• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUJIAN RELE PROTEKSI PADA TRAFO DAYA 1 MVA DI UNIT 1 PEMBANGKIT PT. KRAKATAU DAYA LISTRIK

5.1 Rele Arus Lebih

5.1.1 Diagram Koordinasi Rele Arus Lebih

Gambar 5.1 Diagram rangkaian dasar rele arus lebih (overcurrent relay) Siemens 7SJ78

5.1.2 Perhitungan Setting Rele Arus Lebih Penyulang 6 kV

Penyetelan rele proteksi OCR menggunakan arus nominal penyulang sebesar 400 Ampere dan rasio CT penyulang adalah 100/5 A, rincian setting rele arus lebih lengkap ialah sebagai berikut :

78

Arus nominal pada bus 6 kV :  I n (6 kV)

=

. kVA

√  . kV = 98 A  rating transformator arus (6 kV) = 100/5 A Arus setting pada rele arus lebih pada bus 6 kV :

 I = 1,2 x 5 A = 7 A (untuk beban non mekanis) Untuk rele definite time :

d= 0,8 ; K fk  = 1,1  I =Kfk

Kd x In (sekunder trafo) A = ,

,8 x 5 A = 6,875 A dengan Kd : faktor arus kembali

fk  : faktor keamanan, antara 1,1-1,2 5.1.3 Pengujian Rele Arus Lebih

Rele arus lebih medapat masukan tegangan dua fase dari output trafo arus 100/5 A yang didefinisikan sebagai U1 dan U3, dipasang di sisi  feeder  6 kV. Selain itu, rele memerlukan sumber catu daya arus searah (DC) bantu untuk menyuplai tegangan 220 Vdc  yang bertujuan untuk pemakaian internal rele, yang masuk melalui kontaktor nomor 5 dan 6. Arus gangguan { I  sc) akan mengalir melewati empat bagian rele antara lain S1, S2, S3, S4 dan hanya akan mengalir di sekitar empat bagian rele tersebut. Masing-masing bagian memiliki peran untuk sensing arus sekaligus pengklasifikasian arus yang akan menentukan karakteristik kerja rele. I > mengindikasikan arus lebih yang akan mengarahkan rele bekerja secara definite time. Sedangkan I >> mengindikasikan arus hubung singkat yang akan mengarahkan rele bekerja secara instantaneous.

Kontaktor S1 & S2 bekerja apabila terjadi overcurrent atau arus lebih yang mengalir melewati rele sehingga rele bekerja dengan definite time. Dari hasil  pengujian, tripping  rele terjadi apabila arus yang melewati rele melebihi arus setting sebesar 7 A dengan batas waktu minimum untuk trip rele sebesar 0,9 detik. Rele dalam kondisi ON dan akan kembali ke kondisi normal apabila arus lebih melewati hanya

Atur Pambudi (10/296776/TK/36208)

Candra Prasetya Aji (10/305378/TK/37490) 79

 bertahan selama kurang dari 0,9 detik. Hasil pengujian menunjukkan bahwa koordinasi rele sudah cukup baik karena rele trip sesuai dengan waktu trip yang telah diatur pada rele,yakni sebesar 0,9 s. Walaupun terdapat selisih waktu trip sebesar 0,089 sekon, hal tersebut masih dalam batas toleransi kerja rele.

Apabila arus yang melewati rele lebih besar dari nominal arus trip minimum dari

karakteristik kerja definite time, maka rele akan beroperasi secara instantaneous atau dengan kata lain rele memiliki respon yang sangat cepat untuk melindungi sistem dari gangguan hubung singkat. Pada kondisi hubung singkat, kontaktor S3 otomatis akan ON dan arus Isc akan mengalir melewati rele waktu. Arus ini memicu kerja tripping coil   yang kemudian akan mengaktifkan kontaktor pada  socket X3 sehingga akan mengaktifkan pula kontaktor pada socket X1.

Pada socket X1, kontaktor yang bekerja ialah kontaktor nomor 15 dan 16 dimana dua kontaktor ini akan close, yang nantinya akan berfungsi dalam penyaluran arus hubung singkat ke circuit breaker . Pada setting  kerja rele yang menuntut waktu trip yang cepat seperti ini, rele dapat menahan besar arus gangguan hingga tiga kali lipat dari nilai nominalnya saat rele mulai trip.

Prosedur pengetesan kerja rele dilakukan dengan cara injeksi arus melalui probe 5 dengan menggunakan alat SVEKER 750/780, seperti yang ditunjukkan pada gambar 5.2. Tujuan dilakukan injeksi arus yakni sebagai suplai arus nominal pengganti agar nantinya dapat memicu kerja rele untuk melindungi sistem dari gangguan. Proses  pengetesan kerja maupun tes kelayakan rele arus lebih ini dapat dilakukan pada saat

sistem telah dibebani maupun belum.

Atur Pambudi (10/296776/TK/36208)

Candra Prasetya Aji (10/305378/TK/37490) 80

Gambar 5.3Keterangan Alat Pengujian Rele SVERKER 750/780

Spesifikasi alat penguji rele SVERKER 750/780 : 1. Rangkaian resistor

2. Indikator kondisi start & stop rele 3. LCD display

4. Fungsi freeze / HOLD 5.  Probe konektor

6.  Probe ammeter dan voltmeter 

7. Sumber arus

8. Sumber tegangan auxillary

9. Indikator status 10. Masukan timer  11. Saklar start  12.  Port USB

Atur Pambudi (10/296776/TK/36208)

Candra Prasetya Aji (10/305378/TK/37490) 81

Metode yang dilakukan agar proses pengetesan ini aman bagi kelangsungan kerja sistem ialah dengan cara membuat kontaktor nomor 15 dan 16 pada  socket  X1 dalam  posisi OFF sehingga CB tidak akan mendeteksi adanya gangguan. Prosedur proses  pengujian rele arus lebih akan dijelaskan lebih lanjut pada beberapa poin berikut ini :

Siapkan peralatan pengujian rele proteksi, dalam hal ini peralatan yang digunakan ialah 1 unit SVERKER 750/780 beserta peralatan pendukung, antara lain kabel probe untuk injeksi arus dan kabel tes lead untuk blocking kerja CB.  Probe untuk fungsi injeksi arus masukan dihubungkan dengan terminal dengan

range arus outputnya maksimal sebesar 10 A.

Langkah selanjutnya ialah menghubungkan  probe  dengan kontaktor nomor 5 yang mengatur arus masukan dari sekunder CT. Besar arus yang digantikan oleh SVERKER sama dengan yang terdapat pada CT yakni maksimal hingga 5A. Kabel tes lead  dihubungkan pada kontaktor nomor 15 dan 16 dengan tujuan agar

CB tidak mendeteksi gangguan karena rangkaian akan berubah menjadi rangkaian tertutup setelah kedua kontak tersebut dibuka.

Putar knob pengaturan arus masukan ke nilai arus masukan yang semakin besar hingga rele mendeteksi adanya arus gangguan, pada tahap ini akan dilakukan  pengamatan terhadap waktu kerja minimum rele. Kemudian turunkan untuk hingga tercapai keadaan saat rele kembali ke kondisi normal dan catat waktu yang tertera pada indikator digital di SVERKER 750/780.

Pengujian karakteristik instantaneous dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan reset  terhadap rele agar rele berada pada kondisi stand by kembali. Pindah probe injeksi ke nilai range arus yang lebih tinggi yakni 0 hingga 20 A. Tidak jauh berbeda dengan percobaan rele sebelumnya, knob arus diputar hingga

rele dapat mendeteksi adanya gangguan dan trip. Catat waktu trip minimum kerja intataneous rele kemudian turunkan arus secara per lahan hingga tidak ada lagi arus yang melewati rele.

Input hasil pengujian preventif ke dalam bentuk laporan inspeksi preventif terhadap rele dengan format laporan terlampir pada bab lampiran.

Atur Pambudi (10/296776/TK/36208)

Candra Prasetya Aji (10/305378/TK/37490) 82

Gambar 5.4 Pengujian rele arus lebih dengan SVERKER 750/780

Atur Pambudi (10/296776/TK/36208)

Candra Prasetya Aji (10/305378/TK/37490) 83

Atur Pambudi (10/296776/TK/36208)

Candra Prasetya Aji (10/305378/TK/37490) 84

Dari kurva di atas merupakan kurva koordinasi kerja rele sebagai komponen  proteksi untuk trafo daya 1 MVA CT-01. Pada kurva di atas dijelaskan karakteristik waktu tunda rele OCR apabila terjadi gangguan pada outgoing sistem bus 6 kV. Waktu kerja rele OCR tergantung dari nilai setting dan karakteristik waktunya. Elemen tunda waktu rele terbagi menjadi dua, yakni elemen low set dan elemen high set .

Elemen low set bekerja ketika terjadi gangguan dengan arus hubung singkat yang lebih kecil, sedangkan elemen high set  bekerja ketika terjadi hubungan dengan arus hubung singkat yang cukup besar. Pemilihan karakteristik tunda waktu dimaksudkan agar apabila terjadi gangguan dengan arus hubung singkat yang cukup besar (dalam kurva di atas ketik a terjadi gangguan dengan arus ≥  30A) maka rele akan segera memerintahkan circuit breaker  (CB) untuk segera mungkin trip.

Dari hasil  plotting   di atas, dapat diketahui adanya beberapa  setting dan koordinasi rele arus lebih tipe 7SJ78-P diantaranya adalah :

1. Setelan pick up dari rele OCR 7SJ78-P sudah tepat karena berada di sebelah kanan full load ampere (FLA) trafo.

2. Setelan tundaan waktu sudah sesuai dengan  setting   waktu trip  selama 0,9 sekon, serta setelan  pick up untuk karakteristik instantaneous  sudah bekerja secara tepat dengan melakukan trip pada Isc ≥ 30 A.

Atur Pambudi (10/296776/TK/36208)

Candra Prasetya Aji (10/305378/TK/37490) 85

5.2 Rele Buchholz 

5.2.1 Pengujian Rele Buchholz 

Pengujian rele buchholz   bertujuan untuk mengamankan lilitan terhadap gangguan di dalam trafo yang menimbulkan gas, yang disebabkan hubung singkat pada komponen trafo.

Gambar 5.7 Rele Buchholz 

Jika terjadi gangguan ringan didalam tangki trafo, semisal hubung singkat dalam kumparan, maka hal itu akan menimbulkan gas. Gas yang terbentuk akan terkumpul didalam rele pada saat perjalanan menuju tangki konservator, sehingga level minyak dalam rele akan turun dan menyebabkan kontak alarm bekerja. Sinyal alarm akibat adanya gangguan ringan disebut sinyal warning, kemudian sinyal tersebut di teruskan ke ruang kontrol.

Bila level minyak trafo turun akibat adanya kebocoran maka pelampung atas akan memberikan sinyal alarm dan bila penurunan minyak ini terus berlanjut maka  pelampung bawah akan memberikan sinyal trip. Jika terjadi busur api yang besar maka,

Atur Pambudi (10/296776/TK/36208)

Candra Prasetya Aji (10/305378/TK/37490) 86

kecepatan aliran minyak yang bergerak melalui rele buchholz . Pada kecepatan aliran tertentu pelampung bawah akan menutup kontak untuk memberikan sinyal trip. Sinyal alarm akibat adanya gangguan berat dan menyebabkan trip  disebut sinyal tripping, kemudian sinyal tersebut di teruskan ke ruang kontrol.

Pengujian Rele  Buchholz   pada Trafo CT-01 di PT. Krakatau Daya Listrik dilakukan 1 tahun sekali kecuali jika ada gangguan, pengujian ini bertujuan untuk menguji kinerja dan fungsi rele ketika ada gangguan ringan maupun gangguan berat. Pengujian mekanis dengan menggunakan test key dan pengujian pompa gas. Pengujian menggunakan test key dilakukan dengan cara memberikan sinyal warning dan sinyal tripping   secara manual melalui tombol yang ada di Rele  Buchholz . Sedangkan  pengujian menggunakan pompa gas yaitu dengan memasukan udara ke dalam rele buchholz  dan meyebabkan aktifnya sinyal warning dan sinyal tripping . Setelah selesai  pengujian gas akan dipompa keluar.

1. Pengujian manual dengan menggunakan test key. a. Sinyal warning.

Pengujian sinyal ini bertujuan untuk mensimulasikan adanya gangguan ringan pada rele buchholz , seperti adanya hubung singkat dalam kumparan. Pengujian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Buka tutup test key (Gambar 5.5).

2. Tekan test key (Gambar 5.6) turun sampai berhenti (sesuai anak panah). 3. Kemudian hubungi ruang kontol apakah sinyal tersebut diteruskan

dan terbaca sebagai sinyal warning. 4. Lepaskan test key.

5. Tutup kembali test key seperti semula.

6. Hubungi ruang kontrol apakah sinyal warning  sudah hilang.

7. Apabila sinyal warning  belum hilang, maka lakukan pengecekan secara menyeluruh. Terutama pada bagian terminal.

Atur Pambudi (10/296776/TK/36208)

Candra Prasetya Aji (10/305378/TK/37490) 87

Gambar 5.8 Membuka penutup test key.

Gambar 5.9 Menekan test key untuk memberikan sinyal warning

Test Ke

Tuas  pompa

Atur Pambudi (10/296776/TK/36208)

Candra Prasetya Aji (10/305378/TK/37490) 88

 b. Sinyal tripping.

Pengujian sinyal ini bertujuan untuk mensimulasikan adanya gangguan berat  pada rele buchholz , seperti adanya kebocoran minyak trafo atau adanya  busur api. Pengujian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Buka tutup test key (Gambar 5.5).

2. Putar test key kearah kiri (Gambar 5.7). 3. Tekan test key (Gambar 5.6) turun ke bawah.

4. Kemudian hubungi ruang kontrol apakah sinyal tersebut diteruskan dan terbaca sebagai sinyal tripping.

5. Lepaskan test key.

6. Tutup kembali test key seperti semula.

7. Hubungi ruang kontrol apakah sinyal tripping  sudah hilang.

8. Apabila sinyal warning  belum hilang, maka lakukan pengecekan secara menyeluruh. Terutama pada bagian terminal.

Gambar 5.10 Memutar kemudian menekan test key untuk memberikan sinyal warning 

Atur Pambudi (10/296776/TK/36208)

Candra Prasetya Aji (10/305378/TK/37490) 89

2. Pengujian menggunakan pompa gas

Pengujian ini bertujuan untuk mensimulasikan gangguan akibat adanya kandungan gas yang berlebihan pada minyak trafo. Ketika gas terkumpul di rele buchholz   maka hal ini menyebabkan level minyak trafo turun, sehingga  pelampung atas akan turun dan memberikan sinyal warning . Apabila gas yang terkumpul di rele buchholz   semakin banyak dan level minyak trafo di rele buchholz   semakin turun maka pelampung bawah akan turun dan memberikan sinyal tripping.  Langkah-langkah pengujian menggunakan pompa gas adalah sebagai berikut :

a. Sinyal warning.

Sinyal warning   terjadi ketika ada gas yang terkumpul di dalam rele buchholz , hal ini menyebabkan level minyak menjadi turun. Pelampung atas yang terendam minyak trafo juga akan turun. Maka sinyal warning  akan muncul.

Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut : 1. Buka penutup keran lubang angin.

2. Tekan tuas pompa ke bawah.(gambar 5.5)

3. Pompa gas ke dalam rele buchholz  melalui keran lubang angin dengan alat khusus sampai pelampung atas turun.

4. Kemudian hubungi ruang kontrol apakah sinyal tersebut diteruskan dan terbaca sebagai sinyal warning.

5. Kemudian tekan tuas pompa ke bawah agar gas yang tadi dipompa ke dalam rele buchholz  dapat menyembur keluar, sinyal warning akan hilang dan pelampung atas kembali naik.

6. Hubungi ruang kontrol apakah sinyal warning sudah hilang.

7. Apabila sinyal warning  belum hilang, maka lakukan pengecekan secara menyeluruh. Terutama pada bagian terminal.

Atur Pambudi (10/296776/TK/36208)

Candra Prasetya Aji (10/305378/TK/37490) 90

Gambar 5.11 Terminal warning  dan terminal tripping 

 b. Sinyal tripping.

Ketika alarm warning   dibiarkan maka hal ini akan memicu munculnya sinyal tripping, penumpukan gas di rele buchholz  semakin banyak hal ini menyebabkan level minyak trafo semakin menurun. Pelampung bawah yang teremdam minyak trafo akan ikut turun. Dan sinyal tripping   akan muncul.

Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut : 1. Buka penutup keran lubang angin.

2. Tekan tuas pompa ke bawah.(gambar 5.5)

3. Pompa gas ke dalam rele buchholz  melalui keran lubang angin dengan alat khusus sampai pelampung atas tidak teremdam minyak dan  pelampung bawah menjadi turun (gambar 5.9).

4. Kemudian hubungi ruang kontrol apakah sinyal tersebut diteruskan dan terbaca sebagai sinyal tripping.

5. Kemudian tekan tuas reset ke bawah agar gas yang tadi dipompa ke dalam rele buchholz   dapat menyembur keluar, sinyal tripping akan hilang dan level minyak kembali naik.

Terminal

tripping Terminal

Atur Pambudi (10/296776/TK/36208)

Candra Prasetya Aji (10/305378/TK/37490) 91

6. Hubungi ruang kontrol apakah sinyal tripping  sudah hilang.

7. Apabila sinyal tripping   belum hilang, maka lakukan pengecekan secara menyeluruh. Terutama pada bagian terminal.

8. Tutup kembali keran lubang angin.

Gambar 5.12 Pengujian Menggunakan Pompa Gas.

Dari data hasil pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa rele buchholz  masih  berfungsi dengan baik, pengujian sinyal warning dan sinyal tripping   baik secara manual dengan test key dan dengan menggunakan pompa gas, berjalan dengan baik dan terdeteksi di ruang kontrol.

Selang Pompa

Atur Pambudi (10/296776/TK/36208)

Candra Prasetya Aji (10/305378/TK/37490) 92

5.2.2 Gangguan Non Teknis Pada Rele Buchholz 

Munculnya sinyal warning dan tripping   biasanya disebabkan karena adanya gangguan pada rele buchholz yaitu dengan adanya gas yg terkandung pada minyak trafo akibat hubung singkat atau adanya busur api di dalam trafo. Terkadang sinyal warning   dan tripping   juga muncul karena adanya gangguan non teknis pada rele buchholz , padahal tidak ada gangguan di dalam trafo. Jenis gangguan non teknis yang  bisas muncul pada rele buchholz  adalah sebagai berikut :

1. Gangguan pada terminal elektronis rele buchholz .

Gangguan ini disebabkan karena adanya hubung singkat pada terminal warning atau hubung singkat pada terminal tripping  (gambar 5.6). Biasanya hal ini dapat terjadi apabila ada kebocoran pada seal kotak terminal sehingga air atau minyak trafo dapat masuk ke dalamnya.

2. Gangguan karena endapan minyak trafo di rele buchholz .

Gangguan ini disebabkan karena kualitas minyak trafo yang kurang baik sehingga terdapat banyak kotoran di dalamnya. Kotoran minyak trafo akan mengendap dan menempel pada pelampung, sehingga pelampung akan menjadi lebih berat dan tenggelam. Hal ini menyebabkan  set contact operation  pelampung akan bekerja atau close.

3. Gangguan karena rusaknya test key.

Gangguan ini disebabkan karena rusaknya test key  sehingga test contact operation bekerja.

5.3 Rele Oil-Temperature 

5.3.1 Pengujian Rele Oil-Temperature

Rele ini mempunyai sensor temperatur yang ditempatkan pada ruangan yang  berisi minyak, yang terletak di bagian atas tangki trafo. Sensor tersebut dihubungkan

ke instrumen (termometer dan kontak-kontak) melalui pipa kapiler. Kenaikan suhu minyak trafo dapat disebabkan karena adanya gangguan di dalam trafo seperti adanya hubung singkat dan adanya busur api. Kenaikan suhu pada minyak trafo dapat

Atur Pambudi (10/296776/TK/36208)

Candra Prasetya Aji (10/305378/TK/37490) 93

menyebabkan kerusakan isolasi yang ada didalam trafo itu sendiri, hal ini dapat menyebabkan trafo menjadi rusak.

Pengujian rele oil-temperature  bertujuan untuk mengetahui fungsi rele dapat  beroperasi ketika ada gangguan yang menyebabkan suhu minyak trafo menjadi

meningkat dan melebihi batas maksimal yang ditentukan.

Pada indikator rele oil-temperature terdapat 2 jarum indikator, yaitu jarum yang  berwarna hitam dan jarum yang berwarna merah. Jarum berwarna hitam menunjukan suhu aktual minyak trafo saat itu, sedangkan jarum berwarna merah menunjukan suhu tertinggi yang pernah dicapai oleh minyak trafo. Untuk mengatur suhu warning dan suhu tripping , menggunakan bendera merah dan hitam yang terletak pada bagian atas skala pengukuran. Bendera merah untuk warning dan bendera hitam untuk tripping.

Setting  nilai suhu warning  pada rele oil-temperature yang terpasang pada trafo 1 MVA CT-01 pada PT. Krakatau Daya Listrik adalah sebesar 70ºC, sedangkan untuk suhu tripping sebesar 80ºC. Pengujian fungsi rele oil-temperatur dilakukan 1 tahun sekali kecuali jika ada gangguan.

Gambar 5.13 Indikator Rele Oil-Temperature

Bendera Tripping Bendera Warning 

Atur Pambudi (10/296776/TK/36208)

Candra Prasetya Aji (10/305378/TK/37490) 94

Pada pengujian rele oil-temperature Trafo CT-01 di PT. Krakatau Daya Listrik dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Pengujian alarm warning.

1. Buka penutup kaca indikator rele.

2. Setelah dibuka, ubah setting alarm warning, dengan cara menggeser bendera merah hingga mencapai nilai dibawah suhu aktual (gambar 5.11).

3. Kemudian hubungi ruang kontrol apakah sinyal tersebut diteruskan dan terbaca sebagai sinyal warning.

4. Apabila ingin mengatur nilai suhu warning kembali ke  settingan semula , geser bendera merah kembali ke suhu warning .

5. Reset bendera merah kembali ke suhu aktual (gambar 5.12). 6. Pasang kembali kaca indikator.

7. Hubungi ruang kontrol apakah sinyal warning  sudah hilang.

Gambar 5.14 Penggeseran bendera merah

Bendera Merah

Atur Pambudi (10/296776/TK/36208)

Candra Prasetya Aji (10/305378/TK/37490) 95

Gambar 5.15 Pengaturan ulang jarum merah ke suhu aktual

 b. Pengujian alarm tripping.

1. Buka penutup kaca indikator rele.

2. Setelah dibuka, ubah setting alarm tripping, dengan cara menggeser bendera hitam hingga mencapai nilai dibawah suhu aktual (gambar 5.13).

3. Kemudian hubungi ruang kontrol apakah sinyal tersebut diteruskan dan terbaca sebagai sinyal tripping.

4. Apabila ingin mengatur nilai suhu tripping kembali ke  settingan semula , geser bendera hitam kembali ke suhu tripping .

5. Reset bendera merah kembali ke suhu aktual (gambar 5.12). 6. Pasang kembali kaca indikator.

Atur Pambudi (10/296776/TK/36208)

Candra Prasetya Aji (10/305378/TK/37490) 96

Gambar 5.16 Penggeseran bendera hitam

Dari data hasil pengujian pada Tabel 5.2 dapat disimpulkan bahwa rele oil-temperature  masih berfungsi dengan baik, pengujian sinyal warning dan sinyal tripping   dengan menggeser bendera  setting , berjalan dengan baik dan terdeteksi di ruang kontrol. Besar nilai suhu pada indikator dan yang tertampil pada display ruang kontrol memiliki selisih dan masih bisa ditoleransi. Suhu trafo CT-01 pada saat  beroperasi normal berkisar antara 30-36ºC.

Bendera hitam

Atur Pambudi (10/296776/TK/36208)

Candra Prasetya Aji (10/305378/TK/37490) 97

5.3.2 Gangguan Non Teknis Pada Rele Oil-Temperature

Munculnya sinyal warning dan tripping   biasanya disebabkan karena adanya gangguan pada trafoyang terdeteksi oleh rele oil-temperatute yaitu dengan adanya kenaikan suhu melebihi batas pada minyak trafo akibat hubung singkat atau adanya  busur api di dalam trafo. Terkadang sinyal warning  dan tripping  juga muncul karena

adanya gangguan non teknis pada rele oil-temperatute, padahal tidak ada gangguan di dalam trafo. Jenis gangguan non teknis yang bisas muncul pada rele oil-temperatute adalah sebagai berikut :

1. Gangguan pada terminal elektronis rele oil-temperatute.

Gangguan ini disebabkan karena adanya hubung singkat pada terminal warning atau hubung singkat pada terminal tripping . Biasanya hal ini dapat terjadi apabila ada kebocoran pada seal kotak terminal sehingga air dapat masuk ke dalamnya dan menyebabkan hubung singkat atau disebabkan oleh masuknya serangga dan  jamur yang menempel terminal, sehingga konduktivitasnya turun.

2. Gangguan karena kerusakan indikator.

Gangguan ini disebabkan kerusakan pada indikator. Sehingga terjadi hubung singkat pada terminal.

Atur Pambudi (10/296776/TK/36208)

Candra Prasetya Aji (10/305378/TK/37490) 98

5.4 Laporan Hasil Pengujian

5.4.1 Laporan Hasil Pengujian Rele Arus Lebih

Atur Pambudi (10/296776/TK/36208)

Candra Prasetya Aji (10/305378/TK/37490) 99

5.4.2 Laporan Hasil Pengujian Rele Buchholz  dan Rele Oil-Temperature

Atur Pambudi (10/296776/TK/36208)

Candra Prasetya Aji (10/305378/TK/37490) 100

BAB VI

ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN OPERASIONAL RELE PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA 1 MVA CT-01

6.1 Analisis Kelayakan Rele Proteksi

6.1.1 Rele Arus Lebih (Over cur r ent Rel ay )

Gambar 6.1 Grafik Pengujian Waktu Respon Rele Arus Lebih

Grafik di atas menujukkan hasil pengujian lama respon kerja rele ketika gangguan berlangsung. Pengujian operasi rele dilakukan rutin setelah satu tahun  pemakaian rele untuk sistem proteksi trafo daya CT-01. Pada karakteristik kerja

definit waktu, terlihat rele diatur dengan waktu trip minimum sebesar 0,9 sekon. Analisis hasil pengujian rele memakai basis data dari laporan pengujian empat tahun terakhir, yakni pada tahun 2011, 2012, 2013 dan yang terkhir pada tahun 2014. Untuk mendapatkan informasi tentang tingkat keandalan rele, dilakukan dengan perhitungan selisih waktu kerja dan waktu setting  yang dinyatakan sebagai