• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1. Analisis Sistem

Analisis sistem merupakan suatu tahapan yang mana dilakukan untuk membantu memahami sesuatu yang dibutuhkan sistem. Hal ini dimaksud untuk membuat sistem tersebut mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada sehingga nantinya dapat membantu didalam proses perancangan model suatu sistem yang nantinya akan diimplementasikan.

3.1.1. Analisis Masalah

Blurring yaitu proses pengaburan pada citra. Permasalahan yang dihadapi dalam

perancangan sistem ini yaitu melakukan proses pengembalian citra yang telah terdegradasi (proses restorasi), yaitu citra yang telah mengalami kerusakan akibat proses blurring yang telah diberikan. Hal tersebut dilakukan agar dapat membuktikan apakah kedua metode yang digunakan pada percobaan ini dapat mengurangi degradasi terhadap citra. Masalahnya seberapa besar blur yang diberikan akan berpengaruh terhadap proses restorasi citra. Dengan adanya system ini diharapkan dapat membuktikan pengaruh tersebut.

Permasalah lainnya yaitu dilakukannya proses penambahan beberapa noise. Penambahan noise ini dilakukan setelah proses blurring pada citra. Melakukan percobaan ini untuk mengetahui apakah kedua metode tersebut dapat juga mengurangi

noise. Diagramnya dapat dilihat pada gambar 3.1.

Perbandingan algoritma untuk memperbaiki kualitas citra

Material

User

Metode

Sistem Memberikan kadar

blur dan noise pada citra

Blurring dan Noising Salt and pepper

Citra dengan format *.jpeg dan

*.bmp Wiener filter Lucy-Richardson speckle gaussian Proses Restorasi

3.1.2. Analisis Kebutuhan Sistem

Analisis kebutuhan sistem ini meliputi analisis kebutuhan fungsional sistem dan analisis non-fungsional sistem.

3.1.2.1. Kebutuhan Fungsional Sistem

Sistem analisis pengaruh blur dan noise pada citra memiliki kebutuhan fungsional yaitu:

1. Masukan yang berupa citra yang memiliki format *.jpeg atau *.bmp yang merupakan citra RGB.

2. Sistem dapat memberikan blur dengan nilai masing-masing yang ditentukan oleh sudut len dan teta.

3. Sistem memberikan noise dengan kadar noise tertentu.

4. Sistem melakukan proses restorasi dengan Wiener filter dan Lucy-Richardson.

3.1.2.2. Kebutuhan Non-Fungsional Sistem

Untuk membantu kinerja sistem secara lebih baik, terdapat kebutuhan non-fungsional sistem yaitu:

1. Tampilan antarmuka sistem dapat dimengerti oleh user atau pengguna sistem. 2. Efektifitas system yang dibangun dapat menyimpan citra hasil dan efisiensi

dapat terlihat dari system yang digunakan tidak memerlukan perangkat tambahan atau perangkat pendukung lainnya yang dapat mengeluarkan biaya tambahan

3. Sistem yang nantinya telah dibuat dapat dikembangkan dengan mudah sehingga sistem dapat tetap digunakan di masa yang akan datang.

3.1.3. Analisis Proses

Dalam proses ini terdapat dua proses yaitu blurring dan nosing. Blurring yaitu proses pemberian blur pada citra inputan. Noising yaitu proses pemberian noise pada citra inputan dimana nilai noise dapat ditentukan. Sedangkan pada proses restorasi

dilakukan dengan dua cara yaitu Wiener filtering dan Lucy-Richardson. Selanjutnya dilakukan perhitungan MSE, PSNR dan running time pada masing-masing langkah.

3.2. Pemodelan

Pada penelitian mengenai perbandingan algoritma Wiener dan Lucy-Richardson ini digunakan UML sebagai bahasa pemodelan yang berfungsi untuk membantu merancang sistem. Model UML yang digunakan dalam penelitian ini yaitu use case

diagram, sequence diagram, dan activity digaram.

3.2.1. Use Case Diagram

Use case diagram adalah gambaran graphical dari beberapa atau semua actor, use case, dan interaksi diantara komponen-komponen tersebut yang memperkenalkan

suatu system yang akan dibangun. Use case diagram menjelaskan manfaat suatu

system jika dilihat menurut pandangan orang yang berada di luar sistem. Diagram ini

menunjukkan fungsionalitas suatu system atau kelas dan bagaimana system tersebut berinteraksi dengan dunia luar.

Actor1 Wiener Filter Restorasi citra «extends» «extends» Lucy-Richardson Bantuan

Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem Perbandingan Algoritma Wiener dan Lucy-Richardson untuk Memperbaiki Kualitas Citra

Pada sistem perbandingan algoritma sistem perbandingan Wiener dan Lucy-Richardson ini terdapat actor yang memiliki pilihan untuk :

a. Memilih Restorasi citra yang dilanjutkan dengan proses Wiener Filter atau Lucy-Richardson.

b. Bantuan dari penulis.

Berikut ini merupakan tabel dokumen naratif dari use case filter Wiener yang dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Dokumentasi Naratif Proses Wiener Filtering

Nama Use case Wiener Filtering

Actor Pengguna

Description

Use case mendeskripsikan jalannya proses restorasi pada

citra dimulai dari penambahan blur dan penambahan

noise

Pre-Condition Aplikasi siap untuk menerima inputan.

Typical course of

event

Kegiatan pengguna Respon sistem 1. Pengguna memilih

citra yang akan digunakan pada percobaan (*.jpeg atau *.bmp) dengan menekan button

Browse .

2. Sistem akan merespon dengan masuk ke direktori penyimpanan citra

3. Menampilkan citra yang telah dipilih oleh

pengguna 4. Pengguna menginput

sudut blur (len dan teta).

6. Dengan menekan

button MSE,PSNR

dan running time, pengguna dapat mengetahui error dan waktu yang

dibutuhkan untuk citra tersebut.

5. Sistem akan melakukan proses blurring dan menampilkan hasilnya. 7. Menampilkan nilai MSE,

PSNR dan running time.

8. Selanjutnya

menambahkan noise pada citra blur dengan menginput ukuran

noise (dalam %)

kemudian memilih

noise dengan menekan

jenis noise yang diinginkan.

10.Menekan button MSE,

9. Sistem akan menampilkan hasil noising dan blurring pada citra.

PSNR dan running time untuk

mengetahui error.

PSNR, dan running time.

12. Menekan tombol hasil untuk melihat hasil restorasi yang pertama.

14. Menekan button MSE, PSNR dan running time untuk mengetahui error.

13. Menampilkan hasil restorasi.

15. Menampilkan nilai MSE, PSNR dan Running time. 16. Menekan tombol

hasil 2 untuk melihat hasil restorasi yang kedua. 18. Menekan button MSE, PSNR dan running time. 17. Menampilkan hasil restorasi citra.

19. Menampilkan nilai MSE, PSNR dan running time.

Alternatecourse Tekan tombol Reset

Sistem mengosongkan gambar dan nilai MSE, PSNR dan running time. Post condition Sistem telah melakukan proses filter Wiener yang

menghasilkan citra.

Tabel 3.2 Dokumentasi Naratif Use Case Lucy-Richardson

Nama Use case Proses Lucy-Richardson

Actor Pengguna

Description

Use case mendeskripsikan jalannya proses restorasi pada

citra dimulai dari penambahan blur dan penambahan

noise.

Pre-Condition Aplikasi siap untuk menerima inputan.

Typical course of

event

1. Pengguna memilih citra yang akan digunakan pada percobaan (*.jpeg atau *.bmp) dengan menekan button

Browse .

2. Sistem akan merespon dengan masuk ke direktori penyimpanan citra.

3. Menampilkan citra yang telah dipilih oleh

pengguna. 4. Pengguna menginput

sudut blur (len dan teta).

6. Dengan menekan

button MSE,PSNR

dan running time, pengguna dapat mengetahui error dan waktu yang

dibutuhkan untuk citra tersebut.

5. Sistem akan melakukan proses blurring dan menampilkan hasilnya. 7. Menampilkan nilai MSE,

PSNR dan running time.

8. Selanjutnya

menambahkan noise pada citra blur dengan menginput ukuran

noise (dalam %)

kemudian memilih

noise dengan menekan

jenis noise yang diinginkan.

10.Menekan button MSE, PSNR dan running time untuk

mengetahui error.

9. Sistem akan

menampilkan hasil noising dan blurring pada citra.

11. Menampilkan nilai MSE, PSNR, dan running time. 12.Menekan tombol hasil

untuk melihat hasil restorasi Lucy.

14.Menekan button MSE, PSNR dan running time untuk

mengetahui error.

13. Menampilkan hasil restorasi.

15. Menampilkan nilai MSE, PSNR dan Running time.

Alternatecourse Tekan tombol Reset

Sistem mengosongkan gambar dan nilai MSE, PSNR dan running time.

Post condition Sistem telah melakukan proses Lucy-Richardson yang menghasilkan citra

Tabel 3.3 Dokumentasi Naratif Use Case Bantuan

Nama Use case Bantuan

Actor Pengguna

Description Use case ini menjelaskan cara penggunaan dari system

ini.

Pre-Condition Aplikasi siap untuk menerima inputan.

Typical course of

event

Kegiatan pengguna Respon sistem 1. Menekan button

bantuan.

2. Menampilkan isi dari bantuan tersebut.

Alternatecourse Aksi Aktor Respon sistem

Post condition Sistem membuka menu bantuan

3.2.2. Sequence Diagram

Sequence diagram adalah suatu diagram yang memperlihatkan atau menampilkan

interaksi-interaksi antar objek di dalam sistem yang disusun pada sebuah urutan atau rangkain waktu. Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan scenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai sebuah respon dari suatu kejadian/even untuk menghasilkan output apa yang dhasilkan.

Input Citra Blurring Noising Restorasi Citra Hitung nilai MSE,PSNR

dan Running Time Simpan Citra

Penginputan Citra

Proses pemberian blur dengan inputan len dan

teta Proses pemberian noise inputan variance (%noise)

Proses restorasi citra dengan wiener filter

dan Lucy-Richardson Perhitungan nilai MSE, PSNR dan running time

Tampilkan citra hasil restorasi dengan nilai MSE, PSNR dan running time

Gambar 3.3 Sequence Diagram Proses Restorasi Citra

3.2.3. Activity Diagram

Activity Diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang

dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin tejadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Berikut ini merupakan activity

Browse citra Baca citra *jpeg atau *.bmp

Menampilkan citra Blurring (isi len dan teta yang merupakan sudut blurnya)

Aktor Sistem

Blurring

Menampilkan citra blurring

Noising (mengisi varians noising)

Noising

Menampilkan citra hasil noising

Menekan tombol simpan

Menyimpan hasil ke direktori penyimpanan

Menekan tombol hasil

Menampilkan nilai MSE, PSNR dan Running time

Menekan tombol hasil

Menampilkan citra hasil restorasi yang kedua Menekan tombol MSE,PSNR dan running time

Menampilkan nila MSE,PSNR dan running time

Menekan tombol MSE, PSNR dan running time

Menampilkan nilai MSE, PSNR dan running time

Menampilkan citra hasil restorasi wiener

Menekan tombol MSE, PSNR dan running time Salt and pepper

speckle

gaussian

Menekan tombol MSE,PSNR dan Running time Menampilkan hasil MSE,PSNR dan Running time

Menekan tombol simpan Menyimpan citra hasil ke direktori penyimpanan

Browse citra *jpeg atau *.bmp Baca citra Menampilkan citra Blurring (mengisi len dan teta sebagai sudut blurnya)

Aktor Sistem

Blurring Menampilkan citra blurring

Noising

Noising

Menampilkan citra hasil noising

Menekan tombol simpan

Menyimpan hasil ke direktori penyimpanan Menekan tombol hasil

Menampilkan hasil MSE,PSNR dan running time Menekan tombol simpan

Menyimpan hasil ke direktori penyimpanan Menekan tombol MSE,PSNR dan running time

Menampilkan nila MSE,PSNR dan running time

Menekan tombol MSE, PSNR dan running time

Menampilkan nilai MSE, PSNR dan running time

Menampilkan citra hasil restorasi lucy Menekan tombol MSE, PSNR dan running time

Salt and pepper speckle gaussian

Gambar 3.5 Activity Diagram Filter Lucy-Richardson 3.3. Pseudocode Program

Pseudocode adalah deskripsi dari algoritma pemrograman komputer yang

menggunakan struktur sederhana dari beberapa bahasa pemograman tetapi bahasa tersebut hanya ditujukan agar dapat dibaca manusia.Tujuan penggunaan utama dari

pseudocode adalah untuk memudahkan manusia dalam memahami prinsip-prinsip dari

suatu algoritma.

Sn = abs (fft2(noise)).^2; noise power spectrum nA= sum(Sn(: ))/prod(size(noise)); noise average power

Sf= abs(fft2(i)).^2; image power spectrum fA=sum(Sf(: ))/prod(size(i));

R= nA/fA;

Fr2 = deconvwnr(g,wmotion, R);

Gambar 3.6 Pseudocode Filter wiener

Adapun tahapan-tahapan dari metode ini antara lain:

1. kekuatan spectrum noise yaitu diabsolutkan citra bernoise setelah melalui proses fft.

2. Kekuatan noise rata-rata yaitu penjumlahan matriks dari Sn kemudian dibagi perkalian ukuran citra bernoise.

3. Sf merupakan kekuatan spectrum gambar asli yaitu citra asli setelah melalui proses fft.

4. fA merupakan rata-rata kekuatan citra asli. 5. R merupakan ratio konstanta scalar nA/fA 6. Proses penampungan hasilnya.

3.3.2 Pseudocode Filter Wiener dengan autocorrelation

NCORR = fftshift(real(ifft2(Sn))); FCORR=fftshift(real(ifft2(Sf)));

Fr3=deconvwnr(g,wmotion, NCORR, FCORR);

Gambar 3.7 Pseudocode Filter Wiener dengan autocorrelation

Penjelasan :

Ketika nilai spectrum pada citra tidak diketahui maka dilakukan fungsi aucorrelation seperti diatas.

3.3.3. Pseudocode Salt and Pepper

b = a; <-- Assign b to the input image

x = rand(size(a)); <-- Generate random pixels from the image pixels

d = find(x < p3/2); <-- Find the pixels whose values are less than half of the mean value

b(d) = 0 <-- Implement minimum noise to them

d = find(x >= p3/2 & x < p3) <--- Find the pixels whose values are

greater than half of the mean value & less than mean value b(d) = 1; <-- Implement maximum noise to them

Gambar 3.8 Pseudocode Salt and pepper

Keterangan :

1. Deklarasikan b untuk menampung citra yang akan di eksekusi 2. Randomkan matriks a

3. Temukan nilai yang mana nilainya x<p3

4. Jika sudah ditemukan maka ganti semua nilainya dengan 0

3.4. Perancangan Sistem

3.4.1. Perancangan Flowchart Sistem

Flowchart merupakan bagan yang menampilkan urutan proses dari suatu sistem. Flowchart memiliki fungsi untuk memudahkan proses pengecekan terhadap sistem

yang ingin dibuat apabila ada yang terlupakan dalam analisis masalah. Berikut merupakan flowchart awal dari sistem secara umum yang nantinya akan dibangun yang dapat dilihat pada gambar 3.9.

Start

Input citra *.jpeg atau *.bmp

Blurring

Noising

Filter Wiener

Citra Hasil I + data MSE, PSNR dan

Running Time

Citra Hasil II + data MSE, PSNR dan

Running time

End

Lucy-Richardson

Citra Hasil + data MSE, PSNR dan Running time YA TIDAK Hitung MSE, PSNR dan Running Time Hitung MSE, PSNR dan Running Time

Sub Flowchart Filter Wiener :

Gambar 3.10 Proses Filter Wiener Start

Input citra asli format *bmp dan *jpeg Lakukan proses blurring Lakukan proses FFT Tambahkan noise (speckle) pada citra

Hitung MSE dan PSNR

Citra yang sudah diperbaiki + data MSE dan

PSNR

End Lakukan proses adaptive wiener

Sub flowchart Lucy-Richardson :

Start

Input citra asli format *bmp dan

*jpeg

Lakukan proses Lucy-Richardson

Citra yang sudah diperbaiki + data MSE dan PSNR

End Hitung MSE dan

PSNR

Gambar 3.11 Proses Lucy-Richardson

3.4.2. Perancangan Antarmuka (Interface)

Sistem perbandingan algoritma restorasi citra ini dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman MATLAB 2012a. Perancangan antarmuka atau interface ini bertujuan untuk memudahkan interaksi antara manusia dengan komputer sehingga manusia dapat menggunakan sistem dengan baik dan mudah untuk digunakan.

3.4.2.1. Form Home

Form home sistem merupakan tampilan utama dalam sistem perbandingan algoritma

Gambar 3.12 Rancangan Form Home

Keterangan:

1. Judul Aplikasi.

2. Tampil logo Fasilkom-TI USU.

3. Tampil pembuat program dengan identitas nama dan nim. 4. Filter wiener

Berfungsi untuk menjalankan proses restorasi citra menggunakan filter Wiener. 5. Lucy-Richardson

Berfungsi untuk menjalan proses restorasi citra menggunakan filter lucy-richardson.

6. Bantuan

Berfungsi untuk memberikan petunjuk cara menggunakan software ini. 7. Keluar.

Berikut merupakan rancangan dari form filter Wiener yang dapat dilihat pada gambar 3.11.

Gambar 3.13 Rancangan Form Filter Wiener

Keterangan:

1. Browse

Berfungsi untuk mencari citra yang akan diinput. 2. Axes1

Merupakan tempat untuk menampilkan citra yang akan direstorasi. 3. Nama, Format, Ukuran, Tgl Akses

Merupakan data informasi citra inputan tersebut 4. Len dan teta

Untuk menentukan blurnya (sudut) 5. Blurring

Untuk menjalankan proses blurring-nya. 6. Axes2

Untuk menampilkan hasil citra yang telah diblur. 7. MSE,PSNR dan Running time

Untuk mengetahui nilai dari MSE, PSNR dan Running time pada citra blur tersebut.

8. % noise

Untuk menentukan seberapa %noise yang akan ditambahkan pada gambar blur sehingga gambarnya bernoise.

9. Salt and pepper, speckle, dan gaussian

Menentukan jenis noise yang akan diberikan. 10.Axes3

Untuk menampilkan citra yang telah diblur + noise dan juga menampilkan nilai dari MSE, PSNR dan Running time

11.Simpan

Tombol yang berfungsi untuk melakukan penyimpanan gambar. 12.Hasil

Merupakan tombol untuk melakukannya restorasi. 13.Axes5

Berfungsi untuk menampilkan hasil restorasi citra. 14.MSE, PSNR dan Running time

Berfungsi menampilkan nilai dari MSE, PSNR dan running time dari citra yang telah direstorasi.

15.Hasil

Berfungsi melakukan restorasi tanpa diketahui spectrum pada citra tersebut. 16.Axes4

Berfungsi menampilkan citra hasil yang kedua 17.MSE, PSNR dan running time

Berfungsi menampilkan nilai dari MSE,PSNR dan running time dari citra hasil yang kedua.

18.Simpan

Tombol yang berfungsi untuk menyimpan citra hasil. 19.Reset

Tombol yang berfungsi untuk mereset (mengosongkan) field kekeadaan semula.

20.Kembali

Tombol yang berfungsi untuk menuju ke menu sebelumnya.

Berikut merupakan rancangan dari form lucy-richardson yang dapat dilihat pada gambar 3.12.

3.4.2.3. Form Lucy-Richardson

Gambar 3.14 Rancangan Form Lucy-Richardson

Keterangan:

1. Browse

Berfungsi untuk mencari citra yang akan diinput. 2. Axes1

Merupakan tempat untuk menampilkan citra yang akan direstorasi. 3. Nama, Format, Ukuran, Tgl Akses

Merupakan data informasi citra inputan tersebut 4. Len dan teta

Untuk menentukan blurnya (sudut) 5. Blurring

Untuk menjalankan proses blurring-nya. 6. Axes2

Untuk menampilkan hasil citra yang telah diblur. 7. MSE,PSNR dan Running time

Untuk mengetahui nilai dari MSE, PSNR dan Running time pada citra blur tersebut.

Untuk menentukan seberapa %noise yang akan ditambahkan pada gambar blur sehingga gambarnya bernoise.

9. Salt and pepper, speckle, dan gaussian

Menentukan jenis noise yang akan diberikan. 10.Axes3

Untuk menampilkan citra yang telah diblur + noise 11.MSE, PSNR dan running time

Untuk menampilkan nilai dari MSE, PSNR dan Running time 12.Simpan

Tombol yang berfungsi untuk menyimpan hasil. 13.Hasil

Merupakan tombol untuk melakukannya restorasi. 14.Axes4

Berfungsi untuk menampilkan hasil restorasi citra. 15.MSE, PSNR dan Running time

Berfungsi menampilkan nilai dari MSE, PSNR dan running time dari citra yang telah direstorasi.

16.Simpan

Tombol yang berfungsi untuk menyimpan hasil. 17.Reset

Tombol yang berfungsi untuk mereset (mengosongkan) field kekeadaan semula.

18.Kembali

Tombol yang berfungsi untuk menuju ke menu sebelumnya.

Form Bantuan dapat dilihat pada gambar 3.13 dibawah ini 3.4.2.4. Form Bantuan

Gambar 3.15 Rancangan Form Bantuan

Keterangan: 1. Bantuan

Berisi tulisan yang dapat membantu pengguna dalam mengoperasikan

software ini.

2. Kembali

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

4.1 Implementasi Sistem

Setelah melakukan proses analisis dan perancangan sistem, proses selanjutnya dalam penerapan pembuatan aplikasi adalah proses implementasi dan pengujian sistem. Implementasi merupakan tahap di mana sistem melakukan fungsionalitas utamanya setelah suatu program atau perangkat lunak selesai dirancang. Sedangkan tahap pengujian merupakan tahap yang dilakukan setelah proses pengimplementasikan selesai dilakukan dan sampai proses uji coba sesuai dengan kriteria-kriteria yang diinginkan pengguna pada tahap perancangan sistem. Pada system ini terdapat 4 form yaitu form awal, form filter Wiener, form Lucy-Richardson, dan form bantuan.

4.1.1Form Awal

Form Awal merupakan tampilan utama dalam system perbandingan algortima

Wiener dan Lucy-Richardson untuk restorasi citra ini. Pada form ini terdapat keterangan judul skripsi, nama dan nim penulis skripsi, menu restorasi yang akan digunakan, serta menu bantuan yang dapat membantu pengguna dalam menjalankan sistem ini. Menu restorasi yaitu filter Wiener dan Lucy-Richardson. Adapun tampilan dari form awal pada sistem yang ditunjukkan pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Form Awal

4.1.2Form Filter Wiener

Form filter Wiener ini merupakan tampilan untuk melakukannya proses restorasi

menggunakan filter Wiener. Dimana citra yang dimasukkan akan dilakukan blurring dengan memberikan blur sesuai yang diinginkan pada len dan teta. Kemudian ditambahkan lagi noise sesuai yang diinginkan. Dengan ditambahkan- nya noise membuat citra tersebut menjadi blur + noise. Kemudian dilakukanlah proses restorasi menggunakan filter wiener tersebut. Berikut merupakan tampilan

form Filter Wiener dapat dilihat pada gambar 4.2 dan simulasinya pada gambar

Gambar 4.2 Form Filter Wiener

Gambar 4.3 Form Simulasi Filter Wiener 4.1.3Form Lucy-Richardson

Pada Form Lucy-Richardson tidak jauh berbeda dengan form filter Wiener, yang mana pada tahap restorasi ini setelah terjadi pemilihan citra yang akan direstorasi tahap selanjutnya yaitu dengan memberikan blur dan noise sesuai dengan keinginan si pengguna. Setelah itu dapat dilihat nilai MSE, PSNR dan running

time pada masing-masing langkah dengan menekan tombolnya. Berikut merupakan tampilan dari form Lucy-Richardson yang ditampilkan pada gambar 4.4.

Gambar 4.4 Form Lucy-Richardson

Gambar 4.5 Form Simulasi Lucy-Richardson 4.1.4Form Bantuan

Form Bantuan merupakan form yang berisi tentang penjelasan dari system ini. Ini

juga dapat membantu pengguna dalam menjalankan system ini. Form bantuan dapat dilihat pada gambar 4.6.

Gambar 4.6 Form Bantuan 4.2 Pengujian

Pengujian sistem akan dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana kedua metode tersebut dapat melakukan restorasi citra pada citra blur dengan besarnya

blur yang diberikan pada citra tersebut. Disini juga dilakukan apakah metode

tersebut dapat menghilangkan noise yang diberikan pada citra tersebut. Pengujian dilakukan pada citra berformat *.jpeg dan *.bmp (bitmap). Pengujian dibedakan pada tiap-tiap jenis metode.

4.2.1 Pengujian Filter Wiener

Pada pengujian filter Wiener, hal pertama yang dilakukan setelah memilih citra yaitu membuat citra tersebut menjadi blur dengan mengisi kolom len dan teta yang merupakan derajat kebluran. Kemudian memberikan noise kepada citra dengan memilihnya yaitu salt and pepper, speckle, dan gaussian.

Gambar 4.7 Proses uji coba sistem perbandingan restorasi citra

Untuk melihat sejauh mana filter wiener tersebut dapat merestorasi citra

yang rusak akibat blur dan noise, maka dilakukan pengujian pada jenis citra *.jpeg dan *.bmp yang pada kasus ini dilihat dari jenis noisenya :

Dokumen terkait