• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penguasaan Tanah di Wilayah Pesisir

Dalam dokumen CV. Pustaka Ilmu Group (Halaman 34-41)

B. Penguasaan Tanah

4. Penguasaan Tanah di Wilayah Pesisir

Berbagai kegiatan terjadi di wilayah pesisir, diantaranya kegiatan pertambakan, permukiman, kegiatan rekreasi dan kegiatan pelayaran yang dengan dukungan fasilitas dermaga dan fasilitas pendukung lainnya. Berbagai kegiatan di wilayah pesisir terangkum sebagai berikut:

Kegiatan Perikanan

Kegiatan perikanan terbagi atas perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Perikanan budidaya dikembangkan di area pesisir dan tidak jarang menggunakan area kawasan mangrove. Kawasan mangrove sebagai penyangga keselamatan ekosistem pesisir dan tempat pertumbuhan benih ikan dan biota laut menjadi terancam. Kegiatan-kegiatan seperti ini mudah ditemukan di pesisir pantai pulau-pulau utama yaitu Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawasi, Papua, dan Sumatera.

Penggunaan area mangrove untuk kegiatan perikanan dipengaruhi oleh anggapan bahwa pengelolaan hutan lebih difahami sebagai pengelolaan hutan di wilayah pedalaman dan

tidak mencakup area mangrove. Instiusi-institusi pemerintah yang berwenang di bidang kehutanan jarang melakukan kegiatan pengawasan di area ini sehingga dimaknai dapat diakses oleh siapa saja untuk kegiatan budidaya perikanan. Cakupan dan luasan penggunaan area mangrove dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3: Kawasan mangrove di Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara yang digunakan sebagai area perikanan budidaya, foto: M. Muhdar, 7 Oktober 2016, 11:01.am.

Penggunaan mangrove sebagai sebagai area perikanan budidaya cukup umum ditemukan di wilayah pesisir di Indonesia. Pesisir Pulau di bagian utara, Pesisir Pulau Sulawesi, Pulau Kalimantan, Pulau Sumatera kita dapat menemukan kegiatan budidaya perikanan dan telah berlangsung tanpa ada pengawasan dan regulasi yang memadai. Penggunaan area untuk kegiatan budidaya perikanan dan bahkan dikonversi untuk kegiatan lain juga dapat kita temukan di beberapa negara di Asia Tenggara.25

25 Adam Irwansyah Fauzi, at.al., Evaluating Mangrove Forest Deforestation Causes In Southeast Asia By Analyzing Recent Environment And Socio-Economic Data Prod-ucts, Proceedings Asian Conference on Remote Sensing 2018, available at: https:// www.researchgate.net/publication/334923966_EVALUATING_MANGROVE_FOR-EST_DEFORESTATION_CAUSES_IN_SOUTHEAST_ASIA_BY_ANALYZING_RECENT_ ENVIRONMENT_AND_SOCIO-ECONOMIC_DATA_PRODUCTS

Gambar 4: Penggunaan area manggrove di Pesisir Maros-Sulawesi Selatan, foto: M. Muhdar, 17.1.2017, 2:38 am.

Permukiman

Pesisir digunakan juga sebagai area permukiman pen-duduk, baik di pulau-pulau terpencil maupun di perkotaan. Area ini dijadikan sebagai area permukiman dengan berbagai pertimbangan, di antaranya memperdekat jarak area kelola nelayan/kegiatan ekonomi masyarakat sebagaimana gambar berikut:

Gambar 5: Masyarakat Nelayan di Kepulauan Togean Sulawesi Tengah, Foto: M. Muhdar, 6.1.2018, 5:53 pm.

Penggunaan pesisir digunakan juga sebagai area per-mukiman baru dengan berbagai alasan, di antaranya ke ter-sediaan lahan di pusat kota semakin terbatas dan mahal,

termasuk pertimbangan harga tanah yang semakin mahal dari waktu ke waktu. Penggunaan area pantai dan pesisir sebagai area permukiman dan kegiatan bisnis memunculkan konflik antar pengguna maupun status hukumnya atas alokasi ruang dan akases publik. Perebutan penggunaan ruang di wilayah pesisir tidak dapat dihindari sebagaimana tersaji pada gambar berikut:

Gambar 6: Reklamasi di Pantai Utara Jakarta untuk permukiman dan area bisnis, Foto: M. Muhdar, 3.11.2019, 7:15 Am.

Penggunaan pesisir untuk permukiman dan bisnis me-munculkan berbagai perdebatan mengingat posisinya sebagai area bersama (common property). Penguasaan secara pribadi akan mengurangi tingkat aksesibilitas subyek hukum lain dalam mengakses pesisir dan laut.

Reklamasi untuk kepetingan bisnis dan area permukiman sebagaimana di pantai utara Jakarta di atas telah menimbulkan keterbatasan akses laut bagi nelayan yang tinggal di sepanjang pantai dan membutuhkan waktu tambahan dari permukiman ke lokasi mencari ikan atau kegiatan budidaya perikanan lainnya.

Penggunaan area pantai juga digunakan sebagai area permukiman pribadi dan terbatas bagi pihak lain ikut membatasi

hubungan-hubungan antar anggota masyarakat dan bahkan sebagai penanda-pembeda strata sosial antar subyek hukum lainnya sebagaimana gambar berikut:

Gambar 7: Perumahan Mewah di Coastal/Yara River Melbourne, Foto: M. Muhdar, Maret 13, 2017, 2:10 pm.

Area Pariwisata

Wilayah pesisir merupakan pertemuan ekosistem darat dan laut. Area ini memiliki tumbuhan mangrove, karang, dan di antaranya terdapat hamparan pasir menjadi objek wisata. Pantai merupakan area terbuka dan dapat diakses oleh masyarakat umum dan tidak boleh dibatasi. Penguasaan pantai oleh entitas privat dapat mengancam bahkan meniadakan hak masyarakat umum terhadap area publik sehingga memerlukan kejelasan aturan dalam pemanfaatannya. Pemberian izin kepada pengelola pariwisata dengan pembatasan akses publik merupakan salah satu bentuk penyimpangan dilihat dari konsep penguasaan negara.

Bentuk-bentuk penyimpangan dapat berupa pembatasan akses selain tamu pengelola area wisata dengan alasan ada investasi dan telah diizinkan oleh instansi berwenang. Pemilik modal relatif mencari tempat-tempat yang berdekatan dengan pantai untuk menguasai sendiri atau melalui pola penguasaan tertentu sehingga membatasi hak-hak masyarakat dalam mengakses sumber pariwisata alamiah.

Pola penguasaan wilayah pesisir atas nama kegiatan pariwisata khususnya pemanfaatan sumber daya pesisir seharusnya dikelola dengan dua pendekatan. Pertama, terhadap area inti berdasarkan cakupan fasilitas yang dibangun dapat dikualifikasi sebagai area terbatas dan hanya diakses oleh tamu di antaranya penggunaan fasilitas pengelola. Kedua, area public yang boleh diakses oleh tamu pengelola dan oleh public seperti pantai, sungai, danau, hutan, laut. Komponen ini harus dianggap sebagai milik bersama dan harus dapat diakses oleh umum sebagaimana dua gambar berikut:

Gambar 8: Pantai Kuta Bali yang dapat diakses oleh publik, Foto: M. Muhdar, 6 Mei 2017, 7:41 Am

Gambar 9: Gava Mar Beach, Barcelona, Foto: M. Muhdar, 25 September 2017, 6:36 pm.

Pantai Kuta dan Pantai Gavamar merupakan area yang berdekatan dengan akses publik sehingga entitas privat tidak dapat membatasi akses bagi masyarakat. Namun demikian, ada juga pantai yang jauh dari akses publik memiliki peluang besar untuk dimiliki secara pribadi dan membatasi kehadiran orang lain selain tamu sebagaimana pada gambar berikut:

Gambar 10: Pantai di Kepulauan Togean-Sulawesi Tengah, Foto: M. Muhdar, 4.1.2018, 7:20 Am.

C. Pertambangan (Mineral dan Batubara)

Dalam dokumen CV. Pustaka Ilmu Group (Halaman 34-41)

Dokumen terkait