• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. Penguatan Pendidikan Karakter

Penguatan Pendidikan Karakter merupakan suatu program yang dicanangkan oleh pemerintah. Program menurut Suharsimi merupakan rangkaian kegiatan sebagai realisasi dari suatu kebijakan.69 Dalam

melaksanakan suatu kebijakan dan mengimplementasikannya maka diperlukan perencanaan program, pelaksanaannya dan juga evaluasi dari program tersebut.

Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter dalam Pasal 2 disebutkan bahwa tujuan PPK adalah: 1. Membangun dan membekali peserta didik sebagai generasi emas

Indonesia tahun 2045 dengan Pancasila dan pendidikan karakter yang baik guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan.

68Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak (Yogyakarta: LPPI, 2011), 6.

69Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan; Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), 3.

2. Mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan pendidikan karakter sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan bagi peserta didik dengan dukungan pelibatan public yang dilakukan melalui pendidikan jalur formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan keberagaman budaya Indonesia.

3. Merevitalisasi dan memperkuat potensi dan kompetensi pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, masyarakat dan lingkungan keluarga dalam mengimplementasikan PPK.

Sesuai permendikbud Nomor 20 Tahun 2018, dalam rangka pengimplementasian program ini, pendidikan karakter seperti disebut di atas memiliki delapan belas nilai kemudian diambil lima nilai utama yang dijadikan fokus dalam program Penguatan Pendidikan Karakter. Kelima nilai tersebut adalah Religius, Nasionalis, Kemandirian, Gotong Royong dan Integritas. 70

Penjelasan mengenai kelima nilai tersebut meliputi; nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. Implementasi nilai karakter religius ini ditunjukkan dalam sikap cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama

antar pemeluk agama dan kepercayaan, anti perundungan dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih.

Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Sikap nasionalis ditunjukkan melalui sikap apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan agama.

Adapun nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral. Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran. Seseorang yang berintegritas juga menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas), serta mampu menunjukkan keteladanan.

Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. Siswa yang mandiri memiliki

etos kerja yang baik, tangguh, berdaya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan. Diharapkan siswa dapat menunjukkan sikap menghargai sesama, dapat bekerja sama, inklusif, mampu berkomitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong, memiliki empati dan rasa solidaritas, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.

Nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam program Penguatan Pendidikan Karakter didasari dari filosofi pendidikan karakter Ki Hajar Dewantara. Yakni olah hati (etika), olah pikir (literasi), olah karsa (estetika), dan olah raga (kinestetik).71

Nilai-nilai inilah yang dimaksudkan untuk membentuk karakter setiap peserta didik agar memiliki sikap dan perilaku yang baik. Nilai-nilai ini juga yang kemudian diintegrasikan serta diinternalisasikan di sekolah-sekolah pada seluruh peserta didik untuk tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan.

Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen pemangku kepentingan atau stakeholders harus dilibatkan, termasuk

komponen pendidikan itu sendiri seperti isi kurikulum, proses pembelajaran, penilaian, pengelolaan mata pelajaran, pelaksanaan kegiatan kokurikuler.72

Berkaitan dengan pendidikan karakter, program diartikan sebagai bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan pendidik dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik. Gerakan PPK berfokus pada struktur yang sudah ada dalam system pendidikan nasional yaitu berbentuk program, kurikulum dan pengimplementasiannya dalam bentuk kegiatan yang berbasis pada kelas, budaya sekolah dan masyarakat.73

Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas dapat dilakukan dengan berbagai cara di antaranya:74

1. Mengintegrasikan proses pembelajaran di dalam kelas melalui isi kurikulum dalam mata pelajaran, baik itu secara tematik maupun terintegrasi dalam mata pelajaran.

2. Memperkuat manajemen kelas, pilihan metodologi dan evaluasi pengajaran.

3. Pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi, kondisi kelas dan nilai yang ingin disampaikan.

Implementasi program PPK menyesuaikan dengan kapasitas dan kemampuan sekolah. Keberhasilan satuan pendidikan yang menjalankan

72Agus Wibowo, Pendidikan Karakter; Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), 20.

73Kemendikbud, Jendela Pendidikan, 7.

program ini adalah dapat menjadi teladan atau contoh bagi seluruh satuan pendidikan lainnya.75

Program PPK diterapkan secara bertahap dan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi di masing-masing sekolah. Program PPK dapat mendorong kualitas pendidikan yang merata di Indonesia. Setiap sekolah memiliki hak yang sama untuk menerapkan program yang merupakan bagian dari gerakan nasional revolusi mental di bidang pendidikan.

Dokumen terkait