• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengujian Hipotesis

BAB IV HASIL ANALISIS

IV.4. Pengujian Hipotesis

Analisis regresi linier digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas yaitu karakteistik-karakteristik sistem akuntansi manajemen seperti broad scope, timelines, aggregation maupun

integration terhadap Kinerja Manajerial. Selaanjutnya analisis juga diarahkan pada

bentuk pengujian variabel Desentralisasi sebagai variabel moderating..

Hasil pengujian hubungan karakteristik sistem akuntansi manajemen tersebut secara terpisah dengan kinerja manajerial dan variabel moderating desentralisasi dapat disajikan pada tabel berikut ini.

IV.4.1. Pengaruh Broad Scope terhadap Kinerja Manajerial dengan Desentralisasi Sebagai Variabel Moderating

Sebelum memasukkan variabel moderating Desentralisasi, maka akan terlebih dahulu dianalisis pengaruh dari masing-masing karakteristik sistem akuntansi manajemen tersebut terhadap Kinerja Manajerial. Model selanjutnya adalah dengan melakukan pengujian dengan cara memasukkan pengaruh variabel Desentralisasi sebagai variabel moderating terhadap pengaruh karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial. Model variabel moderating

dinyatakan bentuk perkalian antara variabel Broad Scope dan Desentralisasi. Hasil pengujian secara terpisah untuk model awal dan model interaksi Broad Scope – Desentralisasi diperoleh sebagai berikut :

Tabel IV.5

Model pengaruh broad scope terhadap kinerja manajerial dengan dan tanpa Desentralisasi sebagai variabel moderating

Model F Sig F R2 / Adj. R2

Y = 32,113 + 0,438 X1 (t = 2,715) (p = 0,009) 7,372 0,009 0,127 Y = 112,018– 2,250 X1 – 3,816 X5 + 0,128 X1X5 (t = 3,151) (sig t = 0,003) 6,294 0,001 0,265

Hasil penelitian menunjukkan bahwa broad scope memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja manajerial. Hal ini ditunjukkan dengan diperolehnya nilai signifikansi F sebesar 7,372 dengan signifikansi sebesar 0,009 yang berada di bawah taraf 0,05.

Hasil pengujian setelah menambahkan variabel moderating Desentralisasi diperoleh uji model dengan nilai F sebesar 6,294 dengan signifikansi sebesar 0,001 yang juga berada di bawah 0,05. Hal ini berarti bahwa model regresi yang menjelaskan variabel kinerja manajerial dapat dijelaskan oleh variabel interaksi antara broad scope dan Desentralisasi.

Pengujian secara individu terhadap variabel interaksi Broad Scope dan Desentralisasi yang menjelaskan variabel moderating, menunjukkan nilai t sebesar 3,151 dengan signifikansi sebesar 0,003. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa varaibel interaksi tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial. Dengan demikian Hipotesis 1 diterima.

Nilai koefisien determinasi (adjusted R2) menunjukkan sebesar 0,265 yang berarti bahwa 26,5% kinerja manajerial dapat diprediksikan oleh broad scope, desentralisasi serta interaksi antara broad scope dan desentralisasi.

IV.4.2. Pengaruh Timelines terhadap Kinerja Manajerial dengan Desentralisasi Sebagai Variabel Moderating

Sama seperti langkah pengujian Hipotesis 1, maka sebelum memasukkan variabel moderating Desentralisasi, akan terlebih dahulu dianalisis pengaruh dari

pengujian dengan cara memasukkan pengaruh variabel Desentralisasi sebagai variabel moderating terhadap pengaruh karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial.

Hasil pengujian secara terpisah untuk model awal dan model interaksi

Timelines – Desentralisasi diperoleh sebagai berikut :

Tabel IV.6

Model pengaruh timelines terhadap kinerja manajerial dengan dan tanpa Desentralisasi sebagai variabel moderating

Model F Sig F R2 / Adj. R2

Y = 36,854 + 0,515 X2 (t = 2,396) (p = 0,021) 5,742 0,021 0,097 Y = 75,723 – 1,949 X2 – 1,902 X5 + 0,120 X2X5 (t = 2,031) (sig t = 0,049) 3,523 0,023 0,147

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Timelines memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja manajerial. Hal ini ditunjukkan dengan diperolehnya nilai signifikansi F sebesar 5,742 dengan signifikansi sebesar 0,021 yang berada di bawah taraf 0,05.

Hasil pengujian setelah menambahkan variabel moderating Desentralisasi diperoleh uji model dengan nilai F sebesar 3,523 dengan signifikansi sebesar 0,023 yang juga berada di bawah 0,05. Hal ini berarti bahwa model regresi yang

menjelaskan variabel kinerja manajerial dapat dijelaskan oleh variabel interaksi antara timelines dan Desentralisasi.

Pengujian secara individu terhadap variabel interaksi Timelines dan Desentralisasi yang menjelaskan variabel moderating, menunjukkan nilai t sebesar 2,031 dengan signifikansi sebesar 0,049. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa variabel interaksi tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial. Dengan demikian Hipotesis 2 diterima.

Nilai koefisien determinasi (adjusted R2) menunjukkan sebesar 0,147 yang berarti bahwa 14,7% kinerja manajerial dapat diprediksikan oleh timelines, desentralisasi serta interaksi antara timelines dan desentralisasi.

IV.4.3. Pengaruh Aggregation terhadap Kinerja Manajerial dengan Desentralisasi Sebagai Variabel Moderating

Sama seperti langkah pengujian Hipotesis sebelumnya, maka sebelum memasukkan Variabel Moderating Desentralisasi, akan terlebih dahulu dianalisis pengaruh dari Karakteristik Aggregation terhadap Kinerja Manajerial. Model selanjutnya adalah dengan melakukan pengujian dengan cara memasukkan pengaruh Variabel Desentralisasi sebagai variabel moderating terhadap pengaruh karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial.

Hasil pengujian secara terpisah untuk model awal dan model interaksi

Tabel IV.7

Model pengaruh Aggregation terhadap kinerja manajerial dengan dan tanpa Desentralisasi sebagai variabel moderating

Model F Sig F R2 / Adj. R2

Y = 34,056 + 0,544 X3 (t = 3,235) (p = 0,002) 10,466 0,002 0,177 Y = 46,982 – 0,093 X3 – 0,649 X5 + 0,032 X3X5 (t = 0,629) (sig t = 0,533) 3,496 0,024 0,145

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aggregation memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja manajerial. Hal ini ditunjukkan dengan diperolehnya nilai signifikansi F sebesar 10,466 dengan signifikansi sebesar 0,002 yang berada di bawah taraf 0,05.

Hasil pengujian setelah menambahkan variabel moderating Desentralisasi diperoleh uji model dengan nilai F sebesar 3,496 dengan signifikansi sebesar 0,024 yang juga berada di bawah 0,05. Hal ini berarti bahwa model regresi yang menjelaskan variabel kinerja manajerial dapat dijelaskan oleh variabel interaksi antara aggregation dan Desentralisasi.

Pengujian secara individu terhadap variabel interaksi Aggregation dan Desentralisasi yang menjelaskan variabel moderating, menunjukkan nilai t sebesar 0,629 dengan signifikansi sebesar 0,533. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari

0,05 yang berarti bahwa varaibel interaksi tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial. Dengan demikian Hipotesis 3 ditolak.

Nilai koefisien determinasi (adjusted R2) menunjukkan sebesar 0,145 yang berarti bahwa 14,5% kinerja manajerial dapat diprediksikan oleh aggregation, desentralisasi serta interaksi antara aggregation dan desentralisasi.

IV.4.4. Pengaruh integration terhadap Kinerja Manajerial dengan Desentralisasi Sebagai Variabel Moderating

Dengan langkah yang sama dengan tiga pengujian sebelumnya, hasil pengujian secara terpisah untuk model awal dan model interaksi Integration – Desentralisasi diperoleh sebagai berikut :

Tabel IV.8

Model pengaruh integration terhadap kinerja manajerial dengan dan tanpa Desentralisasi sebagai variabel moderating

Model F Sig F R2 / Adj. R2

Y = 36,353 + 0,681 X4 (t = 2,250) (p = 0,030) 5,064 0,030 0,085 Y = 90,069 – 3,454 X4 – 2,697 X5 + 0,206 X4X5 (t = 2,391) (sig t = 0,021) 3,777 0,018 0,159

Hasil penelitian menunjukkan bahwa integration memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja manajerial. Hal ini ditunjukkan dengan diperolehnya nilai signifikansi F sebesar 5,064 dengan signifikansi sebesar 0,030 yang berada di bawah taraf 0,05.

Hasil pengujian setelah menambahkan variabel moderating Desentralisasi diperoleh uji model dengan nilai F sebesar 3,777 dengan signifikansi sebesar 0,018 yang juga berada di bawah 0,05. Hal ini berarti bahwa model regresi yang menjelaskan variabel kinerja manajerial dapat dijelaskan oleh variabel interaksi antara integration dan Desentralisasi.

Pengujian secara individu terhadap variabel interaksi integration dan Desentralisasi yang menjelaskan variabel moderating, menunjukkan nilai t sebesar 2,391 dengan signifikansi sebesar 0,021. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa variabel interaksi tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial. Dengan demikian Hipotesis 4 diterima.

Nilai koefisien determinasi (adjusted R2) menunjukkan sebesar 0,159 yang berarti bahwa 15,9% kinerja manajerial dapat diprediksikan oleh integration, desentralisasi serta interaksi antara integration dan desentralisasi.

Dokumen terkait