• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

3. Bid-Ask Spread

4.2.3 Pengujian Hipotesis

Setelah melakukan uji normalitas data, maka dilakukan pengujian statistik untuk menguji hipotesis. Apabila data menunjukkan distribusi normal, pengujian statistik yang digunakan adalah Uji-t berpasangan (paired t-test). Sedangkan apabila data menunjukkan distribusi tidak normal, maka peneliti menggunakan metode uji Wilcoxon untuk menentukan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan likuiditas saham,

return saham, dan bid ask spread pada saat sebelum dan setelah melakukan stock split.

1. Likuiditas Saham

Tabel 4.7

Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks

N Mean

Rank

Sum of Ranks Setelah Stock Split -

Sebelum Stock Split

Negative Ranks 23 a 19,91 458,00 Positive Ranks 14b 17,50 245,00 Ties 0c Total 37

a. Setelah Stock Split < Sebelum Stock Split

b. Setelah Stock Split > Sebelum Stock Split

c. Setelah Stock Split = Sebelum Stock Split Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Pada Tabel 4.7 tampak hasil pengujian hipotesis dengan alat uji Wilcoxon. Hasil pengujian menjelaskan bahwa terdapat 23 sampel dengan tingkat TVA setelah stock split lebih rendah daripada tingkat TVA sebelum stock split. Hasil pengujian ini ditunjukkan pada Negative Ranks dari hasil pengujian. Peringkat

rata-rata pada negative ranks sebesar 19,91 yang ditunjukkan oleh Mean Rank, dan jumlah peringkat sebesar 458,00 yang ditunjukkan oleh Sum of Ranks.

Selain itu, hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat 14 sampel dengan tingkat TVA setelah stock split lebih tinggi daripada tingkat TVA sebelum stock split. Hasil pengujian ini ditunjukkan pada Positive Ranks dari hasil pengujian.

Mean ranks pada populasi sasaran yang termasuk positive rank sebesar 17,50 dan

sum of ranks sebesar 245,00. Tidak terdapat sampel yang besaran TVA sebelum dan setelah stock split sama atau termasuk dalam Ties.

Tabel 4.8

Uji Wilcoxon Test Statistics Test Statisticsa

Setelah Stock Split - Sebelum Stock Split

Z -1,607b

Asymp. Sig. (2-tailed)

0,108 a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on positive ranks.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Berdasarkan hasil dari perhitungan Uji Wilcoxon Signed Ranks Test, diperoleh nilai Z sebesar -1,607 dan Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,108. Dengan hasil Asymp. Sig. (0,108) lebih besar dari α (0,05), maka hasil pengujian menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan likuiditas saham yang diproksikan dengan Trading Volume Activity (TVA) sebelum dan setelah dilakukan stock split. Dengan demikian, hipotesis dalam penelitian ini dapat dibuktikan, yakni menerima H0 yang artinya tidak terdapat perbedaan likuiditas saham yang signifikan sebelum dan setelah melakukan stock split pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Return Saham

Tabel 4.9

Uji WilcoxonSigned Ranks Test Ranks

N Mean

Rank

Sum of Ranks Setelah Stock Split -

Sebelum Stock Split

Negative Ranks 23 a 17,96 413,00 Positive Ranks 14b 20,71 290,00 Ties 0c Total 37

a. Setelah Stock Split < Sebelum Stock Split

b. Setelah Stock Split > Sebelum Stock Split

c. Setelah Stock Split = Sebelum Stock Split Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Pada Tabel 4.9 tampak hasil pengujian hipotesis dengan alat uji Wilcoxon. Hasil pengujian menjelaskan bahwa terdapat 23 sampel dengan tingkat capital gain setelah stock split lebih rendah daripada tingkat capital gain sebelum stock split. Hasil pengujian ini ditunjukkan pada Negative Ranks dari hasil pengujian. Peringkat rata-rata pada negative ranks sebesar 17,96 yang ditunjukkan oleh

Mean Rank, dan jumlah peringkat sebesar 413,00 yang ditunjukkan oleh Sum of Ranks.

Selain itu, hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat 14 sampel dengan tingkat capital gain setelah stock split lebih tinggi daripada tingkat capital gain

sebelum stock split. Hasil pengujian ini ditunjukkan pada Positive Ranks dari hasil pengujian. Mean ranks pada sampel yang termasuk positive rank sebesar 20,71 dan sum of ranks sebesar 290,00. Tidak terdapat sampel yang besaran capital gain

Tabel 4.10

Uji Wilcoxon Test Statistics Test Statisticsa

Setelah Stock Split - Sebelum Stock Split

Z -0,928b

Asymp. Sig. (2-tailed)

0,354 a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on positive ranks.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Berdasarkan hasil dari perhitungan Uji Wilcoxon Signed Ranks Test, diperoleh nilai Z sebesar -0,928 dan Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,354. Dengan hasil Asymp. Sig. (0,108) lebih besar dari α (0,05), maka hasil pengujian menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan return saham yang diproksikan dengan capital gain sebelum dan setelah dilakukan stock split. Dengan demikian, hipotesis dalam penelitian ini dapat dibuktikan, yakni menerima H0 yang artinya tidak terdapat perbedaan return saham yang signifikan sebelum dan setelah melakukan stock split pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Bid Ask Spread

Tabel 4.11

Hasil Paired Samples Statistics pada Uji Paired Sample t-Test Rata-rata Bid Ask Spread Sebelum dan Sesudah Stock Split

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 Sebelum 0,0295647 37 0,01531861 0,00251836 Setelah 0,0405101 37 0,02111414 0,00347114

Pada tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata bid ask spread secara umum pada saat sebelum dan setelah stock split naik dari 0,0295647 menjadi 0,0405101. Standar deviasi yang menunjukkan keheterogenan yang terjadi dalam data sebelum dan setelah stock split adalah 0,01531861 dan 0,02111414 dan

standard error mean sebelum dan sesudah stock split adalah 0,00251836 dan 0,00347114. Standard error mean menggambarkan sebaran rata-rata sampel terhadap rata-rata dari rata-rata keseluruhan kemungkinan sampel.

Tabel 4.12

Hasil Paired Samples Correlations pada Uji Paired Sample t-Test Rata-rata Bid Ask Spread Sebelum dan Sesudah Stock Split

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig. Pair 1 Sebelum &

Setelah 37 0,088 0,606

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan bid ask spread pada saat sebelum dan setelah dilakukannya stock split. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Sig sebesar 0,606 lebih besar dari tingkat α (0,05). Nilai korelasi yang diperoleh sebesar 0,088. Hal ini mengindikasikan bahwa kekuatan korelasi bid ask spread sebelum dan setelah dilakukannya stock split sangat rendah.

Tabel 4.13

Uji Paired Sample t-Test Rata-rata Bid Ask Spread Sebelum dan Sesudah Stock Split

Paired Samples Test Paired Differences t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Sebelum – Setelah -0,01094539 0,02497665 0,00410614 -0,01927301 -0,00261776 -2,666 36 0,011

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai signifikansi rata-rata bid ask spread

sebelum dan setelah stock split setelah diuji dengan menggunakan paired sample t-test diperoleh sebesar 0,011. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari nilai taraf nyata yang telah ditetapkan yakni sebesar 5% atau 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan yang siginifikan pada bid ask spread sebelum dan setelah dilakukannya aksi korporasi stock split.

4.3 Pembahasan

1. Likuiditas Saham Sebelum dan Setelah Stock Split

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis likuiditas saham yang diproksikan dengan Trading Volume Activity (TVA) melalui Uji Wilcoxon Signed Ranks, diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,108. Nilai signifikansi ini lebih besar dari nilai α (0,108 > 0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat perbedaan pada Trading Volume Activity (TVA) sebelum dan setelah dilakukannya stock split. Trading range theory yang berpandangan bahwa peristiwa stock split

melakukan transaksi ternyata tidak terbukti dalam penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa hasil penelitian ini bertentangan dengan teori yang ada.

Kurangnya minat para investor tersebut dapat disebabkan berbagi faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal yang mengakibatkan investor enggan untuk melakukan transaksi misalnya karena perusahaan tersebut memiliki kinerja yang kurang baik di benak para investor sehingga membuat saham-saham tersebut mengalami risiko likuiditas. Sedangkan faktor eksternal yang mengakibatkan para investor enggan untuk melakukan transaksi misalnya karena perubahan-perubahan situasi ekonomi yang terjadi pada periode tertentu.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Switriyani, dkk. (2014) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada volume perdagangan sebelum dan setelah dilakukan stock split. Sebaliknya, hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Damayanti (2014) yang menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada volume perdagangan sebelum dan setelah stock split.

2. Return Saham Sebelum dan Setelah Stock Split

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis return saham yang diproksikan dengan capital gain melalui Uji Wilcoxon Signed Ranks, diperoleh nilai Sig. (2-

tailed) sebesar 0,354. Nilai signifikansi ini lebih besar dari nilai α (0,354 > 0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat perbedaan pada capital gain

sebelum dan setelah dilakukannya stocksplit. Seiring dengan semakin likuidnya suatu saham maka return atas saham tersebut seharusnya meningkat juga.

Penelitian ini menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan likuiditas pada saham perusahaan yang melakukan stock split. Hal ini juga mengakibatkan tidak terdapat perbedaan return saham pada perusahaan yang melakukan stock split.

Tidak terdapatnya perbedaan pada capital gain ini dapat terjadi karena perilaku para investor yang masih ragu dalam menafsirkan sinyal stock split yang dilakukan para emiten. Keraguan tersebut mempengaruhi keputusan investor untuk melakukan transaksi membeli atau menjual sahamnya. Investor akan menangkap sinyal bahwa berita stock split memberikan informasi adanya return

saham yang menguntungkan. Hasil berbeda diperoleh dalam penelitian ini dimana rata-rata capital gain tidak berbeda secara signifikan pada periode sebelum maupun setelah stock split. Berita adanya peristiwa stock split tidak mampu mengubah keputusan investor terhadap investasi yang dilakukannya. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan signaling theory yang menyatakan bahwa stock split membawa sinyal positif dimana perusahaan menginformasikan adanya prospek yang baik dimasa mendatang. Hal ini membuat investor lebih memilih untuk menjual sahamnya dibanding mendapatkan capital gain.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Switriyani, dkk. (2014), Damayanti (2014), dan Irwansyah, dkk. (2014) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada return saham sebelum dan setelah dilakukan stock split. Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Badera (2014) dan Islamiyahya (2013) yang menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada

3. Bid Ask Spread

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis bid ask spread melalui Uji Paired Sample t-Test, diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,011. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari nilai α (0,011 < 0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan pada bid ask spread sebelum dan setelah dilakukannya stock split. Dengan adanya peristiwa stock split, harga saham menjadi lebih murah sehingga meningkatkan daya tarik investor yang menyebabkan perdagangan menjadi lebih aktif. Kondisi ini memungkinkan pelaku pasar untuk tidak perlu memegang saham terlalu lama sehingga menurunkan biaya pemilikan yang berarti mempersempit bid ask spread.

Selanjutnya peristiwa stock split dianggap sebagai sinyal yang positif karena manajer perusahaan akan menyampaikan prospek masa depan yang baik dari perusahaan ke publik yang belum mengetahuinya. Hal ini menyebabkan informasi menyebar merata di antara pelaku pasar dan menurunkan biaya asimetri informasi sehingga bid ask spread juga mengalami penurunan. Biaya untuk memproses pesanan menjadi lebih ringan ketika volume transaksi meningkat sesudah stock split yang juga akan mempersempit bid ask spread.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Daadaa (2011), Islamiyahya (2013), dan Badera (2014) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada bid ask spread sebelum dan setelah dilakukannya peristiwa stock split.

BAB V

Dokumen terkait