• Tidak ada hasil yang ditemukan

e. Penguatan ekonomi daerah

Pasca Pandemi

COVID-19.

b. Mendorong sektor

ekonomi unggulan

daerah dan penguatan

ekosistem keuangan

digital.

c. Pengembangan

industri halal dan

ekosistem ekonomi

syariah.

d. Pengembangan

sektor ekonomi

prioritas.

e. Penguatan

ekonomi daerah.

Tingkat Pusat Tingkat Daerah Tingkat Pusat & Daerah Quick Wins

.com .com .com .com .com .com

LAMPIRAN

Inklusi Keuangan dan Pengaruhnya Terhadap Indeks Pembangunan Manusia

Asumsi umum yang menyatakan bahwa inklusi keuangan memiliki pengaruh yang positif terhadap kesejahteraan masyarakat telah mendorong para peneliti untuk menganalisa penyebab inklusi keuangan yang sesungguhnya sebagai bukti empiris. Kajian-kajian tersebut disusun sebagai salah satu bahan rujukan dan evaluasi bagi para pembuat kebijakan dalam penyelenggaraan pelayanan publik, khususnya dalam rangka analisis peningkatan tingkat inklusi keuangan terhadap outcome yang dihasilkan. Studi Burgess dan Pande (2005) menunjukan bahwa inklusi keuangan berpengaruh positif terhadap kesejahteraan masyarakat melalui pengurangan kemiskinan 1. Setiap peningkatan kredit sebesar 1%, akan mengurangi

kemiskinan sebesar 1,5% di daerah pedesaan. Sementara itu, peningkatan tabungan di bank sebesar 1%, mengurangi kemiskinan sebesar 2,2%. Salah satu saluran inklusi keuangan dapat meningkatkan kesejahteraan rumah tangga adalah melalui investasi rumah tangga. Investasi rumah tangga tersebut dapat berupa investasi pada kesehatan, pendidikan, dan usaha yang dapat meningkatkan

produktifitas dan pendapatan 2 (Hannig, 2009). Penelitian lain oleh Pitt dan Khandker (1998) menyimpulkan bahwa kredit mikro (dari Bank Grameen), memberikan kesempatan

bagi perempuan untuk dapat meningkatkan pengeluaran rumah tangga, meningkatkan pengeluaran aset, dan berkurangnya siswa yang putus sekolah (drop-out) 3.

Merujuk pada studi literatur dari beberapa negara, telah dilakukan studi korelasi antara tingkat literasi dan inklusi keuangan dengan kesejahteraan masyarakat yang direpresentasikan oleh IPM di Indonesia. Melalui Scatter plot pada Gambar 1 dan Gambar 2 dapat disimpulkan bahwa korelasi antara tingkat inklusi keuangan dan literasi keuangan dengan IPM memiliki korelasi yang positif, yang mana seiring dengan peningkatan literasi dan inklusi keuangan juga akan meningkatkan IPM. Dapat dilihat bahwa korelasi literasi dan inklusi keuangan dengan IPM di tingkat provinsi dan kabupaten memiliki

scatter plot yang lebih curam dibandingkan

dengan hubungan pada tingkat kota. Ini mengartikan bahwa perubahan nilai literasi dan inklusi keuangan tingkat provinsi dan kabupaten dapat mempengaruhi tingkat IPM yang lebih signifikan dibandingkan dengan tingkat kota.

1. Burgess, R and R Pande, 2005. “Can rural banks reduce poverty? Evidence from the Indian social banking experiment”. American Economic Review. 2. Hannig, A., 2009. “The Financial Crisis – Opportunities for Financial Inclusion”. Alliance for Financial Inclusion.

Gambar 1. Scatter Plot Indeks Inklusi Keuangan dengan IPM

Kategori Kab. Kota Prov

Inklusi Keuangan

Kab. Kota Prov

50 60 70 80 90

50 60 70 80 90

50 60 70 80 90

60

70

80

HDI

Kategori Kab. Kota Prov

30 40 50 60

Literasi Keuangan

30 40 50 60

30 40 50 60

60

70

80

HDI

Kab. Kota Prov

.com .com .com .com .com .com Selain itu, hasil pengujian empiris dengan

estimasi regresi (model regresi) antara inklusi keuangan dan literasi keuangan dengan IPM di wilayah yang telah terbentuk TPAKD juga menunjukkan bahwa literasi dan inklusi keuangan dapat meningkatkan IPM. Namun demikian, ketika literasi dan inklusi keuangan diestimasi secara sendiri-sendiri, dampaknya tidak sebesar ketika keduanya diestimasi secara bersama-sama.

Tabel 1 menunjukkan bahwa inklusi keuangan (Fin.Inc.Index) dan literasi keuangan (Fin. Lit.Index) memiliki dampak positif pada peningkatan indeks pembangunan manusia di

wilayah yang telah terbentuk TPAKD. Tabel 1 juga menunjukkan bahwa Model 1 lebih unggul daripada Model 2 dan 3. Model 1 menunjukkan bahwa setiap peningkatan pengeluaran per kapita (per bulan) sebesar satu persen, maka akan meningkatkan IPM sebesar 0,26 persen. Sementara itu, perkalian antara (cross product) dari inklusi keuangan dan literasi keuangan akan meningkatkan IPM sebesar 0,16 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa inklusi keuangan dan literasi keuangan bermanfaat bagi pemerintah daerah untuk mempercepat meningkatkan kesejahteraan rakyat mereka (yang diukur dengan menggunakan IPM).

Tabel 1. Dampak Inklusi Keuangan dan Literasi Keuangan pada Indeks Pembangunan Manusia di Wilayah TPAKD

Variable Independen

Konstanta

log(Pengeluaran per kapita) Fin.Incl.Index Fin.Lit.Index Fin.Incl.Index*Fin.Lit.Index R-squared AIC SIC Model 1 Coef. 1.818 t-stat 6.848 Signif. 0.000 0.260 8.626 0.000 0.161 2.011 0.050 0.8527 -3.9596 -3.8449 Model 2 Coef. 1.616 t-stat 7.006 Signif. 0.000 0.281 10.382 0.000 0.065 1.368 0.178 0.8525 -3.9160 -3.8013 Model 3 Coef. 1.603 t-stat 7.752 Signif. 0.000 0.282 11.856 0.000 0.136 1.720 0.092 0.8557 -3.9381 -3.8234 Keterangan:

1. Dependen Variabel: log(Indeks Pembangunan Manusia) 2. N=50 area TPAKD

3. Variabel inklusi keuangan yang berdiri sendiri tidak signifikan disebabkan karena adanya korelasi yang tinggi dengan pengeluaran per kapita

LAMPIRAN

Dapat kita ketahui bahwa dengan adanya pengaruh yang cukup signifikan antara tingkat literasi dan inklusi keuangan dengan indeks pembangunan manusia, tentunya dapat mendorong pemerintah untuk terus memperluas akses keuangan. Melalui TPAKD, pemerintah daerah dapat meningkatkan kesejahteraan daerahnya jauh lebih baik dibandingkan dengan apabila pemerintah memutuskan untuk tidak ikut berkontribusi dalam peningkatan akses keuangan di daerah. Peningkatan akses keuangan dapat meningkatkan inklusi keuangan, dan pada jangka panjang, akan berujung pada peningkatan IPM. Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, outcome kesehatan yang baik, serta tingkat

perekonomian yang positif, tentunya akan memiliki nilai kepuasan yang tinggi kepada pemerintah daerahnya, sehingga memperoleh kesimpulan bahwa TPAKD dapat menjadi salah satu instrumen kuat dalam meningkatkan elektabilitas pimpinan daerah. Oleh karena itu, kolaborasi intensif antar anggota TPAKD khususnya pemerintah daerah tentu sangat diperlukan sehingga memungkinkan TPAKD untuk menjalankan kegiatan dengan berbagi ide, masukan, dan cara-cara meningkatkan literasi dan akses keuangan dari seluruh pemangku kepentingan terkait yang mengarah pada peningkatan kesejahteraan penduduk mereka serta memperkuat ketahanan ekonomi domestik 4

(GPFI dan Cull et al, 2012).

Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan Menara Radius Prawiro Lantai 2

Jl. M. H. Thamrin No. 2 Jakarta Pusat 10350

Dokumen terkait