• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.5. Pengolahan Kelapa Sawit

Proses pengolahan tandan buah segar kelapa sawit untuk dijadikan minyak sawit dan inti sawit merupakan masalah yang cukup rumit, sehingga perlu mendapat penanganan khusus oleh tenaga-tenaga yang memilki keahlian dan keterampilan tinggi. Selain itu, perlu instalasi yang baik dan memadai untuk memperoleh minyak sawit dan inti sawit yang bermutu baik.Secara umum, pengolahan kelapa sawit dibagi menjadi dua jenis hasil akhir, yaitu pengolahan minyak kelapa sawit dan pengolahan inti sawit.

Pengolahan minyak kelapa sawit dimaksudkan untuk memperoleh minyak sawit yang berasal dari daging buah (pericarp). Adapun proses-proses pengolahan minyak kelapa sawit pada umumnya, yaitu :

2.5.1. Penimbangan

Pengangkatan tandan buah segar (TBS) dari kebun ke pabrik biasanya dilakukan menggunakan truk dan trailer yang ditarik dengan wheel tractor. Setiap truk dan trailer yang sampai di pabrik harus ditimbang di timbangan pada saat berisi (bruto) dan sesudah dibongkar (tarra). Selisih timbangan berisi dan kosong merupakan berat TBS yang akan diolah.

2.5.2. Sortasi Buah

Untuk perhitungan rendemen dan penilaian mutu perlu diketahui keadaan TBS yang masuk ke dalam pabrik. Karena itu, perlu dilakukan sortasi. Sortasi dilakukan pada setiap kebun dengan menentukan truk yang dianggap mewakili seluruh kebun asal, baik

dari kebun sendiri maupun dari kebun pihak ketiga. Sortasi juga dilakukan dengan mempeehatikan fraksi-fraksi TBS yang telah disebutkan sebelumnya.

2.5.3. Penimbunan Buah (Loading Ramp)

Tandan buah segar yang sudah ditimbang langsung dimasukkan ke dalam loading

and storage ramp. Setiap bays dari loading ramp dapat menampung TBS sebanyak 8 ton.

Dan dibersihkan dari pasir dan kotoran lainnya, untuk kemudian dimasukkan kedalam kori-lori rebusan berkapasitas 2,5 ton TBS.

2.5.4. Perebusan (Sterilizer)

Lori-lori berisi TBS dimasukkan ke dalam ketel rebusan dengan bantuan loco. Setiap ketel dapat diisi dengan 10 lori. Setelah lori-lori masuk, pintu ketel ditutup rapat. Tandan buah segar (TBS) tadi dipanaskan menggunakan uap air dengan tekanan 2,6 kg/cm2. Proses ini berlangsung selama 1 jam.

Proses perebusan memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Mematikan enzim-enzim yang merupakan katalisator dalam reaksi penguraian minyak menjadi asam lemak bebas dan gliserin

2. Mengkoagulasikan zat putih telur yang terdapat dalam daging buah agar tidak ikut serta dengan minyak kasar dari hasil pengempaan karena dapat menyebabkan emulsi

3. Menguraikan zat lendir dengan cara hidrolisis. Lendir akan menyulitkan pemisahan air dengan minyak dalam klasifikasi

4. Melunakkan daging buah untuk mempermudah pengadukan di ketel pengadukan 5. Memudahkan buah lepas dari tandan pada penebahan

6. Merenggangkan buah inti dengan cangkang untuk memudahkan pemecahan biji pada mesin pemecah (cracker)

7. Menurunkan kadar air daging buah 8. Memperbaiki proses penjernihan minyak

2.5.5. Penebahan (Threshing)

Lori-lori tandan buah yang sudah direbus, ditarik keluar, lalu diangkat menggunakan hoisting crane yang digerakkan dengan motor dan dapat bergerak di atas lintasan rel. Hoisting crane digunakan untuk mengangkat lori yang berisi tandan-tandan buah, melintangkan lori, serta membalikkannya ke atas mesin penebah (thresher) dengan tujuan melepaskan buah dari tandannya. Pembantingan tandan ini didasarkan pada gaya berat tandan itu sendiri. Buah yang telah lepas tadi masuk ke digester feed conveyer melalui conveyer dan elevator.

Dalam proses ini kadang-kadang masih ada buah yang melekat dalam tandan kosong (katte koppen). Keadaan katte koppen dapat disebabkan beberapa faktor sebagai berikut.

1. Adanya buah sakit (abnormal) dari kebun 2. Waktu perebusan terlalu singkat

3. Proses bantingan tidak tepat 4. Adanya buah mentah dari kebun

2.5.6. Pengadukan (Digester)

Buah yang lepas dari mesin bantingan langsung dimasukkan ke dalam ketel adukan (digester). Ketel ini memilki dinding rangkap dan as putar yang dilengkapi dengan pisau-pisau pengaduk. Dalam ketel adukan, buah dihancurkan dengan pisau-pisau pengaduk yang berputar pada as, sehingga daging buah (pericarp) pecah dan terlepas dari bijinya (nut).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengadukan sebagai berikut. 1. Pelumatan buah harus berjalan baik, berarti daging buah lepas dari bijinya secara

sempurna

2. Hasil adukan tidak boleh terlalu lumat seperti bubur 3. Serat-serat buah harus masih jelas kelihatan

4. Minyak yang terbentuk pada ketel adukan harus dikeluarkan

5. Temperatur massa buah diupayakan lebih rendah dari 90ºC dan tidak boleh sampai mendidih

6. Ketel adukan harus selalu penuh atau sedikitnya berisi ¾ adukan 7. Waktu pelumatan dalam digester diupayakan selama 20 – 25 menit

2.5.7. Pengempaan (Pressing)

Pengempaan dilakukan untuk mengambil minyak dari massa adukan buah di dalam mesin pengempaan secara bertahap dengan bantuan pisau-pisau pelempar dari

ketel adukan. Minyak yang keluar ditampung di sebuah talang dan dialirkan ke crude oil

tank melalui vibrating screen melalui saringan getar.

2.5.8. Klasifikasi

Minyak yang keluar dari crude oil tank segera diklasifikasi di instalasi-instalasi penjernihan yang tahapannya sebagai berikut.

1. Continuous Settling Tank

Minyak dalam tank ini masih bercampur dengan sludge (lumpur, air, dan kotoran lainnya). Di sini, minyak dipisahkan dari sludge berdasarkan perbedaan berat jenis (minyak berada di bagian atas). Minyak bersih dari continuous tank dialirkan ke

top oil tank, sedangkan sludge dialirkan ke sludge tank.

2. Top Oil Tank

Top oil tank berfungsi untuk mengendapkann kotoran dan sebagai bak

penampungan sebelum minyak masuk ke oil purifier. Temperatur pada tank ini mencapai 90 - 95ºC sehingga air menguap. Karena minyak masih mengandung air dan kotoran, maka perlu diolah lagi sampai kadar air dan kotorannya sekecil mungkin.

3. Oil Purifier

Proses ini merupakan pembersihan lanjutan berdasarkan perbedaan berat jenis dan gaya-gaya sentrifugal. Dengan gerakan 7.500 putaran per menit, kotoran dan air yang berat jenisnya lebih berat daripada minyak akan berada di bagian luar. Minyak yang ada di bagian tengah dapat ke luar menuju ke vaccum drier.

4. Vaccum Drier

Di vaccum drier, minyak diuapkan dengan sistem pengabutan minyak. Minyak yang sudah bebas air dipompakan ke tangki penimbunan melalui flow meter. 5. Sludge Tank

Sludge yang keluar dari continuous tank masih mengandung minyak dan diolah

lagi untuk diambil minyaknya dengan cara memanaskan hingga mencapai temperatur 80 - 90ºC. Proses ini berlangsung di dalam sludge tank.

6. Fat Pit

Sludge yang keluar dari sludge centrifuge masih mengandung minyak. Sludge ini

bersama air pencuci mesin centrigufe dikumpulkan dalam fat pit untuk diambil minyaknya.

Dokumen terkait