Selanjutnya dilakukan pengujian pada seluruh sistem yang telah dibangun. Pengujian ini dilakukan di rumah penulis dengan waktu selama 5 hari dengan interval waktu 12 jam. Hasilnya akan ditampilkan pada tabel 4.5. Sistem ini dalam keadaan selalu aktif.
Tabel 4.5 Analisa Keseluruhan Sistem pada Ruangan Tanggal 11 Juli 2011
Waktu Ruang 1 Ruang 2 Ruang 3
speaker mic speaker mic speaker mic
13.00 normal normal normal
16.00 normal normal normal
19.00 normal normal normal normal
22.00 normal normal normal normal normal
Tabel 4.6 Analisa Keseluruhan Sistem pada Ruangan Tanggal 12 Juli 2011
Waktu Ruang 1 Ruang 2 Ruang 3
speaker mic speaker mic speaker mic
06.00 normal normal normal
09.00 normal normal normal
12.00 normal normal normal
15.00 normal normal normal
18.00 normal normal normal normal normal normal
Tabel 4.7 Analisa Keseluruhan Sistem pada Ruangan Tanggal 13 Juli 2011
Waktu Ruang 1 Ruang 2 Ruang 3
speaker mic speaker mic speaker mic
06.00 normal normal normal
09.00 normal normal normal
12.00 normal normal normal
15.00 normal tidak
normal
normal
18.00 normal normal normal normal normal normal
Tabel 4.8 Analisa Keseluruhan Sistem pada Ruangan Tanggal 14 Juli 2011
Waktu Ruang 1 Ruang 2 Ruang 3
speaker mic speaker mic speaker mic
06.00 normal normal normal normal
09.00 normal normal normal
12.00 normal normal normal
15.00 normal normal normal
18.00 normal normal normal normal normal
Tabel 4.9 Analisa Keseluruhan Sistem pada Ruangan Tanggal 15 Juli 2011
Waktu Ruang 1 Ruang 2 Ruang 3
speaker mic speaker mic speaker mic
06.00 normal normal normal normal
09.00 normal normal normal
12.00 normal normal normal
15.00 normal normal normal
Tabel 4.5 sampai tabel 4.9 menunjukkan pengujian terhadap seluruh sistem. Sistem ini diimplementasikan terhadap 3 ruangan. Pada tabel tertera waktu yang menunjukkan alarm diaktifkan yang diatur oleh perangkat lunak sistem ini. Keadaan ini terjadi saat speaker dalam keadaan aktif tetapi dari sumber suara tidak mengirimkan data suara. Data suara akan terkirim apabila waktu yang ditentukan telah menunjukkan waktu yang sesuai dengan pengaturan waktu oleh pengguna yang diatur pada tab pengaturan waktu yang ditentukan per 3 jam.
Keadaan normal menunjukkan bahwa musik yang keluar dari perangkat lunak dapat terdengar seperti biasa. Keadaan yang tidak normal adalah keadaan dimana pengeras suara aktif dengan sendirinya, karena musik yang di set sesuai dengan sinyal frekuensi pengalamatan pada ruang 2.
Karena sinyal untuk pengalamatan dan sinyal untuk mengirimkan musik dalam satu jalur, jadi dapat saja pengeras suara aktif dengan sendirinya. Karena sinyal yang dideteksi sesuai dengan alamatnya.
57
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diambil dari pengujian dan analisa sistem ini adalah : 1. Sistem ini dapat digunakan secara otomatis yang dikontrol melalui perangkat
lunak yang telah dibangun, yaitu dengan Visual Basic 2008.
2. Sinyal DTMF (Dual Tone Multiple Frequency) yang merupakan penggabungan dua frekuensi, frekuensi rendah dan frekuensi tinggi, dimana sinyal dari frekuensi tersebut digunakan untuk pengalamatan setiap ruangan yang ditunjukkan pada gambar 4.6. sampai 4.11. yang dibangkitkan dari perangkat lunak yang dibangun pada PC.
3. Keluaran PLD (Programmable Logic Device) merupakan masukan untuk kontrol switch analog yang dihubungkan dengan pengeras suara dan microphone.
4. Batasan ruangan yang dapat digunakan pada sistem ini tergantung dari banyaknya sinyal untuk pengalamatan. Dengan menggunakan peluang dengan kombinasi nCr, dimana n adalah digit sinyal DTMF (Dual Tone Multiple
Frequency) dan r adalah banyaknya sinyal digit yang digunakan untuk pengalamatan. Pada sistem ini digunakan dua digit sinyal DTMF (Dual Tone Multiple Frequency), sehingga kemungkinan ruangan yang dapat menggunakan sistem ini adalah :14C2= 91 ruangan.
5. Pada tabel 4.7 masih terdapat keadaan yang tidak normal dimana pengeras suara dapat aktif dengan sendirinya. Hal tersebut dapat disebabkan karena adanya sinyal frekuensi yang berdekatan dengan sinyal lain. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara membuat pengalamatan ruang yang tidak saling berdekatan. Untuk mencapai hasil terbaik maka tiap pengalamatan ruangan harus dibuat perbedaan sinyal DTMF yang tidak terlalu dekat.
5.2 Saran
Saran yang dipertimbangkan untuk pengembangan sistem ini adalah :
1. Sinyal DTMF (Dual Tone Multiple Frequency) dapat dibangkitkan dari rangkaian pemancar DTMF (Dual Tone Multiple Frequency) agar suara yang masuk tidak dideteksi sebagai sinyal dengan frekuensi yang sama dengan pengalamatan pada rangkaian penerima DTMF (Dual Tone Multiple Frequency).
2. Untuk kontrol monitoring pada setiap ruangan dapat dalam mode teleconference sehingga antara master kontrol dan ruangan dapat saling berkomunikasi secara langsung.
iii
jarang sekali tersentuh oleh teknologi. Ini juga ditunjang dengan kurangnya pemerataan fasilitas yang digunakan pada setiap institusi. Penggunaan fasilitas sekolah seperti penggunaan bel, tanda, atau pengumuman masih dioperasikan secara manual. Sistem audio ini membuat bel, tanda, atau pengumuman yang dioperasikan secara manual menjadi otomatis. Sinyal audio ini di kontrol dengan teknik switching. Teknik switching yang digunakan adalah teknik switching analog.Switchinganalog ini dapat menggunakan switch atau berupa ICswitching. Teknik switching ini digunakan untuk mengatur pengaktifan speaker dan microphone. Speaker danmicrophoneini akan terpasang pada setiap ruangan.
Perangkat lunak menggunakan Visual Basic 2008 yang membangkitkan sinyal DTMF yang berfungsi sebagai alamat setiap ruangan. Sinyal DTMF ini selanjutnya dikodekan dan masuk ke PLDs untuk mengontrol pengaktifan pengeras suara atau microphone. Implementasinya pengeras suara atau microphone yang terdapat pada setiap ruangan dapat diatur oleh pengguna yang ada di ruangan tertentu sebagai pusatnya.
Melalui perangkat lunak yang dibangun pada sistem ini, semua suara yang dikirimkan oleh pusat dapat terdengar oleh setiap ruangan atau ruangan yang diaktifkan saja oleh pengguna. Suara dari ruangan juga dapat terdengar oleh pusat dengan mengaktifkan microphone yang terdapat pada setiap ruangan. Dengan menggunakan kombinasi peluang yaitu nCr , ditentukan digit sinyal DTMF (n) adalah 14 dan banyaknya sinyal digit yang digunakan untuk pengalamatan (r) adalah sebanyak 2 digit, maka akan didapatkan kemungkinan ruangan yang dapat dihasilkan adalah sebanyak 91 ruangan. Untuk mencapai hasil terbaik maka tiap pengalamatan ruangan harus dibuat perbedaan sinyal DTMF yang tidak terlalu dekat.
iv
by the appropriate technology. This is also supported by the lack of equalization of facilities used at each institution. The use of school facilities are still operated manually. Through a technology that is currently evolving, the audio system is introduced early on sought to appropriate technology. Where appropriate technologies can facilitate the school or institution that has a lot of room. This audio system made the sign orannouncement that is still operated manually to be automated.
Audio signal is in control with a switching technique. Switching technique used is an analog switching techniques. Analog switching can use a switch or a switching. IC is used to regulate the activation of the speakers and microphone. Speaker and microphone will be installed in each room.
Software using Visual Basic 2008 that generates the DTMF signal that serves as the address of each room. DTMF signal is then encoded and entered the PLDs to control the activation of the speakers or microphone. Implementation is the speaker or microphone is present in every room can be set by the user.
Disusu Program Studi Sist
S