• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Objek Penelitian dan Penyajian Data

IMAM BASUK

4.3 Hasil dan Pembahasan 1 Uji Asumsi klasik

4.3.3 Pengujian Hipotesis

a. Pembuktian hipotesis pengaruh variabel bebas secara simultan Untuk menguji hipotesis dilakukan uji F yang menunjukkan pengaruh secara simultan atau bersama-sama. Hasil uji F sesuai dengan perhitungan dapat dilihat pada lampiran seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji F Model Anova Sum of

Squares Df Mean Square F

Regression 353,779 4 88,445 36,144

Residual 215,339 88 2,447

Total 569,118 92

Sumber : Lampiran 8

Penjelasan tabel 4.11 menyatakan bahwa Hasil Perhitungan Uji F sebagai berikut:

1. H0 : 1 = 2 = 3 = 0

Hipotesa nol menyatakan bahwa variabel motivasi kerja, disiplin kerja, kepuasan kerja dan stress kerja secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja.

H0 : 1≠2≠3 ≠ 0

Hipotesa alternatif menyatakan bahwa motivasi kerja, disiplin kerja, kepuasan kerja dan stress kerja secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja.

2. F tabel ( df pembilang/ k ; df penyebut / n – k – 1 ) F tabel ( 4 ; 88 ) = 2,47 3. F hitung =

1 / nkSSres k SSreg = 36,144 Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho Ftabel = 2,47 Fhitung = 36,144 Gambar 4.5

Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 uji F

4. Kritera penerimaan dan penolakan hipotesis yaitu : a. Bila Fhitung > 2,47, maka H0 ditolak

b. Bila Fhitung 2,47, maka H0 diterima

5. Kesimpulan :

Karena Fhitung = 36,144 > Ftabel = 2,47 maka H0 ditolak pada tingkat

signifikansi 5 % dengan df pembilang 4 dan df penyebut 88 yang berarti signifikan, sehingga secara simultan variabel motivasi kerja, disiplin kerja, kepuasan kerja dan stress kerja secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel produktivitas kerja.

b. Pembuktian hipotesis pengaruh variabel bebas secara parsial (t) Untuk menguji hipotesis digunakan uji t yang menunjukkan pengaruh secara parsial dari masing-masing variabel. Adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut :

1. Uji parsial antara variabel motivasi kerja (X1)

a. H0 : 1 = 0

Artinya, variabel motivasi kerja tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja.

H1 : 1 0

Artinya, variabel motivasi kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja.

b.  = 0,05 / 2 dengan df ( n – k - 1 ) = 88 ttabel = 1,9873 c. thitung =

 

1 1 b Se b = 2,667 d. Pengujian Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho Gambar 4.6

Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 uji t variabel X1

ttabel = 1,9873 thitung =

Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung sebesar 2,667 > dari

ttabel sebesar 1,9873 maka H0 ditolak dan H1 diterima pada tingkat

signifikansi 5% sehingga kesimpulannya variabel motivasi kerja secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel produktivitas kerja.

2. Uji parsial pengaruh variabel disiplin kerja (X2)

a. H0 : 2 = 0

Artinya, variabel disiplin kerja secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja.

H1 : 2 0

Artinya, variabel disiplin kerja secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja.

b.  = 0,05 / 2 dengan df ( n – k - 1 ) = 88 ttabel = 1,9873 c. thitung =

 

2 2 b Se b = -6,467 d. Pengujian Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho thitung = -6,467 -ttabel = -1,9873 Gambar 4.7

Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung sebesar -6,467 < dari -ttabel

sebesar -1,9873 maka H0 ditolak dan H1 diterima pada tingkat

signifikansi 5 % sehingga kesimpulannya variabel disiplin kerja secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel produktivitas kerja.

3. Uji parsial pengaruh variabel kepuasan kerja (X3)

a. H0 : 3 = 0

Artinya, variabel kepuasan kerja secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja.

H1 : 3 0

Artinya, variabel kepuasan kerja secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja.

b.  = 0,05 / 2 dengan df ( n – k - 1 ) = 88 ttabel = 1,9873 c. thitung =

 

3 3 b Se b = 7,547 d. Pengujian Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho ttabel = 1,9873 thitung = 7,547 Gambar 4.8

Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung sebesar 7,547 > dari ttabel

sebesar 1,9873 maka H0 ditolak dan H1 diterima pada tingkat

signifikansi 5 % sehingga kesimpulannya variabel kepuasan kerja secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel produktivitas kerja.

4. Uji parsial pengaruh variabel stress kerja (X4)

a. H0 : 4 = 0

Artinya, variabel stress kerja secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja.

H1 : 4 0

Artinya, variabel stress kerja secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja.

b.  = 0,05 / 2 dengan df ( n – k - 1 ) = 88 ttabel = 1,9873 c. thitung =

 

3 3 b Se b = -3,251 d. Pengujian Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho thitung = -3,251 -ttabel = -1,9873 Gambar 4.9

Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung sebesar -3,251 < dari -ttabel

sebesar -1,9873 maka H0 ditolak dan H1 diterima pada tingkat

signifikansi 5 % sehingga kesimpulannya variabel stress kerja secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel produktivitas kerja.

Berdasarkan keempat uji t diatas maka hasilnya dapat ditunjukkan pada tabel 4.12 dibawah ini:

Tabel 4.11 Hasil Analisis Uji t

Variabel tHitung tTabel Kesimpulan

Motivasi kerja (X1) 2,667 1,9873 H0 Ditolak

Disiplin kerja (X2) -6,467 -1,9873 H0 Ditolak

Kepuasan kerja (X3) 7,547 1,9873 H0 Ditolak

Stress kerja (X4) -3,251 -1,9873 H0 Ditolak

Sumber: Lampiran 8

Berdasarkan tabel 4.12 di atas diketahui bahwa dari keempat variabel bebas, variabel motivasi kerja, disiplin kerja, kepuasan kerja dan stress kerja berpengaruh secara parsial terhadap besarnya produktivitas kerja.

Nilai korelasi parsial (r) menunjukkan seberapa erat hubungan antara variabel bebas yang meliputi motivasi kerja, disiplin kerja, kepuasan kerja dan stress kerja secara parsial terhadap variabel terikat (produktivitas kerja). Besarnya nilai koefisien korelasi parsial adalah sebagai berikut:

Tabel 4.12

Nilai Koefisien Korelasi Parsial

Variabel r r2 Motivasi kerja (X1) 0,274 0,075 Disiplin kerja (X2) -0,568 0,323 Kepuasan kerja (X3) 0,627 0,393 Stress kerja (X4) -0,132 0,017 Sumber: Lampiran 8

Berdasarkan data yang didapat dilihat pada tabel diatas, terlihat bahwa nilai koefisien determinasi (r2) terbesar adalah untuk variabel kepuasan kerja sebesar 0,393 (39,30%) artinya secara parsial variabel kepuasan kerja memberikan pengaruh yang paling dominan terhadap produktivitas kerja.

4.3.4 Pembahasan

a. Motivasi Kerja (X1)

Nilai koefisien regresi variabel motivasi kerja (X1) adalah sebesar

0,520 yang artinya, jika X1 ditingkatkan satu satuan, maka Y akan

meningkat sebesar 0,520 dengan asumsi variabel bebas yang lain adalah tetap. Tanda positif pada nilai koefisien regresi tersebut adalah sesuai dengan teori bahwa apabila motivasi kerja karyawan meningkat, maka produktivitas kerja juga akan meningkat, dan sebaliknya. Kenyataan tersebut juga menunjukkan bahwa motivasi yang diberikan oleh pimpinan perusahaan kepada karyawan telah mampu mengenai sasaran. Oleh karena itu pihak perusahaan sebaiknya mempertahankan kondisi yang ada saat ini,

bahkan jika dapat berusaha untuk meningkatkan motivasi yang diberikan kepada karyawan guna meningkatkan produktivitas mereka.

b. Disiplin Kerja (X2)

Penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel bebas disiplin kerja (X2) adalah sebesar -0,796 satuan yang artinya, jika

X2 meningkat satu satuan, maka Y akan berkurang sebesar 0,796 satuan

dengan asumsi variabel lain adalah tetap. Tanda negatif pada nilai koefisien regresi dalam hal ini berlawanan dengan teori, dimana seharusnya dengan disiplin kerja yang meningkat, maka akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

Dalam kasus ini, tampaknya karyawan melihat bahwa disiplin yang diterapkan oleh perusahaan kepada karyawan dinilai membatasi dan mengikat kebebasan mereka. Oleh karena itu pihak manajemen perlu memberikan pemahaman kepada karyawan bahwa pada dasarnya disiplin kerja diterapkan untuk tujuan kebaikan bersama dalam mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan. Diharapkan dengan demikian, karyawan akan menyadari pentingnya disiplin, sehingga mereka akan mematuhi peraturan yang berlaku.

c. Kepuasan Kerja (X3)

Koefisien regresi variabel kepusasan kerja (X3) adalah sebesar

0,974 yang artinya, jika X3 meningkat satu satuan, maka Y akan

sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa apabila kepuasan kerja meningkat, maka produktivitas juga akan meningkat.

Kepuasan kerja merupakan variabel yang memiliki spektrum sangat luas, selain aspek materi juga aspek non materiil. Oleh karena itu perusahaan sebaiknya berusaha untuk memperhatikan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.

d. Stress Kerja (X4)

Variabel stress kerja memiliki koefisien regresi negatif, yang menunjukkan hal tersebut telah tepat. Hal ini dikarenakan semakin tinggi stress yang dialami oleh karyawan dalam melaksanakan pekerjaan mereka maka semakin rendah produktivitas mereka. Dengan demikian, faktor- faktor yang dapat memicu timbulnya stress didalam pekerjaan perlu diminimalisir agar produktivitask kerja karyawan dapat meningkat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk meminimalkan stress kerja adalah dengan menekan peluang timbulnya konflik yang besar.

BAB V

Dokumen terkait