• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4. Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan pajak terutang

4.4 Analisis Verifikatif Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Hukum Pada

4.4.3 Korelasi Pemeriksaan Pajak, Sanksi Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak Badan Hukum Pada KPP Pratama di Wilayah Kota

4.4.4.2 Pengujian Hipotesis Regresi Secara Parsial

Pada pengujian koefisien regresi secara parsial akan diuji pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Statistik uji yang digunakan pada pengujian parsial adalah uji t. Nilai tabel yang digunakan sebagai nilai kritis pada uji parsial (uji t) sebesar 1,993 yang diperoleh dari tabel t pada  = 0.05 dan derajat independen 72 untuk pengujian dua pihak.

Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak badan hukum

Diduga pemeriksaan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak badan hukum pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung, karena dugaan tersebut peneliti menetapkan hipotesis penelitian untuk pengujian dua pihak dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:

Ho.1 = 0: Pemeriksaan pajak secara parsial tidak berpengaruh terhadap

kepatuhan Wajib Pajak badan hukum pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung

Ha.1≠ 0: Pemeriksaan pajak secara parsial berpengaruh terhadap kepatuhan

Wajib Pajak badan hukum pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung

Untuk menguji hipotesis di atas digunakan statistik uji-t yang diperoleh melalui tabel seperti yang tercantum pada tabel 4.46 berikut ini:

Tabel 4.46

Anova Untuk Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)

Sumber: Data primer yang telah diolah, 2011

Berdasarkan data keluaran software SPSS seperti disajikan pada tabel 4.46 diperoleh nilai thitung variabel pemeriksaan pajak sebesar 6,031. Karena nilai thitung

(6,031) lebih besar dari ttabel (1,993) maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan

untuk menolak Ho sehingga Ha diterima, artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan pajak secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak badan hukum. Hasil pengujian ini memberikan bukti empiris bahwa pemeriksaan pajak yang baik akan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak badan hukum pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung.

Coeffi ci entsa -.304 .287 -1.059 .293 .553 .092 .466 6.031 .000 .575 .081 .547 7.078 .000 (Constant) X1 X2 Model 1 B St d. Error Unstandardized Coef f icients Beta St andardized Coef f icients t Sig. Dependent Variable: Y a.

Gambar 4.4

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Pada Uji Parsial

Gambar 4.4 menunjukkan bahwa thitung jatuh pada daerah penolakan Ho,

sehingga dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan pajak secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak badan hukum pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung. Artinya pemeriksaan pajak yang dilakukan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak badan hukum pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung.

Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak badan hukum

Diduga sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak badan hukum pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung, karena dugaan tersebut peneliti menetapkan hipotesis penelitian untuk pengujian dua pihak dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:

Ho.2 = 0: Sanksi perpajakan secara parsial tidak berpengaruh terhadap

kepatuhan Wajib Pajak badan hukum pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung

Daerah Penola ka n Ho Daerah

Penola ka n Ho Daerah Penerimaan Ho

0

t0,975;72= 1,993

Ha.2≠ 0: Sanksi perpajakan secara parsial berpengaruh terhadap kepatuhan

Wajib Pajak badan hukum pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung

Untuk menguji hipotesis di atas digunakan statistik uji-t yang diperoleh melalui tabel seperti yang tercantum pada tabel 4.45 berikut ini:

Tabel 4.47

Anova Untuk Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)

Sumber: Data primer yang telah diolah, 2011

Berdasarkan data keluaran software SPSS seperti disajikan pada tabel 4.47 diperoleh nilai thitung variabel sanksi perpajakan sebesar 7,078. Karena nilai thitung

(7,078) lebih besar dari ttabel (1,993) maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan

untuk menolak Ho sehingga Ha diterima, artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa sanksi perpajakan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak badan hukum. Hasil pengujian ini memberikan bukti empiris bahwa penerapan sanksi perpajakan yang tegas akan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak badan hukum pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung.

Coeffi ci entsa -.304 .287 -1.059 .293 .553 .092 .466 6.031 .000 .575 .081 .547 7.078 .000 (Constant) X1 X2 Model 1 B St d. Error Unstandardized Coef f icients Beta St andardized Coef f icients t Sig. Dependent Variable: Y a.

Gambar 4.5

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Pada Uji Parsial

Gambar 4.5 menunjukkan bahwa thitung jatuh pada daerah penolakan Ho,

sehingga dapat disimpulkan bahwa sanksi perpajakan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak badan hukum pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung. Artinya sanksi perpajakan yang diterapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak badan hukum pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung.

Daerah Penola ka n Ho Daerah

Penola ka n Ho Daerah Penerimaan Ho

0

t0,975;72= 1,993

167

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pelaksanaan pemeriksaan pajak dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak badan hukum pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di wilayah Kota Bandung, maka pada bagian akhir dari penelitian ini, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada umumnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung

sudah melaksanakan pemeriksaan pajak dengan baik. Namun dalam hal peminjaman dokumen milik wajib pajak belum memenuhi kriteria baik. Pemeriksa pajak kesulitan dalam peminjaman dokumen tersebut dikarenakan banyaknya wajib pajak yang berupaya untuk menghindari pemeriksaan pajak. 2. Penerapan sanksi perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung sudah dikatakan baik. Namun masih saja banyak wajib pajak yang dikenakan sanksi denda karena terlambat menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan. Hal tersebut dikarenakan sanksi yang dikenakan kepada wajib pajak yang tidak patuh dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya kurang begitu tegas dan belum menimbulkan efek jera.

3. Kepatuhan Wajib Pajak badan pada KPP Pratama yang ada di Kota Bandung secara keseluruhan sudah dikatakan baik. Namun, masih ada Wajib Pajak badan yang terlambat dan tidak menyampaikan SPT Tahunan. Hal tersebut

terjadi karena kesadaran Wajib Pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya masih rendah.

4. Pemeriksaan pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak badan hukum pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung. Sedangkan sanksi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak badan hukum pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung. Sementara pemeriksaan pajak dan sanksi perpajakan secara simultan atau bersama-sama mampu memberikan kontribusi atau pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak badan hukum pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung.

5.1 Saran

Setelah penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tentang pengaruh pemeriksaan pajak dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak badan hukum, maka penulis akan memberikan beberapa saran yang dapat digunakan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama di wilayah Kota Bandung sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pemeriksaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di wilayah Kota Bandung harus mempertahankan kualitas dan pelayanan dalam melaksanakan tahapan – tahapan yang harus dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan, seperti mempelajari company profile, perusahaan sejenis dan laporan keuangan perusahaan yang akan diperiksa. Hal ini perlu dilakukan

agar pemeriksaan berjalan lancar, fokus dan terarah sehingga tujuan utama pemeriksaan tercapai.

2. Penerapan sanksi perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung harus lebih tegas dalam memberikan sanksi terhadap Wajib Pajak yang tidak patuh, sehingga Wajib Pajak jera untuk melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam undang-undang perpajakan.

3. Untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak badan hukum dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, sebaiknya dilakukan pemeriksaan pajak agar dapat memonitor Wajib Pajak yang tidak patuh. Dalam pemeriksaan diperlukan kesamaan persepsi pemeriksa tentang peraturan pemeriksaan pajak sehingga tidak menimbulkan perbedaan persepsi. Selain itu juga memberikan sanksi yang tegas kepada setiap Wajib Pajak yang tidak patuh, baik tidak patuh secara formal maupun material.

4. Karena pengaruh secara simultan lebih besar daripada parsial, maka sebaiknya pemeriksaan pajak dilakukan bersamaan dengan diterapkannya sanksi perpajakan, sehingga akan lebih efektif dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak badan hukum.

170

Aviantara, A. (2009). Pemeriksaan Pajak. Diakses pada 2 Maret, 2011 dari: www.aviantara.wordpress.com

Barker et al. (2002). Research Methods In Clinical Psychology. John Wiley & Sons Ltd. England

Burton, Richard. (2002). Penerapan Sanksi Pidana dan Sanksi Administrasi Dalam Hukum Pajak. Jurnal Perpajakan Indonesia Vol. 1. No. 6 Januari 2002

Damodar N. Gujarati (2003). Basic Econometrics fourth edition McGraw-Hill. New York

Darussalam, Danny (2011). Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Komite Pengawas Perpajakan. Diakses pada 2 Juni, 2011 dari: www.ortax.org Devano, Sony dan Rahayu, Siti Kurnia (2006). Perpajakan: Konsep, Teori, dan

Isu, Jakarta: Kencana

Doran, M. (2009). Tax Penalties and Tax Compliance. Harvard Journal on Legislation Vol 46

Gunadi (2005). Fungsi Pemeriksaan Terhadap Peningkatan Kepatuhan Pajak (Tax Compliance). Jurnal Perpajakan Indonesia Volume 4 Nomor 5 Februari 2005 Hutagaol, J., Winarno W.W., Pradipta A. (2007). Strategi Meningkatkan Kepatuhan

Wajib Pajak. Jurnal Akuntabilitas Vol.6 No.2 Maret 2007

Hutagaol, John (2006). Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Penerapan Strategi Pelayanan dan Penegakan Hukum. Jurnal Perpajakan Indonesia Vol. 5 No.6 Agustus-September 2006

Hutagaol, John (2007). Perpajakan Isu-isu Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu Lubis, I. (2010). Menggali Potensi Pajak Perusahaan dan Bisnis Dengan Pelaksanaan Hukum. Diakses pada 7 Maret, 2011 dari: www.hukumpotensipajak.blogspot.com

M.Taufik Umar (2010). Pemeriksaan Pajak Sebagai Pembuktian Modernisasi Wajib Pajak dan Petugas Pajak. Diakses pada 7 Maret, 2011 dari: www.pusatperpajakan.blogspot.com

171

Moh. Nazir (2003).Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia lndonesia

Mohammad Zain (2007). Manajemen Perpajakan Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat

Muhammad Kasyfil Warits Syakirin (2011). Meningkatkan Masyarakat Sadar Pajak. Diakses pada 13 Maret, 2011 dari: www.id.shvoong.com

Muliari, N.K., Setiawan P.E. (2010). Pengaruh Persepsi tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur

Narimawati, Umi (2007). Riset Manajemen Sumber Daya Manusia: Aplikasi Contoh dan Perhitungannya. Jakarta: Agung Media

Narimawati, Umi, Anggadini, S.D. & Ismawati, L. (2010). Penilisan Karya Ilmiah: Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi: Genesis

Nasucha, Chaizi (2004). Reformasi Admnistrasi Publik. Jakarta: Grasindo Niu, Y., Ph. D. (2010). Tax Audit Impact on Voluntary Compliance. MPRA Paper Nur Hidayat (2010). Penyimpangan Pemeriksaan Pajak. Diakses pada 13 Maret,

2011 dari: www.pencerahanpajak.blogspot.com

Nur, Hidayat (2010). Penyimpangan Pemeriksaan Pajak. Diakses, 8 Maret, 2011 Nurmantu, Safri (2003). Pengantar Perpajakan. Jakarta:Granit

Pandiangan, Liberti (2008). Modernisasi dan Reformasi Perlayanan Perpajakan Berdasarkan Undang-undang Terbaru. Jakarta: Gramedia

Rahayu, Siti Kurnia (2010). Perpajakan Indonesia, Yogyakarta: Graha Ilmu Resmi, Siti (2003). Perpajakan Teori dan Kasus, Yogyakarta: Salemba Empat Saefudin, D. (2010). Sanksi Perpajakan. Diakses pada 2 Maret, 2011 dari:

www.dedensaefudin.wordpress.com

Singgih Santoso (2002). SPSS 10 Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

172

Sugiyono (2006). Metode Penelitian dan Bisnis. Bandung: CV Alfabeta Sugiyono (2009). Metode Penelitian dan Bisnis. Bandung: CV Alfabeta

Sugiyono (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta

Supangat, Andi (2007). Statistika: Dalam Kajian Deskriptif, Inferensial, dan Nonparametik Edisi 1. Jakarta: Kencana

Tulus Suparto (2007). Analisis pengaruh pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Diakses pada 7 Maret, 2011 dari: www.eprints.ui.ac.id

Umar, Husein (2002). Metode Riset Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Waluyo(2008).Akuntansi Pajak. Edisi pertama. Jakarta: Salemba Empat

Waluyo dan Wirawan B. Ilyas. 2006. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia: 199/PMK.03/2007. Tanggal: 28-12-2007 Tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

173

Alfian, Mohammad. 2011. Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Komite Pengawas Perpajakan, Diakses Maret, 2011

Nur, Hidayat. 2010. Penyimpangan Pemeriksaan Pajak.

Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak

Dokumen terkait