HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.5. Pengujian Hipotesis
Hasil uji asumsi klasik menentukan apakah model dapat digunakan atau tidak. Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik diperoleh kesimpulan bahwa model sudah dapat digunakan untuk melakukan pengujian analisis regresi linear berganda. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis, yaitu sumber daya manusia, pengadaan barang dan jasa, surat permintaan pembayaran langsung, dan sistem pengendalian intern pemerintah berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap keterlambatan penyerapan anggaran. Pengaruh secara parsial dilakukan dengan menggunakan uji statistik t sedangkan untuk melihat pengaruh secara simultan dilakukan dengan menggunakan uji statistik F.
5.5.1. Uji parsial (Uji statistik t)
Uji statistik t dilakukan dengan cara membandingkan probabilitas signifikan lebih kecil dari α = 0 ,0 5, dan nilai t hitung lebih besar dari t tabel. Jumlah responden adalah 122 orang, dengan nilai signifikansi t pada taraf nyata 5% dan derajat bebas pengujian adalah n-k (122-5) = 117, diperoleh nilai t tabel yaitu sebesar 1,980. Hasil uji statistik t pada sumber daya manusia, pengadaan barang dan jasa, surat permintaan pembayaran langsung, dan sistem pengendalian intern pemerintah terhadap keterlambatan penyerapan anggaran dapat dilihat pada Tabel 5.13.
Hasil pengujian pada Tabel 5.13. menunjukkan bahwa secara parsial pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen diuraikan di bawah ini:
Tabel 5.13. Uji Statistik t Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -0.658 0.261 -2.523 0.013 Sumber Daya Manusia 0.676 0.062 0.737 10.878 0.000 Pengadaan
Barang dan Jasa 0.198 0.082 0.163 2.424 0.017 Surat Permintaan Pembayaran Langsung 0.195 0.056 0.138 3.502 0.001 Sistem Pengendalian Intern Pemerintah 0.106 0.041 0.100 2.596 0.011 a. Dependent Variable: Keterlambatan Penyerapan Agggaran
Sumber : hasil penelitian, 2016 (data diolah)
Variabel sumber daya manusia memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05, dan nilai t hitung 10,878 lebih besar dari t tabel 1,980. Koefisien regresi bernilai positif sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel sumber daya manusia berpengaruh positif signifikan terhadap variabel keterlambatan penyerapan anggaran.
Variabel pengadaan barang dan jasa memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,017 lebih kecil dari α = 0,05, dan nilai t hitung 2,424 lebih besar dari t tabel 1,980. Koefisien regresi bernilai positif sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pengadaan barang dan jasa berpengaruh positif signifikan terhadap variabel keterlambatan penyerapan anggaran.
Variabel surat permintaan pembayaran langsung memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil dari α = 0,05, dan nilai t hitung 3,502 lebih besar dari t tabel 1,980. Koefisien regresi bernilai positif sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel surat permintaan pembayaran langsung berpengaruh positif signifikan terhadap variabel keterlambatan penyerapan anggaran.
Variabel sistem pengendalian intern pemerintah memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,011 lebih kecil dari α = 0,05, dan nilai t hitung 2,596 lebih besar dari t tabel 1,980. Koefisien regresi bernilai positif sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel sistem pengendalian intern pemerintah berpengaruh positif signifikan terhadap variabel keterlambatan penyerapan anggaran.
5.5.2. Uji simultan (uji statistik F)
Penelitian ini melakukan uji statistik F dengan cara membandingkan probabilitas signifikan dengan nilai lebih kecil dari α = 0,05, dan nilai F hitung lebih besar dari F tabel. Jumlah responden adalah 122 orang, dengan nilai signifikansi F pada taraf nyata 5%, derajat bebas pertama (df1) adalah k-1 (5-1) = 4 dan derajat bebas kedua (df2) adalah n-k (122-5) = 117 sehingga dapat diperoleh nilai F tabel yaitu sebesar 2,45.
Hasil pengujian statistik F menunjukkan sumber daya manusia, pengadaan barang dan jasa, surat permintaan pembayaran langsung, dan sistem pengendalian intern pemerintah berpengaruh secara simultan terhadap keterlambatan penyerapan anggaran sebagaimana terlihat pada Tabel 5.14.
Tabel 5.14. Uji Statistik F
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 32.090 4 8.022 152.861 0.000b Residual 6.140 117 0.053 Total 38.230 121
a. Dependent Variable: Keterlambatan Penyerapan Anggaran
b. Predictors: (Constant), Sumber Daya Manusia, Pengadaan Barang dan
Jasa, Surat Permintaan Pembayaran Langsung, Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Tabel 5.14. ditunjukkan bahwa nilai signifikansi F sebesar 0,000 lebih kecil
dari α = 0,05 dan nilai F hitung 152,861 lebih besar dari nilai F tabel 2,45. Artinya
H0 ditolak atau hipotesis yang diajukan diterima. Hal ini berarti semua variabel independen yaitu sumber daya manusia, pengadaan barang dan jasa, surat permintaan pembayaran langsung dan sistem pengendalian intern pemerintah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel keterlambatan penyerapan anggaran pada taraf signifikansi α = 0,05.
5.5.3. Persamaan regresi hipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan analisis linier berganda dilakukan setelah memenuhi pengujian asumsi klasik. Berdasarkan Tabel 5.13., persamaan regresi berganda antara variabel independen terhadap variabel dependen dapat diformulasikan sebagai berikut:
Y = -0,658 + 0,676 X1 + 0,198 X2 + 0,195 X3 + 0,106 X4
Keterangan:
Y : Keterlambatan Penyerapan Anggaran X1 : Sumber Daya Manusia
X2 : Pengadaan Barang dan Jasa
X3 : Surat Permintaan Pembayaran Langsung X4 : Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Persamaan di atas menunjukkan bahwa koefisien dari variabel sumber daya manusia, pengadaan barang dan jasa, surat permintaan pembayaran langsung, dan sistem pengendalian intern pemerintah menunjukkan angka positif. Hal ini berarti bahwa hubungan antara sumber daya manusia, pengadaan barang dan jasa, surat permintaan pembayaran langsung dan sistem pengendalian intern pemerintah
dengan keterlambatan penyerapan anggaran adalah positif. Jika sumber daya manusia, pengadaan barang dan jasa, surat permintaan pembayaran langsung, dan sistem pengendalian intern pemerintah di Pemerintah Kota Medan semakin baik maka keterlambatan penyerapan anggaran di Pemerintah Kota Medan akan semakin berkurang sebesar koefisien setiap variabel independen.
5.5.4. Koefisien determinasi
Ghozali (97:2013) menyatakan bahwa nilai R pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa besar hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen sedangkan nilai R2 atau nilai koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Jika variabel independen lebih dari satu, sebaiknya menggunakan nilai adjusted R2.
Tabel 5.15. Nilai Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 0.916a 0.839 0.834 0.22909
a. Predictors: (Constant), Sumber Daya Manusia, Pengadaan Barang
dan Jasa, Surat Permintaan Pembayaran Langsung, Sistem Pengendalian Intern pemerintah
b. Dependent Variable: Keterlambatan Penyerapan Anggaran
Sumber : hasil penelitian, 2016 (data diolah)
Tabel 5.15. menunjukkan bahwa nilai R2 adalah sebesar 83,9% dan nilai
adjusted R2 adalah sebesar 0,834 yang berarti bahwa variabel dependen mampu
dijelaskan oleh variabel independen sebesar 83,4%. Dengan kata lain, 83,4% variabel keterlambatan penyerapan anggaran mampu dijelaskan oleh variabel
sumber daya manusia, pengadaan barang dan jasa, surat permintaan pembayaran langsung, dan sistem pengendalian intern pemerintah. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 16,6% dijelaskan oleh faktor lain atau variabel lain di luar model penelitian ini.