingga alat dapat memberikan aksi berupa gaya tekan tanah. Dari sumber tenaga untuk menekan tanah dapat menggunakan berbagai macam alaternatif, antara lain: dengan menggunakan tenaga manusia, tenaga hewan, atau dengan menggunakan tenaga mesin. Pada penelitian ini untuk menekan tanah dipilih menggunakan tenaga manusia. Menurut widodo (1980) melakukan penetrasi tanah latosol Darmaga, mendapatkan bahwa tahanan penetrasi maksimum pada kedalaman 30 cm adalah 13.79 kgf/cm2.. Pengukuran dilakukan pada kadar air mendekati kapasitas lapang, yaitu dua hari setelah hujan lebat. Dapat diartikan bahwa penetrasi tanah tidak terlalu membutuhkan tenaga yang besar untuk dapat menekan ke dalam tanah. Pemilihan tenaga manusia akan lebih efektif karena tenaga manusia dapat dikontrol dari pada tenaga hewan, sedangkan tenaga mesin akan lebih rumit pada saat pembuatan. Dengan menggunakan tenaga manusia dengan tangan maka diperlukan pegangan agar tenaga manusia dapat ditransmisi ke alat penetrasi tanah.

32 Gaya tekan tanah diukur untuk menjadi acuan nilai penetrasi berbagai macam tanah. Dari pengukuran tersebut maka didapat variasi kekuatan tanah dari berbagai tempat. Untuk mengukur gaya tekan tanah dengan menggunakan tenaga manusia ada berbagai macam cara untuk mengukur ketahanan tanah yaitu menggunakan prinsip pegas menggunakan elemen tahanan listrik (strain gage), monometer kolom cair, menggunakan spindle, elemen bordon, dan sistem pressure gage.

Pengukuran gaya tekan manusia yang diharapkan adalah dapat ditampilkan secara langsung dan pengukuran dapat direkam serta dapat dilihat kembali. Untuk itu strain gage merupakan salah satu sistem pengukuran yang sangat cocok untuk hal tersebut karena strain gage adalah elemen tranduser yang dapat merubah perubahan dimensi linier (panjang perpindahan, pergerakan) menjadi perubahan tahanan listrik. Bebarapa kelebihan strain gage antara lain:a) ukurannya kecil dan mudah dipasang. b) Ketelitiannya sangat tinggi. c) Daerah pengukurannya sangat lebar. d)Kestabilnya ssangat tinggi dan kelurannya dapat dikondisikan dengan mudah. e) Tidak peka terhadap getaran dan kejutan. f) kecepatan responnya tinggi, sehingga dapat digunakan untuk pengukuran tekanan dinamik.

Karena tenaga manusia terbatas dan tidak telalu besar maka diperlukan peletakkan strain gage

yang membaca gaya tekan yang dihasilkan oleh tenaga manusia. Peletakan strain gage dapat mengukur tenaga tekan secara vertikal sehingga pembacaan tenaganya akan lebih akurat. Ada berbagai macam cara peletakan strain gage antara lain pada batang atau kolom metal, elemen diafragma metal, elemen tabung bourdon, dan ring tranduser. Pada peletakan strain gage, sistem ring tranduser dipilih karena bentuk ring tranduser mudah dibuat serta ring tranduser dapat membaca rengangan dan tegangan yang kecil.

Ada berbagai macam produk sensor yang digunakan yaitu strain gage 120 ohm, gage 350 ohm, gage 500 ohm, strain gage DT3747. Prinsip kerja dari dari seluruh strain sama yaitu mengukur resistansi dari elastisitas besi yang ditempelkan.

Strain gage yang digunakan pada penelitian adalah menggunakan strain gage KFG 120 ohm. karena harga tahanan gage 120 ohm menghindari kawat gage terlalu berlebih. Salain itu, pabrikasi KFG 120 ohm lebih banyak sehingga mudah ditemukan dan harganya lebih murah.

B.1.

Analisis pengukur kedalaman tanah

Gaya penetrometer menunjukkan pembacaan per unit luas penampang lintang menunjukkan kekuatan relatif tanah yang berbeda dan keragaman terhadap kedalaman pada suatu kondisi tanah tertentu (Kepner, Bainer, dan Barger, 1982). Pengukuruan kedalaman tanah dilakukan untuk mengetahui hubungan kedalaman tanah dengan nilai penetrasi. Nilai kedalaman tanah dilakukan dengan menancapkan cone sampai masuk ke dalam tanah. Nilai kedalaman tanah tergantung pengguna menancapkan cone ke tanah.

Ada berbagai alternatif untuk mengukur kedalaman tanah antara lain: menggunakan batang terukur, meteran roll, ultrasonik, infrared, Sensor Linier Variable Differential Transformers. Alternatif tersebut yang akan digunakan berdasarkan alasan antara lain: dapat diukur dengan mudah dan dapat disimpan ke dalam penyimpan.

Berdasarkan pertimbangan tersebut maka sensor ultrasonik yang menjadi pilihan. Kelebihan sensor ultrasonik yaitu jangkauan sensor ultrasonik dalam menditeksi objek penghalang relatif luas dibandingkan dengan sensor infrared. Dalam hal ini jika objek tidak tegak lurus dengan sensor

33 ultrasonik, masih dapat terdeteksi keberadaan objek tersebut. Radiasi dari gelombang ultrasonik yang dipancarkan tidak berbahaya.

Pengukuran nilai kedalaman yang digunakan adalah sensor ultrasonik. Ultrasonik adalah sensor yang berfungsi untuk mengukur jarak dengan cara memancarkan sinyal ultrasonik. Modul ultrasonik yang ukurannya cukup kecil dan mempunyai jarak pengukuran yang bervariasi minimal bisa 2 cm dan maksimal bisa mencapai lebih dari 6 m. Keluaran modul sensor ultrasonik yaitu berupa pulsa dengan satuan ms atau us yang lebarnya tergantung dari jenis modul ultrasonik.

Sensor ultrasonik ada berbagai macam tipe antra lain: Ultrasonik SRF04, Ultrasonik PING, dan DT ultrasonik ranger. Prinsip kerja dari sensor tersebut sama akan tetapi penggunaan dari penilitan ini adalah adalah DT ultrasonik ranger. Pemilihan DT ultrasonik ranger ini berdasarkan pertimbangan kemudahan dalam penggunaan pemrograman dalam pembacaan sensor ultrasonik ranger. Selain itu, sensor ini memiliki akurasi kedalaman yang besar dari pada modul sensor ultrasonik yang lain yaitu bisa mencapai 2 cm.

C.1.

Analisis pengukuran suhu

Pengukuran suhu adalah mengukur tingkatan suhu yang terjadi, satuan suhu memiliki satuan yang bermacam-macam antara lain: Celcius, Farenhait, Kelvin, Reamur. Namun berdasarkan satuan suhu yang digunakan adalah Celcius. Pengukuran suhu digunakan untuk mengetahui nilai suhu lingkungan. Suhu lingkungan ini berguna untuk mengetahui apakah suhu lingkungan dapat mempengaruhi pengukuran sensor kedalaman.

Ada banyak alternatif untuk mengukur suhu lingkungan, antara lain: Termometer, dan sensor suhu. Pengukuran suhu yang diharapkan yaitu dapat ditampilkan secara langsung dan dapat direkam secara otomatis serta memiliki ketelitian yang lebih baik. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka sensor suhu adalah salah satu alternatif yang cocok dengan kriteria yang diinginkan.

Sensor suhu adalah sensor yang memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor suhu digunakan untuk mengukur suhu lingkungan dapat mengukur suhu suhu 0 oC sampai 100 oC. ada berbagai macam alternatif sensor suhu yang digunakan untuk mengukur suhu lingkungan antara lain: Termistor, Resistance Temperature Detectore (RTD), dan LM35. Dari alternatif tersebut, untuk mengukur suhu digunakan LM35.

Sensor suhu yang digunakan adalah jenis sensor suhu LM35 karena berdasarkan pertimbangan pengukuran suhunya dapat mengukur suhu 0 oC sampai 100 oC, selain itu, sensor suhu LM35 memiliki keluaran sinyal yang linier sehingga tidak perlu pengkalibrasian ulang dan harga sensor LM35 tidak terlalu mahal.

D.1.

Analisis pengubahan sinyal keluaran penetrasi, kedalaman, dan suhu

D.1.1. Analisis pengubahan sinyal pada nilai penetrasi

Pengukuran penetrasi tanah dengan menggunakan strain gage. Strain gage adalah elemen tranduser yang dapat merubah perubahan dimensi linier (panjang perpindahan, pergerakan) menjadi perubahan tahanan listrik. Keluaran tegangan strain gage sangat kecil dengan keluaran sampai milivolt. Hal ini, tidak bisa dibaca dengan alat ukur. Untuk itu, perlu adanya penguat yang bisa meningkatkan nilai keluaran tegangan dari strain gage.

34 Oprasional Amplifier atau disingkat Op amp adalah peranti solid yang berfungsi untuk memperkuat sinyal masukan baik DC maupun AC. Keluaran tengangan pada strain gage

sangatlah kecil sehingga tidak bisa dibaca perbesaran tegangan yang keluar pada strain gage

sehingga dengan bantuan penguat Op amp maka strain gage dapat dibaca perbesarannya.

Sebelum strain gage masuk ke penguat, strain harus melewati jembatan Wheatstone terlebih dahulu karena keluaran tengan yang dihasilkan dari strain gage belum diketahui. Fungsi dari jembatan Wheatstone adalah suatu susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui harganya (besarannya). Pada umumnya jembatan Wheatstone dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relatif kecil.

Pada penelitian ini jembatan Wheatstone digunakan untuk mengetahui nilai hambatan yang terjadi pada sensor strain gage yang ditempelkan pada cincin tranduser. Jembatan Wheatstone yang digunakan mengguanakan nilai R yang diketahui 120 ohm, karena nilai tersebut berdasarkan strain gage yang digunakan yaitu sebesar 120 ohm. Setelah keluaran tengangan diketahui maka strain gage dapat dibaca oleh penguat.

Penguat op amp mempunyai tipe penguatan yaitu non-inverting, inverting, diferensial. Penelitian ini menggunakan penguatan diferensial. Penguat diferensial adalah suatu penguat yang bekerja dengan memperkuat sinyal yang merupakan selisih dari kedua Masukkannya. Penguat diferensial sangat cocok digunakan karena pada penguat diferensial terdapat dua sinyal Masukkan (input) yaitu V1 dan V2 dan keluaran (output) yaitu Vout. Untuk memperbesar penguatan dapat digunakan dua tingkat penguat diferensial (cascade). Keluaran penguat diferensial dihubungkan dengan masukkan penguat diferensial tingkatan berikutnya.

Keluaran sensor strain gage masih berupa nilai tegangan sedangkan satuan yang diharapkan adalah nilai satuan gaya tekan yaitu kgf. Untuk itu perlu adanya pengubahan sinyal dari keluaran masih berupa analog menjadi keluran digital. Pengubahan analog menjadi digital sering disebut ADC. Analog to digital converter (ADC) adalah sebuah piranti yang dirancang untuk mengubah sinyal-sinyal analog menjadi bentuk sinyal digital. Biasanya ADC sering digunakan untuk mengkonversi keluaran sensor karena pada dasarnya keluaran dari sensor masih berupa sinyal analog. Sinyal analog yang akan dimasukkan ke ADC berupa sinyal gaya yang masih berupa tegangan yang diambil dari penguat(inverter).

Ada berbagai macam alternatif dari ADC antara lain: ADC 0804, ADC 0809, dan ADC LM741. Dari alternatif tersebut, ADC yang digunakan adalah 0804 karena ADC ini biasanya sudah terpaket dengan modul dari keluaran AVR.selain itu, modul ADC 0804 memiliki resolusi besar yaitu 10 bit.

D.1.2. Analisis pengubahan sinyal nilai pengukuran kedalaman

Nilai pengukuran kedalaman dengan menggunakan sensor ultrasonik menggunakan sistem waktu tempuh yang dipancarkan oleh sensor dengan satuan milisecound atau mikrosecond ultrasonik.sistem kerja dari ultrasonik adalah gelombang dengan besar frekuensi diatas frekuensi gelombang suara yaitu lebih dari 20 KHz. Seperti telah disebutkan bahwa sensor ultrasonik terdiri dari rangkaian pemancar ultrasonik yang disebut transmitter dan rangkaian penerima ultrasonik yang disebut receiver. Sinyal ultrasonik yang dibangkitkan akan dipancarkan dari transmitter

35 oleh receiver ultrasonik. Sinyal yang diterima oleh rangkaian receiver dikirimkan ke rangkaian mikrokontroler untuk selanjutnya diolah untuk menghitung jarak terhadap benda di depannya (bidang pantul). Harapan dari keluaran sensor ultrasonik adalah satuan jarak yaitu centimeter sehingga perlu pengolahan data yang mengubah satuan ultrasonik menjadi satuan jarak.

Biasanya ADC sering digunakan untuk mengkonversi keluaran sensor karena pada dasarnya keluaran dari sensor masih berupa sinyal analog. Sinyal analog yang akan dimasukkan ke ADC berupa sinyal gaya yang masih berupa tegangan yang diambil dari penguat(inverter). Ada berbagai macam alternatif dari ADC antara lain: ADC 0804, ADC 0809, dan ADC LM741. Dari alternatif tersebut, ADC yang digunakan adalah 0804 karena ADC ini biasanya sudah terpaket dengan modul dari keluaran AVR.selain itu, modul ADC 0804 memiliki resolusi besar yaitu 10 bit.

D.1.3. Analisis pengubahan sinyal keluaran suhu

Keluran sensor suhu LM35 adalah berupa nilai tegangan sedangkan satuan suhu yang diharapka adalah derajat Celsius sehingga diperlukan pengubah keluran sensor suhu LM35 dari keluran tegangan menjadi keluran derajat. Untuk mengubah keluran analog menjadi digital diperlukan Analog to digital converter (ADC). Analog to digital converter (ADC) adalah sebuah piranti yang dirancang untuk mengubah sinyal-sinyal analog menjadi bentuk sinyal digital.

Biasanya ADC sering digunakan untuk mengkonversi keluaran sensor karena pada dasarnya keluaran dari sensor masih berupa sinyal analog. Biasanya ADC sering digunakan untuk mengkonversi keluaran sensor karena pada dasarnya keluaran dari sensor masih berupa sinyal analog. Sinyal analog yang akan dimasukkan ke ADC berupa sinyal gaya yang masih berupa tegangan yang diambil dari penguat(inverter).

Ada berbagai macam alternatif dari ADC antara lain: ADC 0804, ADC 0809, dan ADC LM741. Dari alternatif tersebut, ADC yang digunakan adalah 0804 karena ADC ini biasanya sudah terpaket dengan modul dari keluaran AVR.selain itu, modul ADC 0804 memiliki resolusi besar yaitu 10 bit.

D.1.4. Analisis pemrosesan hasil pengukuran gaya, kedalaman, dan suhu

Hasil pengukuran nilai gaya penekan, nilai kedalaman, dan suhu yang sudah dirubah kedalaman digital oleh ADC perlu adanya proses lebih lanjut yaitu menjadi satuan keluaran yang diharapkan gaya penekan dengan satuan kgf, kedalaman dengan satuan cm, dan suhu dengan satuan oC. alternatif untuk proses perhitungan tersebut antara lain yaitu mikroprosesor dan mikrokontroler. Alternatif yang digunakan adalah mikrokontroler karena untuk pemrosesan yang tidak telalu besar cukup dengan menggunakan mikrokontroler.. Selain itu, mikorokontroler memiliki komponen yang lebih kecil dari pada mikroprosesor. Sedangkan untuk mikroprosesor terlalu besar dan ukurannya dimensinya juga sangat besar.

Mikrokontroler adalah sebuah chip terintegrasi yang biasanya menjadi bagian dari sebuah

embedded system (sistem yang didesain untuk melakukan satu atau lebih fungsi khusus yang real time). Pada penelitian ini mikrokontroler ini sebagai pengolah data sensor suhu, sensor kedalaman, dan sensor gaya. Masukkan sensor yang berupa analog kemudian diubah menjadi data digital oleh ADC yang sudah terintegrasi di dalam mikrokontroler. Ada banyak pilihan mikrokontroler yang sudah dalah bentuk modul, antra lain: de KIT PC- Link Serial PPI,DT

36 BASIC Nano System, DT 51 Prog PAL, DT AVR Low Cost Nano System, dan DT AVR Low Cost Micro System ATmega 8535.

Pada penelitian ini digunakan adalah mikrokontroler keluaran AVR yaitu mikrokontroler DT AVR Low Cost Micro System ATmega 8535. Karena AVR termasuk kedalam jenis mikrokontroler RISC (Reduced Instruction Set Computing) 8 bit. Berbeda dengan mikrokontroler keluarga MCS-51 yang berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computing). Pada mikrokontroler dengan teknologi RISC semua instruksi dikemas dalam kode 16 bit (16 bits words) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 clock, sedangkan pada teknologi CISC seperti yang diterapkan pada mikrokontroler MCS-51, untuk menjalankan sebuah instruksi dibutuhkan waktu sebanyak 12 siklus clock.

D.1.5. Analisis penyimpanan data pengukuran

Hasil perhitungan yang dilakukan oleh mikrokontroler diharapkan dapat menyimpan hasil pengukuran nilai penetrasi, nilai kedalaman, dan nilai suhu. Salah satu kelebihan dari penetrometer digital adalah dapat menyimpan hasil pengukuran dan dapat ditampilkan kembali hasil pengukuran penetrometer digital tersebut.

Ada beberapa alternatif alat penyimpanan data pengukuran yang selaras dengan mikrokontroler antara lain DT flash memory, Arduino SD Card Shield, EMS (Embedded Module System) SD/MMC/FRAM, DT-HiQ SEEPROM Copier, dan lain sebagainya. Dari alternatif tersebut, yang digunakan untuk menyimpan data yaitu EMS DT flash memory karena kapasitas SRAM 2 x 264 Byte SRAM cukup untuk menyimpan data diatas, dapat menerima data saat flash memory sedang ditulis, dan mendukung mikrokontroler DT-AVR Low Cost series yang digunakan.

D.1.6. Analisis peraga data pengukuran

Peraga digital berfungsi untuk menampilkan hasil pengolahan data analog menjadi digital oleh mikrokontroler berupa angka, grafik maupun teks yang menunjukan hasil pengukuran secara visual. Pada penelitian ini peraga digital digunakan untuk menampilkan nilai suhu, nilai sensor gaya, dan nilai sensor kedalaman yang sudah diolah lebih lanjut oleh mikrokontroler sehingga oprator dapat melihat secara langsung keluaran dari ketiga sensor. Ada dua macam peraga digital yaitu grafik LCD dan teks LCD. Grafik LCD digunakan untuk menampilkan hasil berupa. Alat peraga yang digunakan adalah LCD teks karena hasil yang ketiga sensor berupa nilai teks. Selain itu, penggunaan LCD teks lebih murah dari pada menggunakan LCD grafik.

B.

ANALISIS FUNGSIONAL PADA MEKANIK PENETROMETER

Desain fungsional adalah desain setiap bagian-bagian dari suatu alat yang memiliki fungsi yang berbeda-beda.Pada desain pengukur kekuatan tanah digital terdiri dari transmisi pengukur gaya, batang penekan, dan cone. Setiap bagian memiliki hubungan satu sama lain dalam pengoperasian alat.

37 Gambar 24.Desain penetrometer digital.

B.1.Analisis transmisi pengukur gaya

Gaya yang dilakukan oleh penetrometer digital yaitu berupa gaya tekan secara vertikal sehingga penetrometer dapat menembus ke dalam tanah sehingga gaya dapat disalurkan dan dapat mengukur nilai penetrasi tanah.

Untuk menyalurkan tenaga manusia ke alat maka diperlukan transmisi atau pegangan tangan agar tenaga tangan manusia dapat dikeluarkan secara optimal. Ada berbagai macam alternatif jenis pegangan untuk penetrometer antra lain berbentuk kotak pejal, pipa kotak, silinder pejal, pipa silinder, dan lain sebagainya. Berdasarkan alternatif di atas, maka pegangan yang digunakan adalah silinder pejal karena berdasarkan jenis pengangan tangan manusi lebih cenderung membentuk bulat. Selain itu, bentuk pejal diharapkan agar pada saat penekanan lebih stabil.

Dilihat dari bahan yang digunakan untuk pengangan penetrometer, ada berbagai macam bahan yang digunakan untuk pembuatan batang penekan antara lain besi, plastik, maupun alumunium. Pada penelitian ini digunakan bahan batang penekan berupa besi pejal. Besi pejal ini diharapkan pada saat penekanan ke

Dokumen terkait