• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

4.3 Analisis Data

4.3.4 Pengujian Hipotesis

4.3.4.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Pengujian Hipotesis Uji-F ini digunakan untuk menghitung apakah secara secara bersama-sama (simultan) variabel independen yang ada berpengaruh

terhadap variabel dependennya. Hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut :

Tabel 4.10 Analisis Hipotesis Uji F

ANOVAb Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 56.515 3 18.838 7.926 .000a

Residual 180.630 76 2.377

1

Total 237.145 79

a. Predictors: (Constant), ROA, NPL, CAR b. Dependent Variable: Ln_KMK

Sumber : Data Statistik yang Diolah

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas dapat kita lihat bahwa uji simultan ini menghasilkan nilai F sebesar 7,926 dan tingkat signifikansi 0,001. Nilai F tabel untuk model regresi di atas adalah 2,74 (F hitung lebih besar dari nilai F tabel) dan probabilitas yang lebih kecil dari 0,05 ini menunjukkan bahwa variabel independen yang antara lain Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan Return On Asset (ROA) secara bersama-sama mempengaruhi jumlah Kredit Modal Kerja secara signifikan.

4.3.4.2 Uji Parsial (Uji-t)

Uji parsial ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen, seberapa jauh pengaruh satu variabel independen atau variabel penjelas secara individual mampu menerangkan variabel dependennya. Pada Tabel 4.10 akan dapat kita lihat hasil uji-t tersebut.

Tabel 4.11 Analisis Hipotesis Uji-t Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 27.040 .687 39.354 .000

CAR .116 .034 .339 3.375 .001

NPL -.134 .065 -.207 -2.059 .043

1

ROA .373 .139 .270 2.684 .009

Sumber : Data Statistik yang Diolah

Dari tabel di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

1. HA1 : CAR berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit modal kerja pada bank umum di Indonesia.

Hipotesis pertama mengenai variabel penelitian CAR sebagai variabel independen. Bahwa koefisien hasil Uji-t dari CAR menunjukkan tingkat signifikansi 0,001 (< 5%). Untuk nilai t hitung yang dihasilkan adalah sebesar 3,375 sedang nilai t tabelnya adalah ± 1,991. Karena nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (3,375>1,991), maka Ho ditolak dan HA1 diterima. Maka dapat kita simpulkan bahwa CAR mempengaruhi penyaluran Kredit Modal Kerja secara positif dan signifikan dan hal itu sesuai dengan hipotesis yang diusulkan dalam penelitian ini.

2. HA2 : NPL berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit modal kerja pada bank umum di Indonesia.

Berdasarkan Tabel 4.10, pengujian untuk variabel independen NPL pada tingkat signifikansi 5% menghasilkan nilai t hitung sebesar -2,059 pada tingkat signifikansi 0,043. Sedang untuk nilai t tabel adalah ± 1,991. Karena nilai t hitung lebih besar daripada nilai t tabel (untuk nilai t yang diabsolutkan), maka Ho ditolak dan HA2 diterima. Untuk tingkat signifikansi yang ditunjukkan oleh variabel NPL ini adalah sebesar 0,043 yang berarti variabel NPL berpengaruh signifikan terhadap Kredit Modal Kerja. Dapat disimpulkan bahwa HA2 diterima atau dengan kata lain variabel NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah penyaluran Kredit Modal Kerja.

3. HA3 : ROA berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit modal kerja pada bank umum di Indonesia.

Tabel 4.10 menunjukkan hasil perhitungan Uji-t untuk variabel ROA pada tingkat signifikansi 5% menghasilkan nilai t hitung sebesar 2,684 sedang nilai t tabelnya adalah 1,991. Tingkat signifikansi variabel ROA ini bernilai 0,009 yang berarti variabel ROA ini berpengaruh signifikan terhadap variabel dependennya. Dengan membandingkan nilai t hitung dan nilai t tabel maka hasilnya nilai t hitung lebih besar daripada t tabelnya (2,684>1,991) berarti Ho harus diolak dan menerima HA3. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja.

4.4 Pembahasan

Dari hasil pengujian Hipotesis di atas maka dapat disimpulkan bahwa semua hipotesis yang diusulkan dalam penelitian ini terbukti. Untuk itu, bagian pembahasan ini akan berisi pembahasan yang lebih terperinci mengenai masing-masing variabel.

4.4.1 Capital Adequacy Ratio (CAR)

Hasil pengujian statistik dengan uji-t menunjukkan bahwa variabel CAR berpengaruh positif dan signifikan yang ditunjukkan dengan nilai t = 3,375 dan p = 0,001. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Muljono (1996) yang menyatakan bahwa faktor internal bank yang dapat mempengaruhi volume kredit yang dianggarkan, salah satunya, adalah financial position dimana CAR merupakan salah satu rasio yang tercakup di dalam financial position tersebut financial position. Hasil pengujian itu juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Meydianawathi (2006). Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa CAR yang tinggi mencerminkan stabilnya jumlah modal dan rendahnya risiko yang dimiliki oleh bank sehingga memungkinkan bank untuk bisa lebih banyak menyalurkan kreditnya. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiawan (2008) yang juga menyatakan bahwa tingkat kecukupan modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. CAR yang tinggi memungkinkan bank memiliki modal yang cukup namun belum diikuti pengmanfaatan modal ke dalam aktiva yang menguntungkan. Sehingga hal tersebut memungkinkan bank menyalurkan modalnya ke dalam aktiva berbentuk kredit dan mengurangi adanya idle fund.

Arah penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Perry Warjiyo (2006) yang , menyebutkan bahwa terdapat hubungan negatif antara CAR terhadap kredit, serta keberadaan CAR yang dianggap mempersempit ruang bank dalam menyalurkan kreditnya namun tetap tidak bisa membatasi bank dalam memberikan kredit. Terdapat juga penelitian Francisca dan Hasan Sakti Siregar (2007) yang menyebutkan bahwa CAR tidak dapat digunakan untuk memprediksi volume kredit. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan sampel yang digunakan. Meskipun hasilnya tidak signifikan, bukan berarti bank dapat mengabaikan CAR dalam penyaluran kredit karena kecukupan modal bank sering terganggu karena penyaluran kredit yang berlebihan.

4.4.2 Non Performing Loan (NPL)

Non Performing Loan dalam penelitian ini berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja yang ditunjukkan dengan nilai t = -2,059 (nilai t hitung jika diabsolutkan > 1,991) dan nilai p = 0,043. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Meydianawathi (2006) dan Hapsari (2008) dinyatakan bahwa pengaruh Non Performing Loan terhadap penawaran atau penyaluran kredit perbankan adalah negatif dan signifikan. Dimana NPL yang tinggi akan menyebabkan penawaran kredit akan turun. Karena dalam kenyataannya, nilai Non Performing Loan yang tinggi akan menyebabkan bank harus membentuk cadangan penghapusan yang lebih besar sehingga dana yang dapat disalurkan lewat pemberian kredit juga akan berkurang.

Namun hasil penelitian di atas berbeda dengan penelitian yang dihasilkan oleh Fransisca dan Hasan Sakti Siregar (2007) dan Budiawan (2008), bahwa Non Performing Loan tidak dapat digunakan untuk memprediksi volume kredit karena uji parsialnya menunjukkan pengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap volume kredit. Adanya perbedaan dalam hasil penelitian ini mungkin bisa disebabkan perbedaan sampel yang digunakan.

Dokumen terkait