• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA ROBOT

5.1.2. Pengujian LCD

5.1.2.2. Pengujian LCD Dengan Sensor Ultrasonik

Pada pengujian LCD dengan sensor ultrasonik ini penulis menggunakan sebuah penggaris dan alat bantu halangan untuk mengukur jarak.

Gambar 5.4 Pengujian LCD dengan Sensor Ultrasonik

Pada gambar 5.4 adalah gambar pengujian untuk LCD dengan sensor ultrasonik, disini penulis menggunakan penggaris dan juga halangan untuk mengukur jarak yang dikehendaki, pada saat catu daya dihidupkan, maka secara

memancarkan sinyal ultrasonik dengan mendeteksi adanya halangan jika terdapat halangan maka sensor ultrasonik akan mengukur jarak yang diterima dari sensor ultrasonik ke halangan dengan cara megirim ke LCD untuk di tampilkan, sedangkan untuk menampilkan karakter dari sensor ke LCD, terdapat program untuk mengirim karakter dari hasil pengukuran sensor ultrasonik dan juga karakter yang selalu ditampilkan seperti karakter tinggi badan, karakter ini telah diset dalam program jadi LCD dapat menampilkan kapanpun, dan untuk angka yang tampil di LCD yaitu dari hasil pengukuran jarak sensor ultrasonik ke halangan.

5.1.2.3Pengujian LCD Dengan Alat Pengukur Tinggi Badan

Pada pengujian LCD dengan alat pengukur tinggi badan ini penulis menguji LCD, sensor ultrasonik dengan alat pengukur tinggi badan, seperti terlihat pada gambar 5.5.

dan juga alat ini penulis, menguji tanpa menggunkan orang hanya menggunakan lantai sebagai halangan untuk mengukurnya. Ini difungsikan untuk menguji LCD dan juga sensor ultrasonik apakah kinerja dari sensor ultrasonik dan juga LCD bekerja dengan baik, dan juga menguji apakah dapat mengukur jika jarak yang dihitung lebih dari 200 centi meter atau 2 meter, karena jarak lantai dengan alat pengukur tinggi badan yang penulis buat adalah 225 centi meter atau 2,25 meter. Jika pengujian berhasil maka alat siap diuji kepada orang untuk mengukur tinggi.

5.1.2.4Pengujian Alat pengukur Tinggi Badan

Pada pengujian alat pengukur tinggi badan ini penulis menguji keseluruhan dari rangkaian ke rangka dengan menggunakan orang untuk di ukur tingginya.

alat pengukur tinggi badan yang penulis buat, dimana cara mengukur alat tinggi badan yang penulis buat yaitu dengan cara mengurangi jarak antara lantai dari sensor ultrasonik dan di kurangi dengan jarak sensor ultrasonik ke kepala orang yang diukur tersebut, cara kerjanya adalah pada saat catu daya dihidupkan maka sensor ultrasonik akan mendeteksi adanya orang untuk diukur, jika terdapat orang maka sensor ultrasonik akan mengukur tinggi atau jarak dari kepala orang tersebut ke pemasangan sensor ultrasonik pada kerangka dan jika hasil telah didapat maka jarak tinggi atau jarak lantai dengan pemasangan sensor ultrasonik pada kerangka akan dikurangi dengan jarak atau tinggi orang yang diukur dengan menggunakan alat pengukur tinggi badan, pengukurannya dimulai dari pemasangan sensor ultrasonik pada kerangka alat pengukur tinggi badan digital yang dibuat oleh penulis sampai kepala orang yang diukur, hasil itu sebagai acuan tinggi orang yang di ukur dengan alat pengukur tinggi badan digital yang penulis buat, pada saat pengukuran dan perhitungan tinggi badan orang tersebut telah disimpan kedalam mikrokontroler maka secara langsung data akan dikirimkan ke LCD untuk menampilkan data yang diterima dari mikrokontroler AT89C51 ke pada LCD yang terpasang pada rangkaan elektronika yang penulis buat yang di pasang di kerangka alat pengukur tinggi badan digital yang penulis buat. Dan dibawah ini adalah gambar dari hasil pengukuran tinggi badan seseorang pada gambar 5.7 yang diukur dengan alat pengukur tinggi badan digital yang dibuat oleh penulis pada gambar 5.6 diatas.

Gambar 5.7 Hasil Pengukuran dengan Alat Pengukur Tinggi Badan Digital

Pada gambar 5.7 adalah gambar dari hasil pengukuran tinggi badan seseorang dengan menggunakan alat pengukur tinggi badan digital yang dibuat oleh penulis.

5.1.2.5Pengujian Alat dengan 10 x Pada satu Orang

Pada pengujian alat pengukur tinggi badan pada satu orang yang sama dengan 10 kali uji coba penulis mencoba mengukur tinggi badan seseorang dengan menggunakan alat pengukur tinggi badan digital yang penulis buat, sebelum melakukan pengukuran dengan alat pengukur tinggi badan digital yang penulis buat ini, penulis mengukur tinggi orang tersebut dengan cara manual untuk mengetahui prosentase kesalahan dari pengukuran tinggi badan menggunakan pengukur tinggi badan digital yang penulis buat, sehingga menguraikan pada tabel, sebagai acuan keberhasilan. Seperti gambar 5.8.

Gambar 5.8 Pengujian Alat dengan 10 x Pada satu Orang

Pada gambar 5.8 penulis menguji alat pengukur tinggi badan digital yang telah dibuat oleh penulis dengan pengukuran tinggi satu orang dengan pengujian 10 kali untuk satu orang, dan sebelum pengukuran tinggi badan dilakukan dengan menggunakan pengukur tinggi badan digital yang penulis buat, maka penulis akan mengukur tinggi badan orang yang akan diukur dengan pengukur tinggi badan digital yang penulis buat, secara manual dengan menggunakan alat pengukur meteran untuk menjahit, ini berfungsi untuk prosentase tingkat keberhasilan alat pengukur tinggi badan digital yang telah dibuat oleh penulis, karena dari hasil uji coba pengujian alat pengukur tinggi badan yang di uji kepada satu orang dengan 10 kali uji coba penulis dapat mengetahui kemampuan dari alat pengukur tinggi badan digital yang penulis buat, apakah alat pengukur tinggi badan digital yang penulis buat mengalami tingkat keberhasilan yang buruk atau tidak, dari pengukuran tinggi badan seseorang dengan 10 kali uji coba ini dapat diuraikan pada tabel yang telah dibuat oleh penulis seperti tabel 5.2.

Uji Coba Dengan Manual Dengan Alat Gambar Prosentase kesalahan 1 183 cm 183.90 cm 0,49 % 2 183 cm 183.00 cm 0 % 3 183 cm 183.00 cm 0 % 4 183 cm 183.90 cm 0,49 % 5 183 cm 183.50 cm 0,27 % 6 183 cm 183.00 cm 0 % 7 183 cm 183.90 cm 0,49 % 8 183 cm 183.00 cm 0 % 9 183 cm 183.00 cm 0 % 10 183 cm 183.50 cm 0,27 % Perhitungan prosentase :

TBDA = Tinggi Badan Dengan Alat TBDM = Tinggi Badan Dengan Manual

Rumus ini diambil oleh penulis pada daftar pustaka nomor [5] dan [6].

Pada tabel 5.2 adalah tabel Pengujian Alat dengan 10 x Pada satu Orang, dimana tingkat keberhasilan yang didapat dalam Pengujian Alat dengan 10 x Pada satu Orang terdapat beberapa pengukuran tinggi dari alat pengukur tinggi badan digital yang penulis buat mendekati tinggi sebenarnya orang yang diukur, tinggi sebenarnya di ukur dengan cara manual adalah 183 cm, dari hasil 10 kali uji coba yang mendekati adalah 5 kali yaitu dengan tinggi pengukuran 183.00 cm prosentase kesalahan 0 % hingga 0,49 % prosentase kesalahan hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan alat pengukur tinggi badan.

Pada tabel 5.3. adalah tabel kalibrasi/konversi dimana proses perhitungan berlangsung setelah pengukuran dari sensor ultrasonik yang menangkap obyek yang ada di bawahnya dan perhitungan dilakukan oleh mikrokontroler untuk diproses kemudian akan di tampilkan di outputnya yaitu pada layar LCD Display yang ditampilkan dalam bentuk angka sentimeter.

5.2 Analisa

Pada bagian analisa penulis mencoba menganalisa alat pengukur tinggi badan secara menyeluruh dari alat pengukur tinggi badan dan juga analisa dari pengujian.

5.2.1Analisa Alat Pengukur Tinggi Badan 1. Kerangka alat pengukur tinggi badan

Kerangka alat pengukur tinggi badan dibuat seringan mungkin dan kuat agar alat pengukur tinggi badan dapat dipindah pindah tempat dan juga tahan lama. Karena itu penulis menggunakan aluminium sebagai bahan untuk membuat alat pengukur tinggi badan.

2. Mikrokontroler AT89C51

Pada analisa mikrokontroler AT89C51 terdapat beberapa analisa dari penulis sebagai berikut. Dengan menggunakan mikrokontroler AT89C51 maka harus ada beberapa tambahan komponen yang dapat memberikan kinerja yang baik pada mikrokontroler, seperti doida 1n4148 pada pemasangan pada sensor ultrasonik dan juga penyambungan untuk pin EA ( enable ) pada mikrokontroler ke vcc, ini memberikan efek yang baik dan kerja dari mikrokontroler lebih baik, untuk menghindari semua itu maka perlu pergantian mikrokontroler dari AT89C51 keluarga MCS-51 ke ATMEGA keluarga AVR, kare pada mikrokontroler keluarga AVR tidak

dan juga tidak perlu menyambungkan EA pada vcc, karena pada mikrokontroler keluarga AVR sudah terdapat beberapa komponen tambahan untuk semua itu sehingga mikrokontoler keluarga AVR lebih baik daripada keluatga MCS-51

3. Sensor Ultrasonik Ping Parallax

Dengan menggunakan sensor ultrasonik ping parallax memberi keuntungan yang baik pada alat pengukur tinggi badan untuk mengukur tinggi badan seseorang karena sensor ultrasonik lebih peka dalam mendeteksi jarak mencapai 300 centi meter atau 3 meter, akan tetapi bila kita menggunakan mikrokontroler keluarga MCS-51 seperti AT89C51 maka diperlukan tambahan komponen untuk menghubungkan sensor ultrasonik ke mikrokontroler yaitu dioda 1n4148 ini berfungsi sebagai trigger untuk mikrokontroler karena dalam mikrokontroler AT89C51 tidak didukung untuk trigger, jika tanpa menggunakan 1n4148 dan dilakukan pemasangan langsung maka kerja dari sensor ultrasonik kurang baik dan sering kali terjadi error, 1n4148 mempunyai arus yang stabil sehingga dapat memberikan arus pada sensor ultrasonik dengan baik dan juga pada 1n4148 dapat memberikan trigger pada mikrikontroler sehingga kerja sensor ultrasonik menjadi lebih baik, sedangkan bila menggunakan mikrokontroler dari keluarga AVR tidak perlu menambahkan komponen lagi karena dalam mikrikontroler keluarga AVR terdapat trigger. Trigger ini berfungsi untuk memberikan umpan balik pada mikrokontroler seperti yang dilakukan pada

memberi perintah kembali pada mikrokontroler sehingga mikrokontroler dapat melakukan tugas berikutnya setelah penerimaan sinyal dari sensor ultrasonik diterima oleh mikrokontroler.

4. LCD

Pada analisa LCD ini penulis menganalisa tampilan dari LCD, LCD yang digunakan oleh penulis mempunyai tampilan yang baik dan juga terang karena layar dari LCD bewarna biru dan tampilan tulisan karakter bewarna putih sehingga tampilan jelas terlihat, LCD yang dipakai penulis mempunyai 16 karakter dan juga 2 baris ini berfungsi untuk menampilkan tulisan tinggi badan untuk baris pertama dan juga angka dari tinggi orang yang di ukur tinggi badannya terletak pada baris ke dua

5.2.2Analisa Pengujian

1. Pengujian Sensor Ultrasonik

 Analisa pengujian sensor ultrasonik secara manual : Untuk pengujian secara manual sensor ultrasonik penulis dapat menganalisa bahwa setiap sensor ultrasonik mendeteksi adanya halangan pada semua jarak maka jarum dari avo meter yang penulis tancapkan pada kaki ground dan sig pada sensor ultrasonik akan bergetar, ini tidak terpengaruh dari panjang halangan yang diletakkan untuk diukur jaraknya tetapi maksimal pengukuran jarak 300 centi meter atau 3 meter.

Badan: pada pengujian Sensor Ultrasonik Pada Alat Pengukur Tinggi Badan penulis dapat menganalisa bahwa pengujian ini hampir sama dengan pengujian sensor ultrasonik secara manual, akan tetapi halangan untuk mengukur jarak penulis menggunakan lantai yang tinggi antara lantai dengan pemasangan sensor ultrasonik dengan jarak 225 centi meter atau 2,25 meter

2. Pengujian LCD

 Pengujian LCD manual

Pada pengujian LCD manual ini penulis dapat menganalisa bahwa tampilan yang di hasilkan oleh LCD dengan program yang telah ditanam pada mikrokontroler berjalan dengan baik dengan tampilan yang terlihat jelas, ini dikarenakan pemilihan dari LCD yaitu berlayar biru dan tampilan untuk karakter tulisan bewarna putih.

 Pengujian LCD Dengan Sensor Ultrasonik

Pada pengujian LCD dengan sensor ultrasonik ini penulis dapat menarik analisa bahwa pengiriman data pada saat rangkaian dihidupkan yaitu mengeksekusi sensor ultrasonik unutk mengukur, sedangkan cara pengiriman data dari data yang telah diambil oleh sensor ultrasonik yang dikirim ke LCD merupakan data berbentuk titik-titik yang banyak sehingga dari titik-titik tersebut dapat membentuk sebuah huruf atau karakter sesuai data yang diterima oleh LCD dari sensor ultrasonic

Pengujian lcd dengan alat pengukur tinggi badan penulis dapat menarik analisa bahwa analisa dari pengujian LCD dengan alat pengukur tinggi badan hampir sama dengan analisa LCD dengan sensor ultrasonik ataupun pengujian LCD manual tetapi letak perbedaan disini LCD telah dipasang pada alat pengukur tinggi badan yang telah dibuat dan juga tanpa halangan untul mengukur jaraknya hanya lantai sebagai jarak dengan cara mengukur lantai dengan tinggi pemasangan sensor ultrasonik dengan lantai.

3. Pengujian Alat pengukur Tinggi Badan

 Pengujian Alat dengan 1 x Pada satu Orang : analisa dari Pengujian Alat dengan 1 x Pada satu Orang penulis memasang alat pengukur tinggi badan secara lengkap dengan rangkaian beserta LCD dan juga sensor ultrasonik, alat digunakan untuk mengukur satu orang dalam satu kali pengukuran tinggi badan apakah sensor ultrasonik bekerja dengan baik untuk mengukur tinggi seseorang sehingga dapat memunculkan data dari sensor ultrasonik ke LCD unutk ditampilkan. Pengukuran tinggi orang ini penulis mempunyai metode yaitu mengurangi jarak sensor ultrasonik dengan kepala seseorang lalu data tersebut di simpan untuk di kurangkan dengan jarak dari sensor ultrasonik ke lantai, jarak sensor ultrasonik dengan lantai ini telah diset pada program untuk sebagai acuan pengurangan untuk mendapatkan tinggi seseorang yang diukur tinggi

dibuat oleh penulis.

 Pengujian Alat dengan 10 x Pada satu Orang : analisa penulis pada bagian ini adalah pengujian dilakukan terhadap satu orang yang sama tinggi badannya akan tetapi pengukurannya dilakukan secara bertahap hingga mencapai 10 kali uji coba, analisa dari penulis untk pengujian ini bahwa data yang diterima oleh sensor ultrasonik dan data yang dikirim kan ke LCD untuk ditampilkan data tinggi badan orang tersebut selalu berubah-ubah ini dikarenakan karena sensor ultrasonik tidak dapat fokus untuk mengambil jarak karena data yang dikirmkan pada LCD bekerja lambat timmer mikrokontroler kurang bekerja dengan baik.

78

Dari hasil perancangan dan pengujian alat pengukur tinggi badan dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya :

1. Tingkat keberhasilan dari prototype alat pengukur tinggi badan untuk mengukur tinggi seseorang dengan uji coba 10 kali pada satu orang terletak pada lama pengiriman data dari sensor ultrasonik ke mikrokontroler ke LCD.

2. Prosentase kesalah dari hasil uji coba 10 x tidak mencapai 1 %.

3. Posisi orang yang akan diukur harus sesuai posisi dari sensor ultrasonik. 4. Proses pengiriman data dari sensor ultrasonik ke mikrokontroler berjalan

dengan baik.

5. Pengiriman data LCD dari mikrokontroler berjalan kurang lancar. 6. Pengukuran tinggi mencapai 200 centi meter lebih

7. Pemasangan sensor ultrasonik dengan memberi dioda 1N4148 yang dihubungkan dengan 2 port mikrokontroler bekerja dengan baik.

6.2 Saran

Dalam pembuatan prototype alat pengukur tinggi badan berbasis mikokotroller AT89C51 masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Untuk menyempurnakan alat sehingga pengguna memanfaatkan alat ini dengan baik. Ada beberapa bagian dari sistem yang perlu dilakukan penyempurnaan: :

2. Pengemasan rangkaian agar terlihat rapi.

3. Pemberian pijakan alas kaki pada saat melakukan pengukuran tinggi badan.

4. Dikembangkan menjadi prototype pengukur tinggi badan dan pengukur berat badan.

80

1. Atmel, “Datasheet Product”, pada www.atmel.com, Diakses (online) pada tanggal: 25 November 2010

2. Budiharto, Widodo, ”Panduan Lengkap Mikrokontroler dan Aplikasi Mikrokontroler”, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2005.

3. Dani, 2010, ”Modul Ping Parallax” pada www.dhuzell.site90.com, diakses (online) pada tanggal: 26 November 2010

4. Eko, Agfianto, ”Belajar Mikrokontroler AT89C51 Teori Dan Aplikasi”, Gava Media, Yogyakarta, 2002.

5. http://caesarudunk.blogspot.com/ diakses (online) pada tanggal: 9 Desember 2010.

6. http://wacanbocah.wordpress.com/2009/03/15/bagaimana-cara-menghitung-diskon/ diakses (online) pada tanggal: 9 Desember 2010.

7. Komponen, Elektornika, pada http://id.wikipedia.org diakses (online) pada tanggal: 27 November 2010

8. LCD Display dan C++, pada http://1.bp.blogspot.com/, diakses (online) pada tanggal: 27 November 2010

9. Malvino, Albert Paul, ”Elektronika Komputer Digital”, Edisi kedua, Erlangga, Jakarta 1993.

Dokumen terkait