• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.8 Analisis Data

3.8.4 Pengujian Hipotesis

1) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hipotesis nol ditolak,

yang berarti terdapat autokorelasi.

2) Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.

3) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.

3.8.3.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas menggunakan uji scatterplot dengan analisis menggunakan program SPSS 23. Dasar analisis sebagai berikut.

1) Jika titik-titik membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.8.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara tiga variabel atau lebih dan untuk menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi berganda.

Metode analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen yaitu pengetahuan wajib pajak, kesadaran wajib pajak dan kualitas pelayanan fiskus terhadap variabel dependen yaitu

kepatuhan wajib pajak. Analisis regresi berganda yang digunakan diformulasikan dalam persamaan regresi sebagai berikut.

Y = b + b1 X1 + b2 X2 + b2 X3 + e

Keterangan :

b = Koefisien regresi model Y = Kepatuhan wajib Pajak X1 = Pengetahuan wajib pajak X2 = Kesadaran wajib pajak X3 = Kualitas pelayanan fiskus e = Error

3.8.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar persentase sumbangan dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dilihat dari seberapa besar nilai koefisien determinasi (R2). R2 atau R square menjelaskan seberapa besar variabel independen yang digunakan dalam penelitian mampu menjelaskan variabel dependen.

3.8.4.2 Uji Parsial (Uji t)

Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh secara parsial antara variabel tidak bebas dengan variabel lain dianggap konstan, dengan asumsi bahwa jika signifikan nilai t hitung yang dapat dilihat dari analisa regresi menunjukkan kecil dari α = 5 %, berarti variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Dengan tingkat kepercayaan untuk pengujian hipotesis adalah 95% atau (α) = 0,05 (5%). Dengan ketentuan sebagai berikut.

1) Jika tingkat signifikan < α 0,05 dan koefisien regresi (β) positif maka hipotesis diterima yang berarti tersedia cukup bukti untuk menolak H0 pada pengujian hipotesis.

38 2) Jika tingkat signifikan < α 0,05 dan koefisien regresi (β) negatif maka hipotesis ditolak berarti tidak tersedia cukup bukti untuk menerima hipotesis.

3) Jika tingkat signifikan > α 0,05 dan koefisien regresi (β) positif maka hipotesis ditolak yang berarti tidak tersedia cukup bukti untuk menerima hipotesis.

3.8.4.3 Uji Simultan (Uji F)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas dalam sebuah model berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Selain itu, uji F dapat digunakan untuk melihat model regresi yang digunakan sudah signifikan atau belum, dengan ketentuan bahwa jika p value < (α) = 0,05 dan F hitung > F tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak berarti model tersebut signifikan dan bisa digunakan untuk menguji hipotesis. Jika F hitung < F tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima berarti model tersebut tidak signifikan. Dengan tingkat kepercayaan untuk pengujian hipotesis adalah 95% atau (α) = 5% (0,05).

64

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan mengenai pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak, Kesadaran Wajib Pajak dan Kualitas Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanjung Redeb dengan uraian sebagai berikut.

1. Hasil penelitian ini mendukung H1 yang menyatakan bahwa Pengetahuan Wajib Pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Wajib Pajak yang memiliki pengetahuan tentang ketentuan dan tata cara perpajakan dan mengetahui hak dan kewajibannya sebagai Wajib Pajak akan membantunya dalam memenuhi kepatuhan pajaknya.

2. Hasil penelitian ini mendukung H2 yang menyatakan bahwa Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Wajib Pajak yang memiliki kesadaran akan kewajiban pajaknya akan turut serta membayar dan melaporkan pajaknya serta akan meningkatkan kepatuhannya sebagai wajib pajak.

3. Hasil penelitian ini mendukung H3 yang menyatakan bahwa Kualitas Pelayanan Fiskus berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Pelayanan yang baik dan berkualitas oleh fiskus akan membantu Wajib Pajak dalam menerima dan memahami informasi pajak yang akan memicu Wajib Pajak untuk patuh dalam memenuhi kewajiban pajaknya.

65 4. Hasil penelitian ini mendukung H4 yang menyatakan bahwa Pengetahuan Wajib Pajak, Kesadaran Wajib Pajak dan Kualitas Pelayanan Fiskus mampu mempengaruhi tingkat Kepatuhan Wajib Pajak.

5.2 Saran

Berikut terdapat beberapa saran yang diberikan dalam penelitian ini antara lain.

1. Pentingnya pengetahuan pajak sebagai hal mendasar untuk Wajib Pajak agar mengetahui apa dan bagaimana saja hak dan kewajibannya dan menumbuhkan sikap kesadaran akan kewajiban pajaknya serta pelayanan fiskus perlu memerhatikan kualitas pelayanan yang diberikan kepada Wajib Pajak, sehingga dengan begitu akan meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

2. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan perubahan variabel penelitian untuk menemukan variabel-variabel lain yang dapat berpengaruh kuat terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

3. Bagi instansi pajak dalam hal ini Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanjung Redeb diharapkan terus meningkatkan kualitas pelayanannya dan fiskus dapat bekerja dengan lebih baik dengan mengutamakan kepentingan rakyat khususnya Wajib Pajak dan tidak mempersulit Wajib Pajak agar Wajib Pajak dapat terus menjalankan kewajiban pajaknya untuk membayar dan melaporkan pajaknya yang akan meningkatkan penrimaan atas pajak.

66

Dokumen terkait