• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sebagaimana dengan penelitian kualitatif, sebagai suatu disciplined inquiry, penelitian kualitatif harus memiliki kriteria atau standar validitas dan relibilitas. Namun demikian ada perbedaan standar antara paradigma penelitian kualitatif, menurut Lincoln dan Guba (1985, hlm. 53), paling sedikit ada empat standar atau kriteria utama menjamin keabsahan hasil penelitian kualitatif yaitu:

1. Credibility (validitas internal), untuk munguji kredibilitas internal dapat

triangulasi, termasuk triangulasi sumber, triangulasi teknik, triangulasi waktu, analisis kasus negatif menggunakan bahan referensi, megadakan member check.

2. Transferability (validitas eksternal) merupakan validitas eksternal dari penelitian kualitatif, hal ini menunjukan derajat ketetapan atau dari diterapkannya hasil penelitian tersebut diambil. Nama transfer ini berkenaan dengan pernyataan, hingga mana hasil dari penelitian dan diterapakan atau diguankan dalam situsasi lain, bagi peneliti naturalistik nama transfer bergantung pada pemakai, hingga manakala hasil penelitian tersebut dapat digunakan dalam konteks dan situsi sosial lain. Peneliti

sendiri tidak menjamin “validitas eksternal” ini.

3. Dependability (realibilitas), peneliti meminta beberapa orang untuk dapat membaca penelitian ini mulai dari masalah, fokus, sumber, temuan penelitian sampai laporan hasil penelitian ini. Untuk memastikan

dependability, peneliti mengadalkan Promotor dan Kopromtor penelitian

ini sebagai pengambil peran sentral dalam uji dependability sesuai kewenangan yang melekat di mana peneliti berkonsultasi dalam setiap tahap penelitian, dan terutama dalam penulisan laporan.

4. Sedangkan confirmability (obyektifitas) menguji confirmability berarti menguatkan hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang diilakukan. Bila hasil, penelitian merupakan fungsi proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi confirmability. Dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada tetapi hasilnya ada.

5. Dependability, termiinologi ini juga dekat pengertiannya dengan konsep

verstehen dari Max Weber: (bahasa Jerman yang artinya to understand): yang memiliki makna antara lain: (1). To perceive and comprehend the

nature and signifiance of, (2). To know thoroughly by close contact with or by long eksperience of the phenomenon, (3) to grasp or comprehend the meaning intended or expressed by another, (4) to know and emphatic

toward on these cases Weber used the term to refer to the social scientist’s

6. Triangulasi, triangulasi dalam penyajian dalam pengujian kredibilitas ini

diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber denga berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber, triangulasi teknik pengumpulan data digunakan untuk menguji kredibilitas data dilakukan denga cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, dan triangulasi waktu diperlukan karena waktu sering juga mempengaruhi kredibilitas data.

7. Member check, adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti dari

pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila yang ditemukan disepakati oleh para pemberi datanya tersebut valid, sehingga semakin kredibel/dipercaya. Jadi tujuan member

check adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam

penulisan laporan sesuai denga apa yang dimaksud sumber data atau informan. Pelaksanaan member check mendapat suatu temuan, atau kesimpulam.

Sebagaimana menurut Lincoln dan Guba (1985, hlm. 53), paling sedikit ada empat standar atau kriteria utama menjamin keabsahan hasil penelitian kualitatif yaitu:

a. Standar Kredibilitas

Standar kredibilitas ini identik dengan validitas internal dalam penelitian kuantitatif. Agar hasil penelitian kualitatif memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi sesuai dengan fakta di lapangan (informasi yang digali dari subyek atau partisipan yang diteliti), perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:

1) Memperpanjang keikutsertaan peneliti dalam proses pengumpulan data di lapangan

2) Melakukan observasi secara terus menerus dan sungguh-sungguh, seghingga peneliti semakin mendalami fenomena sosial yang diteliti seperti apa adanya.

3) Melakukan triangulasi, baik triangulasi metode (menggunakan lintas metode pengumpulan data) triangulasi sumber data (memilih berbagai sumber data yang sesuai), dan triangulasi pengumpul data (beberapa peneliti mengumpulkan data secara terpisah). Dengan cara ini teknik triangulasi memungkinkan diperoleh variasi informasi seluas-luasnya atau selengkap-lengkapnya.

4) Melibatkan teman sejawat (yang tidak ikut melakukan penelitian) untuk berdiskusi, memberikan masukan, bahkan kritik, mulai awal kegiatan proses penelitian sampai tersusunnya hasil penelitian (peer debriefing). 5) Melakukan analisis atau kejian kasus negatif, yang dapat dimanfaatkan

sebagai kasus pembanding atau bahkan sanggahan terhadap hasil penelitian.

6) Melacak kesesuian dan kelengkapan hasil analisis data.

7) Mengecek bersama-sama dengan anggota penelitian yang terlihat dalam proses pengumpulan data baik tentang data yang telah dikumpulkan kategorisasi analisis, penafsiran dan kesimpulan hasil penelitian.

b. Standar Transferabilitas

Standar ini merupakan modifikasi validitas eksternal dalam penelitian kuntitatif. Standar transferabilitas ini merupakan pertanyaan empirik yang tidak dapat dijawab oleh peneliti kuantitatif itu sendiri, tetapi dijawab dan dinilai oleh para pembaca laporam penelitian. Hasil penelitian kualitatif memiliki kualitas transferabilitas yang tinggi bilamana para pembaca laporan penelitian ini memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas tentang kontek dan fokus penelitian.

c. Standar Dependabilitas

Standar depenabilitas ini boleh dikatakan mirip dengan standar rebilitas. Adanya pengecekan atau penilaian akan ketepatan peneliti dalam mengkonseptualisasikan apa yang diteliti merupakan cerminan dari kemantapan dan ketepatan menurut standar relibilitas penelitian. Makin konsisten peneliti

dalam keseluruhan proses penelitian, baik dalam pengumpulan data, interprestasi temuan maupun dalam melaporkan hasil penelitian, akan semakin memenuhi standar depenabilitas .

d. Standar Komfirmabilitas

Standar komfirmabilitas ini lebih terfokus pada audit (pemeriksaan) kualitas dan kepastian hasil penelitian, apa benar berasal dari pengumpulan data di lpangan. Audit komfirmabilitas ini bisanya dilakukan bersama dengan audit dependabilitas. Selain keempat standar di atas, ada sejumlah standar pelengkap yang patut diperhatikan dalam penelitian kualitatif, antara lain:

1) Dilaksanakan dalam kondisi wajar atau se-alamiah mungkin. 2) Memperlakukan orang-orang yang diteliti semanusia mungkin. 3) Menjungjung tinggi perspektif emik partisipan.

4) Pembahasan hasil penelitian selain bersifat deskriptif juga sintesis. 5) Kelemahan dan keterbatasan penelitian tidak perlu disembunyikan,

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik. (1985). Ilmu Sejarah dan Historigrafi. Jakarta: Gramedia. --- (1992). Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Adisusilo, Sutarjo. (2013). Pembelajaran Nilai Karakter. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Agung, Leo dan Wahyuni, Sri. (2013). Perencanaan Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Anderson, Benedict. (2008). Imagined Communities, Komunitas-Komunitas

Terbayang. Yogyakarta: INSIST dan Pustaka Pelajar.

Anwar, Rosihun. (2010). Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia. Arends, Ricahrd I. (2000). Learning to Teach. New York: Mc Graw Hill.

Asmani, Jamal Ma’mur. (2012). Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal. Jogyakarta: Diva Press.

Ayatrohaedi. (1986). Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta: Pustaka Pelajar.

Barr, R.D. Barth, J.L., dan Shermis, S.S. (1978). The Nature Social Studies. Palm Sping: An ETS Pablication.

Bass, B.M. & Avolio, B.J. (1994). Improving Organizational Effectiveness

Through Transformational Leadership. London: SAGE Publications.

Benda, Harry J. (1980). Bulan Sabit dan Matahari Terbit, Islam di Indonesia

Pada Masa Pendudukan Jepang. (Terj. Daniel Dhakidae). Jakarta.

Pustaka Jaya.

Banks, J.A. (1981). Teaching Startegis for the Socila Studies. (4 thEd). New York &London: Longman.

Berkson, William dan John Wettersten. (2003). Psikologi Belajar dan Filsafat

Ilmu Karl Popper. Terjemahan oleh Ali Noer Zaman. (Yogyakarta:

Qalam)

BSNP, (2006), Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan

Bogdan RC & SK, Biklen. (1992). Qualitative Research for Education an

Intoduction theory In Methods. Boston: Alin and Bacom.

Borries, Bodo Von. (2000). “Methods and Aims of Teaching History in Europe: A Report on Youth and History”. Knowing Teaching & Learning History: National and International Perspectives (Eds. Stearns, P.N., Seixas, P.,

Wineburg, S.). New York: New York University Press.

Bower, Gordon H. dan Ernest R.Hilgard. (1998). Theories of Learning. 4th Edition. (New Jersey: Prentice Hall. Inc).

Bruinessen, Martin Van. (1995). Kitab Kuning: Pesantren dan Tarikat,

Tradisi-Tradisi Islam di Indonesia, Bandung: Mizan.

Buchary Alma dan M. Harlasgunawan. (2003). Hakekat Studi Sosial, Bandung: Alfa Beta.

Budimansyah, Dasim. (2013). Pembinaan Karakter Generasi Muda. Bandung: Dua Usaha Muda.

Budiyono, Kabul. (2007). Nilai-Nilai Kepribadian dan Kejuangan Bangsa

Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Campbell, B. (1999). Multiplying Intelligence in the Classroom. [Online]. Tersedia di situs :http://www/Idpride.net/learningstyles. [Diakses 23 Oktober 2013].

Capra, Fritjob. (1998). The Turning Point, Science, Socity and The Rising Culture. (terjemah: M. Toyiby). Yogyakarta: Yayasan, Bentang Raya.

Carlyle, Thomas. (2013). On Herios, Hero Worship, and the Heroic in History. New Haven and London: Yale University Press. (Online) Tersedia di situs: http://www.gutenberg.org/files/1091/1091-h/1091-h.htm. [Diakses, 23 Desember 2014].

Cobern, W.W. Aikenhead,G.S. (1996). Cultural Aspects of Learning Science. SLCSP Working paper #121. (Online). Tersedia di situs: http://www.wmich.edu/slcsp/121.htm’. [Diakses 23 Oktober 2013]. Collingwood, R.G (1959), The Historical Imagination Dalam Hans Menyerhaff.

The Philosofi Of History In Our Time: An Antology. Garden City. New

York: Dobleday & Company.

Cox, J. (2006). The quality of an instructional program. National Education Association-Alaska. (Online) Tersedia di situs: http://www.ak.nea.org./excellence/coxquality. [Diakses, 23 Oktober 2013]

Creswell, JW. (1998). Research Desegn Qualitatif, and Quantitative Approach. London: Sage Publication.

Creswell, J.H. (2010). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Currie, D. (1997). Personal in Practice. Malden, USA: Blackwell Publishes Ltd. Dahlan, M.D. (1991). Internalisasi Nilai-Nilai Agama dalam Kehidupan Remaja.

Bandung: Unisba.

Denzin K, Norman & Lincoln Y.S. (1997). Hanbook Of Qualitative Research. California: Sage Publication. Pvt. Ltd.

Departemen Pendidikan Nasional Indonesia. (2006). Undang-Undang Sistem

Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. Jakarta: Depdiknas.

--- (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

--- (2007). Panduan Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal. Jakarta: Depdiknas.

Direktorat K3SN. (2009). Pedoman Umum Pelestarian K3SN, Jakarta.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional. (2010).

Grand Design Pendidikan Karakter, Arah serta Tahapan dan Prioritas Pendidikan KarakterBangsa Tahun 2010-2025.

Disjarahdam VI/Siliwangi. (1971). Siliwangi Dari Masa Ke Masa. Bandung: Angkasa.

Djamarah, Syaeful Bahri dan Zaim, Aswan. (1997). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Echols, John dan Hasan Sadiliy. (2005). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Elfindri, dkk. (2012). Pendidikan Karakter Kerangka, Metode Dan Aplikasi

Untuk Pendidik Dan Profesional. Jakarta: Baduose Media.

Faisal, Sanapiah, (tt). Sosiologi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional.

Fenton, Edwin (ed). (1966). Teaching The New Sosial Studies In Secondary

Schools An Inductive Approach. New York: Carnegre-Mellon

University.

Fromm, Erich, (1955). The Sane Society, London and New York: Routledge Classics.

Fukuyama, F. (1995). Trust: The Social Virtues and The Creation of Prosperity. New York: The Free Prss.

Gardner, H. (2005). Intelligence in Seven Steps. [Online]. Tersedia distus: http://www.newhorizons.org. [Diakses 29 Mei 2013].

George. J. (2001). Culture and Science Education: Developing World. [Online]. Tersedia disitus : http://www.id21.org/education/e3jg1g2.html. [Diakses 29 Mei 2013].

Ghozali, Zulfikar. (ed.).0 (1995). Sejarah Lokal, Kumpulam Makalah Diskusi. Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional. Jakarta: Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Departemen P dan K.

Gredler, Margaret E. Bell. (1991). Learning and Instruction Theory Into Praktice. (terj. Munandir). Jakarta: Rajawali.

Gross. (1978). Social Studies for Our Times. New York : John Wiley & son. Guba, Eg & Lincolin YS. (1985). Naturalistik Inquiry. Bererly Hills CA: Sage Gunawan, Heri. (2012). Pendidikan Karakter, Konsep dan Implementasinya.

Bandung: Alfa Beta.

Hasan dkk. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.

Kemendiknas RI.

Hasan, Said Hamid. (1996). Pendidikan Ilmu Sosial, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Perguruan Tinggi. --- (2003). Strategi Peembelajaran Sejarah Pada Era Otonomi Daerah

Sebagai Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Dalam Helius Sjamsudin dan Andi Suwirta, Historia Magistra Vitae, Menyambut 70

tahun Prof DR. Hj. Rochiati Wiriatmadja, MA. Bandung: Historia

--- (2012). Pendidikan Sejarah Indonesia, Isu dalam Ide Pembelajaran. Bandung: Rizki Press.

Hook, Sidney. (1943). The Hero in History: A Study in Limitation and Possibility, Boston. Massachusetts: Beacon Press.

Husen, A. et.all. (2010). Model Pendidikan Karakter. Jakarta: UNJ.

Ilahi, Muhamad Taqdir. (2012). Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral, Jogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Iskandar, Muhamad, et.al. (2000). Peran Elit Agama Pada Masa Revolusi

Kemerdekaan Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

Ismaun. (2005). Filsafat Sejarah. Bandung: Historia Utama Press.

Jacobsen, David A, Eggen, Paul, and Kauchak, Donald. (2009). Methods For

Teaching. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Jarolimek, J. (1986). Social Studies in Elementary Education. Macmillan. Publishing Company and Colier Macmillan. Publishers: New York-London

Johnson, Elaine. (2001). Contextual teaching & Learning. What it is and why it’s here to stay. Thousand Oaks, California: Corwin Press, Inc.

Joyce, Bruce & Marsha Weil. (1980). Models Of Teaching. New Jersey: Prentice– Hall, Inc. Second Edition.

Joyce, William & Janet E. Alleman, (1979). Teaching Social Studies In The

Elementary And Midle Schools. New York: Chicago San Fransisco

Kamarga, Hansiswany. (2012). Pembelajaran Sejarah Berbasis Teknologi Informasi, Perlukah?. Dalam Pendidikan Sejarah Untuk Manusia dan

Kemanusiaan: Refleksi Perjalanan Karir Akademik Prof. Dr. H. Said Hamid Hasan, MA. Jakarta: Bee Media Indonesia.

Kahin, George McTurnan. (1952). Nationalism and Revolution In Indonesia, Ithaca. New York: Cornell University Press.

Kartodirdjo, Sartono. (1966). Peasants' Revolt of Banten in 1888, Its Conditions,

and Sequel. A Case Study of Social Movement in Indonesia,

Verhandelingen van het Koninklijke Institut Taal, Land en Volkenkunde, dl. 50, s- Gravenhage-Martinus Nijhoff, dan terjemahannya oleh Hasan Basari dan Bur Rasbanto, Pemberontakan

--- (ed). (1978). Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

--- (1982). Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia Suatu

Alternatif, Jakarta: Gramedia.

--- (1992). Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

--- (1992). Pengantar Sejarah Indonesia Baru, Sejarah Pergerakan

Nasional (Dari Kolonialisme Sampai Nasionalisme), Jilid 2. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

--- (1994). Pengantar Sejarah Indonesia Baru 1500-1900 Jilid I Dari

Emporium Sampai Imperium. Jakarta: Gramedi Pustaka Utama.

Kemendiknas. (2010). Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional.

Kochhar, S.K. (2008). Teaching Of History. (terj: Purwanta dan Yovita Hardiwati). Jakarta: Grasindo.

Koesoema, Doni A. (2011). Pendidikan Karakter. Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo, Edisi Revisi. Cetakan ke-3.

Kohn, Hans. (1944). The Idea of Nationalism. New York: Macmillan.

Kuntowijoyo. (1994). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya. --- (1995). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang.

Laurel, H. Robert. (1993). Perspektif dalam Perubahan Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Lee, Hermione. (2009). Biography: A Very Short Introduction. Oxford University Press.

Lee, P. dan Ashby, R. (2001). Empathy, perspective taking, and rational understanding. Dalam O. L. Davis Jr., E. A. Yeager dan S. T. Foster (ed.). Historical Empathy And Perspective Taking In The Social

Studies. Oxford: Rowman & Littlefield, 21–50.

Lemin, Marion (1994). Values Strategies for classroom Teachers. Australia: Australian Cauncil for Educational Research Ltd.

Lickona, Thomas. (1992). Educating for Character: How Our School Can Teach

Respect and Responsibility. New York, Toronto, London, Sydney,

Aucland: Bantam Books.

Lincoln, Y.S. & Guba, Egon G. (1985). Naturalistic Inquiry. Baverlly Hills. London. New Delhi: Sage Publication.

Lubis, Mawardi. (2011). Evaluasi Pendidikan Nilai. Jogyakarta: Pustaka Pelajar. Marsh, Colin. (2008). Studies of Society and Enviroment: Exploring The Teaching

Possibilities. Australia: Pearson Education Australia.

Maftuh, Bunyamin. dkk. (2007). Model Pembelajaran Pendidikan Nilai. Bandung: CV. Maulana.

--- (2009), Bunga Rampai Pendidikan Umum dan Pendidikan Nilai. Bandung: CV Yasindo Multi Aspek.

Majid, Abdul. (2012). Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.

McFall, Richard. M. (1984). New Direction in the Assessment of Social

Competence and Social Skills, dalam L’Abate and Milan, Michael A.

(1985) . Handbook of Social Skills Training And Research. New York: John Wiley & Sons, Inc.

McMillan, J. & Schumacher, S. (1997). Research in Education - A Conceptual

Introduction – Fifth Edition. USA: Longman.

Megawangi, Ratna. (2004). Pendidikan Karakter, Solusi Yang Tepat Untuk

Membangun Bangsa. Jakarta: BPMIGAS.

Meulen, van der. (1987). Ilmu Sejarah dan Filsafat. Yogyakarta: Kanisius.

Michrob, Halwany, dan A. Mudjahid Chudori. (1993). Catatan Masa Lalu

Banten. Serang: Saudara.

Miles MB dan Huberman, AM. (1992). Analisis Data Kuantitatif, Metoda-Metoda

Baru, (Terj. Tjetjep Rohendi Rohidi). Jakarta: UI Press.

Moesa, Ali Maschan. (2007). Nasionalisme Kiai, Konstruksi Sosial Berbasis

Agama. Yogyakarta: LKiS.

Moleong, L.J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Morrison, D.M. & Mokashi K. & Cotter, K. (2006). Instructional quality

indicators: Research foundations. Cambrigde. (Online) Tersedia di

situs: www.co.nect.net [Diakses 23 Oktober 2013]

Moslow, Abraham. A. (1984). Motivation and Personality, (terj. Nurul Iman). Jakarta: Gramedia.

Mulyana, Rohmat. (2011). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta.

Mulyasa, E. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

--- (2010). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution. (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Cetakan Kedua.

Nasution, AH. (1963). Tentara Nasional Indonesia, Jilid I. Djakarta: Ganaco N.V. Nasution, S. (1983). Sosiologi Pendidikan. Bandung: Jemmars.

Nata, Abudin. (2011). Akhlak Tasawuf. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

National Council or Social Studies. (1993). Curriculum Standar for Social

Studies: Expetations of excellence. Washington DC: NCCS.

Norman K, Denzin & Yonna S. Lincoln (Eds.). (1994). Handbook of Qualitative

Research. Thousand Oaks: SAGE Publications.

Notosusanto, Nugroho (ed.). (1975). Sejarah Nasional Jilid VI. Jakarta: Depdikbud.

--- (1979). Tentara Peta Pada Jaman Pendudukan Jepang di Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Nucci, Larry P and Darcia Narvaez (2008). Handbook of Moral and Character

Education. New York: Routledge.

Ormrod, Jeanne Ellis. (2008). Education Psychology Developing Learners. (terj. Wahyu Indianti). Jakarta: Erlangga.

Pemerintah RI. (2010). Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa: Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia.

Phillips, E. Lakin (1985). Social Skills: History and Prospect, dalam L’Abate and Milan, Michael A. (1985) . Handbook of Social Skills Training And

Research. New York : John Wiley & Sons, Inc.

Prayitno. (2007). Profesionalitas Tenaga Pendidik. Padang: UNP.

Randell, K. (1976). Resources for the Teaching of History in Secondary Schools. London: The Historical Association.

Ray, A. (2008) The benefits of cooperative learning. (Online) Tersedia di situs: http://mobile.associatedcontent.com/article/1052080/the_benefits_of_co operative_learning.html. [Diakses 23 Oktober 2013]

Renstra Depdiknas 2005-2009. Menuju Pembangunan Pendidikan Nasional

Jangka Panjang 2025, Versi 18 April 2006.

Riley, K. L. (2001). The Holocaust and Historical Empathy: The Politics of understanding. Dalam O. L. Davis Jr., E. A. Yeager dan S. T. Foster (ed.), Historical Empathy And Perspective Taking In The Social

Studies. Oxford: Rowman & Littlefield, 139–166.

Rosidi, A. (2011). Kearifan Lokal dalam Perspektif Budaya Sunda. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Rossi, Peter H & Freeman, Howard E. (1985). Evaluation: A Systematic

Approach, London: Sage Publication.

Sahlan, Asmaun dan Teguh Prasetio, Angga. (2012). Desain Pembelajaran

Berbasis Pendidikan Nilai. Jogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Samani, Muchlas dan Haryanto. (2013). Konsep Dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sanusi, Ahmad. (1989). Kapita Selekta Pembahasan Mahasalah Sosial dan

Pendidikan. Bandung: FPS IKIP Bandung.

Sapriya, (2002). Studi Sosial: Konsep dan Model Pembelajaran. Bandung: Buana Nusantara.

--- (2009). Pendidikan IPS, Konsep dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sardiman. (2012). “Pembelajaran Sejarah dan Pembangunan Karakter Bangsa”.

Dalam Pendidikan Sejarah Untuk Manusia dan Kemanusiaan: Refleksi

Perjalanan Karir Akademik Prof. Dr. H. Said Hamid Hasan, MA.

Schacter, J. (2006). Teacher performance-based accountability : why, what and

how. Santa Moica : Miken Family Foundation. (Online) Tersedia di

situs: http://www.mff.org/pubs/ performance-assessment. pdf. [Diakses 23 Oktober 2013].

Sedyawati, Edi. (2006). Budaya Indonesia: Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah. Jakarta: Rajawali Press.

Sjamsuddin, Helius. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Soedarsono, Soemarsono. (2010). Karakter Mengantar Bangsa: dari Gelap

Menuju Terang. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Soedjatmoko. (1983). Dimensi Manusia dalam Pembangunan. Jakarta: LP3ES.

Somantri, Nu’man. (1988). Pendidikan Moral. Konvensi Pendidikan Nasional:

IKIP Bandung.

--- (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: Remaja Posdakarya.

Steenbrink, Karel A. (1986). Pesantren, Madrasah, dan Sekolah: Pendidikan

Islam Dalam Kurun Modern. Jakarta: LP3ES.

Stearn, Peter. (2001). Why Study History? (Online). Tersedia di situs: http://www.Theaha.Org/pubs/stearns.htm. [Diakses 5-11-2014].

Stopsky, Fred dan Lee, Sharon. (1994). Social Studies in a Global Society: Amerika Serikat: Delmar Publishers, Inc.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulhan, Najib. (2010). Pendidikan Berbasis Karakter: Sinergi antara Sekolah dan

Rumah. Surabaya: Jepe Press Media Utama (Jawa Pos Group)

Sumaatmadja, N. (2005). Manusia dalam Konteks Sosial Budaya dan Lingkungan

Hidup. Bandung: Alfabeta.

Sumantri, E. (2010). “Pendidikan Budaya dan Karakter Suatu Keniscayaan Bagi

Kesatuan dan Persatuan Bangsa”, dalam Pendidikan Karakter Nilai Inti

Bagi Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa, Bandung: Widya Aksara

Press.

Supardan, Dadang. (2008). Pengntar Ilmu Sosial, Sebuah Kajian Pendekatan

Supriatna, Nana. (2007). Konstruksi Pembelajaran Sejarah Kritis. Bandung: Historia Utama Press.

Supriatna, Nana dan Wiyanarti, Erlina. (ed). (2008). Sejarah Dalam

Keberagaman. Bandung: Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI.

Supriyoko. (2008). Membangkitkan Roh Pendidikan, Yogyakarta: Ombak.

Suwarma, Al-Muktar. (2001). Efistimologi Pendidikan Ilmu Pengetahuan, Bandung: Gelar Pustaka Mandiri.

Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya.

The Historical Association. (2007). Teaching Emotive and Controversial History, (Online), (http://www.history.org.uk/resources/ resource_780.html, [Diakses 29 Mei 2013].

Tilaar, H.A.R. (1997). Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Era

Globalisasi (Cetakan Pertama). Jakarta: Grasindo.

--- (2002). Perubahan Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

--- (2004). Paradigma Pendidikan Nasional (Cetakan Kedua). Jakarta: Rineka Cipta.

--- (2007). Mengindonesia, Etnisitas dan Identitas Bangsa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Tholfsen, T. R. (1967). Historical Thinking: An Introduction. London: Harper & Row.

Veccia, Susan H. (2004). Uncovering Our History: Teaching with Primary

Sources. Chicago: American Library Association

Von Heyking, Amy. (2004). “Historical Thinking in The Elementary Years: A

Riview of Current Research”. Dalam Social Studies Research and

Teaching in Elementary Schools. [Online]. Tersedia di situs:

http://www.Quasar.ualberta.c a/css/Css382. [Diakses, 10 Oktober-2013].

Wahab. A. (2007). Model-Model Mengajar Ilmu Pengtahuan Sosial. Bandung: Alfabeta.

Wibowo, Agus. (2012). Pendidikan Karakter, Strategi Membangun Karakter

Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Widja, I Gd. (2000). Menuju Wajah Baru Pendidikan Sejarah. Yogyakarta: Lappera Pustaka Utama.

Wildan, Dadan. (2012). “Sejarah, Sejarawan, dan Guru Sejarah”. Dalam Hansiswany Kamarga dan Yani Kusmarni (ed). Pendidikan Sejarah

Untuk Manusia dan Kemanusiaan: Refleksi Perjalanan Karir Akademik Prof. Dr. H. Said Hamid Hasan, MA. Jakarta: Bee Media Indonesia.

Dokumen terkait