10 Pemeriksaan dan Pengujian
10.5 Pengujian khusus
Pengujian khusus dilakukan terutama untuk transformator kapasitas besar. Mata uji pengujian khusus meliputi :
- Pengukuran impedans urutan nol
- Pengukuran harmonik pada arus tanpa beban - Pengujian fungsi peralatan
SPLN D3.002 - 1 : 2007
Tabel 6. Macam pengujian
No. Mata uji Metoda uji / acuan R1) J 1) S1) L1)
1 2 3 4 5 6 7
1. Pemeriksaan dimensi/konstruksi transformator
Pemeriksaan dimensi Ayat 7
Spesifikasi pabrikan D D D D Pemeriksaan konstruksi Ayat 7 D D D
Pemeriksaan lengkapan Ayat 8 D D D D
Pengukuran jarak udara dan jarak rambat busing
IEC 60076-3
Sub-ayat 8.1.3 dan 8.1.6 D D D 2. Pengukuran tahanan belitan IEC 60076-1, sub ayat 10.2 D D D
3. Pengukuran rasio tegangan dan pemeriksaan kelompok vektor
IEC 60076-1, sub ayat 10.3 D D D D 4. Pengukuran rugi berbeban dan
tegangan impedans
Sub ayat 6.6 dan 6.7
IEC 60076-1, sub-ayat 10.4 D D D 5. Pengukuran rugi dan arus tanpa
beban
Sub ayat 6.6
IEC 60076-1, sub ayat 10.5 D D D 6. Pengujian ketahanan tegangan
frekuensi-daya
Sub ayat 6.9
IEC 60076-3 D D
2) D
7. Pengujian tegangan lebih induksi IEC 60076-3 D D3) D
8. Pengukuran tahanan isolasi IEC 60076-3 D D D D
9. Pengujian ketahanan tegangan impuls petir
IEC 60076-3
IEC 60076-4 D 10. Pengujian kenaikan suhu Sub-ayat 6.10
IEC 60076-2 D
4)
11. Pengujian tingkat bising IEC 60076-10
Sub ayat 6.11 D 12. Pengujian ketahanan hubung-singkat
Kemampuan termal IEC 60076-5, sub ayat 4.1 D
Kemampuan dinamik IEC 60076-5, sub ayat 4.2 D
13. Pengujian tegangan tembus minyak Sub ayat 7.5.2 D D
14. Pengujian kebocoran tangki Sub ayat 7.6.7 D5) D D5)
15. Pengujian enerjais tanpa beban Durasi uji = 24 jam D CATATAN
1) R = pengujian rutin ; J = pengujian jenis ; S = pengujian serah-terima ; L = pengujian lapangan
2) Tidak dilakukan pada sisi primer untuk transformator dengan tegangan pengenal 20 kV/√3 3) Untuk transformator dengan tegangan pengenal 20 kV/√3, pengujian dilakukan pada tegangan
uji 3,46 tegangan nominal
4) Setelah pengujian kenaikan suhu, transformator harus mampu dienerjais tanpa beban pada 105% tegangan pengenal selama 2 jam.
SPLN D3.002 - 1 : 2007
LAMPIRAN A
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemesanan
Ketentuan yang diuraikan pada standar ini merupakan persyaratan desain bagi transformator yang akan digunakan pada kondisi pelayanan normal seperti tercantum pada ayat 5. Pada kondisi pelayanan tersebut, beberapa informasi yang masih perlu dinyatakan pada saat pemesanan antara lain :
Daya pengenal
Spesifikasi SPLN D3.002-1 : 2007 No. Laporan pengujian jenis
Jumlah fase Satu Tiga
Tegangan primer 20 kV
20/√3 kV
20 kV
Langkah sadapan 5 (lima)
7 (tujuh)
5 (lima) 7 (tujuh)
Kelompok vektor Ii0 Dyn5, Yzn5
YNyn0
Konstruksi Pasangan luar Pasangan luar
Pasangan dalam
untuk transformator > 1000 kVA
Sistem preservasi minyak
- Kedap udara
(full-filled) Konvensional
Untuk setiap kondisi yang berbeda dengan kondisi pelayanan seperti yang tercantum pada ayat 5 atau kebutuhan lengkapan atau konstruksi yang berbeda, selain informasi di atas, PLN harus merinci dan menyatakan pada saat pemesanan, kondisi-kondisi seperti : - Mata uji pengujian serah-terima bila berbeda dengan Tabel 6 kolom 6 atau mata uji
pengujian khusus yang diperlukan.
- Jarak rambat busing yang lebih panjang bila transformator akan digunakan pada lokasi dengan tingkat polusi berat atau sangat berat.
- Kebutuhan termometer.
- Kebutuhan proteksi, misalnya Buchholz, dll.
- Ketentuan lebih lanjut sesuai IEC 60076-2 untuk transformator yang akan dioperasikan pada suhu udara ambien melebihi ketentuan pada ayat 5.
- Ketentuan lebih lanjut sesuai IEC 60076-2 dan IEC 60076-3 untuk transformator yang akan dioperasikan pada ketinggian melebihi 1000 meter dari permukaan laut.
SPLN D3.002-1 : 2007
LAMPIRAN B
Efisiensi dan pengaturan tegangan
Efisiensi dan pengaturan tegangan berdasarkan rugi-rugi dan tegangan impedans yang ditetapkan standar ini tercantum pada tabel B1 dan B2.
TABEL B1. Efisiensi dan pengaturan tegangan transformator fase-tunggal
beban beban cos φ cos φ cos φ 50% 100% 0,8 0,9 1 kVA W W % % % % % % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 40 185 2,5 98,30 97,80 2,49 2,40 1,86 16 50 265 2,5 98,57 98,07 2,45 2,31 1,67 25 70 370 2,5 98,72 98,27 2,40 2,22 1,50 50 120 585 2,5 98,95 98,61 2,27 2,03 1,19 Efisiensi pada cos φ =1
Regulasi tegangan pada beban penuh Daya Rugi tanpa
beban Rugi berbeban pada 75°C Tegangan impedans pada 75°C
TABEL B2. Efisiensi dan pengaturan tegangan transformator fase-tiga
beban beban cos φ cos φ cos φ 50% 100% 0,8 0,9 1 kVA W W % % % % % % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 25 75 425 4 98,57 98,04 3,55 3,14 1,77 50 125 800 4 98,72 98,18 3,50 3,07 1,67 100 210 1420 4 98,88 98,40 3,40 2,95 1,49 160 300 2000 4 99,01 98,58 3,31 2,82 1,32 200 355 2350 4 99,07 98,67 3,26 2,77 1,25 250 420 2750 4 99,12 98,75 3,22 2,71 1,17 315 500 3250 4 99,17 98,82 3,17 2,66 1,11 400 595 3850 4 99,23 98,90 3,13 2,61 1,04 500 700 4550 4 99,27 98,96 3,10 2,57 0,99 630 835 5400 4 99,31 99,02 3,06 2,52 0,93 800 1000 6850 4,5 99,33 99,03 3,38 2,76 0,95 1000 1100 8550 5 99,36 99,04 3,70 3,00 0,98 1250 1400 10600 5,5 99,36 99,05 4,01 3,23 1,00 1600 1680 13550 6 99,37 99,06 4,33 3,48 1,02 2000 1990 16900 7 99,38 99,06 4,97 3,96 1,09 2500 2350 21000 7 99,40 99,07 4,97 3,96 1,08 Daya Rugi tanpa
beban Rugi berbeban pada 75°C Tegangan impedans pada 75°C Efisiensi pada cos φ =1
Regulasi tegangan pada beban penuh
SPLN D3.002 - 1 : 2007
LAMPIRAN C
PT PLN (PERSERO)
JALAN TRUNOJOYO BLOK M-I/135 KEBAYORAN BARU
JAKARTA SELATAN 12160
STANDAR
PT PLN (PERSERO)
SPLN D3.002-1 : 2007
Lampiran Surat Keputusan Direksi PT PLN (PERSERO) No. 094.K/DIR/2006
Spesifikasi Transformator Distribusi
Bagian 1:
Transformator Fase Tiga, 20 kV-400 V dan
Transformator Fase Tunggal, 20 kV-231 V
SPLN D3.002-1 : 2007
Spesifikasi Transformator Distribusi
Bagian 1:
Transformator Fase Tiga, 20 kV-400 V dan
Transformator Fase Tunggal, 20 kV-231 V dan 20/√3 kV-231 V
Disusun oleh :
Kelompok Bidang Distribusi dengan Surat Keputusan Direksi
PT PLN(Persero) No.094.K/DIR/2006
Kelompok Kerja Transformator Distribusi
dengan Surat Keputusan General Manager
PT PLN (Persero) Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan No. 042.K/LITBANG/2006
Diterbitkan oleh : PT PLN (PERSERO)
Jalan Trunojoyo Blok M-I /135, Kebayoran Baru Jakarta Selatan
SPLN D3.002-1 : 2007
Susunan Kelompok Bidang Distribusi
Surat Keputusan Direksi PT PLN (Persero) : No. 094.K/DIR/2006
1. Ir. Widyastomo Sarli : Sebagai Ketua merangkap Anggota 2. Ir. Suwarno : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota 3. Ir. Raharjo : Sebagai Wakil Sekretaris merangkap Anggota 4. Ir. Hilwin Manan : Sebagai Angota
5. Ir. Nyoman Ardana : Sebagai Angota 6. Ir. Arif Nur Hidayat : Sebagai Angota 7. Ir. Amir Rosidin : Sebagai Angota 8. Ir. Rudy Trijanto : Sebagai Angota 9. Ir. Adi Subagio : Sebagai Angota 10. Ir. Sulastyo : Sebagai Angota 11. Ir. Satri Falanu : Sebagai Angota 12. Ir. Wahjudi SN : Sebagai Angota 13. Ir. Ratno Wibowo : Sebagai Angota 14. Ir. Rutman Silaen : Sebagai Angota
Susunan Kelompok Kerja
Spesifikasi Transformator Distribusi
Bagian 1:
Transformator Fase Tiga, 20 kV - 400 V dan
Transformator Fase Tunggal, 20 kV - 231 V dan 20/√3 kV - 231 V
Surat Keputusan General Manager PT PLN (Persero) Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan
No. : 042.K/LITBANG/2006
1. Ir. Nyoman Ardana : Sebagai Ketua merangkap Anggota 2. Satyagraha A. Kadir, ST : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota 3. Ir. Hernadi Buhron : Sebagai Anggota
4. Ir. Achmad Riandhie : Sebagai Anggota 5. Ir. M. Tabrani Machmudsyah : Sebagai Anggota 6. Ir. Sri Budi Santoso : Sebagai Anggota 7. Ir. Didik Djarwanto, MT : Sebagai Anggota
SPLN D3.002-1 : 2007
Prakata
SPLN D3.002-1 : 2007 merupakan revisi dari SPLN 50 : 1997 ; Spesifikasi Transformator Distribusi.
Perubahan spesifikasi ditekankan pada :
1. Rugi-rugi transformator (rugi besi dan rugi belitan), mengingat semakin mahalnya biaya pokok penyediaan energi listrik.
2. Sistem preservasi minyak, ditetapkan pada hermetically-sealed fully filled untuk dapat menekan biaya pemeliharaan.
3. Pengaturan pada aspek konstruksi inti besi dan belitan, berdasarkan data kerusakan transformator pada pengoperasian dan pengujian.
Dengan ditetapkannya SPLN D3.002-1 : 2007, maka SPLN 50 : 1997 dinyatakan tidak berlaku lagi.
SPLN D3.002-1 : 2007
Daftar Isi
Susunan Kelompok Bidang Distribusi ... ii Susunan Kelompok Kerja... ii Prakata ... iii Daftar Isi ... iv Daftar Gambar... vi Daftar Tabel... vi 1 Ruang Lingkup ...1 2 Tujuan ...1 3 Acuan Normatif...1 4 Istilah dan Definisi ...2 5 Kondisi Pelayanan...6 6 Karakteristik...6 6.1 Tegangan primer ...6 6.2 Tegangan sekunder...6 6.3 Tegangan sadapan...6 6.4 Daya pengenal ...7 6.5 Frekuensi...7 6.6 Rugi-rugi ...7 6.7 Tegangan impedans...8 6.8 Kelompok vektor dan polarisasi...8 6.9 Tingkat isolasi...8 6.10 Kelas suhu isolasi dan kenaikan suhu...8 6.11 Tingkat bising ...8 7 Konstruksi...9 7.1 Umum ...9 7.2 Inti besi ...9 7.3 Belitan...10 7.4 Penyambungan belitan...10 7.5 Minyak isolasi ...11 7.6 Tangki dan radiator...11 8 Alat Lengkapan ...12 8.1 Busing primer ...12 8.2 Busing sekunder...13 8.3 Konektor busing...14 8.4 Pipa pengisi minyak...14 8.5 Indikator tinggi minyak...14 8.6 Pengaman tekanan lebih...14 8.7 Pengubah sadapan ...15 8.8 Kantong termometer...15 8.9 Terminal pembumian...15 8.10 Lubang penguras minyak ...15 8.11 Kuping pengangkat...15 8.12 Penggantung (hanger)...15 8.13 Roda ...18 9 Penandaan ...18 9.1 Pelat nama ...18 9.2 Penandaan terminal ...18 9.3 Penandaan daya pengenal...19
SPLN D3.002-1 : 2007
10 Pemeriksaan dan Pengujian... 20 10.1 Pengujian jenis... 20 10.2 Pengujian rutin ... 20 10.3 Pengujian serah-terima... 21 10.4 Pengujian lapangan ... 22 10.5 Pengujian khusus... 22 LAMPIRAN A ... 25 LAMPIRAN B ... 26 LAMPIRAN C... 27
SPLN D3.002-1 : 2007
Daftar Gambar
Gambar 1. Konektor bantu ... 14 Gambar 2. Konstruksi penggantung transformator bentuk tangki persegi-empat... 16 Gambar 3. Konstruksi penggantung transformator fase tunggal bentuk tangki silindris .. 17 Gambar 4. Urutan penandaan terminal transformator fase tiga... 18 Gambar 5. Penandaan terminal transformator fase tunggal ... 19 Gambar 6. Penandaan daya pengenal ... 19
Daftar Tabel
Tabel 1. Tegangan sadapan ... 7 Tabel 2. Rugi-rugi transformator fase tunggal... 7 Tabel 3. Rugi-rugi transformator fase tiga... 7 Tabel 4. Tingkat bising maksimum... 9 Tabel 5. Daftar lengkapan ... 13 Tabel 6. Macam pengujian ... 23
SPLN D3.002 - 1 : 2007
Spesifikasi Transformator Distribusi
Bagian 1:
Transformator Fase Tiga, 20 kV - 400 V dan
Transformator Fase Tunggal, 20 kV - 231 V dan 20/√3 kV - 231 V
1 Ruang LingkupStandar ini menetapkan persyaratan transformator distribusi dengan metoda pendinginan ONAN ; daya pengenal s/d 2500 kVA ; tegangan pengenal :
- transformator fase tiga : 20 kV – 400V
- transformator fase tunggal : 20 kV – 231 V dan 20/√3 kV – 231 V yang dipergunakan di lingkungan PT PLN (Persero).
Dikecualikan dari standar ini, transformator distribusi sebagai berikut:
- Transformator penaik tegangan untuk pembangkit skala kecil (kelompok vektor YNd5). - Transformator fase tunggal dengan pengaman sendiri (DPS/CSP).
2 Tujuan
Sebagai pedoman pengadaan dan pemesanan transformator bagi unit-unit PT PLN (Persero) serta ketentuan desain, pembuatan dan pengujian untuk pabrikan, pemasok dan lembaga penguji.
Dalam penggunaan yang bersifat khusus, PT PLN (Persero) dapat menetapkan spesifikasi lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan dan pengalaman.
3 Acuan Normatif
Kecuali disebutkan secara khusus, ketentuan pada standar ini mengikuti revisi terakhir dari standar-standar berikut :
a. SNI 04-6954.1, Transformator tenaga – Bagian 1: Umum b. IEC 60076-1 : 2000, Power transformers – Part 1: General c. SNI 04-6954.2, Transformator tenaga – Bagian 2: Kenaikan suhu
d. IEC 60076-2 : 1997, Power transformers – Part 2: Temperature rise
e. IEC 60076-3 : 2000, Power transformers – Part 3: Insulation levels, dielectric tests
and external clearances in air
f. IEC 60076-4 : 2002, Power transformers – Part 4: Guide to lightning impulse and
switching impulse testing of power transformers and reactor
g. IEC 60076-5 : 2006, Power transformers – Part 5: Ability to withstand short-circuit h. IEC 60076-7 : 2005, Power transformers – Part 7: Loading guide for oil-immersed
power transformers
i. IEC 60076-8 : 1997, Power transformers – Part 8: Application guide
j. IEC 60076-10 : 2001, Power transformers – Part 10: Determination of sound levels k. IEC 60076-13 : 2006, Power transformers – Part 13: Self-protected liquid-filled
SPLN D3.002-1 : 2007
l. IEC 60296, Fluid for electrotechnical applications – Unused mineral insulating oils
for transformers and switchgear
m. IEC 60137, Insulated bushings for alternating voltages above 1000 V
n. SPLN 67-2C : 1986, Kondisi spesifik di Indonesia, Bagian dua: Pengendalian dan pengawasan mutu.
4 Istilah dan Definisi
4.1 Transformator dengan metoda pendinginan ONAN
Transformator dengan media pendinginan belitan berupa minyak dengan mekanisme sirkulasi alami dan media pendinginan eksternal berupa udara dengan mekanisme sirkulasi alami.
4.2 Transfomator dengan pengaman sendiri (DPS/CSP - Completely Self
Protection)
Transformator distribusi yang dilengkapi dengan sistem pengaman arus lebih yang ditempatkan di dalam tangki transformator berupa pengaman lebur (fuse) pada sisi primer dan pemutus tenaga (circuit breaker) pada sisi sekunder, dan pada sisi primer di luar tangki dilengkapi dengan penangkap petir (lightning arrester).
4.3 Transformator kedap udara (hermetically sealed)
Transformator yang tertutup sedemikian rupa sehingga tidak ada pertukaran antara isinya dengan atmosfer luar. Transformator kedap udara dapat dibedakan menjadi:
hermetically-sealed fully filled dan hermetically-hermetically-sealed inert gas cushion.
4.4 Hermetically-sealed fully filled
Transformator kedap udara dengan minyak mengisi penuh seluruh ruang di dalam tangki.
4.5 Hermetically-sealed inert gas cushion
Transformator kedap udara dengan minyak mengisi ruang di dalam tangki sampai ketinggian tertentu (merendam inti besi, belitan dan pengubah sadapan), sedang sisa ruang diatasnya diisi oleh gas tertentu, biasanya N2 (Nitrogen).
4.6 Belitan primer
Belitan yang menerima daya aktif dari sumber daya.
4.7 Belitan sekunder
Belitan yang menyalurkan daya aktif ke sirkit beban.
4.8 Terminal fase
Terminal yang dimaksud untuk hubungan ke penghantar fase sistem.
4.9 Tegangan pengenal (Ur)
Tegangan yang akan diterapkan, atau yang diperoleh dalam keadaan tanpa beban, antara terminal fase belitan sadapan utama transformator fase tiga atau antara terminal belitan sadapan utama transformator fase tunggal.
SPLN D3.002 - 1 : 2007
4.10 Rasio tegangan pengenal
Rasio dari tegangan pengenal sebuah belitan terhadap tegangan pengenal belitan lainnya.
4.11 Frekuensi pengenal (fr)
Frekuensi dimana transformator didesain untuk beroperasi.
4.12 Daya pengenal (Sr)
Nilai konvensional daya semu (dalam kVA atau MVA), yang dijadikan dasar untuk desain, jaminan pabrikan, pengujian dan yang menentukan nilai arus pengenal pada tegangan pengenal, di dalam kondisi yang ditentukan oleh standar ini.
4.13 Arus pengenal (Ir)
Arus yang mengalir melalui terminal fase belitan, diperoleh dari daya pengenal belitan dibagi dengan tegangan pengenal dan faktor fase. Faktor fase transformator fase tiga adalah √3 dan transformator fase tunggal adalah 1.
4.14 Sadapan utama (principal tapping)
Sadapan yang menentukan besaran-besaran pengenalnya.
4.15 Faktor sadapan (berkaitan dengan suatu sadapan)
Rasio pada kondisi tanpa beban antara tegangan terminal suatu belitan sadapan dengan tegangan belitan sadapan utama.
4.16 Langkah sadapan
Perbedaan antara faktor sadapan, dalam persen, dari dua sadapan yang berurutan.
4.17 Julat sadapan
Variasi julat dari faktor sadapan dalam persen dibandingkan dengan nilai 100.
4.18 Rugi tanpa beban (rugi besi)
Daya aktif yang diserap ketika tegangan pengenal pada frekuensi pengenal diberikan pada terminal salah satu belitan, sedangkan belitan lainnya terbuka.
4.19 Arus tanpa beban
Nilai arus (rms) yang mengalir pada terminal fase belitan ketika tegangan pengenal pada frekuensi pengenal diberikan pada belitan tersebut, sedangkan belitan lainnya terbuka. CATATAN
Arus tanpa beban pada transformator fase tiga adalah nilai rata-rata dari ketiga arus fase dan dinyatakan dalam persen terhadap arus pengenal.
4.20 Rugi berbeban (rugi belitan)
Daya aktif yang diserap pada frekuensi pengenal dan suhu acuan ketika arus pengenal mengalir melalui terminal fase salah satu belitan, sedangkan terminal belitan lainnya dihubung-singkat.
CATATAN
SPLN D3.002-1 : 2007
4.21 Rugi total
Jumlah dari rugi tanpa beban dan rugi berbeban.
4.22 Tegangan impedans
Tegangan pada frekuensi pengenal yang diperlukan untuk diberikan ke terminal belitan, yang menyebabkan mengalirnya arus pengenal melalui terminal ini bilamana terminal lainnya dihubung-singkat.
CATATAN
Tegangan impedans dinyatakan dalam persen dari tegangan pengenal belitan yang diberikan tegangan dan nilainya ditetapkan pada suhu acuan 75°C.
4.23 Kenaikan suhu
Selisih antara suhu pada bagian yang diamati dengan suhu udara ambien.
4.24 Tegangan maksimum (Um)
Tegangan efektif tertinggi fase-fase pada sistem fase tiga dimana belitan transformator dirancang sesuai dengan isolasinya.
4.25 Tingkat isolasi pengenal
Nilai ketahanan tegangan standar yang mengkarakterisasi ketahanan dielektrik dari isolasi.
CATATAN
Tingkat isolasi dinyatakan dengan : LI/AC
LI = tegangan ketahanan impuls petir dari terminal fase dan netral setiap belitan AC = tegangan ketahanan frekuensi-daya dari terminal fase dan netral setiap belitan
4.26 Hubungan bintang
Hubungan belitan yang disusun sedemikian rupa sehingga salah satu ujung dari setiap belitan transformator fase tiga, atau salah satu ujung setiap belitan transformator fase tunggal yang bertegangan pengenal sama dalam gugus fase tiga, dihubungkan ke titik bersama (titik netral) dan ujung lainnya adalah terminal fase.
4.27 Hubungan delta
Hubungan belitan yang disusun sedemikian rupa sehingga belitan-belitan fase transformator fase tiga, atau belitan dari tiga unit transformator fase tunggal yang bertegangan pengenal sama dalam gugus fase tiga, dihubung seri membentuk sirkit tertutup.
4.28 Hubungan zigzag
Hubungan belitan yang disusun sedemikian rupa sehingga salah satu ujung dari setiap belitan fase transformator fase tiga, dihubungkan ke titik bersama (titik netral) dan tiap belitan fase terdiri dari dua bagian yang tegangan induksinya berbeda fase. Kedua bagian ini mempunyai jumlah lilitan yang sama.
4.29 Kelompok vektor
Notasi konvensi yang menunjukan hubungan belitan tegangan-tinggi dan tegangan rendah serta pergeseran fase relatif yang digambarkan sebagai jam-lonceng.
SPLN D3.002 - 1 : 2007
4.30 Pengujian jenis
Pengujian secara lengkap terhadap sampel yang mewakili suatu jenis desain transformator yang disiapkan oleh pabrikan untuk membuktikan apakah jenis tersebut memenuhi karakteristik yang ditetapkan dalam standar ini. Pengujian jenis dilakukan sebelum diadakan produksi masal untuk menjaga kemungkinan adanya kesalahan prinsipil sehingga kerugian yang besar dapat dihindarkan.
4.31 Pengujian rutin
Pengujian yang dilakukan oleh pabrikan terhadap seluruh transformator yang diproduksi untuk memisahkan yang cacat atau yang menyimpang dari persyaratan standar.
4.32 Pengujian serah-terima
Pengujian yang dilakukan terhadap sampel yang mewakili sejumlah transformator yang akan diserah-terimakan.
4.33 Pengujian khusus
Pengujian dengan macam pengujian selain mata uji pengujian rutin dan pengujian jenis dan telah disepakati bersama oleh PT PLN (Persero) dan pabrikan dengan kontrak khusus.
4.34 Pengujian lapangan
Pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan terhadap transformator sebelum dipasang pada jaringan.
4.35 Transformator pasangan luar
Transformator yang didesain untuk dipasang pada gardu tiang (pole mounted)
4.36 Transformator pasangan dalam
Transformator yang didesain untuk dipasang pada gardu bangunan (pad mounted)
4.37 Jaringan distribusi tegangan menengah fase tiga 3 kawat
Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20 kV fase tiga yang terdiri dari tiga hantaran fase tanpa hantaran netral.
4.38 Jaringan distribusi tegangan menengah fase tiga 4 kawat
Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20 kV fase tiga yang terdiri dari tiga hantaran fase dan satu hantaran netral sedang titik netral sistem ini ditanahkan dengan cara pentanahan langsung pada tiang-tiang sepanjang jaringan.
CATATAN
Jaringan distribusi tegangan menengah fase tiga 4-kawat merupakan sistem yang digunakan oleh PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
SPLN D3.002-1 : 2007
5 Kondisi Pelayanan
Kondisi pelayanan transformator adalah kondisi normal : a. Ketinggian.
Ketinggian tidak lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. b. Suhu udara ambien.
Suhu udara ambien tidak melebihi 40 °C Suhu udara acuan untuk desain transformator : - Suhu rata-rata harian 30 °C
- Suhu rata-rata tahunan 30 °C c. Bentuk gelombang tegangan suplai.
Bentuk gelombang tegangan suplai mendekati sinusoidal. d. Simetris dari tegangan pelayanan.
Untuk transformator fase tiga, tegangan suplai mendekati simetris.
6 Karakteristik 6.1 Tegangan primer
Tegangan primer adalah tegangan nominal sistem jaringan tegangan menengah 20 kV: a. Transformator fase tiga : 20 kV
b. Transformator fase tunggal
untuk sistem distribusi JTM 3 kawat : 20 kV untuk sistem distribusi JTM 4 kawat : 20/√3 kV
6.2 Tegangan sekunder
Tegangan sekunder pada keadaan tanpa beban adalah tegangan nominal sistem jaringan tegangan rendah :
a. Transformator fase tiga : 400 V b. Transformator fase tunggal : 231 V*) CATATAN
*) Transformator fase tunggal dikonstruksi dengan dua belitan sekunder.
6.3 Tegangan sadapan
Penyadapan pada belitan primer dengan langkah sadapan 2,5% dibedakan menjadi : a. Tipe 1 : 5 (lima) langkah, julat sadapan ± 2x2,5%
b. Tipe 2 : 7 (tujuh) langkah, julat sadapan + 2x2,5%, - 4x2,5% Sadapan No. 3 merupakan sadapan utama.
SPLN D3.002 - 1 : 2007
Tabel 1. Tegangan sadapan
Sistem JTM 3 kawat Sistem JTM 4 kawat
Fase tiga dan fase tunggal Fase tiga Fase tunggal No.
Sadapan
Tipe 1 Tipe 2 Tipe 1 Tipe 2 Tipe 1 Tipe 2 1 21 kV 21 kV 21 kV 21 kV 21/√3 kV 21/√3 kV 2 20,5 kV 20,5 kV 20,5 kV 20,5 kV 20,5/√3 kV 20,5/√3 kV 3 20 kV 20 kV 20 kV 20 kV 20/√3 kV 20/√3 kV 4 19,5 kV 19,5 kV 19,5 kV 19,5 kV 19,5/√3 kV 19,5/√3 kV 5 19 kV 19 kV 19 kV 19 kV 19/√3 kV 19/√3 kV 6 - 18,5 kV - 18,5 kV - 18,5/√3 kV 7 - 18 kV - 18 kV - 18/√3 kV 6.4 Daya pengenal
Daya pengenal tercantum pada kolom 1, tabel 2 dan tabel 3.
6.5 Frekuensi
Frekuensi pengenal adalah 50 Hz.
6.6 Rugi-rugi
Rugi tanpa beban (rugi besi) tercantum pada kolom 2, tabel 2 dan tabel 3. Rugi berbeban (rugi belitan) tercantum pada kolom 3, tabel 2 dan tabel 3.
Tabel 2. Rugi-rugi transformator
fase tunggal Tabel 3. Rugi-rugi transformator fase tiga
Daya Rugi tanpa beban Rugi berbebanpada 75°C Daya Rugi tanpa beban Rugi berbebanpada 75°C kVA W W kVA W W 1 2 3 1 2 3 10 40 185 25 75 425 16 50 265 50 125 800 25 70 370 100 210 1420 50 120 585 160 300 2000 200 355 2350 250 420 2750 315 500 3250 400 595 3850 500 700 4550 630 835 5400 800 1000 6850 1000 1100 8550 1250 1400 10600 1600 1680 13550 2000 1990 16900 2500 2350 21000
SPLN D3.002-1 : 2007
Batas maksimum dari nilai rugi-rugi pada tabel 2 dan 3 : Rugi tanpa beban : + 10%
Rugi total : + 5%
6.7 Tegangan impedans.
Nilai tegangan impedans pada sadapan utama dan pada suhu acuan 75°C : a. Transformator fase tunggal : 2,5 %
b. Transformator fase tiga
≤ 630 kVA : 4 % 800 kVA : 4,5 % 1000 kVA : 5 % 1250 kVA : 5,5 % 1600 kVA : 6 % ≥ 2000 kVA : 7%
Toleransi dari tegangan impedans adalah ± 10%
6.8 Kelompok vektor dan polarisasi
Untuk sistem distribusi JTM 3 kawat :
a. Kelompok vektor Yzn5, dipakai untuk transformator ≤ 160 kVA. b. Kelompok vektor Dyn5, dipakai untuk transformator > 160 kVA. Untuk sistem distribusi JTM 4 kawat kelompok vektor adalah YNyn0. Polarisasi transformator fase tunggal adalah subtraktif (Ii0).
6.9 Tingkat isolasi
Tingkat isolasi transformator :
Terminal primer : LI/AC 125/50 kV Terminal sekunder : LI/AC -/3 kV Tegangan ketahanan impuls petir pengenal :
Terminal primer, fase dan netral : 125 kV Tegangan ketahanan frekuensi daya pengenal : Terminal primer, fase dan netral : 50 kV Terminal sekunder, fase dan netral : 3 kV
6.10 Kelas suhu isolasi dan kenaikan suhu
Kelas suhu isolasi transformator adalah A (105°C). Batas maksimum kenaikan suhu :
Suhu minyak atas : 50 K Suhu belitan rata-rata : 55 K
6.11 Tingkat bising
SPLN D3.002 - 1 : 2007
Tabel 4. Tingkat bising maksimum
Daya pengenal [kVA] Tingkat bising [dB] ≤ 50 50 100 51 160 ≤ Sr ≤ 250 55 315 ≤ Sr ≤ 630 56 800 57 1000 58 1250 59 1600 60 2000 61 2500 62 7 Konstruksi 7.1 Umum
7.1.1 Transformator harus dirancang dan dibuat dari komponen dan bahan baku yang sama sekali baru dan sesuai dengan persyaratan desain untuk transformator pada kondisi pelayanan sebagaimana ditetapkan pada ayat 5. Komponen dan bahan baku serta penyelesaiannya harus disesuaikan dengan geografi dan iklim Indonesia, khususnya mempunyai sifat tahan karat.
7.1.2 Desain konstruksi transformator adalah:
Pasangan luar : daya pengenal ≤ 400 kVA Pasangan dalam : daya pengenal ≥ 315 kVA
7.1.3 Pabrikan harus mendokumentasi gambar teknik beserta ukuran-ukurannya, meliputi :
Bentuk dan susunan belitan termasuk jenis dan ukuran konduktor belitan. Torsi (Nm) dari baut klem vertikal dan horizontal inti besi.
Dimensi tangki
Dimensi dan jumlah sirip pendingin
7.2 Inti besi
7.2.1 Inti besi dibentuk dari laminasi baja silikon (cold-rollled grain oriented) atau baja amorphous (amorphous steel).
7.2.2 Konstruksi inti besi dapat dibentuk dengan dua cara : Susunan (stacking).
Gulungan (wound type)
7.2.3 Baut klem vertikal dan horizontal inti besi harus dikencangkan dengan dua buah mur. Bagian ujung ulir dari baut klem-klem tersebut harus dimatikan (dipahat atau dilas) setelah mur terpasang dan kekencangan yang dispesifikasi tercapai.
7.2.4 Pabrikan harus mendokumentasi nilai torsi kekencangan dari setiap baut klem inti besi dan mencantumkannya dalam gambar konstruksi.
SPLN D3.002-1 : 2007
7.3 Belitan
7.3.1 Bahan konduktor belitan adalah tembaga (Cu) atau aluminium (Al).
7.3.2 Konduktor belitan sekunder dapat berbentuk segi empat (rectangular) atau lembaran (sheet/foil). Bahan isolasi dari konduktor belitan harus sesuai dengan suhu kerja transformator dan tahan minyak.
7.3.3 Belitan tidak boleh diimpregnasi dengan varnis.
7.3.4 Lead wire untuk belitan yang mempunyai konduktor berbentuk lembaran harus menggunakan jenis bahan yang sama dengan belitan tersebut. Penyambungan antara lead wire dengan lembaran belitan ini harus dengan pengelasan.
7.3.5 Untuk belitan yang menggunakan konduktor aluminium, busbar netral pada belitan hubungan bintang dan penghubung antara busbar tersebut dengan konektor busing sekunder (7.4.2) dapat menggunakan busbar tembaga.
7.3.6 Bahan yang dapat digunakan untuk pasak belitan :
Press wood, press board, atau material lain yang diproduksi masal sebagai komponen khusus transformator.
Kayu alam setara kayu jati yang dikeringkan. Dalam hal ini, pabrikan harus