• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengujian Konsolidasi

Dalam dokumen Timbunan Jalan pada Tanah Lunak (Halaman 85-89)

Jika suatu beban diberikan pada suatu lapisan lempung jenuh, akan timbul tiga jenis penurunan:

penurunan awal, penurunan konsolidasi,

Penurunan konsolidasi terjadi sebagai akibat perubahan volume yang diakibatkan oleh disipasi pori berlebih; pemampatan sekunder terjadi sebagai akibat perubahan volume pada tegangan efektif konstan, yaitu setelah disipasi tekanan pori berlebih selesai. Pengujian laboratorium yang biasanya digunakan untuk mengevaluasi penurunan konsolidasi dan pemampatan sekunder adalah pengujian konsolidasi satu dimensi atau pengujian odometer. Pengujian ini dijelaskan pada Bagian 4.4.1. Prosedur untuk menentukan sifat konsolidasi menggunakan sel hidrolik dijelaskan pada Bagian 4.4.2.

4.4.1

Uji Konsolidasi Satu Dimensi

ASTM D2435-90 menjelaskan suatu metode pengujian standar untuk

menentukan besar dan kecepatan konsolidasi tanah yang ditahan secara lateral dan drainase secara aksial sementara diberi beban tegangan terkontrol secara bertahap. ASTM D4186-89 menjelaskan prosedur untuk menentukan sifat tanah tersebut bila digunakan pembebanan regangan terkontrol.

ASTM D2435-90 memberikan dua metode pengujian sebagai berikut:

Metode Pengujian A: pengujian dilakukan dengan suatu penambahan kenaikan

beban yang konstan atau kelipatannya selama 24 jam. Bacaan waktu-deformasi diperlukan sekurang-kurangnya untuk dua tambahan beban, termasuk

sedikitnya satu tambahan setelah tekanan prakonsolidasi telah dilewati.

Metode Pengujian B: bacaan waktu-deformasi diperlukan untuk semua

tambahan beban. Tambahan beban secara berturut-turut diberikan setelah 100% konsolidasi primer dicapai atau setelah kenaikan waktu menjadi konstan seperti dijelaskan pada Metode Pengujian A.

Tahap pembebanan standar menggunakan suatu rasio penambahan beban satu (artinya tekanan yang diberikan pada tahap manapun harus dua kali tekanan tahap sebelumnya secara berurutan) untuk mendapatkan nilai sekitar 12, 25, 50, 100 kPa dan seterusnya. (Pada waktu konsolidometer diletakkan pada alat pembebanan, harus diberikan tekanan dudukan sebesar 5 kPa). Urutan pelepasan beban balik dilakukan dengan membagi dua besarnya tekanan pada tanah yaitu tambahan yang sama seperti diterangkan di atas tetapi dengan urutan yang terbalik. Bila diinginkan, beban untuk pelepasan besarnya dapat sama dengan seperempat dari beban sebelumnya.

Sifat hubungan waktu deformasi: untuk tambahan beban setelah bacaan waktu- deformasi diperoleh, dua prosedur alternatif diberikan untuk menyajikan data, menentukan akhir konsolidasi primer dan menghitung laju konsolidasi. Pada prosedur pertama, pemeraan dilakukan untuk deformasi terhadap log waktu, dan kedua terhadap akar kuadrat waktu. Nilai yang sesuai dengan prosedur yang digunakan dimasukkan ke dalam suatu persamaan untuk menghitung koefisien konsolidasi cv untuk masing-masing tambahan beban.

Sifat hubungan beban-deformasi: karakteristik pemampatan diperoleh dengan melakukan pemeraan pemampatan benda uji (dalam bentuk angka pori atau regangan) sebagai ordinat terhadap tekanan yang diberikan sebagai absis, pada skala logaritmik. Tekanan prakonsolidasi (tekanan maksimum yang dialami tanah) ditentukan dari hasil pemeraan tersebut dengan menggunakan Metode Casagrande.

Metode pengujian menggunakan teori konsolidasi konvensional berdasarkan persamaan konsolidasi Terzaghi untuk menghitung koefisien konsolidasi cv.

Analisis didasarkan pada asumsi-asumsi berikut ini:

tanah jenuh dan memiliki sifat homogen, aliran tekanan pori arahnya vertikal,

kompresibilitas partikel tanah dan air pori dapat diabaikan bila

dibandingkan terhadap kemampatan uraian butir tanah,

hubungan tegangan-regangan linear sepanjang tambahan beban. perbandingan permeabilitas tanah terhadap kemampatan tanah konstan

sepanjang penambahan beban,

hukum Darcy untuk aliran melalui media berpori berlaku.

Perbandingan diameter benda uji minimum terhadap perbandingan tinggi adalah 2,5 tetapi untuk memperkecil pengaruh gesekan antara sisi benda uji dan cincin konsolidometer, perbandingan diameter terhadap tinggi yang lebih besar dari 4 lebih baik.

Gangguan pada contoh tanah sangat mengurangi kualitas dari hasil uji pengujian konsolidasi; pemeriksaan yang teliti terhadap contoh penting dilakukan pada waktu pemilihan contoh tanah untuk pengujian. Pengujian harus dilakukan pada suatu kondisi dimana fluktuasi suhu kurang dari ±4°C dan tidak boleh langsung terkena sinar matahari.

Aplikasi

Data yang diperoleh dari pengujian, bila dilakukan pada benda uji tak terganggu yang mewakili dan berkualitas baik, memungkinkan besarnya penurunan di bawah suatu struktur untuk diperkirakan. Nilai koefisien konsolidasi memungkinkan untuk mendapatkan indikasi kecepatan penurunan teoritis. Meskipun demikian, waktu penurunan yang diprediksi bisa lebih lama dari kenyataannya dalam praktek dan harus diperhatikan secara baik.

4.4.1.1

Penentuan Karateristik Pengembangan dan Keruntuhan

ASTM D4546-90 menjelaskan tiga alternatif metode laboratorium untuk menentukan besarnya pengembangan atau penurunan dari tanah kohesif yang relatif tak terganggu atau dipadatkan.

(i) menentukan besarnya pengembangan atau penurunan akibat tekanan (aksial) vertikal yang diketahui atau,

(ii) menentukan besarnya tekanan vertikal yang diperlukan untuk mempertahankan volume dari benda uji yang ditahan secara lateral dan dibebani secara aksial.

Alat yang digunakan adalah sama dengan yang dipakai untuk pengujian

konsolidasi satu dimensi (ASTM D2435-90) yang dijelaskan pada Bagian 4.4.1 di atas.

Prosedur dijelaskan pada Butir 4, BS 1377 : Part 5 : 1990 untuk penentuan karakteristik pengembangan dan keruntuhan tanah dengan menggunakan alat yang sama seperti untuk konsolidasi satu dimensi yang dijelaskan pada Butir 3.

4.4.2

Penentuan Sifat Konsolidasi Menggunakan Sel Hidrolik

Bab 3 BS 1377 : Part 6 : 1990 menjelaskan prosedur untuk menentukan besar dan kecepatan konsolidasi benda uji yang mempunyai permeabilitas yang relatif rendah menggunakan alat yang memberi beban secara hidrolik (Alat yang dikenal sebagai Sel Rowe termasuk jenis ini).

Benda uji berbentuk silinder, ditahan secara lateral dan diberi tekanan aksial vertikal secara hidrolik. Diameter benda uji biasanya berkisar antara 75 mm sampai 254 mm, dan bena uji dapat dianggap lebih mewakili dibandingkan dengan yang digunakan pada konsolidometer standar. Berbagai arah drainase dapat dipilih:

drainase vertikal hanya ke permukaan sebelah atas, dengan pengukuran

tekanan pori pada tengah-tengah alas,

drainase vertikal ke kedua permukaan sebelah atas dan bawah,

drainase radial hanya ke arah luar, dengan pengukuran tekanan pori pada

poros alas,

drainase radial ke arah dalam menuju suatu drainase ke poros tengah

dengan pengukuran tekanan pori pada satu atau lebih titik di luar poros. Permeabilitas pada arah horisontal dan vertikal bisa ditentukan dengan menggunakan alat yang sama, dengan beberapa peralatan tambahan, seperti dijelaskan pada Bab 4, BS 1377 : Part 6 : 1990.

4.4.3

Diskusi Mengenai Uji Laboratorium untuk Menentukan

Karakteristik Konsolidasi Tanah Organik dan Gambut

Mc Gown dan Jarret (1997b) telah mengamati bahwa terdapat variasi pada perilaku tanah organik yang membutuhkan kehati-hatian pada waktu menganalisis konsolidasinya; perhatian harus diberikan pula terhadap perubahan yang besar pada sifat material seperti permeabilitas pada rentang tegangan yang relatif kecil, ketidaklinearan grafik pemampatan, dan pengaruh

dinyatakan oleh penulis tersebut, parameter yang layak untuk konsolidasi primer dapat diperoleh dari pengujian yang cermat terhadap benda uji yang besar; benda uji dengan diameter minimum 100 mm dan lebih baik 150 mm atau lebih besar diperlukan untuk mencakup variabilitas skala kecil.

Tantangan utama dalam menginterpretasi data menurut McGown dan Jarret adalah membedakan antara pemampatan primer dan sekunder bila prilaku penurunan versus waktu pada pengujian tidak mengikuti pola yang normal seperti pada tanah lunak inorganik. Pada saat ini belum ada kesepakatan mengenai metodologi yang diterima semua pihak untuk mengatasi masalah ini, dan pendekatan yang disarankan oleh penulis tersebut untuk analisis satu dimensi adalah dengan mengikuti prosedur biasa untuk mendapatkan hubungan dasar tegangan yang diberikan versus angka pori kemudian. Studi yang cermat terhadap hasil tersebut diperlukan untuk menilai koefisien pemampatan sekunder. Ini bisa dibantu dengan melakukan pengujian konsolidasi pada tambahan beban tunggal yang besar yang mencakup rentang tegangan dari yang dihadapi. Problem selanjutnya adalah bagaimana mengkombinasikan

konsolidasi primer dan sekunder.

Dalam dokumen Timbunan Jalan pada Tanah Lunak (Halaman 85-89)