kurang 1 minggu atau lebih Ikan, udang dan
4. Pengolahan Makanan
Unsur-unsur yang terkait dengan pengolahan makanan : a; Tempat pengolahan makanan
1; Perlu disediakan tempat pengolahan makanan (dapur) sesuai dengan persyaratan konstruksi ,bangunan dan ruangan dapur
2; Sebelum dan sesudah kegiatan pengolahan makanan selalu dibersihkan dengan antiseptik 3; Asap dikeluarkan melalui cerobong yang dilengkapi dengan sungkup asap
4; Intensitas pencahayaan diupayakan dari 200 lux b. Peralatan Masak
Peralatan masak adalah semua perlengkapan yang diperlukan dalam proses pengolahan makanan
1; Peralatan masak tidak boleh melepaskan zat beracun kepada makanan 2; Peralatan masak tidak boleh patah dan kotor
3; Lapisan permukaan tidak terlarut dalam asam/basa atau garam-garam yang lazim dijumpai dalam makanan.
4; Peralatan agar dicuci segera sesudah digunakan, selanjutnya didesifeksi dan keringkan. 5; Peralatan yang sudah bersih harus disimpan dalam keadaan kering dan disimpan pada
rak terlindung dari vektor. c. Penjamah Makanan
1; Harus sehat dan bebas dari penyakit menular
2; Secara berkala minimal 2 kali setahun diperiksa kesehatannya oleh dokter yang berwenang.
3; Harus menggunakan pakaian kerja dan perlengkapan pelindung pengolahan makanan dapur.
4; Selalu mencuci tangan sebelum bekerja dan setelah keluar dari kamar kecil. d. Pengangkutan Makanan
Makanan yang telah siap santap perlu diperhatikan dalam cara pengangkutannya, yaitu : 1; Makanan diangkut dengan menggunakan kereta dorong yang tertutup dan bersih.
2; Pengisian kereta dorong tidak sampai penuh, agar masih tersedia udara untuk ruang gerak. 3; Perlu diperhatikan jalur khusus yang terpisah dengan jalur untuk mengangkut bahan/
barang kotor. e; Penyajian Makanan
1; Cara penyajian makanan harus terhindar dari pencemaran dan peralatan yang dipakai harus bersih.
2; Makanan saji yang siap disajikan harus diwadahi dan tertutup.
Makanan saji yang disajikan dalam keadaan hangat ditempatkan pada fasilitas penghangat makanan dengan suhu minimal 60 0C dan 4 0C untuk makanan dingin.
3; Penyajian dilakukan dengan perilaku penyaji yang sehat dan berpakaian bersih. 4; Makanan saji harus segera disajikan
5; Makanan saji yang sudah menginap tidak boleh disajikan kepada pasien. 5; Pengawasan Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman
Pengawasan dilakukan secara : 1; Internal
a; Pengawasan dilakukan oleh petugas sanitasi atau petugas penanggung jawab kesehatan lingkungan rumah sakit.
b; Pemeriksaan parameter mikrobiologi dilakukan pengambilan sampel makanan dan minuman meliputi bahan makanan dan minuman yang mengandung protein tinggi, makanan siap santap, air bersih, alat makanan dan masak serta usap dubur penjamah. c; Pemeriksaan parameter kimiawi dilakukan pengambilan sampel minuman berwarna,
makanan yang diawetkan, sayuran, daging dan ikat laut.
d; Pengawasan secara berkala dan pengambilan sampel dilakukan minimal 2 (dua ) kali dalam setahun.
e; Bila terjadi keracunan makanan dan minuman di rumah sakit maka petugas sanitasi harus mengambil sampel makanan dan minuman untuk diperiksa ke laboratorium.
4.3; Penyehatan Air A; Pengertian
1; Air minum adalah air yang proses pengolahan atau tanpa pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
2; Sumber penyediaan air minum dan untuk keperluan rumah sakit berasal dari sumur bor, air yang didistribusikan melalui tangki air, air kemasan dan harus memenuhi syarat kualitas air minum.
B; Persyaratan
1. Kualitas air minum
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air minum.
2. Kualitas air yang digunakan di Ruang Khusus a. Ruang Operasi
Bagi rumah sakit yang menggunakan air yang sudah diolah seperti PDAM, sumur bor dan sumber lainnya untuk keperluan operasi dapat melakukan pengolahan tambahan dengan catridge filter dan dilengkapi dengan disinfeksi menggunakan ultra violet.
C; Sumber Air Bersih yang digunakan yaitu AIR PAM, AIR RO, Air Sumur Bor o Air PAM dipergunakan untuk memasak karyawan.
o Air RO dipergunakan untuk minum karyawan RS
o Air sumur dipergukan untuk memasak dan minum karyawan RS setelah di olah.
o Air RO yang digunakan sudah dites secara berkala setiap 6 bulan sekali di Balai Laboratorium Kesehatan Lingkungan Pekanbaru.
D; Tata Laksana
1; Program penyehatan air pada Instalasi Sanitasi dan Laundry di RSUD Kecamatan Mandau mengacu pada SPO: SL/RSUD/27
2; Kegiatan pengawasan kualitas air dengan pendekatan surveilens kualitas air antara lain : a; Inspeksi Sanitasi terhadap sarana air minum dan air bersih
b; Pengambilan, Pengiriman, dan Pemeriksaan sampel air
c; Melakukan analisis hasil inspeksi sanitasi pemeriksaan laboratorium d; Tindak lanjut berupa perbaikan sarana dan kualita air.
3; Melakukan inspeksi sanitasi sarana air minum dan air bersih rumah sakit minimal 1 tahun sekali.
4; Pengambilan sampel air pada sarana penyedian air minum dan atau air bersih rumah sakit tercantum dalam Tabel :
Jumlah Sampel untuk Pemeriksaan Mikrobiologi Menurut Jumlah Tempat Tidur
Jumlah Tempat Tidur
Jumlah Minumum Sampel Air Perbulan untuk Pemeriksaan Mikrobiologik
Air Minum Air Bersih
25 – 100 4 4
101 – 400 6 6
401 – 1000 8 8
> 1000 10 10
5; Pemeriksaan kimia air minum dan mikrobiologi air bersihdi RSUD Kec. Mandau diperiksa setiap 2 bulan sekali. Dan titik pengambilan sampel masing-masing pada tempat penampungan (reservoir) dan kran terjauh dari reservoir.
6; Titik pengambilan sampel untuk pemeriksaan mikrobiologik dan kimia terutama air kran dari ruang dapur, ruang operasi, kamar bersalin, kamar bayi, dan ruang makan, tempat penampungan ( reservoir ), secara acak pada kran-kran sepanjang sistim distribusi, pada sumber air, dan titik-titik lain yang rawan pencemaran. Langkah- langkah pengambilan sampel Lihat SOP;
7; Sampel air dikirim dan diperiksa di Balai Laboratorium Kesehatan Lingkungan di Pekanbaru.
8; Pengambilan dan pengiriman sampel air dilaksanakan oleh petugas Sanitasi yang ada di RSUD Kec. Mandau
9; Petugas Sanitasi atau penanggung jawab pengelolaan kesehatan lingkungan melakukan analisis hasil inspeksi sanitai dan pemeriksaan laboratorium.
10; Apabila dalam hasil pemeriksaan kualitas air terdapat parameter yang menyimpang dari standar maka harus dilakukan pengolahan sesuai parameter yang menyimpang. 4.4; Pengelolaan Limbah
A; Pengertian
1; Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas.
2; Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan non medis.
3; Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limabh patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan,dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
4; Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran,taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.
5; Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
6; Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti incenerator, dapur, perlengkapan generator, anastesi.
7; Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme patogen yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan.
8; Limbah sangat infeksius adalah limbah berasal dari pembiakan dan stock bahan sangat infeksius, otopsi, organ binatang percobaan dan bahan lainnya yang telah diinokulasi, terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat infeksius.
9; Limbah sitotoksis adalah limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan pemberian obat sitotosis untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel hidup.
10; Minimasi limbah adalah upaya yang dilakukan rumah sakit untuk mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dengan cara mengurangi bahan (reduse), menggunakan kembali limbah (reuse) dan daur ulang limbah (recycle).
11; Saluran air limbah kotor yang terdapat di Intalasi Sanitasi RSUD. Kec Mandau menggunakan jairng-jaring besi sehingga mudah dibersihkan apabila ada sampah pada saluran limbah
B; Sumber Limbah RSUD Kec. Mandau
Adapun limbah yang dihasilkan dari RSUD Kecamatan Mandau meliputi limbah padat, limbah cair dan limbah gas.
1; Limbah Domestik/ Non Medis
Limbah Domestik terdiri dari karton, kertas bungkus, plastik, botol, sisa makanan dll. Adapun sumber limbah berasal dari ruang tunggu, ruang poliklinik, ruang perawatan, administrasi, dapur, laundry, halaman, parkir, kantin.
2; Limbah Medis
Adapun limbah medis yang dihasilkan tersebut berasal dari pelayanan medis, perawatan gigi, laboratorium, farmasi, ruang bedah, kamar mayat, emergency.Adaaaapun limbah medis meliputi : perban atau pembungkus yang kotor , cairan ban, anggota badan yang diamputasi, jarum- jarum dan spuit bekas, kantung urine, dan produk darah, obat kadaluarsa, limbah dari aktivitas laboratorium, dan limbah kimia. Limbah medis yang dihasilksn tersebut merupakan limbah infeksius, limbah patologis, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah radioaktif.
Dibawah ini tergambar limbah yang dihasilkan di RSUD Kec. Mandau
KAMAR JENAJAH RADIOLOGI LABORATORIUM FARMASI BEDAH PERAWATAN
POLIKLINIK DAN IGD LIMBAH MEDIS/KLINIS
LIMBAH GAS
LIMBAH PADAT
LIMBAH YANG BERASAL DARI DAPUR, LAUNDRY, KANTOR, KANTIN LIMBAH NON MEDIS/ DOMESTIK
LIMBAH CAIR LIMBAH RSUD KEC.MANDAU
C; Persyaratan
1; Limbah Medis dan Non Medis
a. Pemilahan, Pewadahan, Pemanfaatan Kembali dan daur ulang.
1; Pemilahan limbah padat di RSUD Kec. Mandau dilakukan mulai dari sumber yang menghasilkan limbah baik dari ruang rawat inap, ruang rawat jalan IGD, OK dll. Langkah-langkah pemilahan lihat SOP;
2; Jenis limbah padat yang dihasilkan di RSUD Kec. Mandau antara lain Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa memperhatikan terkontaminasi atau tidaknya. Wadah tersebut harus anti bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang yang tidak berkempentingan tidak dapat membuka.
3; Jarum dan syringe harus dipisahkan sehingga tidak dapat digunakan kembali.
4; Limbah medis padat yang akan dimanfaatkan kembali harus melalui proses sterilisasi.
5; Limbah jarum hipodermik tidak dianjurkan untuk dimanfaatkan kembali.
6; Pewadahan limbah medis padat harus memenuhi persyaratan dengan penggunaan wadah dan label.
b; Pengumpulan, Pengangkutan dan Penyimpanan Limbah Padat Medis di Lingkungan Rumah Sakit
1; Pemilahan dan pengumpulan dilakukan di setiap ruangan. Langkah-langkah pemilahan dan pengumpulan mengacu pada SPO: SL/RSUD/21
2; Pengangkutan limbah padat medis dari setiap ruangan penghasil limbah menggunakan trolly khusus yang tertutup. Langkah-langkah pengangkutan limbah padat medis lihat SPO: SL/RSUD/14
3; Penyimpanan limbah padat medis sesuai dengan iklim tropis yaitu pada musim hujan paling lama 48 jam dan musim kemarau paling lama 24 jam. Langkah-langkah penyimpanan limbah padat medis lihat SPO: SL/RSUD/
c. Pengumpulan, Pengemasan dan Pengangkutan ke luar Rumah Sakit
1; Pengelola harus mengumpulkan dan mengemas pada tempat yang kuat. Langkah-langkah pengemasan lihat SPO:
2; Pengangkutan limbah ke luar rumah sakit menggunakan kendaraan khusus. Langkah-langkah pengangkutan lihat SPO:
d. Pengolahan dan Pemusnahan
1; Limbah padat medis tidak diperbolehkan membuang langsung ke tempat pembuangan akhir limbah sebelum aman bagi kesehatan.
2; Cara dan teknologi pengolahan atau pemusnahan limbah padat medis di RSUD Kecamatan Mandau menggunakan mesin Incenerator. Langkah-langkah penggunaan mesin incenerator lihat SPO: SL/RSUD/02
3; Hasil residu dikelola oleh pihak ketiga. 2; Limbah Padat Non Medis
a; Pemilahan dan Pewadahan
1; Pewadahan limbah padat non medis harus dipisahkan dari limbah padat medis dan ditampung dalam kantong plastik warna hitam. Langkah-langkah pemilahan dan pewadahan limbah padat non medis sama dengan limbah padat medis lihat SPO: SL/RSUD/21
2; Tempat Pewadahan
a; Setiap tempat pewadahan limbah padat non medis harus dilapisi kantong plastik warna hitam sebagai pembukus dengan lambang “domestik” warna putih.
b; Bila kepadatan lalat disekitar tempat limbah padat non medis melebihi 2 (dua) ekor per-block grill, perlu dilakukan pengendalian lalat
1; Bila di tempat pengumpulan sementara tingkat kepadatan lalat lebih dari 20 (dua) ekor per-block grill atau tikus terlihat pada siang hari, harus dilakukan pengendalian.
2; Dalam keadaan normal harus dilakukan pengendlian serangga, binatang pengganggu yang lain minimal 1 (satu) bulan sekali.
3; Langkah-langkahnya sama dengan pada limbah padat medis lihat SPO: SL/RSUD/14 c; Pengolahan dan Pemusnahan
Pengolahan dan pemusnahan limbah padat non medis di RSUD Kecamatan Mandau bekerja sama dengan pihak ketiga yaitu Dinas Kebersihan Pasar dan Pertamanan Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis.
3; Limbah Cair
Limbah cair harus dikumpulkan dalam kontainer yang sesuai dengan karakteristik bahan kimia dan radiologi, volume, dan prosedur penanganan dan penyimpanannya.
a; Saluran pembuangan limbah harus menggunakan sistem saluran tertutup, kedap air, dan limbah harus mengalir dengan lancar, serta terpisah dengan saliuran air hujan.
b; Air limbah dari dapur harus dilengkapi dengan penangkap lemak dan saluran debit harian limbah yang dihasilkan.
c; Langkah-langkah pengolahan limbah cair di RSUD Kecamatan Mandau mengacu pada lihat SPO: SL/RSUD/24
4; Limbah Gas
a; Monitoring limbah gas berupa NO2, SO2, logam berat, dan dioksidan dilakukan minimal 1 kali setahun.
b; Suhu pembakaran mininum 1000 0C untuk pemusnahan bakteri patogen, virus, dioksin. c; Dilengkapi alat untuk mengurangi emisi dan debu.
d; Melakukan penghijauan dengan menanam pohon yang banyak memproduksi gas oksigen dan dapat menyerap debu.
e; Langkah-langkah pengelolaan limbah gas di RSUD Kecamatan Mandau lihat SPO: 4.5; Pengelolaan Tempat Pencucian Linen (Laundry)
B; Pengertian
Laundry rumah sakit adalah tempat pencucian linen yang dilengkapi dengan sarana penunjang berupa mesin cuci, alat dan disinfektan, mesin uap (steam boiler), pengering, meja dan meja setrika.
C; Persyaratan
1; Suhu air panas untuk pencucian 70 0C dalam waktu 25 menit atau 95 0C dalam waktu 10 menit.
2; Menggunakan jenis detergen dan desinfektan untuk proses pencucian yang ramah lingkungan agar limbah cair yang dihasilkan mudah terurai oleh lingkungan.
1; Di tempat laundry tersedia kran air bersih dengan kualitas dan tekanan aliran yang memadai, air panas untuk disinfeksi dan tersedia desinfektan.
2; Peralatan cuci dipasang permanen dan diletakkan dekat dengan saluran pembuangan air limbah dan mesin cuci dapat mencuci semua jenis linen yang berbeda-beda.
3; Laundry dilengkapi saluran air limbah tertutup . 4; Perlakuan terhadap linen:
a; Pengumpulan
1; Pemilahan antara linen infeksius dan non-infeksius dari tiap-tiap ruangan dan dimasukkan ke dalam kantong plastik sesuai jenisnya dan diberi label.
2; Menghitung dan mencatat linen di ruangan. b; Pengambilan linen ke ruangan oleh petugas laundry
1; Mencatat linen yang diterima dan telah terpisah. 2; Linen dipilih berdasarkan tingkat kekotorannya.
3; Langkah-langkah dalam pengambilan linen lihat SPO: SL/RSUD/ c; Penerimaan linen di laundry
1; Menimbang berat linen sesuai dengan kapasitas mesin cuci dan kebutuhan detergen dan desinfektan.
2; Membersihkan linen kotor dari tinja, urin, darah, dan muntah dan merendammya dengan desinfektan.
3; Langkah-langkah penerimaan linen di laundry lihat SPO: SL/RSUD/ 5; Kegiatan penanganan linen di laundry, antara lain
a; Pencucian, terbagi atas:
1; Pencucian linen putih non infeksius
Langkah-langkah pencuciannya lihat SPO: SL/RSUD/ 2; Pencucian linen warna non infekisius
Langkah-langkah pencuciannya lihat SPO: SL/ 3; Pencucian linen infeksius
Langkah-langkah pencuciannya lihat SPO: b; Pengeringan
Langkah-langkah pengeringan linen lihat SPO: c; Penyetrikaan
Langkah-langkah pengeringan linen lihat SPO: d; Pelipatan
Langkah-langkah pengeringan linen lihat SPO: e; Penyimpanan
1; Linen dipisahkan sesuai dengan jenisnya
2; Linen yang baru diterima ditempatkan pada bagian bawah. 3; Langkah-langkah penyimpanan linen lihat SPO:
f; Distribusi (Penyerahan linen bersih)
Langkah-langkah dalam distribusi (penyerahan linen bersih) lihat SPO: g; Pengangkutan
1; Kantong untuk membungkus linen bersih berbeda dengan kantong untuk linen kotor. 2; Menggunakan kereta dorong yang berbeda antara linen bersih dan linen kotor. 3; Waktu pengangkutan linen bersih dan kotor berbeda.
4; Langkah-langkah pengangkutan linen lihat SPO: h; Kerusakan dan kehilangan linen
Langkah-langkah penanganan linen yang rusak dan hilang lihat SPO:
6; Petugas yang bekerja dalam pengelolaan laundry linen harus menggunakan seragam, alat pelindung diri, dan dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
4.6; Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang Pengganggu lainnya A; Pengertian
Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya adalah upaya untuk mengurangi populasi serangga, tikus, dan binatang penggangu lainnya sehingga keberadaannya tidak menjadi vektor penularan penyakit.
B. Persyaratan
1; Tidak ditemukannya lubang tanpa kawat kasa yang memungkinkan nyamuk masuk ke dalam ruangan, terutama ruang perawatan.
2; Tidak ditemukannya tanda-tanda keberadaan tikus dan lalat terutama pada daerah bangunan tertutup
3; Bebas kucing dan anjing C. Tata Laksana
1; Surveilans a; Nyamuk
1; Instalasi sanitasi melaksanakan survei pengamatan jentik yang dilaksanakan oleh petugas cleaning service dengan melakukan pembersihan tempat perindukan nyamuk terutama pada bak air dan melakukan pengurasan pada bak air tersebut satu kali seminggu.
2; Lubang di dinding ditutup dengan kawat kasa untuk mencegah nyamuk masuk
3; Konstruksi pintu di RSUD Kecamatan Mandau sebagian sudah membuka ke arah luar (di OK, ICU)
4; b; Kecoa
1; Mengamati keberadaan kecoa pada kamar mandi (toilet) umum yang ditandai dengan adanya kotoran, telur, dan kecoa hidup atau mati.
c; Tikus
1) Mengamati/ memantau secara berkala setiap 2 bulan di tempat-tempat yang biasanya menjadi tempat perkembangbiakan tikus yang ditandai dengan adanya keberadaan tikus, seperti kotoran, bekas gigitan, bekas jalan, dan tikus hidup.
d; Lalat
Mengukur kepadatan lalat dengan menggunakan fly grill pada daerah yang biasa dihinggapi lalat terutama di tempat sampah, saluran pembuangan limbah padat dan cair, dan dapur. e; Binatang penganggu lainnya
Mengamati/ memantau secara berkala kucing dan anjing. 2; Pencegahan
b; Nyamuk
1; Melakukan pembersihan sarang nyamuk (PSN) dengan 3 M.
2; Pengaturan aliran pembuangan limbah dan saluran dalam keadaan tertutup.
3; Pembersihan tanaman sekitar RS secara berkala yang menjadi tempat perindukan nyamuk.
4; Pemasangan kawat kasa di seluruh ruangan dan penggunaan kelambu terutama di ruang perawatan anak.
c; Kecoa
1; Menyimpan bahan makanan dan makanan siap saji pada tempat tertutup. 2; Pengelolaan sampah yang memenuhi syarat kesehatan.
3; Menutup lubang-lubang atau celah-celah agar kecoa tidak masuk ke dalam ruangan. d; Tikus
1; Melakukan penutupan saluran terbuka, lubang-lubang di dinding, plafon, pintu, dan jendela.
2; Melakukan pengelolaan sampah yang memenuhi syarat kesehatan. e; Lalat
Melakukan pengelolaan sampah/ limbah yang memenuhi syarat kesehatan. f; Binatang pengganggu lainnya
Melakukan pengelolaan makanan dan limbah yang memenuhi syarat kesehatan 3; Pemberantasan
a; Nyamuk
1; Pemberantasan dilakukan apabila larva atau jentik nyamuk Aedes sp. Dengan abatisasi. 2; Melakukan pemberantasan larva/ jentik dengan menggunakan predator.
3; Dilakukan pengasapan (fogging) b; Kecoa
1; Pembersihan telur kecoa dengan membersihkan telur yang terdapat pada celah-celah dinding, lemari, peralatan dan dimusnahkan dengan dibakar/ dihancurkan.
2; Pemberantasan kecoa, dengan cara
a; Secara fisik dan mekanis dengan cara membunuh langsung kecoa dengan alat pemukul, menyiram tempat perindukan dengan air panas, menutup celah-celah dinding.
b; Secara kimiawi dengan menggunakan insektisida dengan pengasapan, bubuk, semprotan, dan umpan.
c; Tikus
Melakukan pengendalian tikus secara fisik dengan pemasangan perangkap, pemukulan, atau dengan menggunakan umpan beracun.
d; Lalat
Bila kepadatan lalat di sekitar tempat sampah (perindukan) melebihi 2 ekor per block grill maka dilakukan pengendalian lalat secara fisik, biologi, dan kimia.
e; Binatang pengganggu lainnya
Bila terdapat kucing dan anjing, maka perlu dilakukan: Penangkapan, kemudian dibuang jauh dari RS.
BAB V