• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

4.2. Pengujian Sistem

Pada tahap ini akan dilakukan pengujian apakah sistem berhasil melakukan proses enkripsi serta dekripsi citra menggunakan teknik transposisi segitiga dan algoritma RSA-CRT. Citra yang akan dienkripsi adalah citra yang berukuran 500 x 500 piksel.

Tampilan dari citra yang akan dienkripsi dapat dilihat pada Gambar 4.9.

Gambar 4.9 Citra 500 x 500 piksel

Gambar 4.9 menampilkan sebuah citra dengan ukuran 500 x 500 piksel.

4.2.1. Pengujian Encryption Transposisi Segitiga

Pada tahap ini pertama dilakukan dengan cara menekan button "Open" pada GroupBox "Plainimage" untuk menginputkan file citra yang akan dienkripsi.

Kemudian tekan button "Encryption" pada GroupBox "Process" untuk mengenkripsi pesan. Dan sistem akan menampilkan hasil enkripsi citra pada GroupBox

"Cipherimage (C1)" serta hasil waktu eksekusi proses (ms) yang dapat dilihat pada GroupBox "Process". Tampilan dari hasil proses enkripsi dapat dilihat pada Gambar 4.10.

Gambar 4.10 Hasil Proses Enkripsi Transposisi Segitiga

Gambar 4.10 menunjukkan hasil enkripsi citra tahap pertama. Piksel-piksel citra hasil enkripsi ini dapat dilihat pada GroupBox "Cipherimage (C1)".

4.2.2. Pengujian Penyimpanan Citra Hasil Enkripsi

Penyimpanan citra hasil enkripsi dilakukan dengan cara menekan button “Save”.

Setelah itu akan muncul kotak dialog untuk menyimpan sebuah file. Tampilan dari proses penyimpanan citra hasil enkripsi dapat dilihat pada Gambar 4.11.

Gambar 4.11 Proses Penyimpanan Hasil Enkripsi Citra

Pada Gambar 4.11 citra hasil enkripsi akan disimpan dalam Data (D:)/user/Ihsan/Seminar Hasil/TES PROGRAM dengan nama file Cipher transposisi segitiga.bmp.

4.2.3. Pengujian Encryption RSA-CRT

Enkripsi pada tahap kedua ini pertama dilakukan dengan cara menekan button

"Open" untuk menginputkan file citra dimana file yang akan digunakan adalah file

"Cipher transposisi segitiga.bmp". Kemudian yang kedua dilakukan proses pengacakan kunci dengan mengacak bilangan prima dengan cara menekan button

"Get Key". Kemudian yang ketiga dilakukan proses enkripsi dengan cara menekan button "Encryption" dan sistem akan melakukan proses enkripsi dan menyimpan file hasil enkripsi dengan ekstensi *.crc serta menampilkan hasil waktu eksekusi proses

(ms). Tampilan dari hasil proses enkripsi tahap kedua ini dapat dilihat pada Gambar 4.12.

Gambar 4.12 Proses Encryption RSA-CRT

Pada Gambar 4.12 citra hasil enkripsi akan disimpan dalam Data (D:)/user/Ihsan/Seminar Hasil/TES PROGRAM dengan nama file Cipher RSA-CRT.crc yang sudah dikonversikan kedalam filetext.

4.2.4. Pengujian Decryption RSA-CRT

Pada tahap dekripsi RSA-CRT pertama dilakukan dengan cara menekan button

"Open Ciphertext" untuk menginputkan file yang akan didekripsi dimana file yang digunakan adalah "Cipher RSA-CRT.crc". Kemudian inputkan dengan menekan Button "Input Key" dimana sistem akan menginputkan kunci privat (p,q,dP,dQ,qInv).

Selanjutnya lakukan proses dekripsi dengan cara menekan button "Decryption".

Tampilan dari hasil proses enkripsi tahap kedua ini dapat dilihat pada Gambar 4.13.

Gambar 4.13 Hasil Decryption RSA-CRT

Pada Gambar 4.13 menunjukkan hasil dekripsi file "Cipher RSA-CRT.crc".

Piksel-piksel citra hasil enkripsi ini dapat dilihat pada GroupBox "Cipherimage (C1)".

4.2.5. Pengujian Decryption Transposisi Segitiga

Pada tahap ini pertama dilakukan dengan cara menekan button "Open" pada GroupBox "Cipherimage (C1)" untuk menginputkan file citra yang akan didekripsi.

Kemudian tekan button "Decryption" pada GroupBox "Process" untuk mendekripsi pesan. Dan sistem akan menampilkan hasil dekripsi citra pada GroupBox

"Plainimage" serta hasil waktu eksekusi proses (ms) yang dapat dilihat pada GroupBox "Process". Tampilan dari hasil proses enkripsi dapat dilihat pada Gambar 4.14.

Gambar 4.14 Hasil Decryption Transposisi Segitiga

Pada Gambar 4.14 menunjukkan hasil dekripsi citra "Cipher Transposisi Segitiga.bmp". Piksel-piksel citra hasil dekripsi ini dapat dilihat pada GroupBox

"Plainimge".

Dapat dilihat hasil dalam skema kerja Super Enkripsi menggunakan kombinasi teknik Transposisi Segitiga dan algoritma RSA-CRT menunjukkan kesesuaian plainimage dengan hasil dekripsi terakhir dari fungsi dekripsi Transposisi Segitiga. Hal tersebut membuktikan bahwa kombinasi kedua algoritma kriptografi Transposisi Segitiga dan RSA-CRT memenuhi parameter keutuhan data.

4.2.6. Perhitungan Manual

Berdasarkan pada Gambar 4.9 yang digunakan dalam pengujian sistem di atas, akan dilakukan perhitungan manual dengan mengambil piksel (0,0), (0,1), (1,0), dan (1,1).

Nilai citra Bitmap R,G,B piksel (0,0) = (224,128,64), piksel (0,1) = (224,192,0), piksel (1,0) = (128,0,64), dan piksel (1,1) = (112,146,190). Kemudian kunci yang

 Kprivat = (dP,dQ,qInv,p,q) dimana nilai dP = 15, dQ = 1, qInv = 7, p = 59, dan q = 17.

Maka proses perhitungan enkripsi dan dekripsi dapat dilihat dibawah ini :

Gambar 4.15 Pengambilan piksel dengan ukuran 2x2 {(0,0),(0,1),(1,0),(1,1)}.

Pada Gambar 4.15 menampilkan piksel ukuran 2x2 {(0,0),(0,1),(1,0),(1,1)}.

1. Enkripsi Plainimage (p) menggunakan fungsi enkripsi Transposisi Segitiga :

Gambar 4.16 Proses Enkripsi Transposisi Segitiga Pada Plainimage Pada Gambar 4.16 Untuk mendapatkan cipherimage (C1), pembacaan transposisi segitiga dilakukan dari kolom paling kiri, sehingga cipherimage yang terbentuk dapat dilihat pada Gambar 4.17 :

0 1

Gambar 4.17 Hasil Enkripsi Transposisi Segitiga Pada Gambar 4.17 menampilkan hasil dari enkripsi transposisi segitiga.

2. Enkripsikan kembali hasil dari enkripsi transposisi segitiga dengan menggunakan fungsi enkripsi RSA-CRT :

 Enkripsi piksel (0,0) :

3. Kemudian hasil enkripsi citra dikonversikan menjadi filetext dengan cara mengubah hasil enkripsi kedalam format hexadecimal :

Piksel (0,0) = 56(16) 4F(16) 10(16) 7F(16) 0F(16)

Piksel (0,1) = 56(16) 4F(16) 77(16) FF(16) 43(16) 8F(16)

Piksel (1,0) = 56(16) 4F(16) 0F(16) 43(16) 8F(16)

Piksel (1,1) = 95(16) FF(16) 84(16) 3F(16) 59(16) 8F(16)

Dimana F adalah sebagai pembatas antar cipher.

4. Untuk mengembalikan ciphertext, ubah kembali format hexadecimal kedalam format decimal. Kemudian lakukan dekripsi dengan fungsi dekripsi RSA-CRT :

 m1 = cdP mod p

 Dekripsi piksel (0,1) :

h = 7(5 - 13) mod 59 = 3

Maka didapatkan kembali nilai-nilai hasil dari pendekripsian RSA-CRT, yaitu :

 Piksel (0,0) dengan nilai RGB (224,192,0).

 Piksel (0,1) dengan nilai RGB (224,128,64).

 Piksel (1,0) dengan nilai RGB (128,0,64).

 Piksel (1,1) dengan nilai RGB (112,146,190).

5. Untuk mengembalikan Cipherimage (C1) yang telah ditransposisi, dilakukan penyusunan kembali piksel kedalam segitiga, dengan piksel pertama menduduki kolom paling kiri dan dibaca dari baris atas ke bawah. Sehingga hasil dari Cipherimage (C1) dapat dilihat pada Gambar 4.18.

Gambar 4.18 Proses Dekripsi Transposisi Segitiga

Pada Gambar 4.18 menunjukkan proses penyusunan dekripsi transposisi segitiga dengan piksel pertama menduduki kolom paling kiri dan dibaca dari baris atas ke bawah, sehingga citra yang terbentuk dapat dilihat pada Gambar 4.19 :

0 1

Gambar 4.19 Hasil Dekripsi Transposisi Segitiga Pada Gambar 4.19 menampilkan hasil dari dekripsi transposisi segitiga.

Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa citra yang telah dienkripsi akan kembali seperti semula setelah dilakukannya proses dekripsi.

4.2.7. Pengujian Keutuhan Data

Pada pengujian keutuhan data akan dilakukan pembandingan dua buah citra yaitu, citra asli sebelum proses enkripsi dan dekripsi dengan citra hasil setelah proses enkripsi dan dekripsi. Pengujian keutuhan data dapat dilihat pada Gambar 4.20.

Gambar 4.20 Pengujian Keutuhan Data

Pada Gambar 4.20 menampilkan hasil proses komparasi pada citra asli sebelum enkripsi dan dekripsi dengan ukuran 500x500 dan citra hasil setelah enkripsi dan dekripsi dengan ukuran 500x500 dimana hasil dari komparasi kedua citra tersebut adalah sama (verified). Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan Transposisi segitiga dan RSA-CRT memenuhi parameter keutuhan data.

4.2.8. Pengujian Sistem Terhadap Waktu Proses

Pengujian sitem terhadap waktu proses akan dilakukan dua pengujian, yaitu pengujian perbandingan ukuran citra dengan waktu proses dan pengujian perbandingan nilai e pada kunci RSA-CRT dengan waktu proses. Pada pengujian pertama menggunakan sepuluh citra yang mempunyai ukuran yang berbeda, yaitu citra 100x100 piksel, citra 200x200 piksel, citra 300x300 piksel, citra 400x400 piksel, citra 500x500 piksel, citra 600x600 piksel, dan citra 700x700 piksel, citra 800x800 piksel, citra 900x900 piksel, citra 1000x1000 piksel, dan akan menggunakan kunci RSA-CRT yang sama. Setiap citra akan diuji terhadap waktu proses yang digunakan.

Waktu proses pada citra dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Perbandingan Ukuran Citra dengan Waktu proses 100x100 0.0290016 0.4420253 0.2028004 0.0312 0.176256825 200x200 0.1872003 1.0296018 0.4680009 0.1716003 0.464100825 300x300 0.2652004 2.2966051 1.0332055 0.2626012 0.96440305 400x400 0.4524008 3.8906097 1.8280051 0.595603 1.69165465 500x500 0.7552026 5.6464125 2.7894091 0.7020013 2.473256375 600x600 1.0310027 9.1674193 4.042209 1.2962033 3.884208575 700x700 1.8280051 12.1784272 5.6732157 1.765605 5.36131325 800x800 2.297006 16.2262398 7.3888178 2.4062062 7.07956745 900x900 2.4062061 21.7288554 9.2378242 3.0618082 9.108673475 1000x1000 3.0024083 24.8738579 11.7818313 3.1418085 10.6999765

Pada Tabel 4.1 terdapat enam buah kolom. Kolom pertama adalah resolusi citra dengan berbagai macam ukuran, kolom kedua adalah hasil enkripsi citra dari transposisi segitiga, kolom ketiga adalah hasil enkripsi citra dari RSA-CRT, kolom keempat adalah hasil dekripsi citra dari RSA-CRT, kolom kelima adalah hasil dekripsi citra dari transposisi segitiga, dan kolom keenam adalah rata-rata waktu yang didapat dari proses enkripsi transposisi segitiga, enkripsi CRT, dekripsi RSA-CRT, dan dekripsi transposisi segitiga. Dari pengujian proses enkripsi dan dekripsi menggunakan citra dengan ukuran citra 100x100 piksel, citra 200x200 piksel, citra 300x300 piksel, citra 400x400 piksel, citra 500x500 piksel, citra 600x600 piksel, citra 700x700 piksel, citra 800x800 piksel, citra 900x900 piksel, dan citra 1000x1000 piksel. didapatlah waktu rata-rata untuk masing-masing eksekusi yaitu

9.108673475 sekon, dan 10.6999765 sekon. Hubungan waktu proses enkripsi dan dekripsi terhadap ukuran dari suatu citra dapat dilihat pada Gambar 4.21.

Gambar 4.21 Grafik Hubungan Ukuran Citra dengan Waktu

Pada Gambar 4.21 ditunjukkan waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi citra berukuran 100x100 piksel adalah 0.1 sekon, waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi citra 200x200 piksel adalah 0.4 sekon, waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi citra 300x300 piksel adalah 0.9 sekon, waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi citra 400x400 piksel adalah 1.6 sekon, waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi citra 500x500 piksel adalah 2.4 sekon, waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi citra 600x600 piksel adalah 3.8 sekon, waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi citra 700x700 piksel adalah 5.3 sekon, waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi citra 800x800 piksel adalah 7.0 sekon, waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi citra 900x900 piksel adalah 9.1 sekon sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk mengenkripsi citra berukuran 1000x1000 piksel adalah 10.6 sekon.

Pada Gambar 4.21 dapat dilihat bahwa hubungan antara ukuran piksel dari suatu citra berbanding lurus linear terhadap waktu proses enkripsi dan dekripsi.

Artinya, semakin besar ukuran piksel, maka waktu yang digunakan untuk eksekusi program juga semakin lama.

Selanjutnya pada pengujian kedua dilakukan lima kali pengujian menggunakan satu buah citra berukuran 500x500 piksel dengan nilai e pada kunci RSA-CRT yang berbeda-beda. Pada Setiap citra dengan nilai e pada kunci RSA-CRT yang berbeda akan diuji terhadap waktu proses yang digunakan. Waktu proses pada citra dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Perbandingan Nilai e Pada Kunci RSA-CRT dengan Waktu proses

Nilai e 41 1.0906385 2.8588631 3.6009573 1.0611348 2.152898425 113 1.0326311 3.8724917 4.4565659 1.0916386 2.613331825 681 1.0791371 21.0401718 5.9197517 1.039132 7.26954815 1523 1.0846377 70.2739237 6.8288671 1.0616348 19.81226583 8123 1.0616348 1856.9848072 12.3485681 1.0121285 467.8517847

Pada Tabel 4.2 terdapat enam buah kolom. Kolom pertama adalah nilai e yang digunakan pada kunci RSA-CRT, kolom kedua adalah hasil enkripsi citra dari transposisi segitiga, kolom ketiga adalah hasil enkripsi citra dari RSA-CRT, kolom keempat adalah hasil dekripsi citra dari RSA-CRT, kolom kelima adalah hasil dekripsi citra dari transposisi segitiga, dan kolom keenam adalah rata-rata waktu yang didapat dari proses enkripsi transposisi segitiga, enkripsi CRT, dekripsi RSA-CRT, dan dekripsi transposisi segitiga. Dari pengujian proses enkripsi dan dekripsi menggunakan citra dengan ukuran 500x500 piksel serta menggunakan nilai e yang berbeda-beda, maka didapatlah waktu rata-rata untuk masing-masing eksekusi yaitu 0.176256825 sekon, 0.464100825 sekon, 0.96440305 sekon, 1.69165465 sekon, dan 10.6999765 sekon. Hubungan waktu proses enkripsi dan dekripsi terhadap nilai e

Gambar 4.22 Grafik Hubungan Nilai e Pada Kunci RSA-CRT dengan Waktu Pada Gambar 4.22 ditunjukkan waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi citra berukuran 500x500 piksel dengan nilai e = 41 adalah 2.1 sekon, waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi citra 500x500 piksel dengan nilai e = 113 adalah 2.6 sekon, waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi citra 500x500 piksel dengan nilai e = 681 adalah 7.2 sekon, waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi citra 500x500 piksel dengan nilai e = 1523 adalah 19.8 sekon, waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi citra 500x500 piksel dengan nilai e = 8123 adalah 467.8 sekon.

Pada Gambar 4.22 dapat dilihat bahwa hubungan antara nilai e pada kunci RSA-CRT berbanding lurus linear terhadap waktu proses enkripsi pada RSA-CRT.

Artinya, semakin besar nilai e pada kunci RSA-CRT, maka waktu yang digunakan untuk eksekusi program juga semakin lama.

BAB 5

Dokumen terkait