• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUJ IAN VOICE CALL

3. TRIGGER STATEMET

4.2 PENGUJ IAN DAN EVALUAS

4.2.1 PENGUJ IAN VOICE CALL

Pengujian voice call dilakukan saat dua client atau lebih melakukan panggilan suara. Pengamatan dilakukan menggunakan tool wireshark untuk mengamati paket-paket data saat melakukan voice call dengan waktu masing-masing 5 menit setiap komunikasi. Berikut beberapa parameter yang dilakukan untuk uji dan evaluasi

system.

Pengujian delay diamati menggunakan wireshark dengan cara membaca paket-paket data yang lewat saat melakukan komunikasi voice call, kemudian paket tersebut dibaca oleh wireshark untuk selanjutnya dianalisa. Cara membaca paket data menggunakan wireshark, pertama jalankan terlebih dahulu tool wireshark. Kemudian pilih Capture Interfaces, Pilih defice yang akan diamati (LAN/WLAN/lainnya), start.

Maka proses pembacaac paket data akan berjalan. Berikut salah satu contoh pembacaan paket data menggunakan wireshark.

Gambar 4.12. Capture wireshark untuk voice call

Untuk mengetahui proses komunikasi voice call pada SIP, maka lakukan hal berikut : Pilih Telephony VoIP call Follow/Graph. Hasilnya akan seperti

berikut.

Gambar 4.13 Jalur komunikasi saat melakukan voice call

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa VoIP untuk melakukan komunikasi melalului proses invite, ack (ringing) dan ok. Baru komunikasi akan berjalan. Untuk pemutusan komunikasi juga dilakukan komunikasi ack, bye, ok.

Pengujian Delay

Nilai delay yang menjadi analisa ini merupakan nilai rata – rata selisih waktu saat paket mulai dikirimkan hingga diterima oleh klien. Pengujian dilakukan dengan 10 sesi komunikasi yang terjadi sesuai dengan jumlah klien yang akan di uji.

capture voice call seperti pada gambar 4.8 dilanjutkan dengan meilih Telephony

RTP Stream Analys. Hasilnya seperti berikut.

Gambar 4.14. Delay voice call pada wireshark

Dari hasil pengukuran di atas, dapat diketahui nilai rata-rata delay untuk setiap komunikasi VoIP. Pengukuran di atas dilakukan sebanyak sepuluh kali untuk

masing-masing jumlah klien. Dari pengukuran tersebut didapatkan hasil seperti pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Pengujian Delay Voice call Pengujian ke - Delay (ms) 2 klien 6 klien 1 20,5 20,45 2 21,12 20,48 3 20,57 20,41 4 20,79 20,43 5 20,35 20,3 6 20,49 20,69 7 20,79 30,67 8 20,4 20,89 9 20,44 20,94 10 20,52 20,63 Rata -rata 20,6 20,63

Pengujian yang dilakukan pada proses komunikasi ini menggunakan perangkat lunak wireshark yang mengamati server dengan terhubung langsung pada access

point.

Berdasarkan tabel 4.1 Terlihat bahwa semakin banyak jumlah klien yang melakukan komunikasi, maka nilai delay juga semakin tinggi. Pada tabel terlihat bahwa pengujian terhadap 2 klien memiliki nilai rata-rata delay sebesar 20,6 ms, pengujian 6 klien sebesar 20,63 ms.

Menurut standar dari ITU-T untuk komunikasi VoIP disarankan memiliki nilai

delay sebesar 140 ms. Sehingga nilai rata-rata delay tersebut sampai 6 klien memilliki

nilai yang masih diterima untuk melakukan komunikasi.

Pengujian J itter

Pada pengujian jitter, tidak jauh berbeda dari pengujian pada delay. Karena pengujian dilakukan secara bersama – sama dan pengambilan data dilakukan secara bersamaan. Seperti halnya dalam pengujian delay, pada pengujian jitter dilakukan sebanyak 10 kali dengan kondisi klien yang sama.

Pada wireshark cara mengetahui nilai jitter sama seperti pembacaan delay, yaitu dari capture voice call kemudian pilih Telephony RTP Stream Analys. Hasilnya

seperti berikut.

Dari pengukuran jitter sperti gambar di atas, pengamatan dilakukan sebanyak 10 kali untuk masing-masing jumlah klien. Sehingga akan diperoleh data seperti

berikut :

Tabel 4.2 Pengujian Jitter Voice call Pengujian ke - Jitter (ms) 2 klien 6 klien 1 2,55 3,125 2 3,125 3,15 3 4,1 2,55 4 4,9 2,74 5 4,2 1,55 6 1,55 3,9 7 3,15 4,9 8 3,15 4,1 9 2,74 4,2 10 3,9 3,15 Rata -rata 3,33 3,15

Jitter merupakan variasi delay yang terjadi akibat adanya selisih waktu atau

interval antara kedatangan paket pada penerima. Sehingga nilai delay dan nilai jitter berbanding lurus, semakin tinggi nilai delay, maka nilai jitter pun juga akan semakin tinggi.

Dari tabel diatas didapatkan nilai rata-rata delay untuk komunikasi 3 klien sebesar 3,33 ms, 6 klien sebesar 3,15 ms.

Seperti pada delay,bahwa nilai jitter bergantung dari banyaknya jumlah klien yang melakukan komunikasi data. Hal ini disebabkan oleh lintasan tempuh pada setiap klien berbeda. Selain itu juga dapat disebabkan karena ada collision pada jaringan, sehingga menyebabkan paket – paket tersebut memiliki waktu tempuh yang

berbeda.

Jitter merupakan masalah yang masih terus ada pada jaringan data berbasis paket.

Jika frame dilewatkan pada jaringan IP, tiap frame akan mengalami delay yang berbeda. Sehingga kemudian jitter muncul dan akan mempengaruhi parameter QoS lainnya, yaitu packetloss dan throughput.

Pengujian Throughput

Throughput menunjukkan perbandingan antara paket data yang berhasil sampai

tujuan dengan waktu pengamatan. Konfigurasi pengukuran sama dengan pengukuran pada delay dan jitter. Pengukuran dilakukan sebanyak 10 kali dengan wireshark berada pada sisi server. Kemudian dilakukan pengujian dari 2 klien hingga 6 klien.

Cara mengetahui throughput pada wireshark adalah seperti berikut. Dari hasil pengukuran VoIP di awal tadi, pilih Statistic Summary. Kemudian hasilnya seperti

gambar berikut.

4.16 troughput voice call pada wireshark

Pengamatan troughput dilakukan sebanyak 10 kali untuk masing-masing jumlah klien saat komunikasi. Adapaun hasil pengujian tersebut terdapat pada tabel 4.3

Tabel 4.3 Pengujian Throughput Voice call Pengujian

ke -

throughput(kbps)

2 klien 6 klien

2 80,67 81,12 3 80,75 81,28 4 80,7 81,19 5 80,96 81,4 6 80,76 79,98 7 80,69 79,63 8 80,88 79,96 9 80,77 79,77 10 80,73 80,51 Rata -rata 80,77 80,51

Dari tabel 4.3 nilai throughput rata-rata pada percobaan dengan 2 klien sebesar 80,77 kbps, pada 6 klien sebesar 80,51 kbps.

Dengan bertambahnya jumlah klien memungkinkan nilai throughput juga semakin kecil karena nilai delay dan jitter pada klien berbeda-beda sehingga proses pengiriman data menjadi terhambat. Selain itu proses buffer pada server juga mempengaruhi nilai throughput yang terjadi, karena buffer diperlukan untuk menyimpan data sementara dalam komunikasi data. Sedangkan setiap hardware memiliki nilai buffering yang berbeda dalam menangani setiap klien yang ingin berkomunikasi.

Pada pengujian proyek akhir ini beberapa pengujian mengalami drop call atau panggilannya terputus ditengah komunikasi. Pada proses pengujian 6 klien pada 10 kali pengujian, terdapat 2 kali pengujian pada 1 klien yang mengalami drop call, sehingga menghasilkan nilai throughput yang rendah akibat itu.

Gambar 4.17 Drop Call

Dari gambar 4.17 Terlihat ketika klien mengalami drop call atau panggilan terputus, maka nilai throughput pada klien tersebut akan turun dan mempengaruhi grafik pada throughput secara keseluruhan. Setelah terjadi drop call, maka klien tersebut memiliki nilai throughput yang rendah dan stabil hingga pengujian berakhir.

Drop call terjadi akibat access point, tidak dapat mengatasi nilai buffer yang terlalu

besar pada sesi komunikasi, sehingga salah satu klien mengalami drop call.

Pengujian Packet Loss

Packet loss merupakan hilangnya paket data didalam transmisi data. Pengujian dilakukan dengan mengambil data seperti halnya pada pengukuran delay, jitter dan

throughput. Adapun hasil pengujian seperti yang terdapat pada tabel berikut.

Cara mengetahui paket loss setiap komunikasi sama halnya pada saat pengambilan data delay dan jitter, yaitu seperti berikut. Pada wireshark cara mengetahui nilai jitter sama seperti pembacaan delay, yaitu dari capture voice call kemudian pilih Telephony RTP Stream Analys. Hasilnya seperti berikut.

Gambar 4.18. Packet loss voice call pada wireshark Keterangan : --- = grafik throughput pada semua komunikasi

Dari pengukuran di atas dilakukan sebanyak 10 kali untuk masing-masing jumlah klien berbeda menghasilkan data seperti pada tabel berikut :

Tabel 4.4 Pengujian Packetloss Voice call Penguji an ke - Packetloss (%) 2 klien 6 klien 1 1,82 1,71 2 4,69 1,75 3 2,14 1,31 4 3,225 1,43 5 1,2 1,01 6 1,76 2,44 7 3,26 4,45 8 1,37 3,47 9 1,64 3,6 10 1,84 2,37 X 2,29 2,354

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai rata –rata packet loss untuk komunikasi 2 klien sebesar 2,29 %, pada komunikasi 6 klien sebesar 2,345.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa packet loss merupakan hilangnya paket didalam transmisi data. Hilangnya paket tersebut disebabkan oleh adanya jitter yang mengalami penumpukan kepada penerima. Jitter yang mengalami keterlambatan, ditampung terlebih dahulu oleh buffer yang terdapat pada penerima, dan apabila buffer telah penuh maka selanjutnya data-data yang datang terakhir akan dibuang dan tidak akan diproses oleh penerima. Nilai buffer yang tinggi didalam proses pengiriman data, dapat pula mengakibatkan terjadinya drop call atau sesi komunikasi terputus dan mengakibatkan nilai packetloss yang besar dan nilai

Dokumen terkait