• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TEORI MENGENAI MANAJEMEN KEUANGAN

D. Prinsip Manajemen dalam Ekonomi Islam

2. Pengorganisasian ( Organizing )

sebuah strukrtur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.

3) Pengimplementasian ( actuating ), yaitu proses implementasi program agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi.

12

Ernie Trisnawati Sule & Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, ( Jakarta : Kencana, 2005 ), h.

13

4) Pengendalian dan pengawasan ( controlling ), yaitu proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan organisasi yang dihadapi.

Masih banyak pendapat lain tentang fungsi-fungsi manajemen ini, tetapi secara garis besar tidak jauh beda dengan empat fungsi di atas.

C. Manajemen Keuangan

Dalam perkembangan perusahaan di masa kini, manajer keuangan memiliki peranan yang dinamis, yang sebelumnya tidak dimiliki. Sebelum pertengahan abad ini, tugas para manajer keuangan terutama mencari dana dan mengelola posisi kas perusahaan mereka. Pada tahun 50-an, dengan semakin meningkatnya konsep nilai sekarang. Turut mendorong para manajer keuangan untuk memperluas tanggung jawab mereka dan lebih memperhatikan pemilihan proyek-proyek inventasi modal. Saat ini faktor-faktor eksternal memiliki dampak yang semakin meningkat terhadap para manajer keuangan. Meningkatnya kompetisi antar perusahaan, perubahan teknologi, perubahan harga dan tingkat bunga, ketidakpastian situasi ekonomi dunia, fluktuasi nilai tukar, perubahan hukum pajak dan etika-etika sehubungan dengan perjanjian keuangan merupakan faktor-faktor eksternal yang harus dihadapi sehari-hari. Pada tahun 90-an, keuangan memiliki peran strategis yang lebih penting dalam suatu perusahaan. Kepala

keuangan muncul sebagai pemain tim dalam keseluruhan usaha perusahaan untuk menciptakan nilai. Cara-cara lama dianggap tidak bagus lagi dan secara cepat menjadi usang. Oleh karena itu, manajer keuangan masa kini harus memiliki fleksibelitas untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan eksternal jika ingin perusahaan yang dikelolanya tetap bertahan.14

Kemampuan seorang manajer untuk beradaptasi dengan perubahan, mencari dana, menginvestasi aktiva, serta mengelolanya secara bijaksana akan sangat mempengaruhi kesuksesan perusahaan dan ekonomi secara keseluruhan.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka manajemen keuangan merupakan bidang manajemen yang dapat membantunya mulai dari upaya untuk mendapatkan dana bagi perusahaan, penggunaan dana sampai dengan pendekatan sistematik dalam internal manajemen tentang aliran dana di dalam struktur perusahaan atau suatu organisasi secara keseluruhan.

Dengan sendirinya, persoalan-persoalan yang fundamental bagi kelancaran operasional serta kelangsungan hidup organisasi profit oriented dan non profit oriented senantiasa menjadi fokus utama manajemen keuangan. Jika demikian halnya, baiklah penulis akan memulainya dengan beberapa definisi manajemen keuangan.

14

James C. Van Home & John M. Wachowicz, JR, Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, ( Jakarta: Salemba Empat, 1997 ), h .2

1. Definisi Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan kadang-kadang disebut pula “pembelanjaan perusahaan”. Pembelanjaan perusahaan disebut manajemen keuangan oleh mereka yang bertanggungjawab secara operasional dalam bidang keuangan. Di samping itu pembelanjaan perusahaan pun dinamakan manajemen keuangan oleh mereka yang mengkaji pembelanjaan perusahaan dari sudut manajer keuangan.15

Menurut Suad Husnan bahwa manajemen keuangan adalah segala hal yang menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan pengendalian kegiatan keuangan.16

James C. Van Home dan John M. Wachowicz, JR mendefinisikan manajemen keuangan sebagai aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh.17

Sedangkan Murtadha Sinuraya mengungkapkan bahwa manajemen keuangan subjeknya tidak hanya terbatas pada bagaimana bisnis diorganisir untuk memperoleh dana, bagaimana dana tersebut didapatkan serta bagaimana dana tersebut dimanafaatkan. Namun subjeknya dapat pula mencakup hal-hal mengenai praktik-praktik, prosedur-prosedur dan masalah-masalah yang menyangkut penyaluran dana-dana untuk keperluan investasi

15

Komaruddin Sastradipoera, Pengantar Manajemen Perusahaan, (Jakarta : PT.Raja Grafindo, 1994), h. 144.

16

Suad Husnan, Manajemen Keuangan teori dan penerapan, ( Yogyakarta BPFE,1996), h. 4.

17

usaha, serta perencanaan dan pengawasan atas penggunaan dana-dana tersebut.18

2. Konsep-konsep manajemen keuangan

a. Perencanaan dan pengawasan keuangan

Hal ini sejalan dengan fungsi manajemen keuangan yaitu bertugas melakukan pengamatan waktu yang tepat dalam usaha perencanaan keuangan di perusahaan sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang benar dan konsisten dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan dana pada bagian-bagian organisasi perusahaan. Komaruddin Sastradipoera

berpendapat bahwa ada tiga langkah penting dalam hal perencanaan keuangan yaitu :

Perumusan tujuan keuangan (jangka pendek dan panjang )

Perumusan tujuan keuangan jangka panjang dimaksudkan agar dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan modal dengan cara yang paling efisien dan efektif.

Perumusan dan pelaksanaan kebijaksanaan keuangan untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini, manajemen keuangan perlu menyelaraskan arus uang keluar dan arus uang masuk. Manajemen keuangan dalam usahanya untuk menyelaraskan arus uang keluar dan arus uang masuk ditetapkan. Kebijaksanaan keuangan adalah asas-asas yang

18

diletakkan untuk membimbing eksekutif dalam menangani masalah keuangan.

Penentuan prosedur yang akan membantu kebijaksanaan. Kebijaksanaan yang bersifat asas-asas umum biasanya perlu dijabarkan menjadi sejumlah prosedur yang merupakan rangkaian metode. Prosedur perlu disusun sehingga segala kebijaksanaan dapat diteruskan dan diinformasikan kepada seluruh pejabat yang berhubungan dengan keuangan.19

Karena manajemen keuangan pun berkaitan dengan pengawasan maka setiap pelaksanaan keuangan memerlukan fungsi pengawasan tersebut. Pengawasan keuangan dalam kenyataannya tidak sekedar menetapkan status keuangan yang diperoleh dari laporan keuangan, tetapi juga mengadakan penilaian agar dapat membandingkan status keuangan yang sebenarnya dengan rencana keuangan yang telah ditetapkan. Karena itu Komaruddin Sastradipoera berpendapat bahwa pengawasan keuangan itu dalam garis besarnya meliputi empat buah langkah :

Pengembangan standar pelaksanaan dalam keuangan. Penetapan status keuangan berdasarkan laporan. Pembandingan antara status dan standar pelaksanaan. Tindakan perbaikan keuangan apabila diperlukan.20

19

Komaruddin Sastradipoera, op.cit, h.145.

20

b. Lingkungan keputusan keuangan

Keputusan keuangan pada dasarnya selalu dihadapkan keadaan ketidakpastian ( uncertainly ) dengan demikian dalam pengambilan keputusan melalui pendekatan informasi data historik yang relevan dan tidak mengabaikan faktor-faktor resiko dan pengukuran hasilnya. Secara teoritis keputusan keuangan yang dilakukan para manajer meliputi 4 bidang21 :

Financing mix

Yaitu manajer keuangan dalam organisasi perusahaan bertugas untuk mengkombinasikan dengan tepat antara dana sendiri dan dana dari pinjaman untuk membiayai suatu kegiatan tertentu.

Penjagaan likuiditas

Menyangkut kemampuan perusahaan untuk membiayai berbagai kegiatan rutin atau membayar utang-utang jangka pendek ( kurang satu tahun ) pada saat jatuh tempo.

Pemanfaatan pendapatan

Pendapatan yang diperoleh perusahaan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk komisi investasi yang menguntungkan antara umur aktiva dengan jangka waktu penyediaan dana yang digunakan untuk membiayai aktiva tersebut.

21

Fleksibilitas

Yaitu keputusan keuangan harus selalu disesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan perusahaan. Sehingga pembuat keputusan selalu harus peka terhadap perkembangan lingkungan sekitarnya, yaitu : “lingkungan persaingan”, “lingkungan makro ekonomi” dan “lingkungan pasar modal, undang-undang dan lain-lain”.

3. Peran Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan menyinggung segala fungsi usaha lainnnya. Keputusan yang diambil acapkali mempunyai akibat-akibat keuangan. Keuangan merupakan fungsi manajemen yang kritis dan merupakan alat penolong yang dapat memecahkan kelemahan manajemen di bidang-bidang lain. Bilamana manajemen produksi dan manajemen marketing menghadapi masalah yang memperburuk keadaan, maka manajemen keuangan yang memadai dapat digunakan untuk merehabilitasi kelemahan manajemen produksi dan marketing tersebut. Namun perlu disadari bahwa uang tersebut tidak dapat menggantikan daya pelaksanaan lainnya. Keuangan itu merupakan bagian yang saling bergantungan sehingga membentuk keseluruhan dengan bagian-bagian lainnya dalam manajemen.22

22

Peranan manajemen keuangan yang penting adalah koordinasi untuk pelbagai keputusan yang diambil, sehingga keputusan-keputusan itu saling mengukuhkan. Bilamana sebuah keputusan membutuhkan penambahan modal, adalah perlu untuk memeriksa apakah yang lainnya tidak kekeringan persediaan modal tersebut. Apabila sebuah keputusan menuntut kenaikan penjualan, keputusan lain harus membantu menjamin persediaan hasil yang mencukupi, agar keputusan pertama dapat dilaksanakan.23

Lebih jauh peranannya sebagai koordinator, manajemen keuangan pun berperan dalam pengawasan pelaksanaan keuangan. Untuk itu ia perlu mempelajari anggaran dan pelaksanaan yang sesungguhnya. la perlu membandingkannya sehingga dapat diketahui apakah rencananya sesuai dengan pelaksanaan. Jika tidak ia perlu mengadakan perbaikan.24

Melihat uraian di atas, penulis menyimpulkan ada dua peran yang dijalani oleh manajemen keuangan yaitu : “sebagai koordinator berbagai keputusan keuangan dan fungsi-fungsi manajemen” serta “sebagai pengawas pelaksana keuangan”.

D. Prinsip Manajemen dalam Ekonomi Islam

Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib dan teratur, arah pekerjaan yang jelas, landasan yang mantap dan

23

Ibid, h. 148-149.

24

cara mendapatkanya yang transparan merupakan awal perkataan yang dicintai Allah Swt. Tidak boleh seorang muslim melakukan sesuatu tanpa perencanaan, tanpa adanya penelitian , kecuali sesuatu yang sifat emergency ( darurat ).25

Allah Swt sangat mencintai perbuatan – perbuatan yang terjaga dengan baik, sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur’an Surah Ash-Shaff :4

Artinya: “Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kukuh.”

Kukuh di sini bermakna adanya sinergi yang rapi antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Jika hal ini terjadi, maka akan menghasilkan sesuatu yang maksimal. Dan al-Qur’an surat at-Taubah: 71, Allah Swt. berfirman:

Artinya: “Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka

25

Didin Hafidhuddin dan Hendri tanjung, Manajemen Syari’ah Dalam Praktik, ( Jakarta: Gema Insan Prees, 2003), h..2

menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha bijaksana.”

Mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan rasul-Nya mereka itu akan diberikan rahmat oleh Allah, sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maka bijaksana.”

Ada tiga hal yang dibahas dalam manajemen syariah yaitu :

Hal yang pertama yang dibahas dalam Manajemen Syari’ah adalah perilaku yang terkait dengan nilai keimanan, ketaatan orang yang setiap kegiatannya dilandasi dengan nilai tauhid, maka perilakunya akan terkendali dan tidak terjadi korupsi, kolusi, dan nepotisme karena menyadari adanya pengawasan dari yang maha tinggi, yaitu Allah swt. Yang akan mencatat setiap amal perbuatan yang baik maupun yang buruk. Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Az-Zalzalah : 7-8

Artinya : “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah niscaya dia akan melihat (balasannya) dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.

Ini berbeda dari perilaku dalam manajemen konvesional yang sama sekali tidak terkait bahkan terlepas dari nilai tauhid, orang yang menerapkan manajemen konvensional tidak merasa adanya pengawasan yang melekat, kecuali semata-mata penguasa dari pimpinan atau atasan, dalam manajemen syariah setiap

kegiatan yang kita lakukan menjadi amal shaleh yang abadi. Amal selain disini bukan diartikan perbuatan baik saja melainkan perbuatan baik yang dilandasi dengan iman dengan syarat sebagai berikut:26

1. Niat yang ikhlas, apabila suatu perbuatan itu terkesan baik tetapi tidak dilandasi dengan keikhlasan karena Allah, maka perbuatan tersebut tidak dikatakan amal saleh. Niat yang ikhlas hanya akan dimiliki oleh orang-orang yang beriman sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Bayyinah: 5

Artinya :" Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaiikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus". 2. Tata cara pelaksanaannya sesuai dengan syariat, tidak bertentangan dengan

Al-Qur’an dan hadits.

3. Dilakukan dengan kesungguhan. Amal perbuatan yang ikhlas adalah amal yang dilakukan dengan penuh kesungguhan. Keikhlasan seseorang dapat dilihat dari kesungguhannya dalam melakukan perbuatannya.

26

Hal kedua yang dibahas dalam manajemen syari’ah adalah struktur organisasi. Adanya struktur dan stratifikasi dalam Islam dijelaskan dalam surat Al-An’am : 165

.

Artinya : “Dan dialah yang menjadikan kamu penguasa di bumi dan dia meninggalkan sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikannya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia maha pengampun lagi maha penyayang.”

Hal ini menjelaskan bahwa dalam mengatur kehidupan dunia, peranan manusia tidak akan sama. Kepintaran, jabatan, seseorang tidak akan sama, sesungguhnnya struktur itu merupakan sunattullah

Hal ketiga yang dibahas dalam Manajemen Syariah adalah sistem. Sistem adalah seluruh aturan kehidupan manusia yang bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah rasul. Aturan tersebut dikenal dengan hukum lima (5) yaitu, wajib, sunnah, mubah, makruh, haram.27

Aturan-aturan tersebut itu dimaksudkan untuk menjamin keselamatan manusia sepanjang hidup mereka, baik yang menyangkut keselamatan agama, diri ( jiwa dan raga ), akal, harta benda serta keselamatan keturunan.

27

Dalam ilmu manajemen, pelaksanaan sistem yang konsisten akan melahirkan sebuah tatanan yang rapi, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Quran surat An-Nahl : 97 )

Artinya : “Barang siapa yang mengerjakan amal soleh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan. “

Sebaliknya, menolak aturan atau sama sekali tidak memiliki keinginan mengaplikasikan dalam kehidupan akan melahirkan kekacauan dalam kehidupan sebagaimana yang disebut dalam Al-Qur’an surah Thaa-haa : 124-126 )

⌧ ⌧

⌧ ⌧

⌧ ⌧

⌧ ⌧

Artinya : “Dan barang siapa yang berpaling dari peringatanku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta berkatalah “ ya tuhanku “, mengapa engkau menghimpun aku dalam keadaan buta padahal dulunya aku adalah seorang yang melihat’. Allah berfirman,” demikianlah telah datang kepadamu ayat-ayat kami maka kamu melupakannya dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan.”

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan atau planning adalah kegiatan awal dalam sebuah pekerjaan dalam bentuk memikirkan hal-hal yang terkait dengan pekerjaan dalam bentuk memikirkan hal-hal yang terkait dengan pekerjaan itu agar mendapat hasil yang optimal.28

Allah Swt menciptakan alam semesta dengan hak dan perencanaan yang matang dan disertai dengan tujuan yang jelas, sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah Swt. dalam surat Shaad.ayat 27

⌧ ⌧

⌧ ⌧

28 Ibid. Hal. 77

Artinya: “Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, Maka celakalah orang-orang kafir itu Karena mereka akan masuk neraka.”

Perencanaan sesungguhnya merupakan aturan dan kegunaan Allah. Segala sesuatu telah direncanakan, tak ada sesuatupun yang tidak di rencanakan, bahkan usia manusia juga direncanakan Allah.

Konsep manajemen Islam menjelaskan bahwa setiap manusia hendaknya memperhatikan apa yang telah dilakukan masa lalu untuk merencanakan hari esok. Sebagaimana Firman Allah dalam surah Al-hasyr : 18

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

2. Pengorganisasian (Organizing)

Ajaran Islam adalah agama yang mendorong umatnya untuk melakukan segala sesuatu secara terorganisasi dalam rapi, hal ini dinyatakan dalam Al-Qur’an Surat Ash-Shaff : 4

Artinya : “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.

Organisasi dalam pandangan Islam bukan semata-mata wadah melainkan lebih menekan pada bagaimana sebuah pekerjaan dilakukan secara rapi. Organisasi lebih menekankan kepada pengaturan mekanisme kerja, dalam sebuah organisasi, tentu ada pemimpin dan bawahan.29

Kekuasaan adalah amanah, kekuasaan yang merupakan amanah adalah peluang yang diberikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum. Amanah mempunyai makna keinginan untuk memenuhi sesuatu dengan ketentuan. Secara umum amanah dari Allah Swt. kepada manusia ada dua, yaitu ibadah dan khalifah. Dalam kehidupan, seorang muslim harus melaksanakan segala perintah kepada Allah Swt. dan meninggalkan segala larangan-Nya. Kepatuhan kepada Allah Swt. adalah kepatuhan yang bersifat mutlak karena Allah Swt memang menciptakan manusia untuk mengabdi kepada-Nya.

Dokumen terkait