• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Pengujian Prasyarat Analisis

Pada pengujian prasyarat analisis dibutuhkan data postest atau hasil belajar siswa setelah sampel diberi perlakuan. Untuk melakukan pengujian prasyarat analisis, data dihitung dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Setelah sampel bersidtribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan uji hipotesis, yaitu menggunakan uji-t. Pengujian prasyarat analisis sampel dipaparkan di bawah ini

1. Uji Normalitas

Normalitas data atau data berdistribusi normal adalah bila jumlah data di atas atau di bawah rata-rata ialah sama, demikian juga simpangan

56

bakunya.3Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Liliefors. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan data berdistribusi normal bila memenuhi Lhit < Ltab dengan derajat kebebasan masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 25 pada taraf signifikan α = 0,05. Besarnya derajat kebebasan ditentukan dari banyaknya jumlah tiap sampel. Hasil uji normalitas hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Data Uji Normalitas Hasil Belajar pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Keterangan Test N Lhit Ltab Kesimpulan Kelas Eksperimen Posttest 25 0,1719 0,1703 Berdistribusi Normal Kelas Kontrol 25 0,1291 0,1703 Berdistribusi Normal

Pada Tabel 4.6 diketahui bahwa hasil uji normalitas untuk kelas eksperimen dihasilkan Lhit = 0,1719 dan kelas kontrol Lhit = 0,1291

dengan Ltab = 0,1703 pada taraf signifikan α = 0,05 dengan derajat kebebasan 25. Dengan ketentuan Lhit < Ltab, pada kelas eksperimen

0,1719 < 0,1703 sedangkan kelas kontrol 0,1291 < 0,1703 maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut berdistribusi normal.

3

2. Uji Homogenitas

Setelah kedua sampel dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya dicari nilai homogenitas. Uji homogenitas memberikan indikasi tentang ada tidaknya beda antara mean-mean populasi.4 Dalam penelitian ini uji homogenitas didapat dengan menggunakan Uji fisher. Kriteria pengujian yang digunakan, yaitu kedua kelas dinyatakan homogen apabila Fhit < Ftab. dengan derajat kebebasan sebesar 62. Besarnya derajat kebebasan ditentukan dari n1 + n2 – 2, dengan n1 dan n2 merupakan banyaknya masing-masing sampel. Adapun taraf signifikansinya sebesar 95%. Hasil uji homogenitas hasil belajar kedua sampel penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.7 di bawah ini :

Tabel 4.7 Data Uji Homogenitas Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Data Pretest Eksperimen Kontrol N 25 25 131 99,41 Fhit 1,32 Ftab 1,98

Kesimpulan Berdistribusi Homogen

Pada Tabel 4.7 data homogenitas hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol pada derajat kebebasan 62 yang didapat dari n1+n2-2 dengan n1 dan n2 masing-masing 25 pada taraf signifikan α = 0,05, di dapat nilai Fhit = 1,32. Karena Ftab = 1,98, maka memenuhi kriteria Fhit < Ftab atau 1,32 < 1,98, sehingga kedua sampel berdistribusi homogen.

4

58

3. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan prasyarat analisis data, diketahui bahwa hasil belajar kedua sampel berdistribusi normal dan homogen, sehinga pengujian data hasil belajar kedua sampel dilanjutkan pada analisis berikutnya, yaitu uji hipotesis dengan menggunakan uji t dengan kriteria :

HO : µ1 µ2

Ho : Hasil belajar siswa pada materi laju reaksi dengan pembelajaran menggunakan LKS Eksperimen berbasis alat dan bahan dari lingkungan kurang baik atau sama dibandingkan dengan siswa yang mendapat pembelajaran secara konvensional.

H1 : µ1 > µ2

H1 : Hasil belajar siswa pada materi laju reaksi dengan

pembelajaran menggunakan LKS Eksperimen berbasis alat dan bahan dari lingkungan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang menggunakan pembelajaran secara konvensional.

Hasil uji hipotesis penelitian kedua sampel dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut :

Tabel 4.9 Uji Hipotesis Penelitian Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Data Hasil Belajar

Eksperimen Kontrol N 25 25 X 72,48 56,9 thit 5,18 ttab 1,684 Kesimpulan

H1 diterima, Hasil belajar siswa dengan LKS

eksperimen berbasis alat dan bahan dari lingkungan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mendapat pembelajaran secara konvensional

Pada Tabel 4.9 Uji hipotesis penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol bahwa hasil uji-t berada pada daerah penerimaan H1 dan menolak Ho. Dengan kriteria thit > ttab, nilai thit = 5,18 dan ttab = 1,684 maka 5,18 > 1,684 sehingga dari penelitian ini Hasil belajar siswa dengan menggunakan LKS eksperimen berbasis alat dan bahan dari lingkungan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mendapat pembelajaran secara konvensional dan menggunakan LKS yang sudah jadi.

D.Pembahasan

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.5 Pada penelitian ini dilihat bagaimana hasil belajar pada kelas eksperimen dengan menggunakan LKS Eksperimen berbasis alat dan bahan dari lingkungan dan pada kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional dengan menggunakan LKS yang sudah jadi.

Sebelum dilakukan perlakuan pada kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol, peneliti mengambil data pretest untuk mengetahui kecocokan kelas tersebut untuk dijadikan sampel penelitian. Hasil pretest yang sudah didapat digunakan sebagai data untuk dihitung normalitas dan homogenitasnya, selanjutnya diujikan pada uji hipotesis pengambilan sampel dengan uji-t. Uji hipotesis pengambilan sampel dengan menggunakan Uji-t, pada taraf signifikan α = 0,05. Dari hasil perhitungan pretest yang dilakukan, diperoleh nilai thit = 1,48 dan ttab = 1,684. Menunjukkan thit < ttab atau 1,48 < 1,684. Dengan demikian bahwa H1 ditolak dan Ho diterima, dapat disimpulkan kedua kelas tersebut tidak berbeda nyata dan memiliki kemampuan yang sama. Dari kedua sampel yang sudah dihitung baik normalitas, homogenitas dan uji hipotesis atau uji-t, sampel tersebut dapat digunakan sebagai sampel

5

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Rosda Karya, 2009), Cet. 14, h. 22

60

penelitian dan dapat diberi perlakuan, karena kedua sampel memiliki kemampuan yang sama dan mewakili populasi sampel.

Data posttest sebagai hasil belajar siswa, dihitung normalitasnya dan homogenitasnya diuji dengan uji hipotesis. Data yang didapat bahwa kedua kelas baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol berdistribusi normal. Data yang diperoleh dari hasil uji-t pada kedua kelas tersebut yaitu thit = 5,18 dan ttab = 1,684 menunjukkan bahwa thit > ttab atau 5,18 > 1,684. Dengan demikian Ho ditolak dan menerima H1, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada kelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol dengan menggunakan LKS eksperimen berbasis alat dan bahan dari lingkungan terhadap hasil belajar kimia siswa pada materi laju reaksi.

Setelah dilakukan perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, kelas eksperimen diberi perlakuan dengan pembelajaran menggunakan LKS eksperimen berbasis alat dan bahan dari lingkungan. Sementara kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional dengan menggunakan LKS yang sudah jadi. Kedua kelas diujikan dengan posttest yang berjumlah 20 soal. Hasil rata-rata posttest yang di dapat pada kelas eksperimen yaitu 72,48 dan pada kelas kontrol sebesar 56,9.

Perbedaan perlakuan berupa digunakannya LKS eksperimen berbasis lingkungan pada kelompok eksperimen berkaitan dengan proses pembelajaran kimia. Pada LKS berbasis lingkungan disajikan desain yang sederhana dan mudah dimengerti oleh siswa, selain itu LKS ini juga menyajikan pertanyaan-pertanyaan untuk membangun pengetahuan siswa dan penggunaan alat-alat dan bahan dari lingkungan.

LKS berbasis lingkungan ini sangat membantu guru dan siswa dalam melaksanakan proses belajar siswa. LKS ini sangat bermanfaat karena di dalamnya terdapat latihan soal yang sudah diatur secara sistematis. Dengan menggunakan LKS ini siswa menjadi termotivasi dan bersemangat sehingga yang dipelajari dapat membantu dalam peningkatan prestasi belajarnnya ini terbukti dengan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru.

Lembar kerja siswa berbasis lingkungan secara umum dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena siswa merasa bahwa LKS ini lebih mudah dipahami dibandingkan dengan LKS yang sebelumnya digunakan oleh siswa. Ketertarikan siswa terhadap LKS lingkungan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga dapat memicu siswa untuk lebih giat belajar. Hal inilah yang dapat menyebabkan siswa mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan pada saat siswa menggunakan LKS dari sekolah. Selain meningkatkan hasil belajar siswa, LKS ini juga membantu siswa lebih aktif dalam belajar. Aspek afektif siswa dapat ditunjukkan dari kemampuan siswa selama proses pembelajaran, baik secara individu maupun secara kelompok. Mereka saling bekerja sama dalam menyelesaikan praktikum dan juga menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disajikan dalam LKS. Hasil tersebut relevan dengan penelitian yang dilakukan Ima Ruhmawati dkk, yang berjudul Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Fotosintesis Kelas VIII SMP Neger 4 Malang, menyimpulkan bahwa Lembar kerja siswa kontekstual secara umum dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena siswa merasa bahwa LKS kontekstual ini lebih menarik dibandingkan dengan LKS yang sebelumnya digunakan oleh siswa. Dan terbukti meningkatkan aspek afektif siswa6.

LKS eksperimen berbasis lingkungan ini memberi pengalaman baru kepada siswa, karena ada beberapa praktikum yang mampu membantu siswa dalam memahami materi laju reaksi. Pada LKS yang dipakai siswa sebelumnya, tidak memberikan perubahan signifikan pada nilai dan juga siswa lebih cenderung bosan dengan hanya mengisi lembar-lembar pertanyaan pada LKS tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sugeng Handayani (2006) dalam jurnalnya yang berjudul

Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif dan Lembar Kerja Siswa Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menemukan Hubungan

6

Ima Rahmawati dkk, Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Fotosintesis Kelas VIII SMP Neger 4 Malang

62

antara Kuat Arus dengan Beda Potensial dan Hambatan menyimpulkan bahwa, dengan perbaikan rencana pembelajaran model pembelajaran kooperatif dan perbaikan lembar kerja siswa dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam materi pelajaran fisika khususnya menemukan hubungan kuat arus dengan beda potensial dan hambatan7.

LKS eksperimen berbasis lingkungan sangat membantu dalam melatih siswa untuk berfikir kreatif dalam menemukan strategi dalam pemecahan masalah dan juga memberi kesempatan pada siswa untuk menemukan sendiri konsep yang dipelajari, seperti dalam penelitian Devy Retno Saridewi yang berjudul Pengembangan Lembar Kerja Siswa Untuk Pembelajaran Permutasi dan Kombinasi dengan Pendekatan Kontekstual Untuk Siswa SMA Kelas XI,

mengatakan bahwa LKS dengan pendekatan kontekstual dalam pembelajarannya menekankan kepada keterlibatan dan partisipasi peserta didik secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong peserta didik untuk dapat menerapkanya dalam kehidupan mereka8.

Sedangkan penelitian yang dilakukan di MA Nurul Ummah, LKS berbasis lingkungan terbukti berhasil meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep laju reaksi. Selain itu siswa-siswai di kelas eksperimen yang mendapat perlakuan model pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis lingkungan, terlihat lebih aktif dan antusias dalam melakukan eksperimen dengan menggunakan alat dan bahan yang berasal dari lingkungan siswa itu sendiri, hal ini dikarenakan siswa merasakan kemudahan dengan melakukan eksperimen yang menggunakan alat dan bahan yang mudah di dapatkan dari lingkungan sekitar mereka.

Siswa juga berhasil menggali sendiri materi yang sedang mereka pelajari, yakni hal-hal yang mempengaruhi laju reaksi dengan sumber buku

7

Sugeng Handayani, Model Pembelajaran Kooperatif dan Lembar Kerja Siswa Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menemukan Hubungan Antara Kuat Arus dengan Beda Potensial dan Hambatan, 2006

8

Devy Retno Saridewi yang berjudul Pengembangan Lembar Kerja Siswa Untuk Pembelajaran Permutasi dan Kombinasi dengan Pendekatan Kontekstual Untuk Siswa SMA Kelas XI

yang mereka baca dan praktikum yang mereka lakukan dengan menggunakan LKS berbasis alat dan bahan dari lingkungan.

Selain itu berdasarkan pengamatan peneliti, siswa-siswi yang diberi perlakuan berbeda dengan menggunakan LKS berbasis alat dan bahan dari lingkungan yaitu pada kelas eksperimen bukan hanya berhasil dalam meningkatkan hasil belajar mereka, tetapi mereka juga memiliki pandangan yang berbeda terkait pemanfaatan benda-benda yang ada di lingkungan sekitarnya. Mereka memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar mereka dengan memanfaatkan barang-barang yang tidak berguna menjadi alat dan bahan eksperimen.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan Lembar Kerja Siswa berbasis alat dan bahan dari lingkungan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dengan ditemukannya data yang menyatakan bahwa nilai yang didapatkan oleh kelas eksperimen lebih tinggi dari nilai yang didapatkan oleh kelas kontrol.

64

BAB V

Dokumen terkait