Limbah adalah sisa suatu usaha dan/ atau kegiatan. Limbah bahan berbahaya dan beracun, disingkat B3 adalah sisa suatu usaha dan/ atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/ atau konsentrasi dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.
IX.1 Pengolahan Limbah secara Umum
Pengelolaan limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang
mencakup pengurangan, penyimpanan, pengumpulan,
pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan/ atau penimbunan limbah. Pengeloaan limbah B3 dimaksudkan agar limbah B3 yang dihasilkan masing-masing unit produksi sesedikit mungkin, dan dapat diusahakan sampai nol (zero waste) dengan pengolahan bahan, substitusi bahan, pengaturan operasi kegiatan, dan teknologi bersih. Upaya pengelolaan limbah dapat dilakukan dengan melaksanakan konsep 4R, yaitu:
• Reduce, minimalisasi sampah dari sumber
• Reuse, memanfaatkan kembali limbah
• Recovery, melakukan upaya untuk perolehan kembali bahan-bahan yang berguna.
• Recycle, melakukan pemrosesan sehingga menghasilkan produk lainnya
Pengendalian pencemaran akan membawa dampak positif bagi lingkungan karena akan menyebabkan kesehatan masyarakat yang lebih baik, kenyamanan hidup lingkungan sekitar yang lebih tinggi, kerusakan materi yang rendah, dan yang penting adalah kerusakan lingkungan yang rendah. Faktor utama yang harus diperhatikan dalam pengendalian pencemaran ialah karakteristik dari pencemar. Hal tersebut bergantung pada jenis dan
IX-2
BAB IX Pengolahan Limbah
Pabrik Benzene dari Toluene dan Hidrogen dengan Proses Hydrodealkilasi Thermal
Departemen Teknik Kimia Industri Fakultas Vokasi - ITS
konsentrasi senyawa yang dibebaskan ke lingkungan, kondisi geografis sumber pencemar, serta kondisi meteorologis lingkungan. Pada industri kimia umumnya menghasilkan 3 jenis limbah yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah gas.
IX.2 Pengolahan Limbah pada Pabrik Benzene
Limbah pada industri petrokimia berasal dari kegiatan manufakturing, formulasi, produksi, dan distribusi produk maupun dari IPAL yang mengolah effluen dari proses atau kegiatan petrokimia yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014. Pada Pabrik Benzene ini, limbah yang dihasilkan dari proses produksi, yaitu : 1. Limbah Gas
Limbah gas yang dihasilkan dari pabrik benzene berasal dari gas sisa pembakaran pembangkit steam pada boiler di utilitas. Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.7 Tahun 2007, boiler (ketel uap) yang menggunakan bahan bakar gas akan menghasilkan emisi CO ataupun CO2.
2. Limbah cair
Limbah cair yang dihasilkan dari pabrik benzene berasal dari limbah domestik, oli bekas pelumas.
Limbah yang dihasilkan dari pabrik benzene ini perlu diolah kembali agar tidak merusak lingkungan proses pengolahan limbah pada pabrik benzene adalah sebagai berikut:
1.
Limbah GasLimbah gas yang berasal dari streamflash tank diolah dengan cara digunakan kembali sebagai bahan bakar utuk boiler. Hal ini dilakukan dengan cara mengkombinasikan vent stream dengan inlet bahan baku melalui burner yang berbeda.
Limbah gas dari pembakaran vent stream pada boiler dapat direduksi kadar CO2 nya dengan menggunakan CO2 removal techcnology. Teknologi ini dapat dilakukan melalui dua cara yaiyu dengan absorpsi menggunakan alkalin, serta proses pembakaran oksidasi. Absorpsi alkalin dilakukan dengan
IX-3
BAB IX Pengolahan Limbah
menggunakan pelarut amina, sedangkan pada pembakaran oksidasi dibutuhkan suplai oksigen.
2.
Limbah Caira. Pengolahan limbah minyak pelumas bekas
Pengolahan limbah cair berupa oli bekas dapat dilakukan dengan cara mendaur ulang oli bekas menjadi pelumas dasar. Minyak pelumas yang telah terpakai untuk generator, pompa dan mesin lain ditampung pada empat khusus dan terhindar dari kotoran lainnya. Apabila oli bekas tercapur dengan sampah yang lain maka akan menurunkan kualitasnya serta meningkatkan biaya pemurnian oli. Alat penamppung oli harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap karat dan tertutup rapat serta diberi label yang jelas. Dalam jangka waktu tertentu oli bekas ini dapat dijual ke pengumpul oli bekas yang selanjutnya dikirim ke perusahaan pengolah oli bekas. b. Pengolahan limbah domestik
Pengolahan limbah domestik dapat dilakukan dengan netralisasi. Hasil pengolahan ini diharapkan memenuhi baku mutu lingkungannya yaitu pH 6-7 dan COD <40 mg/L. Pengolahan secara netralisasi sebagai berikut pH dari limbah diukur terlebih dahulu. Jika pH berada pada rentang 6-9 maka air akan dibuang secara otomatis. Jika pH diluar rentang tersebut maka pH dilakukan injeksi bahan kimia.
X-1
BAB X
KESIMPULAN
Berdasarkan perhitungan dan perencanaan “Pabrik Benzene
dari Toluene dan Hidrogen dengan Proses Hydrodealkilasi
Thermal” dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Kapasitas pabrik benzene dari toluene dan hidrogen dengan proses hydrodealkilasi thermal adalah sebesar 100000 ton/tahun.
2. Pabrik benzene ini direncanakan beroperasi secara kontinyu selama 330 hari/tahun, 24 jam/hari.
3. Bahan baku yang digunakan yaitu toluene sebesar 16697,12 kg/jam dan hidrogen sebesar 1424,43 kg/jam.
4. Tahap pembuatan benzene ini melalui beberapa tahapan proses yaitu:
a. Tahap pre treatment untuk mengubah fase toluene dari liquid menjadi gas
b. Tahap hydrodealkilasi untuk mengkonversi toluene menjadi produk benzene
c. Tahap pemisahan antara produk dengan gas hidrogen dan methana menggunakan flash tank
d. Tahap pemurnian produk antara benzene dan toluene serta diphenyl. Terdapat dua kolom distilasi, dimana pada kolom distilasi pertama memisahkan antara benzene dengan toluene (recycle) dan diphenyl (produk samping). Pada kolom distilasi kedua memisahkan antara toluene (recycle) dengan diphenyl (produk samping). 5. Produk utama yang dihasilkan berupa benzene sebesar
12626,26 kg/jam. Sedangkan produk samping yang dihasilkan berupa diphenyl sebesar 1143,51 kg/jam.
6. Limbah yang dihasilkan yaitu berupa limbah cair yang berasal dari limbah domestik kantor dan oli bekas pelumas
X-2
BAB X Kesimpulan
dan limbah gas keluaran dari flash tank.
7. Jumlah kebutuhan air pabrik benzene dari toluene dan hidrogen dengan proses hydrodealkilasi thermal adalah air sanitasi dan air pendingin sebanyak 301,23 m3/jam.
xi