• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengujian Model Strktural (Inner Model)

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh : PINGKAN WIJAYANTI NIM (Halaman 79-87)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.3. Pengujian dan Hasil Analisis Data

4.3.2. Pengujian Model Strktural (Inner Model)

Pengujian model struktural dapat dilakukan dengan menggunakan nilai R Square dan Predive Relevance (Q2) serta Goodness of Fit (GoF).

Gambar 4.1

Pengukuran Struktural (Inner Model)

Sumber : Hasil olah data SmartPLS, 2019

Pada pengukuran model struktural atau inner model dalam SEM PLS dapat dilakukan dengan melihat tabel R Square. Berikut ini nilai R Square hasil pengolahan data yang dilakukan.

Tabel 4.9 Nilai R Square Variabel R Square Kapabilitas Inovasi 0.587 Kapabilitas Pemasaran 0.526 Kinerja umkm 0.375

Sumber : Hasil olah data SmartPLS, 2019

Pada penelitian ini menggunakan satu variabel dependen yang dipengaruhi oleh variabel lainnya yakni kinerja umkm yang dipengaruhi oleh variabel kapabilitas pemasaran, kapabilitas inovasi dan orientasi pasar.

Berdasarkan nilai R Square diatas dapat diketahui bahwa variabel kinerja memiliki nilai sebesar 0,375 kemudian variabel kapabilitas pemasaran sebesar 0,526 dan kapabilitas inovasi sebesar 0,587. Nilai R Square tersebut menunjukkan bahwa variabel kinerja sebesar 37,5% dipengaruhi oleh kapabilitas pemasaran dan kapabilitas inovasi dan sisanya dapat dipengaruhi oleh faktor lain. Sedangkan 52,6% variabel kapabilitas pemasaran dipengaruhi oleh orientasi pasar serta 58,7% variabel kapabilitas inovasi dipengaruhi oleh orientasi pasar.

2. Uji Predictive Relevance atau Q Square

Pengukuran struktural juga dapat dilihat dengan menggunakan Q Square ata predictive, berikut ini adalah rumus yang digunakan untuk menghiung nilai Q Square : Q2= 1-(1-R12)(1-R22)….(1-RP2 ) Q2 = 1-(1-R2)(1-R2)(1-R2) Q2= 1-(1-0,5872)(1-0,5262)(1-0,3752) Q2=1-(1-0,344)(1-0,276)(1-0,140)

Q2=1-(0,655)(0,723)(0,859) Q2=1-0,407

Q2=0,592

Berdasarkan pada perhitungan diatas telah diperoleh nilai S Quare sebesar 0,592, dimana nilai tersebut lebih besar dari nol (0) sehingga menunjukkan model memiliki predictive relevance

3. Uji Goodness of Fit (GoF)

Goodness of Fit dapat digunakan untuk memvalidasi model struktural secara keseluruhan. Goodness of Fit merupakan ukuran tunggal untuk memvalidasi performa gabungan antara model pengukuran dan model struktural. Nilai GoF dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

GoF = √AVE x R2

GoF = √0,510 x 0,496 GoF = √0,25296 GoF = 0,502

Nilai GoF terbentang antara 0 sampai 1 dengan interprestasi nilai-nilai yaitu 0,1 (GoF kecil); 0,25 (GoF moderate); dan 0,36 (GoF besar). Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan diketahui nilai GoF yakni 0,502 yang termasuk dalam kategori GoF besar. Dengan demikian berdasarkan perhitungan uji R Square, uji predictive relevance, dan uji Goodness of Fit (GoF) dapat diketahui bahwa model yang dibuat sudah robust, sehingga langkah selanjutnya yaitu pengujian hipotesis dapat dilakukan.

4.3.3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menunjukkan tingkat signifikansi suatu variabel yang diukur melalui koefisien path atau inner model. Pengujian ini berguna untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel dalam model penelitian. Dasar yang digunakan untuk melihat pengujian hipotesis yaitu nilai yang terdapat pada inner weight hasil bootsraping seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 4.10 Result of Inner Weight Original Sample (0) Sampel Mean (M) Standard Deviation (STDEV) T-Statistic P Value Kapabilitas Inovasi-> Kinerja 0.344 0.344 0.151 2.282 0.023 Kapabilitas Pemasaran ->Kinerja 0.310 0.321 0.140 2.218 0.027 Orientasi Pasar-> Kapabilitas Inovasi 0.766 0.772 0.033 23.085 0.000 Orientasi Pasar-> Kapabilitas Pemasaran 0.726 0.732 0.036 20.003 0.000

Sumber: Hasil olah data SmartPLS, 2019

Berdasarkan nilai hasil koefisien path diatas dapat dilihat nilai original sample dan t-statistic yang digunakan dalam pengujian hipotesis. Adapun kriteria diterimanya hipotesis apabila nilai t-statistic > nilai t-tabel atau dengan melihat p-value < 0,05 (Abdillah dan Jogiyanto, 2015). Berikut adalah hasil pengujian hipotesis berdasarkan pada hasil koefisisen path di atas :

1. Pengujian Hipotesis 1 (Orientasi pasar terhadap kapabilitas pemasaran) Pengujian pengaruh variabel orientasi pasar terhadap kapabilitas pemasaran berdasarkan perhitungan dengan SmartPLS menunjukkan nilai t hitung sebesar

20,003 dan nilai koefisisen jalur sebesar 0,726. Sedangkan batas signifikansi yang digunakan sebesar 0,05 (a=5%), dan nilai t tabel sebesar 1,96. Hasil dari nilai diatas dapat disimpulkan bahwa t hitung > t tabel sehingga H1 diterima dan arah pengaruh hubungan positif ditunjukkan melalui nilai koefisien jalur yang positif. Dengan demikian, orientasi pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap kapabilitas pemasaran.

2. Pengujian Hipotesis 2 ( Orientasi pasar terhadap kapabilitas inovasi) Pengujian pengaruh orientasi pasar terhadap kapabilitas inovasi berdasarkan perhitungan SmartPLS menunjukkan nilai t hitung sebesar 23,085 dan nilai koefisien jalur sebesar 0,766. Batas signifikansi yang digunakan sebesar 0,05 (a=5%) dan nilai t tabel sebesar 1,96. Sehingga dapat disimpulkan t hitung >t tabel berarti H2 diterima dan arah pengaruh positif ditunjukkan melalui nilai koefisien jalur yang positif. Dengan demikian, konstruk orientasi pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap kapabilitas pemasaran.

3. Pengujian Hipotesis 3 (Kapabilitas pemasaran terhadap kinerja umkm) Pengujian pengaruh variabel kapabilitas pemasaran terhadap kinerja umkm berdasarkan perhitungan menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,218 dan nilai koefisien jalur sebesar 0,310. Batas signifikansi sebesar 0,05 (a=5%) dan nilai t tabel sebesar 1,96. Hal tersebut menunjukkan t hitung>t tabel sehingga H3 diterima dan berpengaruh positif karena nilai koefisien jalur yang positif. Dengan demikian kapabilitas pemasaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja umkm.

4. Pengujian Hipotesis 4 (Kapabilitas inovasi terhadap kinerja umkm) Pengujian pengaruh variabel kapabilitas inovasi terhadap kinerja umkm berdasarkan perhitungan menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,282 dan nilai koefisien jalur sebesar 0,344. Sedangkan batas signifikansi 0,05 (a=5%) dan nilai t tabel sebesar 1,96. Maka t hitung <t tabel yang berarti H4 diterima dan berpengaruh positif karena memiliki nilai koefisien jalur positif. Dengan demikian kapabilitas inovasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja umkm.

4.3.4. Metode Sobel

1. Pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja umkm melalui kapabilitas pemasaran

Pengujian pengaruh tidak langsung antara variabel orientasi pasar terhadap kinerja umkm melalui kapabilitas pemasaran sebagai variabel mediasi dapat dilakukan dengan menggunakan metode sobel. Untuk memulai uji sobel tes, diperlukan nilai koefisien dan nilai standart error untuk hubungan variabel orientasi pasar terhadap kapabilitas pemasaran dan kapabilitas pemasaran terhadap kinerja umkm. Adapun nilainya adalah sebagai berikut :

P1: 0,726 Se1: 0,036 P2: 0,310 Se2 : 0,140

Besarnya koefisien pengaruh tidak langsung kapabilitas pemasaran terhadap kinerja umkm merupakan hasil perkalian dari pengaruh variabel orientasi pasar terhadap kapabilitas pemasaran dan pengaruh kapabilitas pemasaran terhadap kinerja umkm, oleh karenaya diperoleh hasil sebagai berikut:

P12=(0,726)(0,310) P12=0,22506

Sedangkan besarnya standar eror orientasi pasar terhadap kinerja umkm merupakan hasil perkalian dari pengaruh variabel orientasi pasar terhadap kapabilitas pemasaran dan juga kapabilitas pemasaran terhadap kinerja umkm, sehingga hasilnya adalah sebagai berikut:

S12 = √ (P12.Se22) + (P22.Se12) + (Se12.Se22)

S12 = √ (0,7262.0,1402) + (0,3102.0,0362) + (0,0362.0,1402)

S12 = √ (0,527076 . 0,0196) + (0,0961 . 0,001296) + (0,001296 . 0,0196) S12 = √ (0,0103306896) + (0,0001245456) + (0,0000254016)

S12 = √0,0104806368

S12 = 0,1023749813186796

Dengan demikian uji t diperoleh hasil sebagai berikut: t = P12

S12 t = 0,22506 0,102375 t = 2, 198

Berdasarkan perhitungan t hitung diatas diperoleh hasil sebesar 2,198 dimana nilai tersebut lebih besar dari 1,96 yang berarti mediasi tersebut signifikan. Dengan demikian, variabel kapabilitas pemasaran dapat memediasi hubungan antara orientasi pasar terhadap kinerja umkm. Hasil ini sesuai dengan hipotesis ke lima yakni orientasi pasar berpengaruh terhadap kinerja umkm

dengan kapabilitas pemasaran sebagai variabel mediasi. Sehingga H5 dalam penelitian ini diterima.

2. Pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja umkm melalui kapabilitas inovasi Pengujian pengaruh tidak langsung hubungan antara variabel orientasi pasar terhadap kinerja umkm dengan kapabilitas inovasi sebagai variabel mediasi dapat dilakukan dengan uji sobel tes. Untuk melakukan uji sobel ini diperlukan nilai koefisien dan nilai standart eror untuk hubungan variabel orientasi pasar terhadap kapabilitas inovasi dan juga kapabilitas inovasi terhadap kinerja umkm. Adapn nilainya adalah sebagai berikut:

P1: 0,766 Se1: 0,033 P2: 0,344 Se2: 0,151

Besarnya koefisien pengaruh tidak langsung kapabilitas inovasi terhadap kinerja umkm adalah hasil perkalian dari pengaruh variabel orientasi pasar terhadap kapabilitas inovasi dan pengaruh kapabilitas inovasi terhadap kinerja umkm, oleh karenanya diperoleh hasil sebagai berikut:

P12=P1.P2

P12=(0,766)(0,344) P12=0,263504

Sedangkan besarnya standar eror orientasi pasar terhadap kinerja umkm adalah hasil perkalian pengaruh variabel orientasi pasar terhadap kapabilitas inovasi dan kapabilitas inovasi terhadap kinerja umkm, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:

s12= √ (p12

s12= √(0,7662 . 0,1512) + (0,3442 . 0,0332) + (0,0332 . 0,1512) s12= √0,586756.0,022801)+(0,118336. 0,001089) + (0,001089 . 0,022801) s12= √(0,013378623556) + (0,000128867904) + (0,000024830289) s12= √0,013532321749 s12= 0,11632

Dengan demikian uji t diperoleh hasil sebagai berikut: t= P12

S12 t= 0,26350 0, 11632 t= 2,2653

Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh nilai t hitung sebesar 2,2653 dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai t tabel 1.96 yang berarti mediasi tersebut signifikan. Dengan demikian variabel kapabilitas inovasi mampu memediasi hubungan antara orientasi pasar terhadap kinerja umkm. Hasil ini sesuai dengan hipotesis ke enam yaitu orientasi pasar berpengaruh terhadap kinerja umkm dengan kapabilitas inovasi sebagai variabel mediasi, sehingga H6 dalam penelitian ini diterima.

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh : PINGKAN WIJAYANTI NIM (Halaman 79-87)

Dokumen terkait