• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data

B. Analisis Data

2. Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini terdapat empat hipotesis yang akan diuji. Pengujian hipotesis pertama sampai dengan ketiga menggunakan rumus korelasi product moment. Sedangkan untuk menguji hipotesis keempat digunakan analisis regresi ganda. Berikut ini disajikan hasil- hasil pengujian hipotesis:

a. Hubungan Lingkungan Belajar di Keluarga dengan Prestasi Belajar Siswa.

1. Rumusan Hipotesis

Ho: Tidak ada hubungan antara lingkungan belajar di keluarga dengan prestasi belajar siswa

Ha: Ada hubungan antara lingkungan belajar di keluarga dengan prestasi belajar siswa

2. Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis pertama pada lampiran IV, hal 96 menunjukkan bahwa koefisien korelasi lingkungan belajar siswa di keluarga dengan prestasi belajar siswa adalah 0,572. Koefisien ko-relasi = 0,572 menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara lingkungan belajar di keluarga dengan prestasi belajar siswa. Dera-jat hubungan lingkungan belajar di keluarga dengan prestasi belajar tersebut dikategorikan cukup kuat. Hal ini berarti semakin baik faktor lingkungan belajar di keluarga, semakin baik prestasi belajar siswa.

3. Pengujian Signifikansi Koefisien Korelasi

Selanjutnya dilakukan pengujian signifikansi apakah hipotesis diterima atau tidak pada tingkat signifikansi 5%. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika thitung>ttabel, maka Ho ditolak dan sebaliknya. Sesuai dengan tabel pada lampiran VI, hal

119 diperoleh thitungsebesar 4,914 Bila thitung tersebut dibandingkan dengan ttabel (pada dk=122-2) = 1,657 maka berarti Ho ditolak. 4. Kriteria Pengujian atau Pengambilan Keputusan

Berdasarkan hasil pengujian di atas, lingkungan belajar di keluarga dengan prestasi belajar siswa menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan. Artinya, hubungan positif antara lingkungan belajar di keluarga dengan prestasi belajar dapat digeneralisasi pada popu-lasi penelitian ini.

b. Hubungan Lingkungan Belajar di Sekolah dengan Prestasi Belajar Siswa.

1. Rumusan Hipotesis

Ho: Tidak ada hubungan antara lingkungan belajar di sekolah den-gan prestasi belajar siswa

Ha: Ada hubungan antara lingkungan belajar di sekolah dengan prestasi belajar siswa

2. Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis kedua pada lampiran IV, hal 96 menunjukkan bahwa koefisien korelasi lingkungan belajar siswa di keluarga dengan prestasi belajar siswa adalah 0,416. Koefisien ko-relasi = 0,416 menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara lingkungan belajar di sekolah dengan prestasi belajar siswa. Dera-jat hubungan lingkungan belajar di sekolah dengan prestasi belajar

dikategorikan cukup kuat. Hal ini berarti semakin baik faktor lingkungan belajar di sekolah, semakin baik prestasi belajar siswa. 3. Pengujian Signifikasi Koefisien Korelasi

Selanjutnya dilakukan pengujian signifikansi apakah hipotesis diterima atau tidak pada tingkat signifikansi 5%. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika thitung>ttabel, maka Ho ditolak dan sebaliknya. Sesuai dengan tabel pada lampiran VI, hal 119 diperoleh thitungsebesar 1,802 Bila thitung tersebut dibandingkan dengan ttabel (pada dk=122-2) = 1,657, maka berarti Ho ditolak. 4. Kriteria Pengujian atau Pengambilan Keputusan

Berdasarkan hasil pengujian di atas, lingkungan belajar di sekolah dengan prestasi belajar siswa menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan. Artinya, hubungan positif antara lingkungan belajar di sekolah dengan prestasi belajar dapat digeneralisasi pada popu-lasi penelitian ini.

c. Hubungan Lingkungan Belajar di Masyarakat dengan Prestasi Belajar Siswa.

1. Rumusan Hipotesis

Ho: Tidak ada hubungan antara lingkungan belajar di masyarakat dengan prestasi belajar siswa

Ha: Ada hubungan antara lingkungan belajar di masyarakat dengan prestasi belajar siswa

2. Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis ketiga pada lampiran IV, hal 97 menunjukkan bahwa koefisien korelasi lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan prestasi belajar siswa adalah 0,411. Koefisien korelasi = 0,411 menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara lingkungan belajar di masyarakat dengan prestasi belajar siswa. Derajat hubungan lingkungan belajar di masyarakat dengan pres-tasi belajar tersebut dikategorikan cukup kuat. Hal ini berarti semakin baik faktor lingkungan belajar di masyarakat, semakin baik prestasi belajar siswa.

3. Pengujian Signifikasi Koefisien Korelasi

Selanjutnya dilakukan pengujian signifikansi apakah hipotesis diterima atau tidak pada tingkat signifikansi 5%. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika thitung>ttabel, maka Ho ditolak dan sebaliknya. Sesuai dengan tabel pada lampiran VI, hal 119 diperoleh thitungsebesar 2,002 Bila thitung tersebut dibandingkan dengan ttabel (pada dk=122-2) = 1,657, maka berarti Ho ditolak. 4. Kriteria Pengujian atau Pengambilan Keputusan

Berdasarkan hasil pengujian di atas, lingkungan belajar di masyarakat dengan prestasi belajar siswa menunjukkan ada hubun-gan positif dan signifikan. Artinya, hubunhubun-gan positif antara ling-kungan belajar di masyarakat dengan prestasi belajar dapat dige n-eralisasi pada populasi penelitian ini.

d. Hubungan antara lingkungan belajar di keluarga, lingkunga n belajar di sekolah, lingkungan belajar di masyarakat dengan prestasi belajar siswa.

1. Rumusan Hipotesis

Ho: Tidak ada hubungan antara lingkungan belajar di masyarakat dengan prestasi belajar siswa

Ha: Ada hubungan antara lingkungan belajar di masyarakat dengan prestasi belajar siswa

2. Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis keempat pada lampiran VI, hal 118 menunjukkan bahwa koefisien korelasi lingkungan belajar siswa di keluarga, lingkungan belajar siswa di sekolah, lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan prestasi belajar siswa adalah 0,613. Koefisien regresi ganda = 0,613 menunjukkan bahwa ada hubun-gan positif antara lingkunhubun-gan belajar di keluarga, lingkunhubun-gan bela-jar di sekolah, lingkungan belabela-jar di masyarakat dengan prestasi belajar siswa. Derajat hubungan lingkungan belajar siswa di keluarga, lingkungan belajar siswa di sekolah, lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan prestasi belajar siswa tersebut dikategorikan cukup kuat. Hal ini berarti semakin baik faktor lingkungan belajar siswa di keluarga, lingkungan belajar siswa di sekolah, lingkungan belajar siswa di masyarakat, semakin baik prestasi belajar siswa.

3. Pengujian Signifikasi Koefisien Korelasi

Selanjutnya dilakukan pengujian signifikansi apakah hipotesis diterima atau tidak pada tingkat signifikansi 5%. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika Fhitung> Ftabel, maka Ho ditolak dan sebaliknya. Sesuai dengan tabel pada lampiran VI, hal 119 diperoleh Fhitung sebesar 23,676. Bila Fhitung pada taraf signifi-kasi 5%, db pembilang 3 dan db penyebut 118 lebih besar daripada Ftabel 2,681 maka berarti Ho ditolak.

4. Berdasarkan hasil pengujian di atas, lingkungan belajar di ke-luarga, lingkungan belajar di sekolah, lingkungan belajar di masyarakat dengan prestasi belajar siswa menunjukkan ada hubun-gan positif dan signifikan. Artinya, hubunhubun-gan positif antara ling-kungan belajar di keluarga, lingling-kungan belajar di sekolah, lingkun-gan belajar di masyarakat denlingkun-gan prestasi belajar siswa dapat di-generalisasi pada populasi penelitian ini. .

C. Pembahasan

1. Hubungan antara lingkungan belajar di keluarga dengan prestasi belajar siswa.

Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar di keluarga dengan prestasi belajar siswa. Hubungan yang positif antara lingkungan belajar di keluarga den-gan prestasi belajar siswa diperkuat oleh hasil perhitunden-gan nilai koefisien

korelasi (r) sebesar 0,572 dan hasil analisis uji t yang menunjukkan hubungan nilai t hitung 4,914 lebih besar dari t tabel 1,657. Derajat hubungan variabel lingkungan belajar di keluarga dengan prestasi belajar siswa dikategorikan cukup kuat.

Lingkungan belajar di keluarga memiliki peranan yang penting dalam membentuk pola hidup dan sikap dari anak itu sendiri. Dalam lingkungan belajar yang ada di keluarga siswa dapat mengalami perkembangan dan kematangan dalam belajar apabila di keluarga dapat mendukung, membantu dan memahami situasi dan kondisi anak dalam kesempatan memperoleh belajar. Dari pihak keluarga seperti orang tua, saudara dan juga pihak yang lain dalam hubungan keluarga harus dapat memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki sebagai seorang siswa seperti perlengkapan sekolah, buku-buku sekolah, uang saku dan sebagainya.

Selain itu lingkungan belajar di keluarga dapat me mbantu dalam proses belajar siswa seperti situasi dan kondisi di keluarga yang tenang, cara mendidik orang tua yang menanamkan sikap yang mandiri dalam belajar, pengertian dari pihak keluarga yang dapat membantu anak untuk belajar lebih nyaman, kebiasaaan dalam keluarga untuk melatih hidup teratur dalam belajar dan lain- lain. Hal ini dalam lingkungan belajar yang ada di keluarga akan melatih, membantu dan membimbing anak untuk lebih memiliki rasa tangggung jawab sebagai seorang siswa dalam memperoleh prestasi belajar yang diharapkan oleh siswa dan keluarga.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Alfonsa Mintarti (1998) yang mengungkapkan bahwa lingkungan belajar di keluarga berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Hal demikian disebabkan dukungan orang tua dalam pemberian dorongan, dan penyediaan fasilitas belajar mendorong siswa untuk lebih berprestasi dalam belajar.

2. Hubungan antara lingkungan belajar di sekolah dengan prestasi belajar siswa.

Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar di sekolah dengan prestasi belajar siswa. Hubungan yang positif antara lingkungan belajar di sekolah dengan dengan prestasi belajar siswa diperkuat oleh ha sil perhitungan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,416 dan hasil analisis uji t yang menunjukkan hubungan nilai t hitung 1,802 lebih besar dari t tabel 1,657. Derajat hubungan variabel lingkungan belajar di sekolah dengan prestasi belajar siswa dikategorikan cukup kuat.

Lingkungan belajar di sekolah memang sangat memiliki peranan yang penting dalam mendukung suasana belajar siswa di sekolah, baik itu peranan guru yang ada, sarana dan prasarana yang ada di sekolah, suasana lingkungan sekitas sekolah, hubungan atau interaksi yang ada di dalam sekolah maupun di kelas dapat membantu siswa mencapai hasil- hasil belajar yang diharapkan dengan baik sehingga akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Sebaliknya apabila lingkungan belajar di sekolah yang tidak

dapat mendukung siswa dalam belajar sehingga prestasi belajar yang akan dicapai juga rendah.

Sekolah akan berusaha memaksimalkan usaha-usaha dalam menyelenggarakan pendidikan yang ada supaya para siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Usaha-usaha yang ditempuh antara lain keadaan sekolah maupun kelas yang bersih dan rapi; pengadaan sarana dan prasarana yang lebih modern seperti laboratorium komputer, projektor, laptop, buku-buku pelajaran yang terbaru, dan media pembelajaran yang mendukung pembelajaran di sekolah terutama di dalam kelas, lingkungan sekolah yang tenang dan nyaman.

Selain itu dalam lingkungan sekolah dapat menciptakan situasi yang harmonis antar guru, antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan pihak-pihak sekolah yang lain. Diharapkan dalam lingkungan sekolah mampu berkomunikasi yang baik supaya tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah. Siswa dapat belajar lebih tenang dan serius dengan keadaan sekolah yang lebih memusatkan kepentingan para muridnya dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian dari sekolah harus memperhatikan lingkungan belajar di sekolah supaya para siswa mampu belajar dengan maksimal dan sungguh-sungguh sehingga prestasi belajar yang diharapkan siswa dan sekolah juga akan baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Alfonsa Mintarti (1998) yang men-gungkapkan bahwa lingkungan belajar di sekolah berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Hal demikian disebabkan ketersediaan

fasilitas belajar oleh sekolah yang dapat dikatakan lengkap dan mampu menunjang prestasi belajar siswa.

3. Hubungan antara lingkungan belajar di masyarakat dengan prestasi belajar siswa.

Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar di masyarakat dengan prestasi belajar siswa. Hubungan yang positif antara lingkungan belajar di masyarakat dengan dengan prestasi belajar siswa diperkuat oleh hasil perhitungan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,411 dan hasil analisis uji t yang menunjukkan hubungan nilai t hitung 2,002 lebih besar dari t tabel 1,657. Derajat hubungan variabel lingkungan belajar di masyarakat dengan prestasi belajar siswa dikategorikan cukup kuat.

Setiap masyarakat dapat mempengaruhi pendidikan yang dicita-citakan oleh para siswa. Masyarakat dapat membantu para siswa dengan menciptakan suasana masyarakat yang mendukung belajar sehingga dapat belajar dengan maksimal. Usaha- usaha yang dilakukan oleh lingkungan masyarakat sekitar adalah sebagai berikut membantu menciptakan suasana yang tenang pada saat jam belajar, mengawasi anak-anak dalam pergaulan di masyarakat, membatasi diri dalam pergaulan di masyarakat, dapat memilih acara-acara yang berguna di masyarakat, dapat menggunakan media massa dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian anak dalam lingkungan masyarakat akan mempunyai rasa tanggung jawab sebagai pelajar untuk menjalankan tugasnya yaitu belajar

sehingga prestasi yang diperoleh akan baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Alfonsa Mintarti (1998) yang mengungkapkan bahwa lingkungan belajar di masyarakat berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Hal demikian disebabkan adanya jam belajar masyarakat mendorong setiap keluarga mengawasi kegiatan belajar anaknya selama di lingkungan masyarakat.

4. Pegujian hubungan antara lingkungan belajar di keluarga, lingkungan bela-jar di sekolah, lingkungan belabela-jar di masyarakat, dengan prestasi belabela-jar siswa.

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang positif antara lingkungan belajar di keluarga, lingkungan belajar di sekolah, lingkungan belajar di masyarakat dengan prestasi belajar siswa. Hal ini didukung hasil perhitungan nilai koefisien regresi ganda (Rhitung) = 0,376 dan hasil pengujian nilai F pada taraf 5% yang menunjukan F hitung diperoleh sebesar 23,676 sedangkan F tabel dengan derajat kebebasan db pembilang 3 dan db penyebut 118 sebesar 2,681. Derajat hubungan lingkungan bela-jar di keluarga, lingkungan belabela-jar di sekolah, lingkungan belabela-jar di masyarakat, dengan prestasi belajar siswa dikategorikan cukup kuat.

Sumbangan efektif variabel lingkungan belajar di keluarga, di se-kolah, dan di masyarakat terhadap variabel prestasi belajar adalah sebagai berikut: variabel lingkungan belajar di keluarga adalah 22,39%, variabel lingkungan belajar di sekolah adalah 8,14%, variabel lingkungan belajar di masyarakat adalah 7,54%. Sementara sumbangan relatif variabel

lingkun-gan belajar di keluarga, lingkunlingkun-gan belajar di sekolah, dan lingkunlingkun-gan be-lajar di masyarakat terhadap variabel prestasi bebe-lajar adalah sebagai beri-kut: variabel lingkungan belajar di keluarga adalah 58,82%, variabel ling-kungan belajar di sekolah adalah 21,38%, variabel lingling-kungan belajar di masyarakat adalah 19,80%.

Dengan demikian lingkungan belajar di keluarga, lingkungan bela-jar di sekolah, lingkungan belabela-jar di masyarakat secara bersama-sama dapat membantu meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk meningkat-kan prestasi belajar siswa tidak lepas dari lingkungan belajar di keluarga, lingkungan belajar di sekolah, lingkungan belajar di masyarakat. Lingkun-gan belajar di keluarga, lingkunLingkun-gan belajar di sekolah, lingkunLingkun-gan belajar di masyarakat yang baik akan memacu siswa untuk belajar agar prestasi belajar siswa semakin meningkat. Besarnya sumbangan efektif yang terdapat pada lampiran IX, hal 126 menunjukkan bahwa faktor lingkungan belajar di keluarga memberikan sumbangan sangat besar terhadap prestasi belajar siswa yaitu 58,82% yang kemudian diikuti lingkungan belajar di sekolah sebesar 21,38% dan lingkungan belajar di masyarakat sebesar 19,80%. Hal ini disebabkan sebagian besar waktu siswa ada di keluarga dibandingkan di sekolah. Lingkungan belajar di keluarga seperti situasi dan kondisi di keluarga yang tenang, cara mendidik orang tua yang menanamkan sikap yang mandiri dalam belajar, pengertian dari pihak keluarga yang dapat membantu anak untuk belajar lebih nyaman, kebiasaaan dalam keluarga untuk melatih hidup teratur dalam belajar dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa. Sementara, lingkungan belajar di se-kolah tampak lebih besar pengaruhnya dibandingkan lingkungan belajar masyarakat. Lingkungan belajar di sekolah lebih berpengaruh karena di sekolah siswa lebih mendapat pengawasan daripada ketika ia berada di lingkungan belajar masyarakat.Selain itu adanya sarana dan prasarana yang tidak terdapat di lingkungan belajar masyarakat seperti adanya alat– alat pendidikan dan terutama adanya guru di sekolah membuat lingkungan belajar di sekolah lebih berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

66

BAB VI

Dokumen terkait