• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Uji Normalitas

4.4.3 Pengujian Koefisien Determinasi (R 2 )

Pengujian Koefisien determinan digunakan untuk mengukur seberapa

besar kontribusi variabel bebas (Komunikasi dan Kompetensi Kerja) terhadap

variabel terikat (Kinerja Karyawan). Koefisien determinasi berkisar antara nol

sampai satu (0 ≤ R2≥ 1).

Tabel 4.14

Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 5.731 1.691 3.388 .001

KOMUNIKASI .174 .073 .360 2.393 .019 .194 3.147

KOMPETENSI .296 .098 .455 3.021 .003 .194 3.147

a. Dependent Variable: KINERJA

Jika R2 semakin besar atau mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa

pengaruh variabel bebas (X1) yaitu Komunikasi, (X2) yaitu Kompetensi Kerja

adalah besar terhadap variabel terikat (Y) yaitu Kinerja Karyawan. Hal ini berarti

model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat dan demikian sebaliknya.

Hasil pengujian koefisien determinasi menggunakan SPSS Statistic 19.0

for windows dapat dilihat pada Tabel 4.15 dibawah ini:

Tabel 4.15

Hasil Pengujian Koefisien Determinasi

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .794a .630 .622 1.54389

a. Predictors: (Constant), KOMPETENSI, KOMUNIKASI

Sumber : Hasil Pengelolaan SPSS 19.0, 2014

1. Nilai R sebesar 0.794 sama dengan 79,4 % berarti hubungan antara variabel

Komunikasi (X1) dan Kompetensi Kerja (X2) terhadap variabel Kinerja

Karyawan (Y) sebesar 79,4 % artinya hubungannya erat.

2. Nilai Adjusted R Square 0.622 berarti 62,2% kinerja karyawan dapat di

jelaskan oleh Variabel Komunikasi dan Variabel Kompetensi Kerja.

Sedangkan sisanya 37,8% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang diteliti

dalam penelitian ini seperti gaya kepemimpinan, disiplin kerja, dan lain

sebagainya.

3. Standard Error of the Estimate artinya mengukur variasi dari nilai yang

4.5 Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi dan kompetensi kerja

secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Berdasarkan data jawaban

responden terhadap variabel komunikasi diketahui jawaban dominan setuju

terdapat pada pernyataan kedua (Pimpinan menjelaskan prosedur untuk setiap

pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahannya) berdasarkan data tersebut

karyawan telah mampu untuk melaksanakan standar kerja yang telah ditentukan

perusahaan. Hal ini tentu didorong oleh perusahaan yang telah mampu

mengarahkan karyawan secara intensif mengenai tata cara dan kegiatan yang

telah ditentukan perusahaan. Perusahaan harus mempertahankan pengarahan dan

pengawasan yang lebih intensif lagi agar karyawan dapat lebih mampu

melaksanakan pekerjaan sesuai dengan standar pekerjaan untuk pencapaian

kinerja yang maksimal.

Berdasarkan data responden terhadap variabel Kompetensi kerja jawaban

dominan setuju terdapat pada pernyataan pertama (Saya dapat mematuhi

norma-norma sosial dalam melaksanakan pekerjaan) berdasarkan data tersebut karyawan

dalam perusahaan telah mampu untuk mematuhi norma sosial yang berlaku dalam

menyelesaikan pekerjaan seperti kedisiplinan dalam mengerjakan tugas,

menyerahkan laporan kerja atau tugas secara tepat waktu dan kerapian dalam

menyelesaikan tugas yang diberikan. Perusahaan tentunya memiliki peraturan

atau aturan norma-norma sosial yang berlaku yang telah disepakati bersama.

disiplin yang memuat pokok-pokok kewajiban, larangan dan sanksi apabila tidak

ditaati apabila larangan atau norma yang berlaku dilanggar. Dengan demikian,

karyawan mampu melaksanakan pekerjaannya dengan baik yang diikuti dengan

peningkatan kinerja karyawan dan kinerja perusahaan.

Berdasarkan distribusi jawaban responden terhadap variabel kinerja diketahui

jawaban yang dominan setuju adalah pernyataan pertama (Saya mampu

menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.)

berdasarkan jawaban responden tersebut karyawan telah mampu untuk

menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu sehingga kinerja yang diberikan

karyawan sesuai standar batas waktu penyelesaian tugas yang telah ditentukan

Perusahaan. Perusahaan harus terus melakukan pengawasan dan selalu

memberikan perhatian serta terbuka kapanpun, karena hal tersebut akan

mempengaruhi penyelesaian tugas yang diberikan pada karyawan, setiap

karyawan memerlukan bantuan dalam pekerjaanny karena hal ini dapat membuat

karyawan mampu lebih cepat menyelesaikan tugas dan merasakan arahan dari

atasan dalam setiap pekerjaan yang diberikan agar kinerja karyawan tercapai

secara optimal.

Berdasarkan Uji t, komunikasi memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan. Pada variabel komunikasi responden merasa

komunikasi yang diarahkan dengan jelas dan intensif oleh perusahaan kepada

karyawan dapat memicu semangat karyawan dalam bekerja sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing karyawan. Sehingga hal yang

dengan mengarahkan dengan intensif mengenai tata cara dan kegiatan yang harus

mereka jalani agar diharapkan nantinya komunikasi yang tertanam dengan baik

dapat mendorong karyawan untuk meningkatkatkan dan mengembangkan

kemampuan karyawan dalam memanfaatkan teknologi dan ilmu pengetahuan

yang relevan dalam bekerja, menciptakan keterbukaan dalam proses pekerjaan

serta perubahan sikap yang lebih mengahargai antar individu maupun satuan

kerja dengan saling menghormati kepentingan bersama dan etika yang lebih baik

untuk mencapai tujuan organisasi.

Berdasarkan hasil penelitian, Kompetensi Kerja memiliki pengaruh positif

dan signifikan yang paling dominan terhadap kinerja karyawan. Dimana jika

variabel kompetensi kerja ditingkatkan maka kinerja karyawan akan meningkat

sebesar 0.296. Kompetensi menggerakkan proses perancangan sistem kerja,

rekrutmen, placement, performance management dan dengan seluruh fungsi

lainnya, oleh karena itu, setiap jabatan yang diberikan pada karyawan memiliki

kriteria dan ukuran kompetensi yang masing-masing berbeda dan memiliki ciri

khas tersendiri. Hal tersebut menjadi tantangan bagi perusahaan untuk

mengidentifikasi, menentukan, dan mengelola kompetensi pada setiap karyawan

serta berusaha untuk mencari dan menetapkan orang-orang yang memiliki

kompetensi sesuai dengan penempatan kerja karyawan. Hal ini yang dapat

dilakukan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan mengenai Kompetensi kerja, agar mendukung karyawan dan

meminimumkan tingkat kesalahan dalam bekerja sehingga kinerja karyawan

Berdasarkan koefisien determinasi (R2) hubungan antara variabel komunikasi

(X1) Kompetensi kerja (X2) terhadap variabel kinerja karyawan (Y) memiliki

hubungan yang erat. Nilai Adjusted R Square0.704 berarti 62,2% kinerja

karyawan dapat di jelaskan oleh variabel bebas (komunikasi dan variabel

Kompetensi kerja). Sedangkan sisanya 37,8% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor

lain yang diteliti dalam penelitian ini seperti gaya kepemimpinan, disiplin kerja,

dan lain sebagainya.

Sedangkan fhitumg adalah sebesar 71.611 > ftabel 3.11 hal ini menunjukkan

bahwa variabel komunikasi dan Kompetensi kerja berpengaruh positif dan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait