• Tidak ada hasil yang ditemukan

1) Hipotesis 1

Hipotesis pertama penelitian ini adalah terdapat pengaruh motivasi (X1) terhadap kinerja (Y) Polisi Republik Indonesia di Kepolisian Resor Sleman. Analisis hipotesis 1 digunakan analisis regresi sederhana. Data diolah dengan bantuan Software SPSS versi 17.0 dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 8. Ringkasan Tabel Uji Regresi Sederhana X1 Dengan Y

Variabel

Unstandardized

coefficients r hitung r Square T B (Constanta) Motivasi 11.831 0,711 0,684 0,467 13.832 Sumber: data primer diolah

Dari data diatas selanjutnya dapat digunakan untuk menguji hipotesis 1 yaitu sebagai berikut: Correlations 1 .615** .000 220 220 .615** 1 .000 220 220 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Motivasi Kompensasi Motivasi Kompensasi

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

82 1). Persamaan Regresi Sederhana

Besarnya konstanta (a) = 11.831 dan koefisien (b) = 0,711 jadi persamaan regresi linier sederhananya adalah sebagai berikut:

Y= 11.831 + 0,711Xı

Persamaan tersebut menunjukkan bahwa nilai koefisien Xı sebesar 0,711 , itu artinya apabila motivasi (X1) meningkat 1 poin maka kinerja POLRI (Y) akan meningkat sebesar 0,711 poin.

2). Uji t

Nilai t hitung untuk variabel motivasi sebesar 13.832 dan p sebesar 0.000, karena probabilitas lebih kecil dari 5% maka t hitung= 13.832 >t tabel= 1.645 terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel motivasi terhadap variabel kinerja POLRI. Hasil tersebut menunjukan bahwa Ho ditolak dan Hı diterima yaitu variabel motivasi berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja. 3). Mencari koefisien korelasi antara Xı dengan Y

Koefisien korelasi dicari untuk menguji hipotesis 1 untuk melihat pengaruh motivasi terhadap kinerja POLRI.

Tabel 19. Ringkasan Koefisien Korelasi X1 Terhadap Y Korelasi r hitung r tabel Interval

koefisien Keterangan Xı dengan Y 0,684 0,138 0,600 – 0, 799 Kuat

Sumber: data primet diolah

Dari tabel di atas menunjukan hasil r hitung = 0,684 > r tabel = 0,138 dengan tarif signifikansi 5% dan n= 220. Nilai r hitung berada antara kelas interval 0,600 – 0,799 dalam kategori kuat. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa motivasi berpengaruh kuat terhadap kinerja POLRI.

83 4). Koefisien Determinasi (R²)

Untuk mengetahui tingkat ketepatan garis regresi dapat dilihat dari R². R² motivasi diperoleh sebesar 0,467. Itu artinya 46,7% bahwa perubahan pada variabel kinerja dapat diterangkan oleh variabel motivasi. Sedangkan sebesar 53,3% dari kinerja POLRI diterangkan oleh variabel lain.

2) Hipotesis 2

Hipotesis kedua penelitian ini adalah terdapat pengaruh kompensasi (X2) terhadap kinerja (Y) Polisi Republik Indonesia di Kepolisian Resor Sleman. Analisis hipotesis 2 digunakan analisis regresi sederhana. Data dioalh dengan bantuan Software SPSS versi 17.0 dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 20. Ringkasan Hasil Uji Regesi Sederhana X2 terhadap Y

Variabel

Unstandardized

coefficients r hitung r Square t B (Constanta) Kompensasi 10.150 0,724 0,686 0,470 13.913

Sumber: data primer diolah

Dari data diatas selanjutnya dapat digunakan untuk menguji hipotesis 2 yaitu sebagai berikut:

1). Persamaan regresi sederhana

Besarnya konstanta (a) = 10.150 dan koefisien (b) = 0,724 jadi persamaan regresi linier sederhananya adalah sebagai berikut:

84

Persamaan tersebut menunjukkan bahwa nilai koefisien X2 sebesar 0,724 , itu artinya apabila kompensasi (X2) meningkat 1 poin maka kinerja POLRI (Y) akan meningkat sebesar 0,724 poin.

2). Uji t

Nilai t hitung untuk variabel kompensasi sebesar 13.913. t hitung 13.832 >t tabel= 1.645 terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kompensasi terhadap variabel kinerja POLRI. Hasil tersebut menunjukan bahwa Ho ditolak dan Hı diterima yaitu variabel kompensasi berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja POLRI.

3). Mencari koefisien korelasi antara X2 dengan Y

Koefisien korelasi dicari untuk menguji hipotesis 2 untuk melihat seberapa besar pengaruh kompensasi terhadap kinerja POLRI.

Tabel 21. Koefisien Korelasi X2 dengan Y

Korelasi r hitung r tabel Interval koefisien

Keterangan X2 dengan Y 0, 686 0,138 0,600 – 0, 799 Kuat Sumber: data primer diolah

Dari tabel di atas menunjukan hasil r hitung 0,686 > r tabel 0,138. Nilai r hitung tersebut berada antara kelas interval 0,600 – 0,799 dalam kategori kuat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kompensasi berpengaruh kuat terhadap kinerja POLRI.

4). Koefisien Determinasi (R²)

Untuk mengetahui tingkat ketepatan garis regresi. R² motivasi diperoleh sebesar 0,470. Nilai tersebut artinya bahwa 47,0% perubahan pada variabel

85

kinerja mampu dijelaskan oleh variabel kompensasi. Sedangkan sebesar 53,0% dari kinerja POLRI diterangkan oleh variabel lain.

3) Hipotesis 3

Hipotesis ketiga penelitian ini adalah terdapat pengaruh motivasi (X1) dan kompensasi (X2) terhadap kinerja (Y) Polisi Republik Indonesia di Kepolisian Resor Sleman. Analisis hipotesis 3 digunakan analisis regresi berganda. Data diolah dengan bantuan Software SPSS versi 17.0 dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 22. Ringkasan Hasil Uji Regresi Berganda X1 dan X2 terhadap Y

Variabel

Unstandardized

coefficients r hitung r Square F B (Constanta) Motivasi Kompensasi 6.145 0,438 0,450 0,762 0,581 150.294

Sumber: data primer diolah

Dari data diatas selanjutnya dapat digunakan untuk menguji hipotesis 3 yaitu sebagai berikut:

1). Persamaan regresi berganda

Besarnya konstanta (a) = 6.145 dan koefisien (b1) = 0,438 dan (b2) = 0,450 jadi persamaan regresi linier bergandanya adalah sebagai berikut:

Y= 6.145 + 0,438X1+0,450X2

Persamaan tersebut menunjukkan bahwa nilai koefisien X1 sebesar 0,438 , itu artinya apabila motivasi (X1) meningkat 1 poin maka kinerja POLRI (Y) akan meningkat sebesar 0,438 poin. Nilai koefisien X2 sebesar 0,450, itu

86

artinya apabila kompensasi (X2) meningkat 1 poin maka kinerja POLRI (Y) akan meningkat sebesar 0,450 poin.

2). Uji-F

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen.

1. Hipotesis

Ho bahwa variabel independen (motivasi dan kompensasi ) secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (kinerja POLRI).

H1 bahwa variabel independen (motivasi dan kompensasi ) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (kinerja POLRI).

2. Menentukan nilai kritis

Dimana α = 0,05 tingkat kepercayaan 95% dan degree of freedom sebesar sebagai berikut:

a) Numerator adalah (jumlah variabel – 1) = 3-1 = 2

b) Denumerator adalah (jumlah kasus–jumlah variabel) = 220-3 = 217 Maka diperoleh nilai F tabel sebesar 3.04

3. Menentukan nilai F hitung

Hasil olah data komputer didapat F hitung sebesar 150.294 4. Kriteria Pengujian

H0 diterima jika F hitung < F tabel H1 diterima jika F hitung > F tabel

87

Berdasarkan data di atas F hitung = 150.294 > F tabel 3.04 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi dan kompensasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel kinerja POLRI

3). Mencari koefisien korelasi antara X1 dan X2 dengan Y

Koefisien korelasi dicari untuk menguji hipotesis 3 untuk melihat seberapa besar pengaruh motivasi dan kompensasi terhadap kinerja POLRI.

Tabel 13. Koefisien Korelasi X1 dan X2 Terhadap Y Korelasi r hitung r tabel Interval

koefisien

Keterangan X1,X2 dengan

Y

0, 762 0,138 0,600 – 0, 799 Kuat Sumber: data primet diolah

Dari tabel di atas menunjukan hasil r hitung 0,762 > r tabel 0,138. Nilai r hitung tersebut berada antara kelas interval 0,600 – 0,799 dalam kategori kuat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi dan kompensasi berpengaruh kuat terhadap kinerja POLRI.

4). Koefisien Determinasi (R²)

Untuk mengetahui tingkat ketepatan garis regresi motivasi dan kompensasi terhadap kinerja dapat dilihat dari R². R² motivasi dan kompensasi diperoleh sebesar 0,581. Nilai tersebut artinya bahwa 58,1% perubahan pada variabel kinerja dapat diterangkan oleh variabel motivasi dan kompensasi. Sedangkan sebesar 41,9% dari kinerja POLRI diterangkan oleh variabel lain.

5). Menghitung sumbangan relatif dan sumbangan efektif

Nilai sumbangan relatif (SR) untuk variabel motivasi yaitu sebagai berikut:

88

Sumbangan SR dari variabel motivasi adalah sebagai berikut: SRX1 =

=

Sumbangan SR dari variabel kompensasi adalah sebagai berikut: SR X2 =

=

Jadi dapat diketahui bahwa motivasi memberikan sumbangan relatif sebesar 45,60 % dan kompensasi memberikan sumbangan relative sebesar 54,97%.

Penghitungan nilai sumbangan efektif (SE) setiap variabel adalah sebagai berikut:

SEX1 = 45,60% x 0,581 = 26,49 % SEX2 = 54,49% x 0,581 = 31,94 % SE total = 26,49% + 31,94% = 58,43%

Berdasarkan penghitungan di atas dapat diketahui sumbangan efektif dari variabel motivasi yaitu sebesar 26,49%, sedangkan kompensasi memberikan sumbangan efektif sebesar 31,94%. Total sumbangan efektif yang diberikan oleh kedua variabel tersebut adalah 58,43%. Selanjutnya 100% - 58,43% = 41,47% merupakan sumbangan dari variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.

89

F. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi secara statistik berpengaruh terhadap kinerja POLRI yang dibuktikan dengan nilai signifikansi pada uji regresi nilai r hitung yang lebih besar dari nilai r tabel yaitu 0,684 > 0,138. Oleh karena itu hipotesis H1 diterima dan dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang kuat antara motivasi (X1) terhadap kinerja (Y) POLRI di Kepolisian Resor Sleman. Motivasi memberikan sumbangan pengaruh terhadap kinerja sebesar 46,7%.

Hasil penelitian diatas sesuai dengan pendapat Munandar (2001) motivasi merupakan hasrat yang mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mempengaruhi tercapainya tujuan tertentu, dimana tujuan tersebut jika berhasil akan memuaskan atau memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini berarti motivasi dapat mendorong POLRI di Kepolisian Resor Sleman untuk bekerja demi mencapai tujuan.

Motivasi kerja merupakan bentuk dorongan seseorang untuk bekerja untuk dan mencapai tujuan. Teori Maslow yang digunakan dalam penelitian ini berhasil mengungkap pengaruh motivasi terhadap kinerja berdasarkan lima hierarki kebutuhan manusia. POLRI mempunyai motivasi sebagai dorongan untuk melakukan kerja dengan mengarah pencapaian apa yang menjadi kebutuhan manusia.

Hasil penelitian ini konsisten dengan Frans Farlen (2011) menyatakan motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, sehingga apabila motivasi kerja semakin baik maka tingkat kinerja karyawan mengalami kenaikan. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian dari Listianto dan Setiaji (2007)

90

menyatakan bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Motivasi bagi POLRI merupakan salah satu hal yang penting karena dari hasil penelitian ini, motivasi dapat mempengaruhi kinerja POLRI. Maka dari itu semakin baik tingkat motivasi internal dan eksternal dari seorang POLRI akan meningkatkan kinerjanya. Dengan kata lain, semakin baik tingkat motivasi maka dapat meningkatkan kinerja. Selain itu, terdapat pengaruh kompensasi terhadap kinerja POLRI.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompensasi secara statistik berpengaruh terhadap kinerja POLRI yang dibuktikan dengan nilai signifikansi pada uji regresi nilai r hitung yang lebih besar dari nilai r tabel yaitu 0,686 > 0,138. Oleh karena itu hipotesis H2 diterima dan dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang kuat antara kompensasi (X2) terhadap kinerja (Y) POLRI di Kepolisian Resor Sleman. Kompensasi mampu memberikan sumbangan terhadap kinerja POLRI sebesar 47%.

Dengan adanya kompensasi yang diterima oleh POLRI di Kepolisian Resor Sleman berpengaruh terhadap kinerjanya. Kompensasi menjadi salah satu faktor pengharapan besar bagi POLRI. Tujuan pemberian kompensasi financial yang sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Sulistiyani dan Rosidah (2003) yaitu kompensasi dapat memenuhi kebutuhan ekonomi POLRI. Selain itu, keberadaan kompensasi juga dapat meningkatkan produktifitas kerja POLRI. Tetapi pemberian kompensasi terhadap POLRI harus dipertimbangkan dengan asas keadilan dan kelayakan. Karena dengan memberikan kompensasi yang layak

91

dan lebih maka muncul tanggung jawab untuk memberikan kinerja yang lebih baik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Drs. Heidjrachman dalam Martoyo (2007), semakin tinggi pengorbanan maka semakin tinggi pula penghasilan.

Hasil penelitian ini konsisten dengan Kartika Tri Rahmwati (2009) kompensasi berpengaruh positif terhadap kinerja. Selain itu penelitian dari Astrid Tanjung Sari (2008) menyatakan bahwa pemberian kompensasi berpengaruh positif pada kinerja karyawan. Maka dari itu kompensasi sangatlah berpengaruh terhadap kinerja, maka pemberian kompensasi sangatlah penting untuk menunjang kinerja agar lebih baik.

Jadi pemberian kompensasi yang adil dan layak bagi POLRI merupakan hal yang sangat diharapkan. Karena pemberian kompensasi ini dapat mempengaruhi kinerja POLRI. Jika pemberian kompensasi tinggi maka diharapkan tanggung jawab kinerja yang harus diberikan oleh POLRI juga tinggi. Maka akan menguntungkan kedua belah pihak. Selain itu, terdapat pengaruh motivasi dan kompensasi secara serentak terhadap kinerja POLRI.

Berdasarkan hasil pengujian, dapat diketahui bahwa variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu motivasi dan kompensasi berpengaruh secara bersama–sama terhadap variabel dependen yaitu kinerja POLRI. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F sebesar 150.294 lebih besar dari F tabel sebesar 3.04, maka dapat dikatakan bahwa variabel independen yang digunakan dalam penelitian berpengaruh secara simultan. Oleh karena itu hipotesis H3 yaitu terdapat pengaruh motivasi (X1) dan kompensasi (X2) terhadap kinerja (Y) POLRI di Kepolisian Resor Sleman terbukti, artinya variasi perubahan nilai yang terjadi

92

pada semua variabel independen (motivasi dan kompensasi) akan menyebabkan perubahan pada variabel dependen (kinerja POLRI). Misalnya apabila seorang POLRI memiliki motivasi yang baik untuk mendapatkan jabatan yang lebih tinggi didukung dengan pemberian kompensasi yang sesuai maka kinerja seorang POLRI akan meningkat atau semakin baik.

Hasil penelitian ini mendukung Triadik Nurul Astuty Yensi (2010), menyebutkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kompensasi dan motivasi terhadap kinerja. Jadi faktor kompensasi dan motivasi dijadikan sebagai faktor yang bersama-sama mempengaruhi kinerja.

Untuk mengetahui kuat lemahnya antara motivasi dan kompensasi dengan kinerja POLRI di Kepolisian Resor Sleman diketahui dari hasil analisa data yaitu koefisien sebesar 0.762 artinya bahwa hubungan antara variabel motivasi dan kompensasi terhadap variabel kinerja POLRI di Kepolisian Resor Sleman menunjukkan hubungan yang cukup kuat. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,581 atau 58.1 %. Hasil ini menunjukkan bahwa kedua variabel motivasi dan kompensasi mampu menjelaskan 58.1% variasi yang terjadi pada variabel kinerja POLRI di Kepolisian Resor Sleman, sedangkan sisanya sebesar 41.9% diterangkan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Sumbangan sumbangan efektif dari variabel motivasi yaitu sebesar 26,49%, sedangkan kompensasi memberikan sumbangan efektif sebesar 31,94%. Total sumbangan efektif yang diberikan oleh kedua variabel tersebut adalah 58,43%. Sedangkan sebesar 41,47% merupakan sumbangan dari variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.

93

Hasil ini menunjukkan bahwa motivasi yang baik dan pemberian kompensasi yang diterima oleh POLRI di Kepolisian Resor Sleman dapat memenuhi harapan para POLRI sehingga mampu meningkatkan kinerjanya. Seperti yang dikemukakkan oleh Sulistiyani dan Rosidah (2003) bahwa dengan dilakukannya penilaian kinerja maka dapat memotivasi pegawai untuk selalu memperbaiki kinerjanya dan dapat dijadikan pedoman dalam pemberian kompensasi.

Hal senada juga diungkapkan oleh F.X Juliantoro (2010) motivasi dan kompensasi merupakan dua hal yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang. Motivasi adalah gabungan dari keinginan seseorang dengan energi yang diarahkan untuk bisa mencapai goal (tujuan) yang dituju. Motivasi itu sendiri dapat berupa kepuasan pribadi, perasaan bisa mencapai sesuatu, memperolah reward (penghargaan/hadiah) atau menghindari punishment (sangsi atau hukuman). Dengan adanya motivasi POLRI untuk bekerja dengan baik maka akan menghasilkan kinerja POLRI yang baik sehingga akan mendorong pemberian kompensasi yang baik pula. Karena sebenarnya kompensasi merupakan imbalan yang diberikan kepada karyawan karena telah memberikan sumbangan tenaga maupun pikiran untuk mencapai tujuan instansi tersebut.

Dari hasil pembahasan dengan acuan teori yang berkaitan dengan judul dan penelitian yang relevan maka penelitian yang berjudul “Pengaruh Motivasi dan Kompensasi Terhadap Kinerja Polisi Republik Indonesia di Kepolisian Resor Sleman” dapat menjelaskan adanya pengaruh antara motivasi dan kompensasi

94

secara individu maupun bersama – sama terhadap kinerja POLRI di Kepolisian Resor Sleman.

Dokumen terkait